HIDROKARBON AROMATIK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik
Dosen : Rhahmasari Ismet S.Si., M.Sc.
Disusun oleh:
( Kelompok 9 )
Napsan (181010950047)
Wahyu Kurniawan (181010950049)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “HIDROKARBON AROMATIK” ini tepat pada waktunya dalam
memenuhi tugas KIMIA ORGANIK I.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Untaian terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang kimia hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur atom karbon (C) dan atom hidrokarbon (H). Seluruh hidrokarbon memiliki
rantai karbon dan atom atom hidrogen yang berkaitan dengan rantai-rantai
tersebut. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom
karbon dan empat atom hidrogen, CH4. Etana adalah hidrokarbon yang terdiri dari
dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat
tiga atom karbon, C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan lain-lain.
4
Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon :
1. Hidrokarbon Aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik
2. Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana yang tidak memiliki ikatan
rangkap atau aromatik
3. Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
antara atom-atom karbon yang dibagi menjadi Alkena dan Alkuna.
Tiap-tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat atom lain atau
maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Jumlah atom hidrogen dapat ditentukan
dari jenis hidrokarbonnya.
- Alkana : CnH2n+2
- Alkena : CnH2n
- Alkuna : CnH2n-2
- Hidrokarbon Siklis : CnH2n
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Hidrokarbon tak jenuh yang disebut hidrokarbon aromatik adalah
hidrokarbon siklik yang memiliki ikatan ganda. Senyawa ini memiliki enam atom
karbon dalam cincin dengan ikatan tunggal dan ganda selang seling. Hidrokarbon
aromatik yang lebih besar terdiri dari dua atau lebih cincin yang bergabung
bersama oleh ikatan antara atom karbon mereka. Nama hidrokarbon aromatik
berasal dari aroma mereka yang kuat atau bau. Itu sebabnya mereka digunakan
dalam penyegar udara dan kapur barus. Hidrokarbon aromatik yang terkecil
adalah benzena yang memiliki satu cincin. Adanya ikatan rangkap yang
terkonjugasi (selang-seling) pada benzena menjadikan senyawa hidrokarbon ini
sebagai molekul yang relatif stabil dan bersifat khas. Kestabilan benzena
ditunjukan oleh lambatnya reaksi benzen dengan halogen.
Struktur benzena
7
Senyawa yang mengandung cincin benzena dikenal dengan nama senyawa
aromatis. Senyawa aromatis dapat berisi satu, dua, tiga atau lebih cincin benzena.
Benzena adalah suatu komponen dalam minyak bumi dan merupakan salah
satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia
industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah
satu campuran penting pada bensin. Benzena juga bahan dasar dalam produksi
obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan dan pewarna. Selain itu benzena adalah
kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa
lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik maka
pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat terbatas.
2. Syarat-syarat aromatisitas
a. Molekul harus berbentuk siklik
b. Setiap atom pada cincin tersebut harus memiliki orbital pi,
membentuk sistem terkonjugasi
c. Molekul haruslah planar
d. Jumlah elektron pi molekul haruslah ganjil dan memenuhi
kaidah huckel : (4n+2) elektron pi.
C. Sifat-sifat Benzena
1. Sifat fisik :
a. Zat cair tidak berwarna
b. Memiliki bau yang khas
c. Mudah menguap
8
d. Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam
pelarut yang kurang polar seperti eter dan tetraklorometana
e. Titik leleh : 5,5 derajat Celcius
f. Titik didih : 80,1 derajat Celcius
g. Densitas : 0,88
2. Sifat kimia benzena
a. Karsinogenik (beracun)
b. Merupakan senyawa non polar
c. Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan
banyak jelaga
d. Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi
9
8. Fenol, fenol (fenil alkohhol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal
dengan nama karbol atau lisol dan digunakan sebagai zat disinfektan
(pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan denaturasi protein.
3. Jika gugus yang terikat lebih dari satu, berikan penomoran. Penomoran
diusahakan sedemikian rupa sehingga gugus yang terikat bernomor
kecil, contoh :
10
1,2-dimetil-4-iodobenzena
4. Posisi nomor atom karbon pada benzena diberi nama khusus, yaitu :
a. Posisi orto (o) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 2
b. Posisi meta (m) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 3
c. Posisi para (p) untuk gugus yang terletak pada nomor 1 dan 4
Contoh :
11
5. Beberapa senyawa turunan benzena mempunyai nama khusus,
tergantung gugus yang diikatnya
6. Jika terdapat dua gugus yang berbeda, salah satu gugus dianggap
senyawa utama dan gugus yang lain dianggap sebagai gugus cabang
(gugus yang diikat). Gugus yang menjadi senyawa utamadidasarkan
pada urutan prioritas.
7. Urutan prioritas gugus utama adalah sebagai berikut :
-COOH, -SO3H, -CHO, -CN, -OH, -NH2, -R, -NO2, -X.
Prioritas dari paling tinggi kepaling rendah
Contoh :
12
o-kresol m-kresol p-kresol o-xilena m-xilena p-xilena
13
1.5. Adisi
Reaksi adisi terhadap benzena terdiri dari reaksi-reaksi :
a. Adisi hidrogen
Oleh karena kstabilannya, maka reaksi adisi terhadap benzena
merupakan reaksi yang berjalan lambat. Untuk dapat
berlangsung dengan baik, digunakan katalis Ni pada suhu 420K
b. Adisi halogen
Agar reaksi adisi halogen terhadap benzena dapat berlangsung
diperlukan foton cahaya. Reaksinya disebut reaksi fotokimia.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur atom carbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berkaitan dengan
rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari
hidrokarbon alifatik.
2. Hidrokarbon tak jenuh yang disebut hidrokarbon aromatik adalah
hidrokarbon siklik yang memiliki ikatan ganda. Senyawa ini memiliki
enam atom karbon dalam cincin dengan ikatan tunggal dan ganda selang
seling. Hidrokarbon aromatik yang lebih besar terdiri dari dua atau lebih
cincin yang tergabung bersama oleh ikatan antara atom karbon mereka.
3. Benzena merupakan suatu senyawa karbon dengan rumus molekul C6H6,
dan rumus strukturnya merupakan rantai lingkar (siklis) dengan ikatan
rangkap selang seling. Kedudukan ikatan rangkap pada senyawa karbon ini
dapat berpindah-pindah posisi. Peristiwa ini disebut resonansi ikatan
rangkap.
B. SARAN
Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang
reaksi senyawa hidrokarbon khususnya hidrokarbon aromatik. Jadi, belajar itu
tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa karena buku
adalah ilmu pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan,
keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut
pada kegagalan tetapi pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. https://rdmymochi.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-aromatik-
biomolekul-dan-polimer/senyawa-aromatik/
2. https://id.wikipedia.org/wiki/hirokarbon_aromatik
3. https://plus.google.com/111800656186451440167/posts/QCWbCw5RCxZ
4. http://jurnalingkungan.wordpress.com/hidrokarbon/
16