Anda di halaman 1dari 3

metode Disinfeksi

metode disinfeksi tebagi manjadi 3 yaitu

kimia

mekanis

fisik

Disinfeksi secara KimiaDisinfeksi secara kimia dilakukan dengan cara menambahkan bahan-bahan kimia
tertentu yang dapat membunuh bakteri yang disebut dengan disinfektan. Disinfektan memberikan efek
penghambatan (cidal effects) dengan cara berinteraksi dengan satu atau lebih target di dalam sel
mikrobial. Target-target disin-fektan di dalam sel mikrobial yaitu lapisan peptidoglikan, membran
sitoplasma, mem-bran luar, protein struktural, grup tiol dari enzim, asam nukleat, amplop viral, kapsid
atau asam nukleat, dan lapisan pelindung spora.a. KlorinKlorinasi pertama kali digunakan pada awal
abad ke-20. Klorin (Cl2) membentuk asam hipoklorit (HOCl) yang secara efektif mampu menginaktifkan
mikroorganis-me di dalam air.Penggunaan klorin sebagai disinfektan ternyata mempunyai kelemahan,
yaitu:Ø Terbentuknya senyawa beracun yang dapat membahayakan manusia dan hewan seperti THM
(Trihalometana) dan klorohidroksifuranon yang mengaki-batkan kanker.

Ø Meningkatkan resiko timbulnya penyakit kardiovaskular.

b. KloraminKloraminasi adalah disinfeksi air dengan menggunakan kloramin sebagai peng-ganti klorin
bebas (Cl2). Penggunaan kloramin ternyata menghasilkan lebih sedikit THM. Akan tetapi, kloramin
mempunyai kelemahan sebagai berikut:Ø Dapat meracuni ikan karena mengoksidasi haemoglobin
menjadi methemoglo-bin yang kapasitasnya lebih rendah dalam membawa oksigen.

Ø Menyebabkan anemia haemolitik pada pasien hemodialisis.

c. Klorin DioksidaKlorin dioksida adalah disinfektan yang mempunyai kecepatan dan efektifitas yang
lebih baik jika dibandingkan dengan klorin dalam menginaktifkan bakteri. Klorin dioksida tidak
mengakibatkan pembentukan THM dan tidak bereaksi dengan amonia untuk membentuk
kloramin.Kelemahan penggunaan klorin dioksida sebagai isinfektan adalah sebagai berikut:Ø
Mengganggu fungsi tiroid

Ø Pembentukan klorit dan klorat di dalam air dikhawatirkan dapat mengakibat-kan methemoglobinemia

d. OzonOzon diproduksi dengan cara melewatkan udara kering ke celah antaa elektroda dan dengan
menggunakan listrik AC dengan tegangan antara 8000-20.000 volt. Ozon pertama kali diperkenalkan
sebagai agen pengoksidasi yang kuat untuk menghilangkan rasa, warna dan bau. Oksidan ini sekarang
digunakan sebagai disinfektan untuk menginaktifkan bakteri patogenik dan sebagai prekursor THM.
Kelemahan penggunaan ozon sebagai disinfektan bakteri adalah sebagai berikut:Ø Ozon tidak
meninggalkan residu di dalam air sehingga perlu dikombinasikan dengan disinfektan lain.

Ø Mahalnya biaya operasional.


Ø Pembentukan senyawa bromat yang karsinogen dan mutagenik.

Ø Dapat meningkatkan toksisitas efluen.

Desinfeksi cara mekanisA . Pembersihan Pembersihan benda-benda atau permukaan tubuh


akan mengurangi jumlah mikroba sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi, misalnya : cuci
tangan dengan sabun dan dibelas dengan air sebelum melakukan operasi.Mencuci tangan harus dengan
sabun kemudian dibasahi dengan menggunakan alkhohol 70%. Cui luka khususnya luka kotor
menggunakan betadine. Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan di operasi dengan larutan iodium
tinktur 3 %, kemudian dilanjutkan dengan alkohol. b. Sinar matahariSinar ultraviolet dalam sinar
matahari bersifat germicida. Dapat membunuh bakteri bentuk vegetatif maupun bentuk spora,
walaupun untuk membunuh bentuk spora waktunya harus lebih lama.Sinar ultra violet juga digunakan
untuk desinfeksi air , sterilisasi ruang bedah,dan ruang industri farmasi.Walaupun sinar ultraviolet sangat
panas terhadap mikroba, tetapi daya tembusnya kurang, sehingga hanya dapat mematikan mikroba-
mikroba yang terdapat pada permukaan saja. c. PendinginanSuhu randah menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba terhenti. Cara ini dipakai untuk mengawetkan bahan
makanan yang mudah membusuk. Pada suhu -20 derajat C, mikroba tidak bisa merombak makanan
sehingga tidak terjadi pembusukan.bakteri patogen mati pada suhu 0 derajat C, misalnya neisseria
gonorrhoea, treponema pallida. Disinfeksi secara FisikDisinfeksi secara fisik dapat dilakukan dengan cara
pendidihan air, penyaringan dan radiasi sinar ultra violet (UV).a. Pendidihan AirPendidihan air adalah
cara yang paling sederhana dan popular untuk membunuh bakteri. Pendidihan sangat efektif dan
ekonomis untuk membunuh bakteri, hanya saja beberapa bakteri menghasilkan endospora yang tahan
pada suhu yang sangat tinggi sampai beberapa jam. Endospora tersebut masih dapat membahayakan
manusia, apalagi bila endospora tersebut dihasilkan oleh bakteri patogenik semacam antraks. Setelah
mendapatkan tempat dan lingkungan yang sesuai endospora tersebut dapat aktif kembali menjadi
bakteri.b. PenyaringanPenyaringan (biasa) tidak efektif digunakan karena ukuran bakteri yang sangat
kecil. Hanya bakteri yang melekat pada partikel padat dengan ukuran yang cukup besar yang dapat
disaring. Hanya 5% dari bakteri yang dapat disaring dengan penyaring kasar, 15% dengan penyaring yang
halus, 20% dengan grit chamber dan 30% dengan sedimentasi primer.c. Radiasi Sinar UVSistem UV
dalam proses disinfeksi menggunakan lampu-lampu merkuri tekanan-rendah yang ditutup dengan
tabung-tabung kuarsa. Tabung-tabung kuarsa tersebut dibenamkan ke dalam aliran air, sehingga air
terkena radiasi UV. UV mempunyai efisiensi yang sangat baik, tidak menghasilkan produk yang mutagenik
maupun beracun, tidak menimbulkan masalah pada bau dan rasa, dan hanya membutuhkan ruangan
yang sempit untuk alatnya. Akan tetapi, disinfeksi dengan cara radiasi sinar UV ini memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:· Tidak meninggalkan residu disinfektan sedikitpun sehingga air akan mudah
terkontaminasi kembali dalam waktu yang tidak lama. Penambahan jenis disinfektan lain, seperti klorin,
diperlukan agar air tetap bebas bakteri.

· Sulit menentukan dosis UV yang tepat.

· Pembentukan biofilm pada permukaan lampu.

· Sulitnya perawatan dan pembersihan lampu UV.


· Adanya kemungkinan terjadinya fotoreaktivasi pada mikroorganisme yang disinari UV.

Anda mungkin juga menyukai