oleh:
Meisita Tiara Nilamastuti, S.Kep.
NIM 112311101052
2. Etiologi
1. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu
virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat
di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis
virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirusini berdiameter 40
nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagaimacam
kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK
(Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes
Albopictus.
2. Vektor
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lainmerupakan vektor yang kurang berperan.infeksi
dengan salah satu serotipe akanmenimbulkan antibodi seumur hidup
terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita,2009).
3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia
akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga
ia masihmungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun
virus dengue tipelainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi
jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu
mendapatkan infeksi ulangan untukkedua kalinya atau lebih dengan pula
terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virusdengue untuk pertama
kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya
melalui plasenta. (Soedarto, 1990).
Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF)
disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam family flaviviridae genus
flavivirus. Virus dengue ditularkan dari seorang penderita ke orang lain
melalui gigitan nyamuk genus Aedes, yaitu nyamuk aedes aegypti betina.
Aedes aegypti tersebar di daerah tropis dan subtropis yang merupakan vektor
utama.
3. Tanda dan gejala
Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah :
a. Demam tinggi selama 5-7 sampai 40°C dan mendadak
b. Anoreksia (mual, muntah) tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c. Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut
d. Nyeri kepala
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f. Uji tourniquet positif
g. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis,
hematoma Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
h. Trombositopenia (< 100.000/ mm3)
i. Sakit kepala.
j. Pembengkakan sekitar mata.
k. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
l. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).
4. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia. Hal tersebut menyebabkan pengaktifan komplemen sehingga terjadi
komplek imun Antibodi–virus pengaktifan tersebut akan membetuk dan
melepaskan zat (3a, C5a, bradikinin,serotinin, trombin, Histamin), yang akan
merangsang PGE2 di Hipotalamus sehinggaterjadi termo regulasi instabil yaitu
hipertermia yang akan meningkatkan reabsorbsi Na+dan air sehingga terjadi
hipovolemi. Hipovolemi juga dapat disebabkan peningkatkanpermeabilitas
dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran palsma. Adanyakomplek
imun antibodi–virus juga menimbulkan Agregasi trombosit sehingga
terjadigangguan fungsi trombosit, trombositopeni, coagulopati. Ketiga hal
tersebutmenyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut terjadi shock dan
jika shocktidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis
metabolik. Asidosismetabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang
akhirnya tejadi perlemahansirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun
jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya
dapat hidup dalamsel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia
terutama dalam kebutuhanprotein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada
daya tahan tubuh manusia.sebagaireaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi
sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan
peningkatan permiabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang
intravaskular ke ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan
ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan
terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel
endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktivasi faktor pembekuan.
Ketiga faktor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler;
(2) kelainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia; dan
kuagulopati (Arief Mansjoer &Suprohaita, 2009).
5. Pathway
6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Perdarahan luas.
2. Shock atau renjatan.
3. Effuse pleura
4. Penurunan kesadaran.
7. Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi
menjadi 4 tingkat yaitu :
1. Derajat I
Panas 2 – 7 hari , gejala umumtidak khas, uji tourniquet hasilnya positif
2. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan
spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis,
melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
3. Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg)
tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah
80 mmHg.
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140
mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
8. Pemeriksaan penujang
Pemeriksaan laboratorium
a. Ig.G dengue positif
b. Trombositopenia
c. Hemoglobin meningkat
d. Hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat)
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia,
hiponatremia dan
f. hipokalemia
g. Pada hari kedua dan ketiga terjadi lekopenia, netropenia,
aneosinophilia,
h. peningkatan limposit, monosit dan basofil
i. SGOT atau SGPT darah mungkin meningkat
j. Ureum dan Ph darah mungkin meningkat
k. Waktu pendarahan memanjang
l. Pada pemeriksaan analisa gas darah arteri menunjukkan asidosis
metabolik: PCO2 < 35 – 40 mm Hg, HCO3 rendah
Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan ini di lakukan pengukuran literantibodi pasien dengan
cara haemaglutination nibitron test (HIT test) atau dengan uji peningkatan
komplemen pada pemeriksaan serologi di butuhkan dua bahan
pemeriksaan yaitu pada masa akut atau demam dan masa penyembuhan (
104 minggu setelah awal gejala penyakit ) untuk pemeriksaan serologi ini
di ambil darah vena 2 – 5 ml
Pemeriksaan sianosis yang menunjang antara lain foto thorak mungkin di
jumpai pleural effusion, pemeriksaan USG hepatomegali dan splenomegali
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada DHF adalah sebagai berikut:
Medik
a. DHF tanpa Renjatan
1) Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
2) Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan
kompres
3) Jika kejang maka dapat diberi luminal ( anticonvulsan ) untuk
anak <1 th dosis 50 mg IM dan untuk anak >1th 75 mg IM. Jika
15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3
mg / Kg BB anak <1 th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ Kg
BB.
4) Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
Cahyono, J.B. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta:
Kanisius.
Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan
Bidan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika