Anda di halaman 1dari 119

TUGAS MATA KULIAH

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA


(HASIL DISKUSI E-LEARNING KONSEP DIIRI)

Dosen Pembimbing :
Dr. Retno Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Seluruh Mahasiswa
Kelas A1 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
1 Nama : Eliesa Rachma Putri

NIM : 131611133001

Tanggapan:

Definisi konsep diri adalah

Menurut Stuart & Sundeen, 1998. Konsep diri merupakan suatu pikiran,
keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa
dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Menurut Sunaryo, 2004. Konsep diri merupakan cara individu melihat


pribadinya secara utuh, menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan
spritual, termasuk didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang
dimilikinya, interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan
keinginan individu itu sendiri.

Dapat disimpulkan, konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan dalam Error! Bookmark not defined. antar pribadi. Kunci
keberhasilan hidup adalah konsep diri positif.

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia, Jakarta: EGC

Faktor yang mempengaruhi konsep diri

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu faktor lingkungan yang
meliputi lingkungan fisik (menunjang perkembangan konsep diri) dan
lingkungan psikologi (memengaruhi perkembangan konsep diri). Faktor
pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan pengalaman sukses atau gagal,
stressor, usia, keadaan sakit atau trauma. Faktor tingkat tumbuh kembang
yakni tingkat perkembangan dan kematangan akan terbentuk konsep diri yang
baik, jika terjadi kegagalan maka terbentuklah konsep diri yang kurang
memadai.

Jika berbagai faktor tersebut cenderung menimbulkan perasaan yang positif (bangga,
senang), maka muncullah akan konsep diri yang positif. Pada masa anak-anak,
seorang individu umumnya cenderung menganggap benar apa saja yang
dikatakan oleh orang lain. Jika seorang anak merasa dia diterima, dihargai,
dan dicintai maka anak tersebut akan menerima, menghargai, dan juga
mencintai dirinya (berkonsep diri yang positif). Dan sebaliknya, jika orang-
orang yang berpengaruh di sekelilingnya (orang tua, guru, orang dewas,
temannya, dll) ternyata meremehkan, merendahkannya, mempermalukan, dan
juga menolaknya, maka pengalaman itu akan disikapi dengan negatif
(memunculkan konsep diri yang negatif).

Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta. Salemba Medika

3 Nama : Yuliani Puji Lestari

NIM : 131611133003

Definisi Konsep Diri


Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang harus
dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap dirinya sendiri
terlebih dahulu karena tidak didapat sejak lahir. Konsep diri berkembang
secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.
Secara umum, konsep diri adalah semua tanda, keyakinan, dan pendirian yang
merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat
mempengaruhi hubungan dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan,
nilai, ide, dan tujuan.
Sumber :
Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta. Salemba Medika)

Faktor yang mempengaruhi Konsep diri


- Lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi konsep diri ada lingkungan fisik dan
lingkungan psikologi, lingkungan fisik yang dapat menunjang
perkembangan konsep diri. Sedangkan lingkungan psikologis adalah
lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis
yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri
- Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, seperti
situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalaman sukses atau
gagal sebelumnya, ataupun trauma.
- Tingkat tumbuh kembang
Jika seseorang diberikan dukungan mental yang cukup akan membentuk
konsep diri yang cukup baik, namun sebaliknya, jika seseorang
mengalami kegagalan selama masa tumbuh kembang akan membentuk
konsep diri yang kurang memumpuni.
Sumber :
Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta. Salemba Medika)

4 Nama : Chusnul Hotimah

NIM : 131611133004
Tanggapan

Referensi [1] menyatakan bahwa Konsep diri adalah konstruksi psikologis mengenai
bagaimana memandang diri sendiri, bagaimana melihat diri sendiri dan pandangan
orang lain, dan bagaimana berperilaku sesuai. Referensi [2] menyatakan konsep diri
merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang
merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan
lingkungan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari


konsep diri adalah pandangan psikologis manusia tentang bagaimana memandang dan
memahami diri sendiri agar bisa menjadi acuan dalam berinteraksi dengan
lingkungan.

