Anda di halaman 1dari 3

Tugas Teori Belajar tanggal 5 sampe 8 Maret 2018.

Kerjakan individu

1. Bagaimana Psikologi Gestalt dapat memberikan masukan terhadap pembelajaran terutama


pembelajaran kimia? Berikan penjelasan dan contoh nyata.

2. Bagaimana teori pemrosesan informasi dapat menjelaskan kemampuan manusia dalam


mengingat dan memanggil kembali informasi?

3. Bagaimana menurut Anda sebagai pebelajar yang baik untuk dapat mengolah informasi yang
penting dan dapat memanggil kembali informasi dengan benar?

1. Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut
sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling dasar dalam Psikologi
Gestalt. Dalam hal ini Psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat phenomonologi yang
mengatakan bahwa suatu pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam suatu
phenomena terdapat dua unsur yaitu obyek dan arti. Obyek merupakan sesuatu yang
dapat dideskripsikan, setelah tertangkap oleh indera, obyek tersebut menjadi suatu
informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada obyek itu.

Pada pembelajaran kimia, teori Gestalt mampu dijadikan sebagai tumpuan atau masukan
dengan memanfaatkan prinsip pembelajarannya sebagai gaya belajar. Psikologi gestalt
mengacu pada suatu gejala atau fenomena. Dimana gejala tersebut memiliki dua unsur
berupa objek dan arti. Apabila dalam fenomena suatu objek dianalisis maka lahirlah suatu
arti yang mampu menjelaskan objek dalam fenomena tersebut. Misalnya, dalam
pembelajaran kimia pada fenomena Laju Reaksi. Konsep fenomena laju reaksi tidak
pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Contohnya pada pembuatan larutan gula untuk
membuat minuman. Gula akan lebih mudah larut pada air panas dibanding air pada suhu
normal. Objek dalam fenomena tersebut adalah gula. Dan saat dianalisis, ternyata hal
tersebut dikarenakan suhu yang mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu semakin tinggi
atau semakin panas, maka tumbukan antar partikel akan semakin cepat, sehingga partikel
gula akan lebih cepat berikatan dengan air. Dan penjelasan tersebutlah yang dimaksud
dengan arti. Dimana arti, didapatkan oleh objek yang telah dianalisis.

2. Dalam pembelajaran kognitif terjadi pemrosesan informasi. Teori ini merupakan


gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu
informasi. Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian
mengolah informasi tersebut di dalam memori. Pemrosesan informasi dalam memori
manusia diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory Memory, Short-
term Memory, dan Long-term Memory. Kemudian nantinya terdapat keluaran dari proses
informasi tersebut yang berupa hasil belajar.

Menurut Suharnan, 2005 persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang
telah dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk memperoleh dan menginterpretasi
stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti, mata, telinga dan hidung.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi adalah proses
penangkapan informasi yang diterima menggunakan alat indera.

Model ingatan menurut Atkinson dan Shifrrin didasarkan kepada pemrosesan informasi.
Berdasarkan model ini, informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan
indera menuju pada ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang
lebih permanen di dalam ingatan jangka panjang. Pemindahan informasi dari ingatan
indera (ingatan sensori) menuju pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan oleh
perhatian. Jika proses informasi dalam ingatan jangka pendek sudah dikendalikan, maka
informasi itu akan melakukan fungsi ingatan. Proses pengendalian yang paling penting
dalam ingatan jangka pendek adalah rehearsal atau repetition, yaitu pengulangan
informasi dalam pikiran.

Sedangkan menurut model pemrosesan informasi, orang dapat menganalisis informasi


menurut cara-cara yang berbeda, dari proses yang paling dangkal hingga yang paling
dalam (tentang makna). Menurut Craik dan Lockhart suatu proses pengulangan informasi
(rehearsal) dibedakan menjadi pengulangan untuk pemeliharaan dan untuk elaborasi atau
pendalaman. Pemrosesan informasi pada tingkat yang lebih dalam akan meningkatkan
kinerja penggalian kembali informasi di dalam ingatan(recall) karena adanya faktor yang
menonjol (distinctiveness) dan pemerincian (elaboration

3. Upaya bagi seorang pelajar untuk dapat mengolah informasi yang penting dan dapat
memanggil kembali informasi dengan benar :
- Mendapatkan informasi sebagik mungkin dengan mengandalkan aspek pencacatan indera.
- Menyimpan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan
mempelajari berdasarkan pemahaman, bukan penghafalan.
- Mendalami informasi yang masih kasar berdasarkan aspek pengenalan pola, yaitu dengan
mencari lebih dalam tentang informasi baru yang didapat.
- Belajar secara terus-menerus.
- Memiliki rasa ingin tahu besar terhadap segala sesuatu sehingga memiliki upaya untuk
mencari tahu sesuai aspek perhatian, sehingga terdapat informasi baru yang dapat
menjawab rasa keingin tahuan tersebut.
- Memberi aspek perhatian, yaitu belajar secara teratur dan terarah. Sehingga mampu
mengendalikan informasi dari ingatan sensori ke memori jangka pendek.
- Melakukan pengulangan informasi atau Review, agar sensor memori tidak terlupakan.
Akan tetapi, menjadi memori jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai