Oleh :
Oleh :
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa proposal karya tulis ilmiah ini hasil karya
sendiri dan belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk diajukan dalam Ujian
Seminar Proposal
NIM : 201704051
Oleh:
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan:
Mengetahui,
Ka. Prodi D.III Keperawatan
Sekolah Tinggi Kesehatan Bina Sehat PPNI
Kabupaten Mojokerto
v
KATA PENGANTAR
1. Dr. Ahmad Lathifi selaku kepala puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan studi pendahuluan.
2. Dr. M.Sajidin, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI
Kabupaten Mojokerto yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
menempuh pendidikan di STIKes Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto.
3. Ima Rahmawati, S.Kep.Ns., M.Si selakuKa. Prodi DIII Keperawatan STIKes
Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto.
4. Rina Nur Hidayati, M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepeda penulis.
5. Tri Peni S.Kep.Ns., M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu serta bimbingan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan-arahan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih jauh dari
sempurna, karenanya mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun yang
diharapkan akan menyempurnakan proposal karya tulis ilmiah ini.
vi
DAFTAR ISI
vii
2.1.8. Pathway tuberkulosis paru ..........................................................18
2.1.9. Komplikasi tuberkulosis paru .....................................................19
2.2.10. Pencegahan tuberkulosis paru ...................................................19
2.2.11. Penatalaksanaan tuberkulosis paru ...........................................21
2.2.12. Pemeriksaan penunjang ............................................................24
2.2. Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ....................................25
2.2.1. Pengertian ...................................................................................25
2.2.2. Batasan karakteristik ...................................................................26
2.2.3.Faktor-faktor yang berhubungan..................................................26
2.2.4. Intervensi bersihan jalan napas ...................................................27
2.3. Konsep Asuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru .................................32
2.3.1. Pengkajian ...................................................................................32
2.3.2. Diagnosa Keperawatan ...............................................................43
2.3.3. Rencana Keperawatan .................................................................43
2.3.4. Implementasi ...............................................................................44
2.3.5. Evaluasi .......................................................................................45
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ..................................................................................46
3.2. Batasan Istilah .......................................................................................46
3.3. Partisipan...............................................................................................47
3.4. Lokasi dan Waktu .................................................................................48
3.5. Pengumpulan Data ................................................................................48
3.6. Uji Keabsahan .......................................................................................49
3.7. Analisa Data ..........................................................................................49
3.8. Etika Penelitian .....................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................52
LAMPIRAN ......................................................................................................54
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
telah lama dikenal dan sampai saat ini masih menjadi salah satu penyebab
sekitar 1,3 juta kematian. Di seluruh dunia, TB adalah salah satu dari 10
1
2
menempati urutan ketiga dengan 80% pasien dari seluruh dunia. Hasil
kedalam paru-paru karena individu dengan BTA positif yang batuk, tertawa
dan terhirup oleh individu yang lain(Smeltzer & Bare, 2013). Dimulai dari
bersihan jalan nafas pada pasien tuberkulosis paru yaitu dengan cara
jalan nafas yang efektif. Upaya lain yang dapat dilakukan menurut
hangat jika tidak ada kontra indikasi serta memposisikan badan setengah
1.5 Manfaat
a) Bagi Perawat
b) Bagi Puskesmas
d) Bagi Klien
TINJAUAN PUSTAKA
Nafas pada Kasus Tuberculosis Paru. Masing - masing konsep tersebut akan di
menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini
dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan
luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang
parenkim paru paru. Penyakit ini dapat juga menyerang ke bagian tubuh lain
6
7
inhalasi, juga dapat melalui kulit dengan luka yang terbuka, dan akan
serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini
adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh
tuberculosis yaitu tipe Human dan tipe Bovin. Basil tipe bovin berada dalam
susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe Human bisa
berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita
BTA positif.
(2) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks
kuman TB positif.
negative.
pengobatan.
9
menjadi:
a) Kasus baru (new case) adalah klien yang belum pernah mendapat
bulan.
(hapusan atau kultur). Bila BTA negatif atau biakan negative tetapi
dievaluasi
(1) Klien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
akhir pengobatan)
paru tidak menunjukan tanda dan gejala yang spesifik. Namun seiring
Selain itu klien dapat merasa letih, lemah, berkeringat pada malam hari dan
mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci tanda dan
gejala TB paru ini dapat dibagi atas dua golongan yaitu gejala respiratorik
dan sistemik.
a) Batuk
b) Batuk darah
c) Sesak nafas
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
d) Nyeri dada
a) Demam
timbul pada sore dan malam mirip dengan influenza, hilang timbul
12
b) Malaise
makin kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada wanita kadang-
droplet yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang rentan.
Menurut (Andra & Yessie, 2013) individu yang beresiko tinggi untuk
HIV)
8) Petugas kesehatan
bawahnya.
dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun
terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang menghangatkan udara luar
udara masuk dan keluar dari paru-paru disebut sebagai ventilasi atau
bernapas.
bernafas terdiri dari menarik dan mengeluarkan nafas. Satu kali bernafas
adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Bernafas diatur oleh otot-
paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari beberapa aspek
udara dalam alveolus-alveolus dan reaksi kimia, fisik dari oksigen dan
paru-paru.
2.1.7 Patofisiologi
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan
baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup
dari massa tersebut disebut ghon tubercle.Materi yang terdiri atas makrofag
(nekrotizing chaseosa).
respon sistem imun tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih
parah.Penyakityang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri
yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif.Pada kasus ini, ghon
membentuk tuberkel. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau
Somantri, 2009)
18
Droplet infection
Pembentukan tuberkel
Pecahnya pembuluh
Batuk-batuk >3 minggu darah pada saluran
pernafasan
KETIDAKEFEKTIFAN
BERSIHAN JALAN NAFAS Hemaptoe
2.1.9 Komplikasi
Poncet’s arthropathy.
sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan
kavitas TB.
pneumothoraks.
a) Pemeriksaan kontak
kemoprofilaksis.
c) Vaksinasi BCG
d) Kemoprofilaksis
utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,
berikut :
(1) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberculin positif
menular.
21
Indonesia—PPTI).
2.1.11 Penatalaksanaan
3x/minggu
kali seminggu
seminggu
(1) Empat OAT dalam satu tablet yaitu rifampisin 150 mg,
(2) Tiga OAT dalam satu tablet yaitu rifampisin 150 mg,
(3) KDT penderita hanya minum obat 2-4 tablet sehari selama
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah
diobati sebelumnya:
untuk BTA
3) Skin test (PPD, mantoux,tine, and vollmer patch): reaksi positif (area
4) Chest x-ray: dapat memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi primer yang
6) Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel-
paru-paru.
(Somantri, 2009)
2.2.1 Pengertian
1) Data mayor : meliputi batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum
(pada neonatus)
1) Lingkungan
individu lain sebagai perokok pasif dimana asap yang terlalu sering
mendadak.
kurang terpenuhi.
2) Fisiologis
2.3.1 Pengkajian
1) Identitas
3:1. Angka kejadian TB paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah,
makrofag, sel epitel, sel dendrik, dan sel natural killer sehingga
f) Agama
(Somantri, 2009)
2) Keluhan Utama
3) RiwayatPenyakit Sekarang
badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, serta berkeringat pada malam
hari tanpa sebab. Pada atelectasis terhadap gejala sianosis, sesak nafas,
dan kolaps.
bawah gastrointestinal
Cara keluar darah Rasa gatal di tenggorokan Rasa mual dan Demam
dimuntahkan
30
Warna darah Merah lebih terang dan Merah lebih tua dan Darah berwarwa
lambung
Tabel 2.4 Perbedaan batuk darah dan muntah darah pada Tuberculosis
beristirahat?
dirasakan pasien.
4) Riwayat PenyakitDahulu
31
dikonsumsi oleh klien dimasa lalu, obat-obat meliputi obat OAT dan
6) Genogram
c) Pola eliminasi
TB.
kecatatannya.
j) Pola seksualitas
TB paru
a) Keadaan umum
pandang dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu
perlu dinilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas
b) Tanda-tanda vital
c) Antropometri
d) Pemeriksaaan B1-B6
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
12x/menit)
B6 (Bone)
teratur.
37
otot
(2) Palpasi: Adakah nyeri tekan pada sendi atau tulang akibat dari
a) Pemeriksaan penunjang
b) Pemeriksaan laboratorium:
(1) Darah: Adanya kurang darah, ada sel-sel darah putih yang
N Masalah
Data (Symptom) Penyebab(Etiologi)
o (Problem)
(Somantri, 2009)
o Kriteria hasil
2.3.5 Implementasi
2.3.6 Evaluasi
S
O
A
P
bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi. Evaluasi yang dilakukan
METODE PENELITIAN
pada study kasus diantararanya 1). Desain penelitian, 2). Batasan istilah, 3).
Partisipan 4). Lokasi dan waktu penelitian 5). Pengumpulan data 6). Uji
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. (Setiadi, 2013).
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok dan
42
43
1) Data mayor : Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih,
tumbuh lambat serta cepat asam dengan kapsul luar berlilin, yang meningkat
3.3 Partisipan
bersihan jalan napas. Kriteria klien memiliki jenis kelamin yang sama baik
laki-laki maupun perempuan, dengan usia antara 25-45 tahun, dengan atau
44
dengan metode wawancara kepada klien, serta orang - orang yang terdekat
triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan klien yang
Teknik analisa data yang digunakan dalam study kasus ini di peroleh dari
1) Pengumpulan data
2) Mereduksi data
3) Penyajian data
berupa hasil data wawancara dan observasi dalam bentuk data sesuai
4) Kesimpulan
dengan hasil penelitian study kasus secara teoritis dari data pengkajian,
2) Anonimity (tanpanama)
47
3) Confidentiality (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Andra, S., & Yessie, M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
EGC.
Manurung, S., Suratun, Krisanty, P., & Ekarini, N. L. P. (2009). Gangguan Sistem
Perpustakaan Nasioanal: KDT. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
GRAMIK FK UNAIR.
49
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT). (2010). Buku Ajar Ilmu
Graha Ilmu.
Sitorus, E. D., Lubis, R. M., & Kristiani, E. (2018). Penerapan Batuk Efektif dan
2014), 37–41.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Uppe, A., Sharma, A., Sawant, S., Gupta, D., & Nair, G. (2018). Comparison
Lampiran 1:
51
Lampiran 2:
52
Lampiran 3:
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
Waktu pengkajian : .................................................................................
No RM : .................................................................................
1. Identitas
Nama : .....................................................................................
Umur : .....................................................................................
TTL : .....................................................................................
Pekerjaan : .....................................................................................
Agama : .....................................................................................
Alamat : .....................................................................................
2. Keluhan Utama:
Riwayat Penyakit Sekarang:
P: R: T:
Q: S:
Kapan: ...............................................................................................
Diagnosa: ............................................................................................
3. Riwayat alergi
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Genogram :
3) Pola eliminasi
54
K/U : ..........................................................................................
Kesadaran : ..........................................................................................
TTV
TD : ..........................................................................................
Nadi : ..........................................................................................
RR : ..........................................................................................
Suhu : ..........................................................................................
Antropometri
TB : ..........................................................................................
55
5. B1 Pernafasan (Breath)
Bentuk Dada :
Pergerakan :
Irama nafas :
Sputum : Warna:
Ekskresi:
Kemampuan akativitas:
6. B2 Kardiovaskuler (Blood)
CRT : Akral:
Hepatomegali:
Perdarahan :
7. B3 Persarafan (Brain)
GCS
56
Eye : Motorik:
Verbal : Total:
Konjungtiva:
Sklera :
8. B4 Perkemihan (Blader)
Kebersihan : Ekskresi :
Warna:
Wrana:
Alat bantu :
Gangguan:
9. B5 Pencernaan (Bowel)
Muntah : Mual:
Jenis : NGT:
Porsi :
Hemoroid:
Frekuensi: Warna:
Konsistensi:
Frekuensi: Warna:
Konsistensi: Colostomi:
Skabies:
Turgor kulit:
Kekuatan Otot:
Deformitas:
Lain-lain:
Tgl pemeriksaan:
58
dst
Photo :
Lain-lain :
Tgl:
Mojokerto, 2019
Ttd perawat
59
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Analisa Data
b) Diagnosa keperawatan
1.
2.
60
C. RENCANA KEPERAWATAN
Kriteria
No Tujuan Intervensi Rasional
Hasil
61
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI
Lampiran 4:
Lembar Bimbingan