untuk mendapatkan anak yang sholeh, bukan semata cara untuk mengekang
menyalurkan naluri saja. Sekali lagi bukan alasan tersebut diatas. Akan tetapi lebih
dari itu Islam memandang bahwa pernikahan sebagai salah satu jalan untuk
Pada surat Ar-Ruum ayat 21 terdapat tiga kata yang saling berkaitan,
sebagian lainnya, yang sebelumnya tidak saling mengenal, tidak saling mencintai
dan mengasihi. Kemudian timbullah ketenangan dalam jiwa, tumbuh rasa saling
mencintai, hingga tertanam kasih sayang di antara keduanya dan seisi rumah
tangga.
Karena itulah, maka rasa kasih sayang yang tertanam sebagai fitrah Allah
Sang suami sebagai kepala rumah tangga, atau dalam hadits disebut
anggota keluarganya menuju ridha Allah, bukan menuntut apa-apa yang menjadi
keinginan nafsunya.
membangun ikatan hati yang kuat. Dan sekuat-kuat pengikat hati adalah iman.
Semakin kuat iman seseorang, semakin kuat pula ikatan hatinya dalam rumah
Untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang
perkawinan), bukan dengan cara yang sangat kotor seperti cara-cara orang
sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo,
kotor dan keji, yang telah menurunkan martababat manusia yang luhur.
WAJIB.
Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi
peribadatan dan amal shalih disamping ibadat dan amal-amal shalih yang
Benar”.”
istrinya (di tempat halal), mereka akan memperoleh pahala!”. (Hadits Shahih
Riwayat Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa’I dengan sanad yang
Shahih).
mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu anak yang Shalih
Islam yang benar. Kita sebut demikian karena banyak “Lembaga Pendidikan
Islam”, tetapi isi dan caranya tidak Islami. Sehingga banyak kita lihat anak-
Oleh karena itu, suami istri bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan
mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar.