DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
ABSTRACT
IRFAN NUR AFFANDI. Numerical Solution of the Black-Scholes Model Using
Upwind Finite Difference Methods. Supervised by DONNY CITRA LESMANA
and RUHIYAT.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Penyelesaian Numerik
Model Black-Scholes Menggunakan Metode Beda Hingga Upwind berhasil
diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1 ayah, ibu, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, nasehat, dan
kasih sayangnya,
2 Dr Donny Citra Lesmana, SSi MFinMath selaku Dosen Pembimbing I dan
Ruhiyat, MSi selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar memberikan
bimbingan, saran, dan kritik sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan
dengan baik,
3 Dr Berlian Setiawaty, MS selaku moderator dalam seminar dan Dosen
Penguji yang telah banyak memberi sarannya,
4 seluruh dosen dan staf Departemen Matematika atas segala ilmu dan bantuan
yang diberikan selama perkuliahan,
5 teman-teman Matematika angkatan 47 yang telah membantu dalam kegiatan
belajar selama perkuliahan,
6 teman-teman Wisma Uganda (Ayub, Muhjidin, Adit, Nur Fatah, Trias,
Danang) yang senantiasa menjadi tempat berbagi,
7 teman-teman OMDA Sragen yang telah menemani perjalanan penulis selama
perkuliahan,
8 seluruh mahasiswa matematika Angkatan 46, 48, dan 49 Departemen
Matematika IPB yang telah menemani perjalanan penulis selama perkuliahan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Definisi, Jenis, dan Nilai Opsi 2
Barisan 5
Model Black-Scholes 6
Metode Beda Hingga 9
Metode Implisit dan Metode Beda Hingga Upwind 10
Tridiagonal Solver 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
Menentukan Model Black-Scholes 13
Syarat Awal dan Syarat Batas 13
Diskretisasi 14
Simulasi Numerik 17
SIMPULAN DAN SARAN 26
Simpulan 26
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28
RIWAYAT HIDUP 31
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekarang ini minat seseorang terhadap suatu saham atau investasi dalam
dunia keuangan semakin berkembang pesat, sehingga semakin banyak orang yang
menggunakan produk derivatif. Produk derivatif merupakan instrumen keuangan
yang nilainya bergantung pada nilai aset yang mendasarinya (underlying asset).
Produk derivatif dapat digunakan untuk mengelola risiko dan spekulasi, serta
meminimumkan kerugian yang disebabkan oleh fluktuasi harga dari underlying
asset. Salah satu produk derivatif yang diperdagangkan dalam pasar keuangan
adalah opsi.
Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, yaitu pembeli dan penjual, yang
memberikan hak untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu dengan harga
yang telah ditentukan, pada atau sebelum waktu yang ditentukan. Harga di mana
aset tersebut dapat dibeli atau dijual disebut dengan harga exercise atau harga
strike, sedangkan waktu ketika kontrak berakhir dikenal sebagai expiration date
atau waktu jatuh tempo.
Pada dunia keuangan, opsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu opsi call dan opsi
put. Berdasarkan waktu penggunaannya, opsi dikelompokkan menjadi dua, yaitu
opsi tipe Amerika (American option) dan opsi tipe Eropa (European option). Bursa
perdagangan opsi saham yang paling besar di dunia untuk produk derivatif yaitu
CBOE (Chicago Board Options Exchanges) yang mulai menjual opsi dari 16
saham, dan sekarang CBOE telah menjual opsi lebih dari 1200 saham.
Metode penentuan harga opsi secara umum dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu metode analitik dan metode numerik. Metode analitik merupakan
suatu metode penentuan harga opsi yang menghasilkan nilai yang eksak,
sedangkan metode numerik merupakan metode penentuan harga opsi yang
menghasilkan nilai aproksimasi sehingga pada metode numerik mungkin akan
terdapat error di dalamnya. Pada tahun 1973 dua orang ahli keuangan Fisher Black
dan Myron Scholes berhasil mengembangkan model yang dikenal sebagai model
Black-Scholes. Model Black-Scholes ini penggunaannya terbatas karena hanya
dapat digunakan untuk menentukan harga opsi tipe Eropa saja, sedangkan model
ini tidak berlaku untuk opsi tipe Amerika. Salah satu metode numerik yang
digunakan untuk menentukan harga opsi adalah metode beda hingga.
Metode beda hingga adalah suatu metode numerik yang digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial dengan mengaproksimasi turunan-turunan
persamaan tersebut menjadi sistem persamaan linear. Secara umum, metode beda
hingga yang digunakan antara lain metode eksplisit, metode implisit, metode
Crank-Nicholson, metode beda hingga upwind (upwind finite difference method),
dan metode volume hingga (finite volume method). Metode yang akan digunakan
untuk menyelesaikan model Black-Scholes secara numerik dalam penelitian ini
adalah metode implisit pada diskretisasi waktu dan metode beda hingga upwind
pada diskretisasi ruang. Pada penelitian ini juga akan digunakan metode faktorisasi
Crout untuk menyelesaikan matriks sistem yang berbentuk matriks tridiagonal.
Software Matlab digunakan untuk komputasi numeriknya.
2
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi 1 (Opsi)
Instrumen derivatif adalah kontrak yang nilainya ditentukan oleh satu atau lebih
aset yang mendasari (underlying asset). Salah satu instrumen derivatif yang
berpotensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua
pihak yang memberikan hak untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu
dengan harga yang telah ditentukan pada waktu yang telah ditentukan (Hull 2009).
( ) all
( )
( ) ( ) ( ) l
{ ( )
Diagram payoff untuk opsi call, opsi put, opsi butterfly spread, dan opsi cash
or nothing (CoN) digambarkan pada Gambar 1-4.
40
35
30
25
Payoff
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
40
35
30
25
Payoff
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
20
18
16
14
12
Payoff 10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
0.9
0.8
0.7
0.6
Payoff
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
2 Opsi put
Jika , maka opsi put dikatakan dalam keadaan out of the money.
Jika , maka opsi put dikatakan dalam keadaan at the money.
Jika , maka opsi call dikatakan dalam keadaan in the money.
Barisan
Definisi 5 (Barisan)
Barisan bilangan real adalah suatu fungsi yang terdefinisi pada himpunan bilangan
asli dan memiliki range yang termuat di himpunan bilangan real . Misalkan
adalah suatu barisan bilangan real dengan
( ) .
Barisan dapat dilambangkan
* + .
Model Black-Scholes
Proses Wiener umum untuk suatu peubah acak dapat dinyatakan sebagai
berikut:
( ) ( )
( ) ( ( ) ) ( ( ) ) ( ) (1)
(Hull 2009).
( ) ( ) ( )
( ) ( ) , (2)
dan
( ) ( ) ( ) ,
( ( )) .
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ). (3)
( ) ( ) ( ) ( ). (4)
Dengan persamaan (4) ini, dapat diterapkan Lemma Itô untuk suatu fungsi
( ), yaitu nilai opsi dengan harga saham pada waktu , sehingga diperoleh:
( ( ) ( ) ) ( ) ( ). (5)
. (6)
. (7)
( ) . (8)
Return dari investasi sebesar pada saham tak berisiko akan memiliki
pertumbuhan sebesar dalam selang waktu , di mana adalah suku bunga
bebas risiko. Agar tidak terdapat peluang arbitrase, nilai pertumbuhan ini harus
sama dengan ruas kanan dari persamaan (8):
( ) . (9)
. (10)
( ) ( ) ( )
( ) .
dengan dan .
2 Aproksimasi
Aproksimasi diperoleh dari ekspansi deret Taylor. Misalkan ekspansi deret
Taylor untuk ( ) dan ( ) adalah sebagai berikut:
( ) ( ) ( ) (11)
( ) ( ) ( ). (12)
( ) ( )
( )
. (13)
10
. (14)
Hasil pengurangan persamaan (12) dari (11) diperoleh persamaan beda pusat,
yaitu:
. (15)
( ) ( ) ( )
( )
. (16)
( ) ( ) ( ) (17)
( ) ( ) ( ). (18)
(19)
(Niwiga 2005).
Metode implisit merupakan salah satu metode beda hingga yang digunakan
untuk menyelesaikan secara numerik persamaan diferensial parsial. Metode
implisit mengaproksimasi turunannya menggunakan persamaan beda pusat (beda
maju dan beda mundur).
Metode beda hingga upwind merupakan metode yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu persamaan diferensial dengan mengaproksimasi turunan-
turunan persamaan tersebut menjadi sistem linear. Metode beda hingga upwind
dan metode implisit sama-sama mengaproksimasi turunannya menggunakan
persamaan beda pusat. Salah satu contoh kasus yang penyelesaiannya
menggunakan metode beda hingga adalah sebagai berikut:
Misalkan
( ) ( )
(26)
11
( )
. (30)
( )
atau
(31)
dengan
= (32)
[ ] [ ] [ ]
12
atau
dengan
dan
[ ] [ ]
Tridiagonal Solver
( ) ( ) ( ), (34)
( ) ( ) ( ], (35)
( ) ( ) ( ]. (36)
Fungsi , , dan dipilih berdasarkan tipe dari opsi. Tipe opsi yang
dipilih adalah tipe opsi Eropa untuk opsi Call, Put, Butterfly spread, dan Cash or
14
Nothing (CoN). Syarat awal dan syarat batas dari opsi tipe Eropa tersebut
diberikan sebagai berikut:
( ) all
( )
( ) ( ) ( ) l
{ ( )
all
{
l
all
{
l
Diskretisasi
( )( )
( )( )
15
( )( )
( )( )
( )
( )( ) ( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
( )( ) ( ) ( ) (37)
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
(38)
( ) ( )
( ) (39)
16
(40)
(41)
(42)
. (43)
[ ][ ]
= +
[ ] [ ]
atau
.
Teorema 2 (Matriks-M)
Misalkan matriks nonsingular yang berukuran dengan untuk
dan untuk serta semua elemen dari matriks taknegatif, maka
matriks disebut Matriks-M.
Untuk sembarang , matriks ( ) adalah suatu matriks-M
untuk .
Bukti:
Untuk membuktikan teorema ini, harus ditunjukkan bahwa:
, (44)
| | | | (45)
untuk .
17
Untuk matriks dari persamaan (41) (43) dapat dilihat bahwa syarat (44)
terpenuhi. Selanjutnya syarat (45), karena dan maka:
| | | |
| | | |. (46)
Definisi dari ( ) dan berdasarkan (45), diperoleh:
∑| |
Simulasi Numerik
Pada bagian ini akan ditunjukkan efisiensi dan akurasi dari metode
diskretisasi. Hasil simulasi ini menggunakan empat model masalah opsi yang
komputasi numeriknya menggunakan software Matlab 7.7.0 (R2008b) dan
algoritme komputasinya dapat dilihat pada Lampiran 2. Model opsi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1 Opsi call tipe Eropa
Parameter-parameter yang digunakan untuk menghitung nilai dari opsi
call adalah = 0.1, = 0.2, = 40, =1, dan = 80. Perhitungan ini
menggunakan metode implisit pada mesh yang seragam dengan = 40 ( = 2)
dan = 20 ( = 0.05) yang hasilnya disajikan pada Gambar 5.
ht=0.0500 hS=2.0000
50
40
Harga Opsi
30
20
10
0
1
80
0.5 60
40
20
Waktu 0 0
Harga Saham
‖ ‖ | ( )|
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
dengan
( ⁄ ) ( )( )
√
( ⁄ ) ( )( )
√
Keterangan:
= harga opsi call tipe Eropa
= harga opsi put tipe Eropa
= harga saham
= harga strike
= tingkat suku bunga bebas risiko
= jangka waktu berlakunya opsi
= volatilitas dari harga saham
= mesh dari variabel
= mesh dari variabel
( ) = fungsi sebaran kumulatif normal baku, dengan = ,
( ) ∫
√
(Hull 2009).
19
Tabel 1 Hasil perhitungan orde kekonvergenan dari opsi call tipe Eropa
M N ‖ ‖ (‖ ‖ )
41 21 7.03901
81 41 2.25213 3.12
161 81 6.53705 3.44
321 161 3.51339 1.86
641 321 2.26599 1.55
1281 641 1.52048 1.49
45
volatilitas=5%
40 volatilitas=20%
volatilitas=70%
35
30
Harga Opsi
25
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
70
K = 20
60 K = 40
K = 60
50
Harga Opsi
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
ht=0.0500 hS=2.0000
40
35
30
25
Harga Opsi
20
15
10
5 1
0 0.5
0 20 40 60 80 0
Waktu
Harga Saham
M N ‖ ‖ (‖ ‖ )
41 21 1.75441
81 41 9.91805 1.77
161 81 5.74685 1.73
321 161 3.51261 1.64
641 321 2.26580 1.55
1281 641 1.52043 1.50
40
volatilitas=5%
35 volatilitas=20%
volatilitas=70%
30
25
Harga Opsi
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
60
K = 20
K = 40
50 K = 60
40
Harga Opsi
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
3 Opsi Butterfly
Parameter-parameter yang digunakan untuk menghitung nilai dari opsi
Butterfly adalah = 0.1, = 0.2, = 30, = 40, = 50, =1, dan =
80. Hasil perhitungan nilai dari opsi Butterfly yang dihitung dengan
menggunakan metode implisit pada mesh yang seragam dengan = 40 ( = 2)
dan = 20 ( = 0.05) yang hasilnya disajikan pada Gambar 11.
ht=0.0500 hS=2.0000
10
8
Harga Opsi
0
1
80
0.5 60
40
20
Waktu 0 0
Harga Saham
8
volatilitas=5%
7 volatilitas=20%
volatilitas=70%
5
Harga Opsi
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
7
K1 = 10, K2 = 20, K3 = 30
K1 = 30, K2 = 40, K3 = 50
6 K1 = 50, K2 = 60, K3 = 70
5
Harga Opsi
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
ht=0.0500 hS=2.0000
0.8
Harga Opsi
0.6
0.4
0.2
0
1
80
0.5 60
40
20
0 0
Waktu Harga Saham
1
volatilitas=5%
0.9
volatilitas=20%
volatilitas=70%
0.8
0.7
0.6
Harga Opsi
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
Gambar 15 Harga opsi Cash or Nothing (CoN) untuk nilai volatilitas yang
berbeda-beda
26
1
K = 20
0.9
K = 40
0.8 K = 60
0.7
0.6
Harga Opsi
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Harga Saham
Gambar 16 Harga opsi Cash or Nothing (CoN) dengan harga strike yang
berbeda-beda
Simpulan
3 Opsi Butterfly
Harga opsi akan meningkat saat harga saham 30 sampai 40 dan harga opsi
akan menurun saat harga saham 40 sampai 50.
Orde kekonvergenan sekitar 1.8.
4 Opsi Cash or Nothing (CoN)
Harga opsi bernilai 0 saat harga saham di bawah 40 dan harga opsi akan
bernilai 1 saat harga saham di atas 40 pada saat jatuh tempo.
Orde kekonvergenan sekitar 1.4.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
( ) ( ) ( ( )) . (1.b)
( ( )) ( ( ) ( ) ( ))
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ( ))
( ( )) ( ) . (1.c)
Dengan menyubstitusikan persamaan (1.a) dan (1.c) pada persamaan (1.b) akan
diperoleh:
( ) ( ( ) ( ) ( )) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ( ) ( ) ) ( ) ( ).
function V = EuImplisit(u0,g1,g2,S_end,T,nS,nt)
format long
nS1 = nS+1; % banyaknya mesh ruang (S)
hS = S_end/nS; % panjang dari sub interval S
hS2 = hS*hS;
nt1 = nt+1; % banyaknya mesh dari waktu(t)
ht = T/nt; % panjang dari sub interval t
r = 0.1; % suku bunga bebas risiko
sigma0 = 0.2; % sigma dari model Black-Scholes
rat = 1/ht; % rasio dari panjang ruang dan panjang waktu
for k = 1:nt1
U(k,1) = feval(g1,tvec(k));
U(k,nS1) = feval(g2,tvec(k));
end
Svechit = zeros(1,nS1-2);
for j = 1:(nS1-2)
Svechit(j) = Svec(j+1);
end
e_1 = sigma2*(Svechit(1)^2)/hS2;
e_n1 = sigma2*(Svechit(end)^2)/hS2 + (1/hS)*b(end);
F = zeros(nS1-2,1);
F(1) = e_1*U(m,1) + rat*Un(2);
F(nS1-2) = e_n1*U(m,nS1) + rat*Un(nS1);
for i = 2:(nS1-3)
F(i) = rat*Un(i+1);
end
V = zeros(nt1,nS1);
for j = 1:nt1
V(j,:) = U((nt1+1)-j,:);
end
‘
31
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sragen pada tanggal 9 Januari 1993 dari ayah Sugito
dan ibu Dra Sri Suwarti. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara. Tahun
2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Gondang, Sragen dan pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di lembaga kemahasiswaan dan
memegang amanah sebagai staf Public Relation Gugus Mahasiswa Matematika
(Gumatika) IPB selama dua periode kepengurusan yaitu tahun 2012 dan 2013,
serta ketua Organisasi Mahasiswa Daerah Sragen tahun 2013. Penulis pernah
mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Gumatika
diantaranya adalah kepanitiaan IPB Mathematics Challenge (IMC), Fieldtrip
Matematika angkatan 47, studi banding Gumatika, dan berbagai kegiatan lainnya.
Penulis juga aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh IPB di antaranya
Canvasing IPB dan IPB Goes To Field (IGTF) 2013.