Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Disusun Oleh :
Kelompok II
1. Helmalia Putri Fadia (11190970000009)
2. Apriliani Putri (11190970000027)

Prodi Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta
ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk
maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan
yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan
kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................................. 2
Daftar Isi ......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 .............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN .............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG............................................................................... Error! Bookmark not defined.
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
C. TUJUAN .............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 2 .............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian filsafat Pancasila ............................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara ... Error! Bookmark not
defined.
C. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ......... Error! Bookmark not defined.
BAB 3 .............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ........................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
A. KESIMPULAN ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
B. SARAN ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan pondasi
dari bangunan negara. Kuatnya pondasi negara akan menguatkan berdirinya negara itu.
Kerapuhan pondasi suatu negara, berakibat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar
negara Indonesia, Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara dan juga sebagai
ideologi negara.
Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara
ini dilandasi oleh filsafat atau ideologi Pancasila. Pondasi negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar atau ideologi berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat
atau lemahmya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Namun, pada era globalisasi sekarang ini tidak sedikit masyarakat yang mengetahui
bahkan memaknai apa kedudukan pandangan hidup yang sesungguhnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian filsafat Pancasila ?
2. Apa dan bagaimana kedudukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara ?
3. Apa dan bagaimana pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian filsafat Pancasila.
2. Mengetahui kedudukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
3. Mengetahui pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pancasila

Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya


definisi filsafat dalam filsafat Pancasila telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh
beberapa filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila
senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila
berbeda dari waktu ke waktu.

Filsafat Pancasila Asli

Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di
BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana
filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep
humanisme, rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi
parlementer, dan nasionalisme

Filsafat Pancasila versi Soekarno

Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai


berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa
Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia
dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut
Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi
dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan
“Persatuan”.

Filsafat Pancasila versi Soeharto

Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang


disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam
budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”. Semua sila dalam
Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir
Pancasila). Filsuf Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila
adalah truly Indonesia antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito
Poespoprodjo, Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi,
Kaelan, Moertono, Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono.
Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil
berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling
benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

B. Kedudukan dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara


1. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:
- Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerokhanian
tertib hukum Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke
dalam empat pokok pikiran.
- Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
- Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
- Mengandung norma yang mengharuskan UUD menngandung isi yang mewajibkan
pemerintah dll penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan
gollongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini
sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat yang bunyinya “....Negara
berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.”
- Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara negara,
parapelaksana pemerintahan (juga para penyelennggara [artai dan golongan
fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan
dan penyelenggara an negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika
masyarakat. Dengan ssemangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai
pandangan hidup bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan
diarahkan asas kerokhanian negara.

Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentuk negara bahwa tujuan utama


dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh karena
itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara RI. Hal ini sesuai dengan dasar
yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pernah ditetapkan dalam
ketetapan No.XX/MPRS/1996 demikian juga dalam ketetapan No. V/MPR/1973.
Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum serta cita-cita
moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya
dikatakan bahwa tersebut meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan
mondial, cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral
mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari
budi nurani manusia. Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui sidang istimewa
tahun 1998, mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar negara RI yang
tertuang dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses
reformasi, meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat
(sila IV) juga harus mendasar pada nilai-nilai yanng terkandung dalam pancasila.
Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
Kerakyatan serta keadilan, bahkan bersumber kepadanya.
2. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan harkat dan
martabatnya, dalam kenyataannya senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena
itu, manusia membutuhkan suatu lembaga bersama untuk melindungi haknya, dan
dalam pengertian ilmiah manusia membentuk suatu negara. Negara sebagai lembaga
kemasyarakatan, sebagai organisasi hidup manusia senantiasa memiliki cita-cita
harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang secara bersama merupakan suatu
orientasi yang bersifat dasariah bagi semua tindakan dalam hidup kenegaraan.
Kompleks pengetahuan yang berupa idde-ide, pemikiran-pemikiran, gagasan-gagasan,
harapan serta cita-cita tersebut merupakan suatu nilai yang dianggap benar dan
memiliki derajad yang tertinggi dalam suatu negara. Hal ini merupakan suatu landasan
bagi seluruh warga negara unuk memahami alam serta menentukan sikap dasar untuk
bertindak dalam hidupnya. Pada hakikatnya idiologi merupakan hasil refleksi manusia
berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi denngan masyarakat negara. Di
satu pihak membuat ideologi semakin reallistis dan di pihak lain mendorong
masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berpikir
masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-
citanya (Poespowardojo, 1991).
Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan. Hal ini disebabkan
dalam ideologi terkandung suatu orientasi praksis. Selain sebagai sumber motivasi
ideologi juga merupakan sumber semangat dalam berbagai kehidupan bernegara.
Ideologi akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara
masyarakat bangsa dengan ideologi, dengan demikian ideologi akan bersifat terbuka
antisipatif bahkan bersifat reformatif dalam arti senantiasa mampu mengadaptasi
perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya. Namun jika ideologi
diletakkan sebagai nilai yang sakral bahkan diletakkan sebagai alat legitimasi
kekuasaan maka dapat dipastikan ideologi akan menjadi tertutup, kaku, beku,
dogmatis, dan menguasai kehidupan bangsanya. Oleh karena itu agar ideologi benar-
benarmampu menampung aspirasi para pendukungnya untuk mencapai tujuan dalam
bermasyarakat dan bernegara maka ideologi haruslah bersifat dinamis, terbuka,
antisipatif yang senantiasa mampu mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan
zaman. Inilah peran penting idiologi bagi banga dan negara agar bangsa dapat
mempertahankan eksistensinya.

C. Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari


Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar
simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus
mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus
menjadi aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat senjata. Kita
dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kita dapat memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga. Misalnya melakukan musyawarah
keluarga. Setiap keluarga pasti mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan
terselesaikan dengan baik melalui musyawarah. Kalian dapat belajar menyatukan pendapat
dan menghargai perbedaan dalam keluarga. Biasakanlah melakukannya dalam keluarga.
Dalam lingkungan sekolah pun kita harus membiasakan bermusyawarah. Hal ini
penting karena teman-teman kita berbeda-beda. Berbagai perbedaan akan lebih mudah
disatukan bermusyawarah. Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan
yang diambil pun menjadi keputusan bersama. Hal itu akan mempererat semangat
kebersamaan di sekolah. Tanpa musyawarah, perbedaan bukannya saling melengkapi.
Tetapi, justru akan saling bertentangan. Oleh karena itu, kita harus terbiasa bermusyawarah
di sekolah. Kerukunan hidup di lingkungan sekolah akan terjaga. Dengan demikian, kalian
tidak akan kesulitan menghadapi dalam lingkungan yang lebih luas. Berawal dari keluarga
kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

1. Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai Perbedaan


Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud dalam
sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan sikap yang harus kita tiru. Pada
waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi, sikap para tokoh telah
mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria. Mereka bersedia menerima
perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar negara berlangsung. Nah, sekarang kita
telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti
selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa
Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh
karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam
perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku
bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku bangsa
dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu akan
menjadikan persatuan negara kita kuat seperti Pancasila.

2. Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi


Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (falsafah hidup bangsa)
berarti melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari , menggunakan pancasila
sebagai petunjuk hidup sehari-hari , agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan
kebahagian lahir dan batin.

Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena
dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis).
Bahwa pengamalan pancasila secara utuh (5 sila) tersebut adalah merupakan menjadi
syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum, meliputi
suasana kebatinan dari UUD 1945, mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara,
mengandung norma dan merupakan sumber semangat bagi UUD 1945. Sedangkan
pancasila sebagai idiologi bangsa merupaka landasan bagi seluruh warga negara,
menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara, sumber motivasi, mampu menampung
aspirasi para pendukungnya. Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
dapat dilakukan dengan membiasakan diri bemusyawarah. Diawali dalam lingkup
keluaarga kemudian menuju ke sekolah dan lingkungan sekitar.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang berjudul “Pancasila sebagai Filsafat” ini. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Pancasila

https://bobo.grid.id/read/081869802/pancasila-dasar-negara-indonesia-apa-saja-
butir-pengamalan-pancasila?page=all

Anda mungkin juga menyukai