Anda di halaman 1dari 7

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum biologi perikanan mengenai analisis aspek biologi ikan mas ini
dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor pada hari Rabu tanggal 2
Oktober 2019 pukul 13.00 WIB – selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai
berikut :
3.2.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini sebagai berikut :
1. Baki digunakan untuk wadah peralatan dan ikan saat dibedah.
2. Cawan petri digunakan untuk wadah isi organ ikan.
3. Cover glass digunakan untuk menutupi objek saat diamati.
4. Mikroskop digunakan untuk mengamati organisme yang berukuran sangat
kecil di organ lambung.
5. Penggaris digunakan untuk mengukur panjang tubuh ikan dan organ ikan.
6. Pipet tetes digunakan untuk meneteskan formalin ke organ lambung.
7. Pisau bedah (scalpel), Pinset (forceps), Gunting bedah (dissecting scissors)
digunakan untuk membedah sampel ikan.
8. Timbangan digital digunakan untuk mengukur bobot ikan, gonad dan hati.
9. Tusuk sonde digunakan untuk mematikan ikan.

3.2.2 Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini sebagai berikut :
1. Ikan mas digunakan sebagai bahan yang akan dianalisis.
2. Akuades digunakan untuk pengenceran sampel.
3. Formalin digunakan untuk mengawetkan organ.

18
19

4. Larutan serra digunakan untuk pengawet telur agar posisi inti telur ikan secara
jelas dapat diamati dengan mikroskop.
5. Larutan Asetokarmin digunakan untuk menentukan rasio kelamin.

3.3 Prosedur Praktikum


Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.3.1 Prosedur Analisis Pertumbuhan
1. Ikan mas disiapkan sebagai bahan uji.
2. Ikan mas ditusuk menggunakan tusuk sonde dibagian kepala hingga mati.
3. Ikan mas ditimbang bobotnya menggunakan timbangan digital lalu dicata
hasilnya.
4. Tubuh ikan mas diukur panjangnya menggunakan penggaris mulai dari SL,
FL dan TL lalu dicatat hasilnya.

1.3.2 Prosedur Analisis Reproduksi


1. Ikan mas yang sudah diukur lalu dibedah menggunakan gunting bedah dari
arah urogenital melingkar menuju bagian posterior operkulum.
2. Karakteristik gonad diamati untuk menentukan jenis kelamin ikan mas.
3. Morfologi gonad ikan uji diamati untuk menentukan tingkat kematangan
gonad.

1.3.3 Prosedur Analisis Kebiasaan Makanan


1. Ikan mas dibedah menggunakan gunting dari arah urogenital melingkar
menuju bagian posterior operkulum.
2. Bagian organ pencernaan diambil dan dipisahkan antara usus, hati dan
lambung.
3. Bagian usus diukur panjang ususnya menggunkan penggaris lalu dicatat
hasilnya
4. Bagian hati di pisahkan kemudian di timbang dan dicatat hasilnya..
5. Bagian lambung disimpan pada cawan petri untuk ditetesi formalin sebanyak
5 tetes kemudian ditambah akuades sampai lambung tersebut terendam.
20

6. Isi lambung tersebut diamati di coverglass dibawah mikroskop untuk


mengetahui jenis pakan yang ada didalam sampel tersebut lalu dicatat
hasilnya.

3.4 Parameter Praktikum


Parameter yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :

3.4.1 Hubungan Panjang Bobot

Menurut Effendie (2002) hubungan panjang dan bobot ikan dapat dicari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

W = a . Lb
Keterangan :
W = bobot ikan (gram)
L = panjang total (mm)
a = intercept
b = slope

3.4.2 Faktor Kondisi (Indeks Ponderal)


Menurut Effendie (2002) Perhitungan faktor kondisi atau indek ponderal
menggunakan sistem metrik (K). Mencari nilai K digunakan rumus :

𝑊
𝐾=
𝑎. 𝐿𝑏

Keterangan :
K = kaktor kondisi
W = bobot ikan (gram)
L = panjang total (mm)
a = intercept,
b = slope

3.4.3 Rasio Kelamin


Menurut Haryani (1998) rasio kelamin dihitung dengan cara
membandingkan jumlah ikan jantan dan betina yang diperoleh sebagai berikut :
X=J:B
Keterangan :
21

X = nisbah kelamin
J = jumlah ikan jantan (ekor)
B = jumlah ikan betina (ekor)

3.4.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG)


Menurut Effendie (1992) perhitungan indeks kematangan gonad/ gonado
somatic index dengan rumus sebagai berikut :

𝐵𝑔
𝐾= 𝑥 100%
𝐵𝑡

Keterangan :
IKG = indeks kematangan gonad (%)
Bg = bobot gonad dalam gram
Bt = bobot tubuh dalam gram

3.4.5 Hepato Somatik Indeks (HSI)

Menurut Effendie (1997) HSI dihitung dengan rumus sebagai berikut :

𝐵ℎ𝑡
𝐾= 𝑥 100%
𝐵𝑡

Keterangan :
HSI = Hepato somatic index (%)
Bht = Bobot hati ikan (gram)
Bt = Bobot tubuh (gram)

3.4.6 Fekunditas

Menurut Effendie (1992) fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan


metode gravimetrik dengan rumus :
𝐵𝑔
𝐾= 𝑥 𝐹𝑠
𝐵𝑠
Keterangan :
F = jumlah seluruh telur (butir)
Fs = jumlah telur pada sebagian gonad (butir)
Bg = bobot seluruh gonad (gram)
Bs = bobot sebagian gonad (gram)
22

3.4.7 Diameter Telur


Menurut Effendie (2002) diameter telur dihitung menggunakan rumus:
Ds = √D ×d
Keterangan :
Ds = diameter telur sebenarnya (mm);
D = diameter telur terbesar (mm);
d = diameter telur terkecil (mm)

3.4.8 Tingkat Kematangan Telur


Menurut (Rodriquez et al. 1995) dalam Effendie (1979) Persentase
tahap kematangan telur dihitung berdasarkan kriteria sebagai berikut :

Jumlah telur dengan inti di tengah


TKT fase vitelogenik = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
Jumlah telur dengan inti tidak di tengah
TKT fase awal matang = = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
Jumlah telur dengan inti melebur
TKT fase akhir matang = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖

3.4.9 Indeks Bagian Terbesar (Index of Preponderance)


Menurut Effendi (1979) indeks bagian terbesar adalah gabungan metode
frekuensi kejadian dan volumetrik dengan rumus sebagai berikut:

𝑉𝑖𝑥𝑂𝑖
𝐾= 𝑥 100%
∑𝑛𝑖=1 Vi× Oi

Keterangan :
Ii = Indeks Bagian Terbesar (Index of Preponderance)
Vi = Persentase volume satu macam makanan
Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
∑(Vi x Oi) = Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan

3.4.9 Indeks Ivlev (Index of Electivity)


Menurut Le Brasseur. (1970) dalam Effendi (1979) Preferensi tiap
organisme atau jenis plankton yang tedapat dalam alat pencernaan ikan ditentukan
berdasarkan indeks ivlev sebagai berikut :

𝑟𝑖 − 𝑝𝑖
𝐸=
𝑟𝑖 + 𝑝𝑖
23

Keterangan :
E = Indeks Ivlev (Index of Electivity)
ri = Jumlah relatif macam-macam organisme yang dimanfaatkan
pi = Jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairan

3.4.10 Tingkat Trofik


Menurut Effendie (1979) tingkat trofik dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
𝑇𝑡𝑝 × 𝐼𝑖
1 + ∑( )
100

Keterangan :

Tp = Tingkat trofik
Ttp = Tingkat trofik pakan
Ii = Indeks bagian terbesar pakan

3.5 Analisis Data


Analisa data yang digunakan dalam praktikum biologi perikanan mengenai
analisis biologis ikan mas (Cyprinus carpio) adalah deskriptif kuantitatif. Analisa
data deskriptif kuantitatif merupakan suatu metode untuk mengolah sebuah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan terutama
dalam sebuah penelitian. Analisa data deskriptif kuantitatif merupakan kegiatan
sesudah data dari seluruh responden atau sumber terkumpul. Teknik di dalam
penelitian kuantitatif yitu menggunakan statistik.
Umumnya, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak, teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisi data yang bersifat
kuantitatif atau statistik bertujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
(Soegyarto, 2003).

2.5.1 Analisis Data Hubungan Panjang Bobot


Praktikum biologi perikanan megenai analisis biologi ikan mas (Cyprinus
carpio) didapatkan data pertumbuhan yang akan diuji regresi dengan hubungan
24

panjang bobot. Menurut Blackweel (2000) dan Ritcher (2007), pengukuran panjng
bobot ikan bertujuan untuk mengetahui variasi bobot dan panjang tertentu dari ikan
secara individual atau kelompok-kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang
bobot, kesehatan, produktivitas dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan
gonad. Analisa hubungan panjang-bobot juga dapat mengestimasi faktor kondisi
yang merupakan salah satu hal penting dari pertumbuhan untuk membandingkan
kondisi atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu. Dari
data hasil pertumbuhan yang telah terkumpul, dilakukan uji hipotesis hubungan
panjang bobot.
 b = 3 (Isometrik), dimana pertumbuhan panjang dan berat seimbang.
 b ≠ 3 (Alometrik) :
 b < 3 = alometrik negatif (pertumbuhan berat < panjang)
 b > 3 = alometrik positif (pertumbuhan berat > panjang)

3.5.2 Analisis Data Rasio Kelamin


Menurut Supardi (2013), untuk menentukan keseimbangan jenis kelamin,
digunakan uji chi kuadrat dengan menggunakan persamaan :
𝑛

2
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
𝑥 =∑
𝐸𝑖
𝑖=1
Keterangan :
𝑥 2 = nilai chi kuadrat
𝑂𝑖 = frekuensi observasi yaitu jumlah ikan jantan atau betina hasil pengamatan
𝐸𝑖 = frekuensi harapan yaitu jumlah ikan jantan atau betina secara teoritis (1:1 )

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Nisbah ikan jantan dan ikan betina adalah seimbang (1:1)


H1 : Nisbah ikan jantan dan ikan betina tidak seimbang

Anda mungkin juga menyukai

  • Cara Mematikan
    Cara Mematikan
    Dokumen2 halaman
    Cara Mematikan
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Ikan Kembung
    Ikan Kembung
    Dokumen6 halaman
    Ikan Kembung
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • 2 PDF
    2 PDF
    Dokumen1 halaman
    2 PDF
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen2 halaman
    Dapus
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen4 halaman
    Dapus
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Praktikum
    Format Laporan Praktikum
    Dokumen25 halaman
    Format Laporan Praktikum
    widiarusyani123
    Belum ada peringkat