Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PARASITOLOGI

Identifikasi Morfologi Parasit Plasmodium falciparum

Dosen Pembimbing :
Rifqoh, S.Pd.,M.Sc

Disusun oleh :
1. Muhammad Ehsan P07134218142
2. Akhmad Rida’an P07134218121
3. Nelza Medyasva Wintyaswan P07134218147
4. Ajrina Tri Yuniarti P07134218120
5. Nidha Pusvita P07134218148
6. Amalia Nor Afifah P07134218122
7. Nili Norhafiizhah P07134218149
8. Amanda Safira Novitasari P07134218123
9. Norhafizah Mulia Sari P07134218150
10. Anggi Safira Maulida P07134218124
11. Siti Husniar Alifah H. P07134218163
12. Mentari Salsabila P07134218140

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN
2019

i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya Makalah
Parasitologi yang berjudul Identifikasi Morfologi Parasit Plasmodium falciparum dapat
diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan Proses Belajar Mengajar bagi
mahasiswa jurusan Teknologi Laboratorium Medik Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Banjarmasin, khususnya pada program studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medik .

Adanya Makalah ini dapat kiranya memperlancar proses belajar Parasitologi pada
semester III di Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medik, dan pada
penyusunan selanjutnya hendaknya lebih baik.

Banjarbaru, 18 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................................1
C. Manfaat.................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Morfologi Plasmodium falciparum.......................................................................................2


B. Gambar Morfologi Plasmodium falciparum.........................................................................4

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plasmodium adalah genus milik sekelompok protozoa yang bersifat parasit. Saat ini
sudah teridentifikasi lebih dari 200 spesies genus ini, dimana sekitar 10 spesies menginfeksi
manusia. Spesies yang paling mematikan adalah Plasmodium falciparum, yang dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan dan kematian pada manusia. Infeksi akut oleh spesies
ini jika tidak ditangani dapat membahayakan jiwa, sedangkan infeksi kronis dapat
menyebabkan anemia berat.
Plasmodium membutuhkan dua organisme untuk menjalani siklus hidupnya, yaitu
vektor nyamuk dan inang vertebrata. Studi ekstensif telah dilakukan pada Plasmodium
falciparum, sebab protozoa ini menyebabkan penyakit malaria yang sangat mematikan bagi
manusia. Siklus hidup protozoa ini sangat kompleks, dan juga protozoa ini mengalami
perubahan-perubahan selama transmisi.
Plasmodium ini berada di dalam kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dalam
bentuk sporozoit. Diketahui 68 spesies nyamuk Anopheles yang dapat menularkan malaria.
Plasmodium falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang
paling berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia,
yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Saat ini,
Plasmodium falciparum merupakan salah satu spesies penyebab malaria yang paling banyak
diteliti. Hal tersebut karena spesies ini banyak menyebabkan angka kesakitan dan kematian
pada manusia.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi morfologi dari parasit
Plasmodium falciparum.

C. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui morfologi dari
parasit Plasmodium falciparum.
BAB III

PEMBAHASAN

1
Kingdom : Chromalveolata

Phylum : Apicomplexa

Class : Aconoidasida

Order : Haemosporida

Family : Plasmodiidae

Genus : Plasmodium

Species : Plasmodium falciparum

A. Morfologi Plasmodium falciparum

Plasmodium falciparum adalah protozoa parasit, salah satu spesies Plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Protozoa ini masuk pada tubuh manusia
melalui nyamuk Anopheles betina. Plasmodium falciparum menyebabkan infeksi paling
berbahaya dan memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria tertinggi. Nama penyakit
yang di akibatkan oleh Plamodium falciparum adalah malaria falciparum atau sering di
sebut malaria tropikana. Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk
Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya. Parasit ini
ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini
terbesar di seluruh kepulauan.
Parasit ini merupakan spesies yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya
dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Perkembangan aseksual dalam hati hanya
menyangkut fase preritrosit saja, tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat
dalam hati adalah skizon yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi.
Jumlah merozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium
trofosoit muda Plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter
eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin, bentuk pinggir (marginal) dan
bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu
eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin
ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh spesies
2
plasmodium lain pada manusia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada
Plasmodium falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis spesies.
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran
seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eritrosit dan mungkin dapat disangka
parasit Plasmodium malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen.
Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam
darah tepi, kecuali pada kasus berat (perniseosa).

1. Stadium trofozoit muda


 Bentuk cincin, koma, tanda seru, dan lidah api.
 Bentuk cincin dua inti.
 Bentuk accole (posisi di tepi eritrosit seperti burung).

2. Stadium trofozoit lanjut


 Inti merah, melebar padat.
 Sitoplasma kebiruan dan melebar.
 Tampak pigmen kuning kecoklatan.
 Tampak titik maurer.

3. Skizon Matang
 Jumlah inti lebih dari 10 (antara 10-32) berwarna merah, kecil dan padat. Setiap inti
dikelilingi oleh sitoplasma.
 Sitoplasma berwarna kebiruan dan tebal menyertai masing-masing inti.
 Pigmen berwarna tengguli kehitaman dan menggumpal.
 Parasit tidak memenuhi seluruh eritrosit.

4. Stadium Gametosit
Bentuk stadium ini seperti sosis, pisang, bulan sabit, lonjong.
3
a. Makrogametosit (Betina)
 Langsing (ujung runcing).
 Inti merah, kompak, padat.
 Sitoplasma kebiruan.
 Pigmen berwarna coklat tua dan batang mengelilingi inti.
b. Mikrogametosit (Jantan)
 Inti merah dan menyebar.
 Sitoplasma biru kemerahan.
 Pigmen berwarna coklat tua dan batang menyebar.

B. Gambar Morfologi Plasmodium falciparum

4
5
BAB III
KESIMPULAN

Plasmodium falciparum berkembang secara aseksual dalam hati hanya menyangkut


fase preritrosit saja, tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati
adalah skizon yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi.
Jumlah merozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium
trofosoit muda Plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter
eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin, bentuk pinggir (marginal) dan
bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu
eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin
ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh spesies
plasmodium lain pada manusia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada
Plasmodium falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis spesies.
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran
seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eritrosit dan mungkin dapat disangka
parasit Plasmodium malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen.
Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam
darah tepi, kecuali pada kasus berat (perniseosa).

6
DAFTAR PUSTAKA

Garcia, Lynne S dan David A Brucker. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

W. Brown, Harold. 1979. Dasar-Dasar Parasitologi. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai