Anda di halaman 1dari 4

SIFAT ORANG BERIMAN BERDASARKAN ALQURAN DAN

AL-HADIS YANG SHAHIH

“Paper untuk memenuhi tugas mata kuliah kemanusiaan dan keimanan”

DOSEN PENGAMPU
Anita Puji Astutik, S.Ag, M.Pd.I

DISUNSUN OLEH
Mohammad Aldi Dwi Setya /A3/192030100208

PROGAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2019
Aspek kajian berdasarkan al-Quran dan hadis nabi merujuk dalam sebuah persoalan
Al-Iman (kepercayaan dengan segala aspek kandungan yang berada didalamnya). Umat
islam hanya terfokus pada aspek iman secara umum seperti iman kepada Allah, Rasul, Kitab-
kitab malaikat, hari kiamat dan takdir. Tetapi terlepas dari semua itu didalam al-Quran dan
hadis-hadis yang shahih tentang iman, menyatakan bahwa iman itu selalu dikaitkan dengan
amal shaleh dan akhlak. Contohnya dalam al-Quran surat al kahfi ayat 30 yang artinya:

“sesungguhya mereka yang beriman dan beramal shaleh, teruntuklah kami tidak
menyianyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik”

Didalam surat an-Nisa ayat 136 menguraikan mengenai iman kepada Allah, Rasul
dan Kitab-kitab Nya, al-Hadid ayat 28 menguraikan mengenai bertakwa kepada Allah
dan Rasulnya, dan al-Fath ayat 4 dengan artian dialah yang telah menurunkan ketenangan
di dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah.

Kata iman berasal dari tiga huruf dasar a-m-n (hamzah-mim-nun) mengandung makna
tentram, tenang, amar, jujur dapat dipercaya dan tidak khianat. Adapun îmân merupakan kata
nominal dari kata dasar âmana-yu’minu Kata dasar îmân ini mempunyai dua asal makna yang
saling berdekatan, yaitu amanah yang berarti ketenangan hati dan at-tas}dîq yang bermakna
(membenarkan) Penjelasan tentang karakter-karakter orang beriman dapat kita temukan baik
dalam al-Qur’an maupun Hadits. Di dalam al-Qur’an misalnya dijelaskan secara rinci dalam
surat al-Mu’minun: 1-11 dan surat al-Baqarah : 177. Berikut ini terjemahan dari ayat-ayat
tersebut:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’
dalam sembahyangnya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Dan orang-orang
yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki,Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di
balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang
memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orangorang yang akan mewarisi, (yakni) yang
akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”(QS. al-Mu’minun:1-11)

Penjelasan dari al-Mu’minun:1-11 bahwasannya orang yang beriman termasuk orang


beruntung dengan memiliki sifat – sifatnya adalah :
1. Khusyu` dalam sholat
2. Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar
3. Menjaga kemaluanya
4. Yang memelihara sholat

Dengan artian bahwasanya orang yang mempunyai perilaku tersebut adalah orang beruntung
dan orang beriman yang di jamin oleh Allah masuk ke dalam surga firdaus.

“Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS.
al-Baqarah: 177).

Di antara sifat orang yang beriman menurut surat al-Baqarah:177 adalah Mukmin yang
berjuang dengan jiwa dan hartanya, termasuk di dalamnya kegiatan yang menuntut
pengorbanan jiwa dan hartanya sebagai aktivitas filantrofi (derma). Sedangkan di dalam
Hadits, sifat orang-orang beriman dapat ditemukan dalam beberapa teks hadits, di antaranya :

Ahmad bin Yunus dan Musa ibn Ismail telah mengatakan kepada kami, kata
keduanya Ibrahim ibn Sa’d telah mengatakan padaku, katanya ibn Syihab telah mengatakan
kepada kami dari Sa’id ibn al-Musayyib dari Abu Hurairah, bahwa Rasululullah Saw
ditanya tentang amal yang paling utama. Lantas beliau bersabda, “Iman kepada Allah dan
RasulNya.” Kemudian ditanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad fi
sabilillah,” kemudian apa lagi?”, kata si penanya, Beliau menjawab, “Haji mabrur.”

Bahwasannya dari hadis tersebut sifat orang beriman dapat di mengamalkan sebuah
amalan yang paling mulia dan biasa di lakukan oleh seorang mukmin adalah iman kepada
Allah dan Rasul-Nya, jihad dan haji mabrur. Seorang manusia yang beriman adalah yang
memiliki kepercayaan terhadap Allah dan islam serta melakukan syariat dan ajaran
islam ditatanan kehidupan sehari-harinya
Daftar pustaka
1. Syahrur, Muhammad. 2002. Islam dan Iman. Yogyakarta: Jendela
2. Shofaussamawati, Rizky. 2014. Iman dan Kehidupan Sosial. Semarang: Paripurna

Anda mungkin juga menyukai