Sipil Universitas Khairun, terhadap agregat yang digunakan dalam penelitian yang berupa
agregat kasar (batu pecah) dan agregat halus (pasir). Agregat yang akan digunakan
sebagai material campuran beton pada benda uji diperiksa parameternya. Parameter
agregat halus yang diuji meliputi, kadar air, kadar lumpur dan lempung, berat jenis,
modulus kehalusan butir (MHB). Parameter agregat kasar yang diuji meliputi kadar air,
kadar lempung dan lumpur, berat jenis, modulus kehalusan butir dan keausan agregat
Agregat halus yang digunakan dalam penelitian adalah pasir yang berasal dari
sungai Ake Tobololo, Kecamatan Pulau Ternate. Hasil pengujian agregat halus dapat
41
42
Dari hasil pengujian agregat halus di atas, dapat dihasilkan bahwa pengujian kadar
lumpur diperoleh 0,650 %, kadar air diperoleh 3,710 %, dan berat jenis kering permukaan
diperoleh 2,548, berat jenis semu diperoeh 2,642 serta modulus kehalusan diperoleh 2,780
%, dari semua hasil pengujian memenuhi spesifikasi SNI. Sebelum melakukan pengecoran
(tryal mix) dikeringkan dengan cara dijemur sehingga dicapai agregat yang kondisi kering
Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah batu pecah yang diambil
dari Kali Oba. Batu pecah Kali Oba merupakan agregat dengan kualitas baik, butirannya
tajam, kuat dan keras,yang berukuran dari 2 – 0,5 cm. Hasil pengujian agregat kasar dapat
Dari hasil pengujian agregat kasar di atas, dapat dihasilkan pengujian kadar air 0,855
%, penyerapan air 1,750 %, berat jenis kering oven 2,822, berat jenis kering permukaan
43
2,872, berat jenis semu 2,977, modulus kehalusan 7,501 % dan keausan agregat 23,852
kebutuhan bahan per m³ sesuai mutu beton yang direncanakan > 40 Mpa, yang
berdasarkan rencana campuran beton normal yang telah didapat berdasarkan SNI. dan
kebutuhan untuk 1 m3 adukan beton untuk mutu beton K – 450, Kebutuhan material dalam
lima kubus 150 x 150 x 150 cm3 dengan faktor kehilangan 1,2 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Pada penelitian ini cetakan benda uji yang digunakan adalah kubus (Cube Mold)
dengan ukuran ketiga sisinya 15 x 15 x 15 cm3 . Pengujian hasil kuat tekan beton pada
umur beton 3, 7, 14, 21 dan 28 untuk beton normal, sedangkan untuk beton variasi
penambahan Fly Ash 10 %, 15 %, 20 % dan 25 %, semua variasi diuji pada umur beton 28
hari dengan mengggunakan nilai FAS terkecil 0,30 terhadap campuran beton didapatkan
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi
Rata – Rata Pada 28 Hari
Umur
Slump Kuat Tekan
No Kode Sampel (Hari)
(cm) (Kg/Cm2)
1 BN 28 2 451.593
2 BFA - 10 % 28 2,25 461.653
3 BFA - 15 % 28 3,5 462.489
4 BFA - 20 % 28 3,125 465.032
5 BFA - 25 % 28 3 458,247
Dari hasil pengujian kuat tekan beton mutu tinggi diperoleh, untuk beton normal (BN)
dengan mengggunakan nilai faktor air semen 0,30 diperoleh kuat tekan sebesar 451,593
kg/cm2, setelah divariasikan dengan penambahan Fly Ash sebesar 10 % pada berat
semen kuat tekan mengalami kenaikan sebesar 461,653 kg/cm2, kemudian divariasikan
dengan penambahan Fly Ash sebesar 15 % pada berat semen kuat tekan mengalami
kenaikan sebesar 462,489 kg/cm2, kemudian divariasikan lagi dengan penambahan Fly
Ash sebesar 20 % dan 25 % pada berat semen kuat tekan masing–masing mengalami
Dari data hasil uji tekan beton mutu tinggi terlihat pada Tabel 4.5, maka dapat
digambarkan grafik hubungan antara nilai slump dengan kuat tekan pada Gambar 4.1 :
600
550
500
450
461.653 462.490 465.033 458.247
451.594
400
350
300
0 10 15 20 25
Grafik hubungan nilai slump dan kuat tekan beton yang terbentuk diatas dapat
dijelaskan adanya kenaikan kuat tekan pada setiap variasi penambahan Fly Ash dari yang
terendah 10 % sampai 25 %.
Gambar 4.1 menunjukan bahwa kuat tekan beton yang tertinggi terdapat pada
campuran beton penggantian sebagian semen dengan Fly Ash 20 % (BFA-20 %) yaitu
sebesar 465.032 kg/cm2 dan kuat tekan beton yang terendah terdapat pada campuran
beton normal tanpa variasi Fly Ash 0 % (BN) yaitu sebesar 451.593 kg/cm. Dari data di
atas dapat dilihat bahwa dengan penggantian sebagian semen dengan 20 % Fly Ash
mempunyai kuat desak lebih tinggi dibandingkan dengan beton variasi campuran Fly Ash
lainnya. Pengaruh Fly Ash sebagai bahan pengganti mengakibatkan terjadi reaksi
pengikatan kapur bebas yang dihasilkan dalam proses hidrasi semen oleh silika yang
46
terkandung dalam Fly Ash. Selain itu, butiran Fly Ash yang jauh lebih kecil membuat beton
lebih padat karena rongga antara butiran agregat diisi oleh Fly Ash sehingga dapat
memperkecil pori-pori yang ada dan memanfaatkan sifat pozzolan dari Fly Ash untuk
memperbaiki mutu beton. Penggunaan Fly Ash memperlihatkan dua pengaruh abu terbang
di dalam beton yaitu sebagai agregat halus dan sebagai pozzolan. Selain itu abu terbang
di dalam beton menyumbang kekuatan yang lebih baik dibanding dengan beton normal.
Selain kuat tekan beton mutu tinggi mengalami perubahan akibat variasi Fly Ash, nilai
Slump juga berubah hal ini disebabkan bertambahnya kadar Fly Ash pada masing –
pada beton.
Berdasarkan nilai slump pada Tabel 4.5 diatas, maka dapat digambarkan nilai slump
sebagai berikut.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai slump maka kuat
tekan betonnya cenderung meningkat. Grafik hubungan variasi Fly Ash yang terbentuk
dapat dijelaskan adanya peningkatan nilai slump pada setiap variasi Fly Ash dari terendah
10 % sampai terbesar 25 %.
Untuk menentukan berapa besar pengaruh penambahan Fly Ash terhadap kuat
tekan beton mutu tinggi maka perlu dilakukan suatu analisis data dengan pembuatan
suatu kurva yang dapat mewakili suatu rangkaian data yang diberikan dalam sistem
kordinat x-y karena adanya kesalahan atau ketidakpastian dalam pengujian. Untuk analisis
regresi akan dibuat kurva atau fungsi berdasarkan sebaran titik data. Kurva yang terbentuk
diharapkan dapat mewakili data-data tersebut. Metode yang digunakan untuk membuat
kurva tersebut adalah metode kuadrat terkecil. Metode tersebut memungkinkan untuk
Untuk menentukan persamaan yang digunakan maka dipilih salah satu dari kedua
hasil terbaik, dihitung nilai koefisien korelasi. Berdasarkan pedoman penafsiran korelasi,
maka:
2. Besar kecilnya angka korelasi menetukan kuat atau lemahnya hubungan kedua
varIabel. Kriteria angka korelasi antara 0 sampai dengan 1 adalah sebagai berikut:
Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukkan arah yang sama
dalam hubungan antarvariable. Artinya, jika variable 1 besar, maka variable 2 semakin
besar pula. Sebaliknya korelasi negatif menunjukkan arah yang berlawanan. Artinya, jika
y a xb
log y log ax b
log y log a b log x
p log y
A log a
Bb
q log x
p A Bq
_
q
logx i
3,125
0,781
n 4
_
p
logy i
10,658
2,665
n 4
n q i p i q i p i
B
n q i2 q1
2
4x 8.327 ) (3,125x10,658)
(4x2,530) (2,530 2 )
0,0038
_ _
A p B q
2,661
50
p A Bq
2,661 (0,003)q
Mengingat:
Bb b 0,003
y 458,685 x 0,0038
Jadi:
23,586 22,168
r =
23,586
= 0,285
4.6.2 Transformasi Ln
y ae bx
lny lnae bx
lny lna lne bx
lny lna bx
p A Bq
_
p
p i
24,541
6,135
n 4
n q i p i q i p i
B
n q i2 q1
2
52
4x4,294 (7,00x24,541)
(4x0,135) (7,00 2 )
0,0327
_ _
A p B q
6,135 ( 0,032x0,17 5)
6,140
p A Bq
6,140 ( 0,032)q
Mengingat:
A ln a 6,140 ln a a 464,483
Bb b 0,032
y 464,483 e 0,032
Dt 2 D 2
r=
Dt 2
25,586 20,787
=
25,586
= 0,3445
466
464
462
Kuat Tekan (Kg/cm2)
Pengujian
460 Laboratorium
458
Korelasi
456 Tranformasi log
Gambar 4.2 Korelasi kuat tekan rata-rata dengan variasi Fly Ash
Pada gambar 4.2 korelasi transformasi ln persentase abu vulkanik terhadap kuat
tekan beton mutu tinggi dalam campuran beton 10 %, 15 %, 20 % dan 25 %, dengan nilai
kuat tekan beton rata-rata untuk setiap variasi abu vulkanik (Fly Ash) yaitu 461,653
kg/cm2, 462,489 kg/cm2, 465,032 kg/cm2, dan 458,247 kg/cm2, Perbandingan nilai-nilai
yang didapatkan pada perhitungan penelitian ini untuk mendekati titik-titik data, pada
variasi abu vulkanik nilai kuat tekan beton tranformasi ln yang di dapatkan lebih besar yaitu
465,032 kg/cm2 dan grafik transformasi ln nya turun, untuk variasi persentase abu vulkanik
54
15 % dan 20 %, dengan grafik transformasi ln nya turun dengan nilai kuat tekan beton
Dari kedua koefisien korelasi diatas, diperoleh koefisien korelasi (r) untuk transformasi
ln (r=0,344) dan nilai koefisien korelasi (r) untuk transformasi log (r=0,285). Jadi kedua
keofisien korelasi berada antara 0,25 sampai 0,5 dan termasuk dalam korelasi cukup