Dosen Pembimbing :
Dr. Retno Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
Seluruh Mahasiswa
Kelas A1 2016
NIM : 131611133001
Tanggapan:
Menurut Stuart & Sundeen, 1998. Konsep diri merupakan suatu pikiran,
keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa
dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain.
Dapat disimpulkan, konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan dalam Error! Bookmark not defined. antar pribadi. Kunci
keberhasilan hidup adalah konsep diri positif.
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia, Jakarta: EGC
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu faktor lingkungan yang
meliputi lingkungan fisik (menunjang perkembangan konsep diri) dan
lingkungan psikologi (memengaruhi perkembangan konsep diri). Faktor
pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan pengalaman sukses atau gagal,
stressor, usia, keadaan sakit atau trauma. Faktor tingkat tumbuh kembang
yakni tingkat perkembangan dan kematangan akan terbentuk konsep diri yang
baik, jika terjadi kegagalan maka terbentuklah konsep diri yang kurang
memadai.
Jika berbagai faktor tersebut cenderung menimbulkan perasaan yang positif (bangga,
senang), maka muncullah akan konsep diri yang positif. Pada masa anak-anak,
seorang individu umumnya cenderung menganggap benar apa saja yang
dikatakan oleh orang lain. Jika seorang anak merasa dia diterima, dihargai,
dan dicintai maka anak tersebut akan menerima, menghargai, dan juga
mencintai dirinya (berkonsep diri yang positif). Dan sebaliknya, jika orang-
orang yang berpengaruh di sekelilingnya (orang tua, guru, orang dewas,
temannya, dll) ternyata meremehkan, merendahkannya, mempermalukan, dan
juga menolaknya, maka pengalaman itu akan disikapi dengan negatif
(memunculkan konsep diri yang negatif).
Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta. Salemba Medika
NIM : 131611133003
NIM : 131611133004
Tanggapan
Referensi [1] menyatakan bahwa Konsep diri adalah konstruksi psikologis mengenai
bagaimana memandang diri sendiri, bagaimana melihat diri sendiri dan pandangan
orang lain, dan bagaimana berperilaku sesuai. Referensi [2] menyatakan konsep diri
merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang
merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Sumber :
Sumber :
NIM : 131611133005
Tanggapan
1. Konsep diri merupakan pandangan dan perasaan diri yang bersifat psikologi,
sosial, dan fisik. Konsep bukan hanya gambaran dari diri tetapi juga penilaian
diri. Jadi konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang diri.
http://etheses.uin-malang.ac.id/629/6/10410181%20Bab%202.pdf
2. Faktor yang lain sebaimana dikemukakan oleh Hurlock (1996) bahwa ada 12
faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu
1. Fisik,
2. Tempo kematangan biologis,
3. Sikap terhadap anggota keluarga,
4. Harapan orang tua,
5. Sikap terhadap teman sebaya,
6. Masalah prbadi keluarga,
7. Maslaah ekonimi keluarga,
8. Sekolah,
9. Pendapat teman sebaya,
10. Adama,
11. Kesempatan sekolah,
12. Pengaruh radio-televisi.
NIM : 131611133006
Pengertian konsep diri adalah inner world dalam seseorang menurut Jersild (dalam
Hurlock, 1974). Thomas mengemukakan bahwa self concept sebagai berikut :
“…which is organized, coherent, and integrated pattern of perception related to the
self, includes self esteem and self image” (Perlmutter, 1985: 280). Konsep diri
mencakup harga diri, dan gambaran diri seseorang. Calhoun & Acocella (1990)
menjelaskan bahwa konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari
pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian
terhadap diri sendiri.
Konsep diri dapat di artikan sebagai cara pandang dan penilaian seseorang terhadap
dirinya sendiri. Konsep diri merupakan fundamental diri, yang selanjutnya akan
membentuk self efficacy atau kemampuan untuk mempresepsikan diri), self esteem (
kemampuan untuk menerima dirinya sendiri), motivasi bahkan pengaruh terhadap
performance seseorang.
Konsep diri dapat memengaruhi terhadap harga diri individu, seperti kata Abraham
Maslow (1970) menyatakan bahwa dengan harga diri yang tinggi seseorang akan
mengaktualisasikan potensi dirinya. Konsep diri dan harga diri memiliki keterkaitan
dengan kepercayaan diri. Konsep diri membantu individu berinteraksi social. Dengan
adanya konsep diri yang positif pula sehingga ia akan mendapatkan umpan yang baik
yang positif dari lingkungannya. Walgito (1993) mengatakan bahwa terbentuknya
konsep diri akan memengaruhi harga dirinya, dengan konsep dirinya ini individu
dapat mengevaluasi pengalaman-pengalanman yang berkaitan dengan penerimaan
dan penghargaan orang lain terhadap dirinya.
Sumber
Andayani, B., & Afiatin, T. (1996). Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri
Remaja. Jurnal Psikologi, 23(1996).
Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.
Individu menggunakan orang lain untuk menunjukkan siapa dia (Cooley dalam
Calhoun & Acocella, 1990). Individu membayangkan bagaimana pandangan orang
lain terhadapnya dan bagaimana mereka menilai penampilannya. Penilaian
pandangan orang lain diambil sebagai gambaran tentang diri individu. Orang lain
yang dianggap bisa mempengaruhi konsep diri seseorang adalah ((menurut Calhoun
dan Accocela, 1990 ):
a. Orang tua.
Orang tua memberikan pengaruh yang paling kuat karena kontak sosial yang
paling awal dialami manusia. Orang tua memberikan informasi yang menetap
tentang diri individu, mereka juga menetapkan pengharapan bagi anaknya.
Orang tua juga mengajarkan anak bagaimana menilai diri sendiri.
b. Teman sebaya
Kelompok teman sebaya menduduki tempat kedua setelah orang tua terutama
dalam mempengaruhi konsep diri anak. Masalah penerimaan atau penolakan
dalam kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap diri anak.
c. Masyarakat
Masyarakat punya harapan tertentu terhadap seseorang dan harapan ini masuk
ke dalam diri individu, dimana individu akan berusaha melaksanakan harapan
tersebut.
d. Hasil dari proses belajar.
Belajar adalah merupakan hasil perubahan permanen yang terjadi dalam diri
individu akibat dari pengalaman (Hilgard & Bower, dalam Calhoun &
Acocella; 1990). Pengalaman dengan lingkungan dan orang sekitar akan
memberikan masukan mengenai akibat suatu perilaku. Akibat ini bisa menjadi
berbentuk sesuatu yang positif maupun negatif.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi konsep diri adalah
sebagai berikut :
Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.
NIM : 131611133007
Tanggapan
Sumber ;
NIM : 131611133008
Tanggapan
NIM : 131611133009
Tanggapan
sumber :
Handini, F. (2010). “Hubungan Konsep Diri dengan Kecenderungan
Berperilaku Bullying Siswa SMAN 70 Jakarta”. Skripsi. Fakultas
Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. hal 22-24.
NIM : 131611133010
Tanggapan:
Sumber:
Gogol, K., Brunner, M., Preckel, F., Goetz, T., & Martin, R. (2016). Developmental
Dynamics of General and School-Subject-Specific Components of Academic
Self-Concept, Academic Interest, and Academic Anxiety. Frontiers in
Psychology, 7, 356. http://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.00356
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4794478/
Jia, R., Lang, S. N., & Schoppe-Sullivan, S. J. (2016). A Developmental Examination
of the Psychometric Properties and Predictive Utility of a Revised
Psychological Self-Concept Measure for Preschool-Aged
Children. Psychological Assessment, 28(2), 226–238.
http://doi.org/10.1037/a0039403
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4688244/
1). Diri sendiri sebagai obyek (Self Appraisal - Viewing Self as an Object)
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai
objek dalam komunikasi. Seperti contohnya yaitu apabila kita merasakan apa
yang kita tidak sukai tentang diri kita sendiri, di sini kita berusaha untuk
mengevaluasi dan mengubahnya. Dan jika diri kita sendiri tidak mau
mengubahnya, inilah awal dari konsep diri yang negatif terhadap diri kita.
2). Reaksi dan respon orang lain (Reaction and Response of Others); konsep
diri tidak hanya berkembang melalui pandangan kita terhadap diri sendiri,
namun juga berkembang disaat kita berinteraksi dengan masyarakat. Seperti
contohnya dalam berbagai perbincangan masalah sosial.
3). Peran ( Roles You Play - Role Taking) diartikan bahwa peran merupakan
seperangkat patokan yang membatasi perilaku yang mesti dilakukan oleh
seseorang yang menduduki suatu posisi
4). Kelompok rujukan (Reference Groups), diartikan sebagai sebuah
kelompok dimana kita menjadi anggota di dalamnya. Jika kelompok ini kita
anggap penting, dalam arti mereka dapat menilai dan bereaksi pada kita, hal
ini akan menjadi kekuatan untuk menentukan konsep diri kita. Dengan
pengalaman-pengalaman yang bisa didapatkan melalui kerja kelompok.
dengan adanya kerja sama, tenggang rasa, berlaku jujur dan obyektif dan
lainnya, maka pengalaman positif bisa didapatkan. Seperti pendapat Verdeber
dalam Sobur (2003 :521), menyatakan tentang pentingnya pengalaman
positip: "semakin besar pengalaman positif yang kita peroleh atau kita miliki,
semakin positif konsep diri kita. Sebaliknya, semakin besar pengalaman
negatif yang kita peroleh atau yang kita miliki, semakin negatif konsep diri
kita"..
Sumber:
NIM : 131611133011
Tanggapan
1. Definisi Konsep diri adalah cara berpikir bagaimana kita menjadi orang lain
yang ‘melihat’ diri ‘kita’ . Selain itu ‘kita’ meyakini apa yang ada.
Gecas (1982) berpendapat jika konsep diri adalah suatu hal yang terdiri dari
persepsi social, identitas personal, serta kepemilikan sifat.
Sumber:
Saliyo. (2012). Konsep Diri dalam Budaya Jawa. Buletin Psikologi, 26-35.
NIM : 131611133012
Tanggapan
Sumber :
NIM : 131611133013
Tanggapan
Sumber:
NIM : 131611133014
Tanggapan
Puspasari, A. (2007). Mengukur Konsep Diri Anak. Elex Media Komputindo. Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2017. Pukul 10.00 WIB. Melalui:
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=1C2DQNjWg50C&oi=fnd&pg=PR3
&dq=Pengertian+Konsep+Diri&ots=DUWm_Kaq3M&sig=fCU9iaJKKIiXzZ
4ZQ3MSn2036xc&redir_esc=y#v=onepage&q=Komponen%20Konsep%20D
iri&f=false
a Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan disini ada 2 jenis. Yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik ini adalah segala sarana dan
prasarana yang dapat menunjang perkembangan individu. Dan lingkungan
psikologis adalah lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan individu.
Lingkungan yang nyaman akan membantu proses perbaikan psikologis yang
dapat memengaruhi konsep diri
b Pengalaman masa lalu
Dukungan mental yag cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik.
Dalam hal ini dibutuhkan orang-orang terdekat untuk memberikan dukungan
mental kepada individu agar proses perkembangan konsep diri dapat berjalan
dengan baik.
Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta. Salemba Medika)
NIM : 1316111330015
Tanggapan
Sumber:
Jia, R., Lang, S. N., & Schoppe-Sullivan, S. J. (2016). A Developmental
Examination of the Psychometric Properties and Predictive Utility of a
Revised Psychological Self-Concept Measure for Preschool-Aged
Children. Psychological Assessment, 28(2), 226–238.
http://doi.org/10.1037/a0039403
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4688244/
Jekauc, D., Wagner, M. O., Herrmann, C., Hegazy, K., & Woll, A. (2017).
Does Physical Self-Concept Mediate the Relationship between Motor
Abilities and Physical Activity in Adolescents and Young Adults? PLoS
ONE, 12(1), e0168539. http://doi.org/10.1371/journal.pone.0168539
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5207408/
Sumber:
Astuti, Dwi Ratna. 2014. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan I Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
eprints.uny.ac.id/14425/1/Skripsi.pdf
NIM : 131611133016
1. Definisi konsep diri
Menurut Sullivan konsep diri adalah bagaimana kita melihat diri kita
sebagaimana orang lain melihat kita. Konsep diri merupakan hal yang penting
artinya dalam kehidupan seseorang,karena konsep diri menentukan bagaimana
seseorang bertindak dalam berbagai situasi. Jika kita memahami konsep diri
seseorang kita akan mampu memahami tindakan dan juga dapat meramalkan
tingkah lakunya dikemudian hari.
Sumber :
Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.
Pambudi, P. S., & Wijayanti, D. Y. (2012). Hubungan konsep diri dengan prestasi
akademik pada mahasiswa keperawatan. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1), 149-
156.
NIM : 131611133017
Tanggapan :
1. Definisi Konsep diri adalah pandangan atau proses individu untuk mengenal
diri sendiri. William D.Brooks telah mendefinisikan konsep diri sebagai
“Those psychical, social, and psychological perceptions of our selves that we
have derived from experiences and our interaction with other”. Jadi konsep
diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri. Persepsi tentang diri ini
boleh bersifat psikologi, social, dan fisik. Konsep ini bukan hanya gambaran
deskriptif, tetapi juga penilaian tentang diri. Jadi konsep diri meliputiapa
yang dipikirkan dana pa yang dirasakan tentang diri. Konsep diri juga
terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan pembentukan ini tidak bisa
diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang dapat mengubah
konsep diri (Hardy dan Hayes, 1988).
Sumber :
Baldwin dan Holmes (1990) juga mengatakan bahwa konsep diri adalah hasil
belajar individu melalui hubunganya dengan oranglain.
1. Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh
seseorang dan yang paling kuat. informasi yang diberikan oleh orang lain
dan berlangsung hingga dewasa (Copersmith dalam calhoun dsan Acocella
1990), mengatakan bahwa anak-anak-anak yang tidak memiliki orangtua,
disia-siakan oleh orangtua akan memperoleh kesukaran dalam
mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal ini akan menjadi
penyebab utama anak berkonsep diri negatif.
2. Kawan Sebaya
3. Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada seorang anak,
seperti siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini berpengaruh
terhadap konsep diri yang dimiliki seorang individu.
4.
Kemudian Argy dalam Hardy & Hayes (1998) mengatakan bahwa perkembangan
konsep diri remaja dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
Cooley dalam Hardy & Hayes (1998) membuktikan bahwa dengan mengamati
pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang diberikan oleh orang lain
maka individu dapat mempelajari dirinya sendiri. Orang-orang yang memiliki
arti pada diri individu (significant other) sangat berpengaruh dalam pembentukan
konsep diri.
2. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri yang dimiliki individu sangat tergantung kepada bagaimana cara
individu membandingkan dirinya dengan orang lain .
3. Peranan individu
Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada setiap peran
tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara
tertentu pula. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran
yang berbeda-beda berpengaruh terhadap konsep diri seseorang, Menurut Kuhn
dalam Hardy & Hayes (1998) sejalan dengan pertumbuhan individu akan
menggabungkan lebih banyak kedalam konsep dirinya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa individu tidak lahir
dari konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan perkembagan konsep diri
adalah interaksi individu dengan orang lain, yaitu orangtua, kawa sebaya serta
masyarakat , Proses belajar yag dilakukan individu dalam pembentuka konsep dirinya
diperoleh dengan melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah
dilakukan, melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-
harapan orang lain atas peran yang dimainkan serta melakukan identifikasi terhadap
orang yang dikaguminya.
NIM : 131611133018
1. definisi konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen,1998)
jadi konsep diri adalah bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri dan menilai
bagaimana dirinya sendiri secara keseluruhan mulai dari fisik, kepercayaan,
kemampuan, ketertarikan, emosi, spritual dll.
Yusuf, Ah. dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. Buku kedokteran EGC
NIM : 131611133019
Tanggapan
Konsep diri berkaitan erat dengan kehidupan individu. Konsep diri merupakan
pandangan dan perasaan tentang diri sendiri seperti kepercayaan, pengharapan, dan
penilaian yang diyakini individu tentang dirinya sendiri dan dapat mempengaruhi
proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Konsep diri dapat dikatakan
sebagai pengatur mental seseorang, sebab berhubungan dengan motivasi yang
dimiliki individu, semakin baik konsep diri yang dimiliki maka semakin tinggi
motivasi yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Konsep diri merupakan produk sosial
yang dibentuk melalui proses internalisasi dan pengalaman-pengalaman psikologis
yang merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi
dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya.
Pambudi, P. S., & Wijayanti, D. Y. (2012). Hubungan konsep diri dengan prestasi
akademik pada mahasiswa keperawatan. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1),
149-156.
Alfikri, F., Lilik, S., & Karyanta, N. A. (2015). Hubungan Antara Kestabilan Emosi
dengan Konsep Diri pada Jamaah Pengajian Haqqul Amindi Surakarta. Jurnal
Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 4(1 Jun).
Konsep diri belum ada sejak lahir, kemudian berkembang secara bertahap selama
proses hidup seseorang. Konsep diri dapat dipelajari melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain yang kita anggap penting atau biasa. Pengaruh orang dekat atau
orang penting sepanjang siklus hidup seseorang akan mempengaruhi konsep dirinya.
Kelompok juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Kelompok dipakai
sebagai acuan dalam memberi arahan dan pedoman agar seseorang mengikuti
perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam kelompok tersebut. Konsep
diri dapat pula dibentuk melalui pandangan diri terhadap diri sendiri dan
penilaiannya, serta terhadap pengalaman akan situasi tertentu.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta
: ANDI.
NIM : 1316111020
Tanggapan
1. Definisi Konsep diri adalah Cara individu dalam melihat pribadinya secara
utuh , menyangkut fisik, emosi serta intelektual , sosial maupun psikososial dan
spiritual . termasuk didalamnya adalah persepsi individu dan potensi yang
dimilikinya , interaksi individu dengan oranglain maupun lingkungannya, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek serta tujuan , harapan dan keinginannya
setiap individu tersebut.
Drs. Sunaryo (2004) PSIKOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA32&dq=konsep
+diri+adalah&hl=id&sa=X&r
edir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20adalah&f=false
3. Factor yang mempengaruhi konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (1990)
yaitu :
1.Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh seseorang
dan yang paling kuat. informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung
hingga dewasa (Copersmith dalam calhoun dsan Acocella 1990), mengatakan bahwa
anak-anak-anak yang tidak memiliki orangtua, disiasiakan oleh orangtua akan
memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal
ini akan menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif.
2.Kawan Sebaya
3.Masyarakat
Konsep diri yang dimiliki individu sangat tergantung kepada bagaimana cara
individu membandingkan dirinya dengan orang lain .
3.Peranan individu
Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada setiap peran
tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu
pula. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran yang berbeda-
beda berpengaruh terhadap konsep diri seseorang, Menurut Kuhn dalam Hardy &
Hayes (1998) sejalan dengan pertumbuhan individu akan menggabungkan lebih
banyak kedalam konsep dirinya.
NIM : 131611133021
Konsep diri dapat didefinisikan sebagai pandangan tiap individu atas diri
sendiri, pengenalan diri sendiri dan pemahaman diri sendiri melalui cara
pandang individu dalam melihat diri sendiri sebagai pribadi, merasakan yang
ada didalam dirinya yang termasuk persepsi seseorang mengenai sifat dan
potensi yang dimilikinya, dan gambaran serta pandangan orang lain tentang
diri individu itu sendiri.
Sumber :
Sumber :
NIM : 131611133022
Tanggapan
Sumber :
Rahmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Yusuf, Ah., Hanik Endang Nihayati, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
3. Factor yang mempengaruhi konsep diri
Konsep diri menurut Fitts (Hendriati Agustiani, 2006) dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan
perasaan positif dan berharga.
b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
c. Aktualisasi diri, implementasi dan realisasi dari potensi yang
sebenarnya.
Sumber :
Hendriati Agustiani. 2006. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: PT Refika Aditama.
Yulius Beny Prawoto. (2010). Hubungan Antara Konsep Diri dengan
Kecemasan Sosial Pada Remaja Kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta.
Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
NIM : 131611133023
Tanggapan
1. Konsep diri adalah pandangan atau penilaian individu mengenai sifat dan
potensi yang dimilikinya, interaksi dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai
nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan
keinginannya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual
dimana pemikiran individu dan keyakinan akan berhasil, hal ini akan menjadi sebuah
kekuatan dan dorongan untuk menjadi suskses dikemudian hari.
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA32&dq=konsep+diri+a
dalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20adalah&f=false
Sunaryo.2004.Psikologi Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC
https://books.google.co.id/books?id=RCnRQ4lpRKYC&pg=PA63&dq=konsep+diri+
adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20adalah&f=fals
e
Astuti, Endang S. Bahan Dsar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan
Menengah Jilid 1. Jakarta: Grasindo
3. Faktor faktor yag mempengaruhi konsep diri
a. Jenis kelamin
Di dalam kehidupan ada wanita dan ada laki laki. Setiap orang memiliki 1
jenis kelamin diantara tersebut sehingga memiliki peran yang berbeda di
dalam keluarga, lingkungan sekolah ataupun lingkungan masyarakat. Pada
akhirnya akan muncul berbagai tuntutan seperti tuntutan biologis,
lingkungan keluarga, dan kebudayaan.
b. Harapan - harapan
Harapan harapan ini sangat penting bagi perkembangan konsep diri
khususnya remaja. Sepeti contohnya ada seorang wanita yang diharapkan
oleh masyarakat adalah apabila ia menampilkan tingkah laku yang tidak
agresif, maka wanita tersebut dianggap sebagai wanita tidak pantas untuk
bertingkah laku agresif
c. Suku bangsa
Didalam suatu masyarakat, umumnya terdapat kelompok suku bangsa
tertentu yang dapat dikatakan tergolong sebagai kaum minoruitas. Hal ini
tidak saja menyagkut suku bangsa, tapi juga menyangkut kelompok anak
anak cacat ataupun orang dengan perekonomian lemah.
d. Nama dan pakaian
Nama nama tertntu yang akhirnya menjadi bahan tertawaan dari teman
teman, sepeti si jelek ataupun si bodoh akan membuat individu
mempunyai konsep diri yang negatif. Selain itu apabila memanggil
dengan baik seperti si pandai ataupun si cantik dapat mengubah konsep
diri menjadi yang lebih baik.
https://books.google.co.id/books?id=sDcYbzE-
dXAC&pg=PA242&dq=faktor+yang+mempengaruhi+konsep+diri&hl=id&sa=X&re
dir_esc=y#v=onepage&q=faktor%20yang%20mempengaruhi%20konsep%20diri&f=
false
Gunarsa, Singgih D.2008.Psikologi perkembangan anak dan Rmaja.Jakarta:Guunung
Mulia
Sumber :
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan . Jakarta : EGC.
4. Jenis konsep diri
Menurut William D.Brooks, bahwa dalam menilai dirinya seseorang
ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya adalah
individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang
mempunyai konsep diri yang negatif. Seseorang yang memiliki konsep diri
negative , ia akan meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak
berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak
menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini
akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih
sebagai halangan. Sedangkan seseorang yang memiliki konsep diri yang
positif, dirinya akan bersikap optimis, percaya diri dan selalu bersikap positif
terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Ia tidak
memandang bahwa kegagalan sebagai akhir segalanya, namun dijadikan
sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu
yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan
melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa
yang akan datang.
Sumber :
Anas, Muhammad. 2013. Psycologi Menuju Aplikasi Pendidikan. Bangil:
Pustaka Education.
NIM : 131611133026
Tanggapan
NIM : 131611133027
Tanggapan
Konsep diri sebagai sebuah satu kesatuan dari dua aspek yang saling berpengaruh,
yaitu psikologis dan fisik, terbentuk atas dua komponen (Pudjijogyanti, 1988), yaitu:
Mafruhah, E. (2013). Konsep Diri TKI Di Malaysia Studi Kasus : TKI Yang
Berstatus Waria. Surabaya. http://digilib.uinsby.ac.id/10977/5/bab%202.pdf
Calhoun dan Acocella membagi konsep ini menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri bukan hal yang baik, tidak
memiliki perasaan, keadilan dan keutuhan diri sendiri. Seseorang tersebut
benar-benar tidak mengenali dirinya sendiri mengenai potensi yang
dimilikinya, kelemahan yang dimiliki, dan tidak ada yang dihargai dalam
hidupnya.
b. Pandangan mengenai dirinya sendiri terlalu berlebihan. Hal seperti
biasanya terjadi karena seseorang tersebut apabila mendapatkan
pendidikan yang keras, sehingga terdapat penyimpangan diri kepada
dirinya sehingga segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dan tepat
dengan apa yang diinginkannya.
Istamala, M. S., (2012). Hubungan Konsep Diri Dengan Intensi Mencontek Siswa
Kelas XII SMA Negeri 1 Plaosan Kabupaten Magetan. Malang.
http://etheses.uin-malang.ac.id/2223/6/08410018_Bab_2.pdf
NIM : 131611133028
Tanggapan :
Terdapat lima komponen konsep diri: yaitu gambaran diri (body image), ideal diri
(self ideal), Harga diri (self esteem), peran diri (self role), dan identitas diri (self
identity).
1. Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta
persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Hal-hal penting yang
terkait dengan gambaran diri sebagai berikut :
a. Focus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja.
b. Bentuk tubuh TB dan BB serta tanda-tanda pertumbuhan kelamin
sekunder (mamae, menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu),
menjadi gambaran diri.
c. Cara individu memandang dirri berdampak penting terhadap aspek
psikologis
d. Gambaran yang realistic terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh,
akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan
meningkatkan harga diri
e. Individu yang stabil, realistic, dan konsisten terhadap gambaran dirinya,
dapat mendorong sukses dalam kehidupan
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=ban&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20konsep%20dir
i&f=false
Berdasarkan sumber yang saya baca, konsep diri dapat digolongkan ke dalam empat
jenis, yaitu konsep diri berkenaan jasmani, konsep diri berkenaan kehidupan social,
konsep diri berkenaan emosional, dan konsep diri berkenaan daya inteleknya. Setiap
konsep diri, baik konsep diri jasmaniah, social, emosi, maupun intelektual,
mempunyai ciri pemikiran dan perasaannya yang tersendiri. Berikut penjelasannya :
https://books.google.co.id/books?id=cQ7Sl00vy1wC&pg=PA43&dq=jenis+konsep+
diri&hl=ban&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis%20konsep%20diri&f=false
Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.
Berikut karakteristik seseorang dengan konsep diri positif maupun konsep diri
negatif yang diidentifikasikan oleh Brooks dan Emmert (Jalaluddin Rakhmat,
2005: 105) :
1. Konsep diri positif
(1) Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah
(2) Merasa setara dengan orang lain
(3) Menerima pujian dengan tanpa rasa malu
(4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan,
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
(5) Mampu memperbaiki dirinya karena setiap orang sanggup menggunakan
aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
2. Konsep diri negatif
(1) Peka terhadap kritik
(2) Responsif terhadap pujian
(3) Sikap hiperkritis
(4) Cenderung tidak disukai orang
(5) Bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah
kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang
yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri
yang positif.
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya
lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang,
tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini
akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai
halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum
berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri maupun
menyalahkan orang lain.
NIM : 131611133031
Tanggapan :
1. Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara
sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus (
anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh. Pandangan
ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang
diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat
mantap dalam menjalani kehidupan.
2. Ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering
disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri
sendiri. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada tingkat yang
lebih tinggi.
3. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal
diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Harga diri
yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu
yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri
diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor yang
mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan diterima, dicintai, dihormati
serta frekwensi kesuksesan.
KELAS : 131611133032
2. Jenis jenis konsep diri ada dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Konsep diri positif disini menurut William D.Brooks adalah seseorang yang
yakin akan kemampuan atau cara yang di ambil dalam mengatasi suatu
permasalahan. Dia akan lebih paham bagaiamana jalan keluar yang hendaknya di
ambil untuk menyelesaikan suatu permasalahan itu sendiri. Tidak lari dari masalah,
dan percaya bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Selain itu konsep diri
positif dapat dikatakan bahwa ia adalah seseorang yang mampu memahami
kemampuan orang lain tanpa ada rasa iri dan merusak presepsi orang lain. Dan orang
dengan konsep diri positif akan senantiasa menerima masukan dan pujian orang lain
namun tidak suka membangga-banggakan dirinya sendiri seolah olah semua yang dia
ambil selalu benar. Sedangkan Konsep diri negative dia cenderung bersifat
hiperkritis. Dimana ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan
siapapun. Dia juga tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau
pengakuan pada kelebihan orang lain. Orang dengan konsep diri negative juga sering
merasa tidak disenangi orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan.
4. Komponen Konsep diri terdiri sendiri terdiri dari 5. Antara lain Identitas diri,
gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri. Identitas sendiri ialah mencakup rasa
internal tentang individual, keutuhan dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu
dan dalam berbagai situasi. Karenanya konsep tentang identitas mencangkup kontansi
dan kontinuitas. Gambaran diri sendiri ialah Membentuk persepsi seorang tentang
tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditunjukkan pada tubuh. Gambaran diri dipengaruhi oleh pandangan
pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan
orang lain. Gambaran diri juga di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan
perkembangan fisik. Yang ketiga Ideal Diri: Adalah persepsi individu tentang
bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat
berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah
aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau
penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu
tersebut melahirkan penyesuaian diri. Yang keempat adalah Harga diri. Harga diri
adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisi seberapa
banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai.Individu akan merasa
harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan
merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau
tidak diterima di lingkungan. Yang kelima adalah Peran. Peran adalah serangkaian
pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan
dengan fungsi individu di dalam kelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa
peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
cocok dengan ideal diri.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Dan Ilmu
Keperawatan.edisi 2. Jakarta : Salemba.
NIM : 131611133033
Tanggapan
2. Komponen konsep diri:
1. Identitas
Identitas melibatkan perasaan internal individualitas, keutuhan, dan
konsistensi seseorang dari waktu ke waktu dan dalam situasi yang berbeda.
Hal ini menyiratkan menjadi berbeda dan terpisah dari orang lain. Menjadi
"diri sendiri" atau menjalani kehidupan yang otentik adalah dasar identitas
sejati. Anak-anak belajar nilai, perilaku, dan peran yang diterima secara
budaya melalui identifikasi dan pemodelan. Mereka sering mendapatkan
identitas dari pengamatan diri dan dari apa yang dikatakan individu kepada
mereka. Seorang individu pertama, akan mengidentifikasi orang yang
mengasuhnya dan kemudian akan melihat dan mengidentifikasi model peran
dari seorang guru dan teman sebayanya. Untuk membentuk sebuah identitas,
seorang anak harus dapat mempertemukan perilaku dan harapan yang
dipelajari ke dalam keseluruhan yang koheren, konsisten, dan unik
(Erikson, 1963).
Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan intim karena individu
mengekspresikan identitas dalam hubungan dengan orang lain (Stuart, 2009).
Seksualitas adalah bagian dari identitas, dan fokusnya berbeda dalam rentang
kehidupan. Misalnya, sebagai usia dewasa, fokus bergeser dari prokreasi ke
persahabatan, keintiman fisik dan emosional, dan pencarian kesenangan
(Ebersole dkk., 2008). Identitas gender adalah pandangan pribadi seseorang
tentang kelelakian atau keperempuanan. Peran gender adalah perilaku
maskulin atau feminin yang dipamerkan. Citra dan maknanya bergantung
pada nilai yang ditentukan secara budaya.
Identitas budaya berkembang dari identifikasi dan sosialisasi dalam
kelompok yang mapan dan melalui pengalaman mengintegrasikan respon
individu di luar kelompok budaya atau rasial ke dalam konsep diri seseorang.
Perbedaan identitas etnis (mis., Amerika Meksiko atau Amerika Kuba) ada
melalui identifikasi dengan tradisi, kebiasaan, dan ritual dalam kelompok ras /
etnis seseorang (mis., Hispanik / Latin). Secara umum, semakin banyak orang
mengidentifikasi diri dengan kelompok sosial, semakin tinggi harga dirinya.
Sebagai tambahan, ketika identitas etnis sangat penting bagi konsep diri dan
positif, kebanggaan dan harga diri etnik cenderung tinggi (Guilamo-Ramos,
2009). Seseorang yang mengalami diskriminasi, prasangka, atau stresor
lingkungan seperti orang yang berpendapatan rendah atau memiliki tingkat
kejahatan tinggi cenderung mengkonseptualisasikan dirinya sendiri berbeda
dari individu yang mengalami kondisi kehidupan yang lebih baik.
2. Body image
Body image melibatkan sikap yang berhubungan dengan tubuh,
termasuk penampilan fisik, struktur, atau fungsi. Perasaan tentang citra tubuh
termasuk yang berhubungan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas,
kemudaan, kesehatan, dan kekuatan. Gambaran mental ini tidak selalu sesuai
dengan struktur atau penampilan fisik seseorang. Beberapa distorsi gambar
tubuh memiliki asal psikologis yang dalam, seperti kelainan makan anoreksia
nervosa. Perubahan lainnya terjadi sebagai akibat kejadian situasional, seperti
kehilangan atau perubahan di bagian tubuh. Sadarilah bahwa kebanyakan pria
dan wanita mengalami beberapa tingkat ketidakpuasan dengan tubuh mereka,
yang mempengaruhi citra tubuh dan keseluruhan konsep diri. Seorang
individu sering membesar-besarkan gangguan pada citra tubuh saat terjadi
perubahan status kesehatan. Cara orang lain melihat tubuh seseorang dan
umpan balik yang ditawarkan juga berpengaruh. Misalnya, seorang suami
yang mengendalikan dan kasar memberi tahu istrinya bahwa dia jelek dan
tidak ada orang lain yang menginginkannya. Selama bertahun-tahun menikah,
dia menggabungkan devaluasi ini ke dalam konsep dirinya.
Pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik juga mempengaruhi
citra tubuh. Perubahan perkembangan normal seperti pubertas dan penuaan
memiliki efek yang lebih nyata pada citra tubuh daripada aspek lain dari
konsep diri. Perubahan hormonal selama masa remaja dan meno jeda
mempengaruhi citra tubuh. Perkembangan karakteristik seks sekunder dan
perubahan distribusi lemak tubuh memiliki dampak yang luar biasa pada
konsep diri remaja. Kematangan dini dikaitkan dengan rendahnya
kesejahteraan psikologis dan rendahnya kenikmatan aktivitas fisik, yang pada
gilirannya dapat berdampak negatif pada citra tubuh (Davison et al.,
2007). Bagi remaja pria dan wanita, citra tubuh negatif adalah faktor risiko
untuk pemikiran bunuh diri (Brausch dan Muehlenkamp, 2007). Ancaman
terhadap citra tubuh dan keseluruhan konsep diri dapat mempengaruhi
kepatuhan terhadap rejimen kesehatan yang direkomendasikan, termasuk diet
dan minum obat-obatan sebagaimana ditentukan (Thomas, 2007). Perubahan
yang terkait dengan penuaan (mis., Keriput; rambut beruban; dan penurunan
ketajaman visual, pendengaran, dan mobilitas) juga mempengaruhi citra tubuh
pada orang dewasa yang lebih tua.
Sikap dan nilai budaya dan masyarakat mempengaruhi citra tubuh.
Budaya dan masyarakat mendikte norma-norma tubuh yang diterima dan
mempengaruhi sikap seseorang (Gambar 33-2). Latar belakang ras dan etnis
memainkan peran integral dalam kepuasan tubuh pada remaja putri dan
tercermin dalam perbedaan dalam kepuasan tubuh antar kelompok. Lebih jauh
lagi, citra tubuh lebih menguntungkan dalam budaya di mana anak perempuan
menggambarkan pandangan yang lebih masuk akal tentang penampilan fisik,
kurang melaporkan tekanan sosial untuk kurus, dan kurang cenderung untuk
mendasarkan harga diri pada citra tubuh. Nilai seperti berat badan ideal dan
bentuk dan ukuran terhadap tindik dan tato berbasis kultur. Masyarakat
Amerika menekankan pemuda, kecantikan, dan keutuhan. Budaya barat telah
disosialisasikan untuk menakut-nakuti proses penuaan normal, sedangkan
budaya timur memandang penuaan dengan sangat positif dan menghormati
orang dewasa yang lebih tua. Masalah body image sering dikaitkan dengan
konsep diri dan harga diri yang terganggu.
3. Role performance (kinerja peran)
Kinerja peran adalah cara di mana individu merasakan kemampuan
mereka untuk melakukan peran penting (mis., Orang tua, atasan, atau teman
dekat). Perubahan normal yang terkait dengan pematangan menghasilkan
perubahan kinerja peran. Misalnya, ketika seorang pria memiliki anak, ia
menjadi ayah. Peran baru ayah melibatkan banyak perubahan dalam perilaku
jika pria itu akan sukses. Intervensi kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengalaman ayah telah menyebabkan peningkatan signifikan
dalam partisipasi ayah dalam keluarga, termasuk kinerja peran, melibatkan
komunikasi, harga diri, rasa peningkatan, dan penurunan tekanan dalam
mengasuh anak (Gearing et al. , 2008). Peran yang diikuti individu dalam
situasi tertentu melibatkan sosialisasi, harapan, atau standar perilaku. Polanya
stabil dan hanya berubah minimal selama masa dewasa.
Perilaku peran sosial yang ideal seringkali sulit dicapai dalam
kehidupan nyata. Individu memiliki banyak peran dan kebutuhan pribadi yang
terkadang bertentangan. Orang dewasa yang sukses belajar membedakan
antara harapan peran ideal dan kemungkinan realistis. Untuk berfungsi secara
efektif dalam berbagai peran, seseorang harus mengetahui perilaku dan nilai
yang diharapkan, keinginan untuk menyesuaikan diri dengan mereka, dan
dapat memenuhi persyaratan peran. Pemenuhan harapan peran mengarah pada
peningkatan rasa diri. Kesulitan atau kegagalan dalam memenuhi harapan
peran menyebabkan defisit dan sering berkontribusi terhadap penurunan harga
diri atau perubahan konsep diri.
4. Harga Diri
Harga diri adalah keseluruhan rasa harga diri individu atau penilaian
emosional konsep diri. Ini adalah evaluasi diri yang paling mendasar karena
ini mewakili penilaian pribadi tentang nilai atau nilai pribadi. Harga diri
positif bila seseorang merasa mampu, berharga, dan kompeten (Rosenberg,
1965). Harga diri seseorang terkait dengan evaluasi dirinya tentang
keefektifannya di sekolah, di dalam keluarga, dan di lingkungan sosial.
Evaluasi orang lain juga cenderung memiliki pengaruh mendalam terhadap
harga diri seseorang. Misalnya, atlit perguruan tinggi melaporkan tingkat
kepercayaan diri dan keterhubungan sosial yang lebih tinggi dan tingkat yang
lebih rendah depresi dibanding nonathletes. Pengaruh positif dukungan tim
dapat melindungi atlet perguruan tinggi dari gangguan harga diri dan gejala
depresi (Armstrong dan Oomen-Early, 2009).
Mengingat hubungan antara konsep diri seseorang sebenarnya dan diri
idealnya meningkatkan pemahaman tentang harga diri seseorang. Diri ideal
terdiri dari aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang orang anggap
ideal dan berusaha untuk dicapai. Secara umum, seseorang yang konsep
dirinya mendekati pencocokan diri ideal memiliki harga diri yang tinggi,
sedangkan orang yang konsep dirinya sangat bervariasi dari diri ideal
menderita harga diri rendah (Stuart, 2009). Begitu sudah mapan, nuansa dasar
tentang diri cenderung konstan, meskipun krisis situasional dapat
mempengaruhi harga diri sementara.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2013). Fundamental of nursing: Concepts, process, and
practice. Philadelphia: Mosby Years Book Inc.
b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa
terjadi karena individu dididik dengan cara yang keras, sehingga
menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari
seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang
tepat.
Oktaviani, C. I. (2014). Konsep diri remaja dari keluarga broken home (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
NIM : 131611133034
https://books.google.co.id/books?id=Yp2ACwAAQBAJ&pg=PA134&dq=komponen
+konsep+diri+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20kon
sep%20diri%20adalah&f=false
Ristica, Octa Dwienda. 2015. Cara Mudah Menjadi Bidan yang Komunikatif.
Yogyakarta : Deepublish
https://books.google.co.id/books?id=PSjkCAAAQBAJ&pg=PA52&dq=macam+kons
ep+diri&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Nim : 131611133035
Tanggapan :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ambarwatig-5114-2-
bab2.pdf
4. Jenis Konsep Diri
Calhoun dan Acocella (Yunita Jaclyn Isabella, 2011: 14) membedakan konsep
diri menjadi 2, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Menurut
Calhoun dan Acocella, apabila seseorang memiliki konsep diri positif, maka
perilaku yang muncul cenderung positif. Sebaliknya, apabila seseorang
menilai dirinya negatif, maka perilaku yang muncul pun cenderung negatif.
Berikut penjelasan dari kedua jenis konsep diri.
36
NIM : 131611133037
Tanggapan :
Citra Tubuh
Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu baik yang disadari maupun tidak
terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran,
fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang kontak secara terus-menerus (anting,
make up, pakaian, kursi roda, dan sebagainya) baik masa lalu maupun sekarang. Citra
tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri. Citra tubuh harus realistis karena
semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya ia akan lebih bebas dan
merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan meningkat. Sikap individu
terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting dalam dirinya misalnya perasaan
menarik atau tidak, gemuk atau tidak, dan sebagainya.
Ideal Diri
Harga Diri
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu
akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya,
individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak
dicintai, atau tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia dan
sangat terancam pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen
(2002) menyatakan bahwa ada empat hal yang dapat meningkatkan harga diri anak,
yaitu:
1. memberi kesempatan untuk berhasil,
2. menanamkan idealisme,
3. mendukung aspirasi/ide,
4. membantu membentuk koping.
Peran
Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai posisinya di masyarakat/kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Hal-hal yang memengaruhi
penyesuaian individu terhadap peran antara lain sebagai berikut.
1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran dan pengetahuannya tentang peran
yang diharapkan.
2. Respons/tanggapan yang konsisten dari orang yang berarti terhadap perannya.
3. Kesesuaian norma budaya dan harapannya dengan perannya.
4. Perbedaan situasi yang dapat menimbulkan penampilan peran yang tidak sesuai.
Identitas Diri
Identitas adalah kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, serta menyadari individu bahwa dirinya
berbeda dengan orang lain. Pengertian identitas adalah organisasi, sintesis dari semua
gambaran utuh dirinya, serta tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan,
atribut/jabatan, dan peran. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan
percaya diri, hormat terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri, dan
menerima diri.
Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah sebagai berikut.
1. Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri
3. Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan.
Menurut Calhoun, dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif :
Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan
konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif
bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat
memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang
dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat
menerima dirinya apa adanya.
b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi
karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra
diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang
dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat (Renita Mulyaningtyas, 2006:
46).
Menurut Renita Mulyaningtyas (2006: 46) konsep diri terdiri dari empat sudut
pandang:
Sudut pandang ini membedakan pandangan diri kita sendiri atas pribadi kita dan
pandangan masyarakat atas pribadi kita.
Dengan sudut pandang ini kita bisa membedakan pandangan diri sendiri yang
dipengaruhi oleh perasaan atau faktor psikologis dan secara ilmiah bisa dibuktikan.
Sudut pandang ini membedakan diri kita yang nyata atau sebenarnya dan yang kita
cita- citakan.
Daftar Pustaka :
NIM : 131611133038
Tanggapan :
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiPisaayN3WAhVEk5QKHUICCQQQuwUI
JzAA#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri&f=false
Menurut Allen (Stuart and Sunden, 1998), dimensi konsep diri terbagi menjadi empat
bagian yang terdiri atas:
1. Konsep diri aktual, konsep ini dapat dinyatakan sebagai persepsi yang realistis
terhadap diri kita sendiri. Ada juga yang menyatakan bahwa konsep diri
aktual itu adalah persepsi persepsi atas siapa diri kita saat ini.
2. Konsep diri ideal, merupakan persepsi seseorang atas dirinya harus seperti apa
tampaknya. Oleh karena manusia pada dasarnya ingin agar konsep diri
aktualnya memiliki karakteristik yang sama atau mendekati konsep diri
idealnya. Apabila kedua konsep ini berjauhan, maka individu akan berupaya
untuk mencapai konsep diri yang ideal.
3. Konsep diri pribadi (private), merupakan gambaran bagaimana kita menjadi
diri kita sendiri. Kita berusaha untuk menunjukkan bahwa kita bertindak
sebagai orang yang ramah, bersahabat, kreatif, atau menyukai tantangan.
4. Konsep diri sosial, pada dasarnya berkaitan dengan relasi kita pada sesama.
Dalam konsep diri sosial ini tercermin bagaimana kita ingin dipandang oleh
orang lain sebagai bagian dari satu kelompok masyarakat.
Nim : 131611133039
Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh sesorang individu
memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan yang dimiliki individu mengengenai dirinya
sendiri, pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri serta penilaian
mengenai diri sendiri (Calhoun & Acocella, 1990).
a. Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki
individu merupakan apa yang individu ketahui tentang dirinya. Hal ini mengacu pada
istilah-istilah kuantitas seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan dan lain-
lain dan sesuatu yang merujuk pada istilah- istilah kualitas, seperti individu yang
egois, baik hati, tengang, dan bertemparemen tinggi.Pengetahuan bisa diperoleh
dengan membandingkan diri individu dengan kelompok pembandingnya.
Pengetahuan yang dimiliki
b. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Selain individu
mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki apa
dimasa mendatang Rogers dalam Calhoun & Acocella (1990). Singkatnya, setiap
individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut
berbeda-beda pada setiap individu.
c. Penilaian
Dimensi terakhir dari konsep diri adalah penilaian terhadap diri
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa konsep diri yang dimiliki setiap
individu terdiri 3 aspek, yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, harapan mengenai diri
sendiri dan penilaian mengenai diri sendiri. Pengetahuan adalah apa yang individu
ketahui tentang dirinya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, pegetahuam ini bisa
diperoleh dengan menmbandingkan diri dengan kelompok pembanding dan
pengetahuan yang dimiliki individu bisa berubah- ubah . Harapan adalah apa yang
individu inginkan untuk dirinya dimasa yang akan datang dan harapa bagi setiap
orang berbeda-beda. Sedangkan penilaian adalah pengukuran yang dilakukan
individu tentang keadaan dirinya saat ini dengan apa yang menurut dirinya dapat
terjadi.
sumber: Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008
Menurut Calhoun dan Acocella (1990), dalam perkembangan konsep diri terbagi dua,
yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. a. Konsep diri positif
Konsep diri positif penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar
tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat
bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi
positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep
diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan
yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi
kehidupan didepannya serta mengganggap bahwa hidup adalah suatu proses
penemuan.
Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu
betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan,
evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuan-tujuan
yang sesuai dengan realitas.
2. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi
karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra
diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang
dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri dari dua tipe, tipe
pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui
kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang
memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.
Mohammad, Z., 2011. 11 Teori dan Prinsip Komunikasi di Tempat Kerja. Malaysia:
PTS Professional Publishing Sdn. Bhd.
41 Nama : Dinda Dhia Aldin Kholidiyah
NIM : 131611133041
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri
&f=false
Mohd, A. (2005). Kejayaan dari Dalam. malaysia: PTS Publication & Distributor.
https://books.google.co.id/books?id=cQ7Sl00vy1wC&pg=PA43&dq=jenis+konsep+
diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis%20konsep%20diri&f=false
Shintaviana, F. V. (2014). KONSEP DIRI SERTA FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK
KONSEP DIRI BERDASARKAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK (Studi
Kasus pada Karyawan Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta) (Doctoral dissertation, UAJY).
Drs. Sunaryo, M. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri
&f=false
Mohd, A. (2005). Kejayaan dari Dalam. malaysia: PTS Publication & Distributor.
https://books.google.co.id/books?id=cQ7Sl00vy1wC&pg=PA43&dq=jenis+konsep+
diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis%20konsep%20diri&f=false
NIM : 131611133042
a) Citra tubuh (body image) atau gambaran diri merupakan suatu bentuk sikap
yang dimiliki individu terhadap tubuhnya secara sadar ataupun tidak sadar.
Body image meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh, termasuk
penampilan,struktur, atau fungsi fisik, serta persepsi dan perasaan tentang
ukuran dan bentuk tubuh individu tersebut. Termasuk rasa terhadap citra
tubuh yang berkaitan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas,
berpenampilan muda,kesehatan, serta kekuatan. Adapun hal yang berkaitan
dengan body image yaitu focus individu terhadap fisik lenih menonjol pada
usia remaja, bentuk tubuh TB dan BB serta adanya tanda-tanda pertumbuhan
kelamin sekunder, cara individu memandang diri berdampak penting terhadap
aspek psikologis, gambaran realistic terhadap menerima dan menyukai bagian
tubuh tertentu, individu yang stabil dapat mendorong sukses dalam
kehidupan. Gambaran mental tidak selalu sama dengan struktur atau
penampilan fisik aktual individu. Terdapat pula beberapa penyimpangan citra
tubuh yang berhubungan dengan gangguan psikologis, misalnya yaitu
anoreksi nervosa. Cara pandang individu lain dapat terhadap tubuh seseorang
dan umpan balik yang ditawarkan juga berpengaruh.pertumbuhan kognitif dan
perkembangan, budaya, sikap serta nilai-nilai social dan juga memengaruhi
citra tubuh.
b) Identitas (Identity). Pencapaian identitas merupakan hal penting dalam
menjalin hubungan dekat. Identitas merupakan perasaan internal dalam diri
individu, secara menyeluruh , dan konsistensi seseorang pada waktu dan
situasi yang berbeda. Identitas menunjukan menunjukan batasan dan
pemisahan didi dari individu lain. Penting dalam melakukan hubungan dekat,
individu mengekspresikan identitas mereka saat berhubungan dengan orang
lain. Seksualitas merupakan bagian dari identitas.
c) Penampilan peran (role performance) adalah suaru cara individu melakukan
peran yang berarti. peran yang dimaksud tersebut mencakup peran sebagai
orang tua,pengawas dan teman dekat. Individu mengembangka dan menjaga
perilaku yang disetujui masyarakat melalui proses, yitu penguatan
pemadaman, hambatan, substitusi, dan imitasi
d) Harga diri (self esteem) merupakan penilaian setiap individu terhadap hasil
yang dicapai dan perasaan individu secara keseluruhan tentang harga diri atau
pernyataan emosional dari konsep diri. Harga dir dapat diperoleh melalui
orang lain dan diri sendiri. Harga diri merupakan dasar dari evaluasi diri
karena mewakili keseluruhan pendapat tentang suatu penghargaan atau nilai
personal. Selain itu, terdapat aspek utama dalam harga diri yaitu dicintai,
disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain. Jika
individu tersebut memiliki harga diri rendah apabila individu tersebut
kehilangan kasih saying atau cinta kasih dari orang yang dicintainya,
kehilangan penghargaandari orang lain, dan hubungan interpersonal yang
kurang baik. Apabila individu tersebut merasa berhasil atau hidupnya
bermakna apanila diterima dan diakui oleh orang lain atau individu tersebut
hanya mampu menghadapai kehidupan dirinya sendiri.
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjWlMyAxdvWAhUXUI8KHZZHCAQQ6
AEIJTAA#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri&f=false
"https://books.google.co.id/books?id=zmlzebqso1AC&pg=PA4&dq=konsep+diri+negatif+ad
alah&hl=en&sa=X&redir_esc=y" \l
"v=onepage&q=konsep%20diri%20negatif%20adalah&f=false"
https://books.google.co.id/books?id=zmlzebqso1AC&pg=PA4&dq=konsep+diri+neg
atif+adalah&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20negatif%
20adalah&f=false
NIM : 131611133043
Komponen konsep diri menurut Hurlock (2010: 237) terdiri dari 2 komponen
yaitu:
Dari kedua pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa komponen konsep
diri terdiri dari tiga hal yaitu pengetahuan individu tentang dirinya, penilaian
individu terhadap dirinya, serta pengharapan individu untuk dirinya.
NIM : 131611133044
2. Komponen Konsep Diri
NIM: 131611133045
KEALS : A1-2016
JAWABAN:
a. Citra diri (body image) Citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Keliat,
1992)
b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai
dengan standar pribadi. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu
(Stuart dan Sundeen, 1998).
C. harga diri
Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain. Harga diri
mencakup penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas.
Seseorang yang menghargai dirinya dan merasa dihargai oleh orang lain biasanya
mempunyai harga diri yang tinggi. Seseorang yang merasa tidak berharga dan
menerima sedikit respek dari orang 8 lain biasanya mempunyai harga diri yang
rendah (Potter dan Perry, 2005).
d. Peran diri Peran diri adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Beck, dkk, 1993). Peran diri
adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan
fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul, 2008).
e. identitas diri
Identitas sering didapat dari observasi diri seseorang dan dari apa yang kita katakan
tentang diri kita (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut Erikson (1963) dalam Potter dan
Perry (2005), selama masa remaja tugas emosional utama adalah perkembangan rasa
diri atau identitas.
Potter, P. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50740/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y
NIM: 131611133045
KEALS : A1-2016
JAWABAN:
Dalami (2009) menyatakan bahwa dalam perkembangan konsep diri terbagi dua,
yaitu konsep diri yang adaptif dan konsep diri mal-adaptif :
1. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain: a) Aktualisasi diri
berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masa lalu akan diri dan
perasaannya. b) Konsep diri positif menunjukan individu akan sukses dalam
menghadapi masalah.
a. gangguan diri
b. identitas diri
Sumber:
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Djajali, M. As’ad, Farida Yunistiati, Muhammad Farid. 2014. Keharmonisan
Keluarga, Konsep Diri dan Interaksi Sosial Remaja. Jurnal Psikologi
Indonesia. Vol.3. No.01, hal 71-82
Efendi, Kusno. 2004. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kemampuan Verbal
dengan Prestasi Belajar pada Siswakelas Lima Sekolah Dasar
Muhammadiyah Sukonandi Yagyakarta. Indonesian Psychologycal
Journal. Vol.1. No.1, hal 26-31
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teorii dan Aplikasi.
Yogyakarta:
Penerbit Andi
NIM : 131611133047
Tanggapan
Jadi gambaran diri (citra tubuh) adalah sikap, persepsi, keyakinan individu
terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu
atau sekarang mengenai ukuran, bentuk stuktur dan fungsi. Stressor yang terjadi
pada citra tubuh adalah perubahan ukuran tubuh, bentuk tubuh, struktur, fungsi
sitem tubuh dan keterbatasan gerak.
b. Ideal Diri
komponen yang kedua adalah ideal diri. Ideal diri sendiri ialah persepsi individu
tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan aspirasi, tujuan,
nilai yang diraih. Ideal diri mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri
berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut. Ideal
diri membantu individu untuk menghadapi konflik atau kondisi yang membuat
bingung serta untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang
yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan. Pada usia
remaja, ideal diri akan terbentuk melalui peran orang tua, guru dan teman.
c. Harga Diri
Selanjunya ialah komponen bernama harga diri. Harga diri sendiri merupakan
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa
banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang
menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan
diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas,
tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya
(Keliat BA, 2005).
d. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok social
atau masyarakat.
e. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu
dari observasi dan penilaian dirinya. Seseorang yang mempunyai identitas diri
yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep
diri.
48
Ada beberapa jenis konsep diri antara lain pendapat Hurlock (1988) dengan
mengemukakan lima macam ialah: (1) konsep diri tentang cirriciri fisik, (2)
konsep diri psikis (3), konsep diri social dan emosial, (4) konsep diri aspirasi,
dan (5) konsep diri prestasi. Setiap individu dalam memandang dan
mengevaluasi terhadap ke lima jenis konsep diri tersebut positif, maka akan
mempengaruhi perilaku dan perilakunya positif. Konsep diri terbagi atas
konsep diri yang negative dan konsep diri yang positif, yaitu:
a. Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana
individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik
sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu
yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima
sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri
sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat
menerima dirinya apa adanya (Calhoun dan Acocella, 1990).
Orang dengan konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu
(Sukatma, 2004):
• Yakin dengan kemampuannya dalam mengatasi masalah
• Merasa setara dengan orang lain
• Menerima pujian tanpa rasa malu
• Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat,
• Mampu memperbaiki dirinya sendiri karena ia sanggup
mengungkapkan aspek kepribadian yang tidak ia senangi dan berusaha
mengubahnya.
Orang dengan konsep diri negatif ditandai dengan lima hal, yaitu
(Brooks dan Emmert dalam Sukatma, 2004):
• Peka terhadap kritik, dalam arti orang tersebut tidak tahan terhadap
kritik yang diterimanya dan mudah marah.
• Responsif terhadap pujian. Semua embel-embel yang menunjang
harga diri menjadi pusat perhatiannya.
• Bersikap hiperkritis, artinya selalu mengeluh, mencela, dan
meremehkan apapun dan siapapun. Tidak mampu memberi
penghargaan pada kelebihan orang lain.
• Merasa tidak disenangi dan tidak diperhatikan. Orang lain adalah
musuh.
• Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Enggan bersaing dan merasa
tidak berdaya jika berkompetisi dengan orang lain.
Effendi, K. (2012). HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN
VERBAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWAKELAS LIMA
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SUKONANDI
YAGYAKARTA. HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia), 1(1), 26-31.