Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan dalam pelayanan kbidanan mempunyai peranan penting dalam menurunkan
angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan kebidanan.
Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang memegang tanggung jawab
terhadap tugas kliennya, bio-psiko sosial. Di tengah masyarakat, bidan juga berperan
dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap
pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada
individu tapi juga terhadap keluerga dan masyarakat. Oleh karena itu, bidan harus
mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur
unsur yang terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menuunkan angka
kematian ibu dan anak.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan
tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan
kepuasan bidan sebagai provider. Dalam membuat manajemen kebidanan perlu
dibuat perencanaan. Perencanaan adalah memutuskan hal-hal yang akan dan tidak
akan kita lakukan pada menit, jam,atau hari mendatang serta bagaimana melakukan
hal itu. Perencanaan merupakan jembatan antara dimana kita saat ini dengan dimana
kita saat mendatang. Perencanaan Dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep perencanaan organisasi manajemen dalam pelayanan
kebidanan ?
2. Bagaimana penerapan konsep perencanaan dalam menyusun perencanaan ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep perencanaan organisasi manajemen
dalam pelayanan kebidanan .
2. Untuk mengetahui dan memahami penerapan konsep perencanaan dalam
menyusun perencanaan.
D. Manfaat
Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan pembaca khususnya calon
bidan dapat memahami dan mengaplikasikan teori tentang perencanaan organisasi
manajemen dalam pelayanan kebidanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan
secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui si-a-bi-di-ba
a. Si (Siapa yang akan membuatnya)
b. A (Apa yang harus direncanakan)
c. Bi (Bila dilaksanakan)
d. Di (Dimana tempat pelaksanaan)
e. Ba (Bagaimana hasilnya)
2. Tujuan membuat perencanaan
a. Memperoleh diskripsi tentan hasil akhir yang ingin dicapai
b. Mengidennfikasi unit kegiatan dari rancangan suatu program
Menetapkan tujuan harus menggunakan diskripsi yang spesifik tentang hasil akhir
yang ingin dicapai. Khidah tujuan dengan menggunakan 5 W + 1 H

a) WHAT ? = apa yang harus dicapai


b) WHOM ? = Populasi yang ingin dicapai/ dituju ( sasaran )
c) WHO ? = siapa yang bertanggung jawab
d) WHERE ? = dimana ( tempat pelaksanaan )
e) WHEN ? = kapan tujuan harus dicapai
f) How many? = Berapa banyak yang harus dicapai
3. Jenis-jenis perencanaan
Jenis – jenis perencanaan jika dilihat dari tingkat hirarkinya dapat dibagi menjadi
tiga jenis yaitu perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan
operasional. Berikut ini penjelasan singkat mengenai ketiga perencanaan tersebut.
1. Perencanaan Strategis (Strategic Plans)

3
Perencanaan strategis atau Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu
organisasi dan cara – cara yang harus dilakukan oleh organisasi tersebut untuk
merealisasikan visinya. Jangka waktu perencanaan strategis sekitar 3 tahun hingga 5
tahun (jangka panjang).
Perencanaan strategis menentukan tujuan jangka panjang organisasi atau
perusahaan serta strategi dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut. Tujuan organisasi atau tujuan organisasi ditetapkan merupakan
penentuan arah perusahaan secara keseluruhan sehingga perencanaan strategis ini
dilakukan oleh manajemen tertinggi atau Top Management suatu organisasi.
Perencanaan strategis harus memiliki fleksibilitas dan dapat mengakomodasi
perkembangan organisasi di kemudian hari. Perencanaan strategis ini harus berisi
kerangka kerja dan memberikan arah yang jelas untuk perencanaan di tingkat yang
lebih rendah. (Husaini, 2008)
2. Perencanaan Taktis (Tactical Plans)
Perencanaan taktis atau Tactical Plans adalah perencanaan yang memuat taktik –
taktik para manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh
Top Management (manajemen tertinggi) dalam perencanaan strategis.
Perencanaan taktis merupakan perencanaan jangka menengah (biasanya kurang
dari 3 tahun) yang dibuat dan dikembangkan oleh manajer tingkat menengah atau
kepala bagian/kepala divisi. Perencanaan taktik merinci setiap tindakan yang harus
dilakukan oleh setiap bagian/divisi dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan
oleh Top Management pada perencanaan strategisnya. Perencanaan taktis juga
merencanakan pengalokasian sumber daya dan tugas – tugas untuk setiap sub-unit
dari masing – masing divisi atau departemen. (Husaini, 2008)
3. Perencanaan Operasional (Operational Plans)
Perencanaan operasional merupakan perencanaan yang berjangka waktu pendek
(kurang dari 1 tahun). Tindakan – tindakan pada perencanaan operasional ini
dirancang dan dikembangkan spesifik untuk mendukung perencanaan strategis
(Strategic Plans) dan perencanaan taktis (Tactical Plans).

4
Perencanaan operasional ini biasanya direncanakan oleh para manajer atau
supervisor dan pemimpin tim untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam mencapai
sasaran yang telah direncanakan pada perencanaan taktis. Perencanaan operasional ini
juga mengatur operasional harian sebuah organisasi. (Husaini, 2008)
4. Syarat-syarat perencanaan yang baik
Menurut Siagian (1982) ciri – ciri perencanaan yang baik adalah sebagai
berikut:

a. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan


sebelumnya.
b. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan
organisasi.
c. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami
teknik-teknik perencanaan.
d. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti.
e. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.
f. Rencana harus bersifat sederhana.
g. Rencana harus luwes.
h. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
i. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).
j. Rencana harus merupakan forecasting.

Syarat – syarat perencanaan yang baik adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai tujuan yang jelas.


b. Sifatnya simple atau sederhana.
c. Memuat analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
d. Bersifat fleksibel.
e. Mempunyai keseimbangan, yaitu keselarasan tanggungjawab dan tujuan tiap
bagian dalam perusahaan dengan tujuan akhir perusahaan yang telah ditetapkan.

5
f. Mempunyai kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia serta bisa digunakan
secara efektif dan memiliki daya guna.

Pada umumnya perencanaan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Rasional dan realistis


Mendasarkan pemikiran yang objektif dan perhitungan masak serta berdasarkan
fakta yang nyata bukan sekadar khayalan.
b. Jelas
Bahwa isi rumusan rencana mudah dimengerti dan pembagian tugas yang tegas di
antara unsur-unsur pelaksana.
c. Terarah
Bahwa setiap rencana kegiatan yang disusun terarah untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
d. Fleksibel
Dapat menyesuaikan dengan situasi tanpa mengurangi kelancaran kegiatan.
e. Seimbang
Adanya kesesuaian dan keseimbangan antara kegiatan masing-masing bagian di
samping keseimbangan penggunaan tenaga kerja dan fasilitas lainnya.
f. Kontinyu
Dibuat terus menerus dan bertahap-tahap sesuai dengan perkembangan
lingkungan, bukan dibuat sekali untuk selama-lamanya.

5. Strategi dalam menyusun perencanaan


Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi
masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah,
implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi
tersebut akan muncul masalah-masalah baru kemudian dari masalah-masalah tersebut
dipilih prioritas masalah dan selanjutnya kembali ke siklus semula. Di bidang
kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan

6
pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Secara terinci, langkah-langkah
perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah
Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan
masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit
organisasi yang bersangkutan.
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara
lain:
1) Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada.
2) Surveillance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
3) Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan
kesehatan.
4) Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya.
b. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang
menunggu untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga
dan teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus
(direncanakan pemecahannya). Untuk itu harus dipilih masalah mana yang "feasible"
untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan
prioritas masalah.
Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :
a) Teknik Skoring
Yakni memberikan nilai/skor terhadap masalah tersebut dengan menggunakan
ukuran (parameter) antara lain :
 Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.
 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
 Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase).
 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmet
need).

7
 Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
 Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility).
 Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
(resources availability), termasuk tenaga kesehatan.
b) Teknik Non Skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh
sebab itu juga disebut "nominal group technique” (NGT)
c. Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-
ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan
yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur.
Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan Umum adalah suatu tujuan masih bersifat umum dan masih dapat
dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus dan pada umumnya masih abstrak.
Contoh: Meningkatnya status gizi anak balita di kecamatan Cibadak.
2) Tujuan Khusus adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan
khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang
ditetapkan akan tercapai apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai.
Contoh:
a) Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikkan makanan bergizi kepada anak
balita.
b) Meningkatnya jumlah anak balita yang ditimbang di Posyandu.
c) Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik, dan sebagainya.
d. Menetapkan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan
mencakup 3 tahap pokok, yakni : Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-
kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya rapat-rapat
koordinasi, perizinan dan sebagainya. Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni
kegiatan pokok.

8
e. Menetapkan Sasaran (Target Group)
Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap
oleh program yang direncanakan tersebut.
Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni :
1) Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenai oleh program tersebut.
Misalnya kalau tujuan umumnya : Meningkatkan status gizi anak balita seperti
tersebut di atas maka sasaran langsungnya adalah anak balita.
2) Sasaran tidak langsung adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program
tersebut namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung. Misalnya : seperti
contoh tersebut di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan ibu anak
balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu
dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi
anak balita tersebut.
f. Waktu
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis
perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka
mencapai tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu
dan disajikan dalam bentuk matriks, yang disebut gant chart.
g. Organisasi dan Staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi sekaligus staf
atau personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut.
Disamping itu juga diuraikan tugas (job description) masing-masing staf pelaksana
tersebut. Hal ini penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program
tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.
h. Rencana Anggaran
Uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai
dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini
dikelompokkan menjadi :
1) Biaya personalia
2) Biaya operasional

9
3) Biaya sarana dan fasilitas
4) Biaya penilaian
i. Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana padahal hal ini
sangat penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan
dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut
telah tercapai.

B. Penerapan Konsep Perencanaan dalam Menyusun Perencanaan


Pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, pengkoordinasian dan penilaiaan terhadap sumber, tatacara dan
kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap
kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan
menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditujukan
kepada perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat. (Dr. Suparyanto,
2009).
Perencanaan dalan manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian dari
administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas 3 unsur pokok yaitu:
1. INPUT
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang dipersiapkan dalam
organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur
serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan
kesehatan.Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan sarana.Secara
umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas dan kualitas tidak sesuai
standar yang ditetapkan,serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan,maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan .
2. PROSES

10
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi manajemen. Pada
umumnya, proses ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan.
Pendekatan proses adalah semua metode dengan cara bagaimana pelayanan
dilakukan.
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam, yakni tindakan medis
dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak
sesuai dengan standar yang di tetapkan, maka sulitlah di harapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
3. OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services). Hasil
atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan
Penampilan daat di bedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis
pelayanan kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan.
Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan
pelayanan kesehatan yang bermutu.

11
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN

12
DAFTAR PUSTAKA
Husaini, Usman. 2008. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Siagian, S. P. (1982). Administrasi pembangunan. Jakarta
Suparyanto. 2009. Konsep Organisasi . Jakarta: Gramedia
Winarti, Siska. Tanpa tahun. https://www.scribd.com/document/361047901/Materi-
Organisasi-Manajemen-Dalam-Pelayanan-Kebidanan diakses pada 20 November
2017
Retrieved from http://definisipengertian.net/pengertian-perencanaan-syarat-dan-
manfaatnya/

13

Anda mungkin juga menyukai