Sumber :

[1] Mlinar, Suzana; Tusak, Matej; Karpljuk, Damir. (2009). Self-Concept in


Intensive Care Nurses and Control Group Women. Nursing Ethics; London
16.3 328-39. https://e-
resources.perpusnas.go.id:2171/docview/201352792?pq-origsite=summon

[2] Prasetyo, Andrie. (2013). PENGARUH KONSEP DIRI DAN


KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN
TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 3
YOGYAKARTA. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Pudjijogyanti (Yulius Beny


Prawoto, 2010: 23-26) sebagai berikut.

a. Peranan citra fisik. Tanggapan mengenai keadaan fisik seseorang biasanya


didasari oleh adanya keadaan fisik yang dianggap ideal oleh orang tersebut
atau pandangan masyarakat umum. Seseorang akan berusaha untuk mencapai
standar di mana ia dapat dikatakan mempunyai kedaaan fisik ideal agar
mendapat tanggapan positif dari orang lain. Kegagalan atau keberhasilan
mencapai standar keadaan fisik ideal sangat mempengaruhi pembentukan citra
fisik seseorang.
b. Peranan jenis kelamin. Peranan jenis kelamin salah satunya ditentukan oleh
perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Masih banyak masyarakat
yang menganggap peranan perempuan hanya sebatas urusan keluarga. Hal ini
menyebabkan perempuan masih menemui kendala dalam mengembangkan
diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sementara di sisi lain, laki-laki
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki.
c. Peranan perilaku orang tua. Lingkungan pertama dan utama yang
mempengaruhi perilaku seseorang adalah lingkungan keluarga. Dengan kata
lain, keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan konsep diri
seseorang. Salah satu hal yang terkait dengan peranan orang tua dalam
pembentukan konsep diri anak adalah cara orang tua dalam memenuhi
kebutuhan fisik dan psikologis anak.
d. Peranan faktor sosial. Interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungan
sekitarnya merupakan salah satu hal yang membentuk konsep diri orang
tersebut. Struktur, peran, dan status sosial seseorang menjadi landasan bagi
orang lain dalam memandang orang tersebut.

Sedangkan menurut Coopersmith (Tim Pustaka Familia, 2010: 34-35), ada 4


faktor yang berperan dalam pembentukan konsep diri yaitu sebagai berikut.

a. Faktor kemampuan. Setiap orang mempunyai potensi, oleh sebab itu


seseorang harus diberikan peluang agar dapat melakukan sesuatu.
b. Faktor perasaan berarti. Seseorang yang yang selalu dipupuk dengan perasaan
berarti akan membentuk sikap positif pada dirinya. Sebaliknya, jika seseorang
selalu mendapat perlakuan negatif dari orang lain maka akan tumbuh sikap
negatif pada dirinya.
c. Faktor kebajikan. Bila seseorang telah memiliki perasaan berarti, maka akan
tumbuh kebajikan dalam dirinya.
d. Faktor kekuatan. Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan bagi
seseorang untuk melakukan perbuatan baik.

Sumber :

Astuti, Ratna D. (2014). Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri


Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan I Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/14425/1/Skripsi.pdf

5 Nama : Adelia Dwi Lailyvira Ramadhania

NIM : 131611133005

Tanggapan

1. Konsep diri merupakan pandangan dan perasaan diri yang bersifat psikologi,
sosial, dan fisik. Konsep bukan hanya gambaran dari diri tetapi juga penilaian
diri. Jadi konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang diri.

Rahmat J, psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm


99-100

http://etheses.uin-malang.ac.id/629/6/10410181%20Bab%202.pdf

2. Faktor yang lain sebaimana dikemukakan oleh Hurlock (1996) bahwa ada 12
faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu
1. Fisik,
2. Tempo kematangan biologis,
3. Sikap terhadap anggota keluarga,
4. Harapan orang tua,
5. Sikap terhadap teman sebaya,
6. Masalah prbadi keluarga,
7. Maslaah ekonimi keluarga,
8. Sekolah,
9. Pendapat teman sebaya,
10. Adama,
11. Kesempatan sekolah,
12. Pengaruh radio-televisi.

Menurut penelitian Maria (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi konsep


diri yaitu, usia tingkat pendidikan, dan lingkungan.

Manik, Christa Gumanti. 2007. Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Konsep Diri Pada Narapidana Remaja Di Lembaga Permasyarakatan
Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan. Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/14289/08E007
36.pdf?sequence=1

6. Nama : Sarah Maulida Rahmah

NIM : 131611133006

Pengertian konsep diri adalah inner world dalam seseorang menurut Jersild (dalam
Hurlock, 1974). Thomas mengemukakan bahwa self concept sebagai berikut :
“…which is organized, coherent, and integrated pattern of perception related to the
self, includes self esteem and self image” (Perlmutter, 1985: 280). Konsep diri
mencakup harga diri, dan gambaran diri seseorang. Calhoun & Acocella (1990)
menjelaskan bahwa konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari
pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian
terhadap diri sendiri.

Konsep diri dapat di artikan sebagai cara pandang dan penilaian seseorang terhadap
dirinya sendiri. Konsep diri merupakan fundamental diri, yang selanjutnya akan
membentuk self efficacy atau kemampuan untuk mempresepsikan diri), self esteem (
kemampuan untuk menerima dirinya sendiri), motivasi bahkan pengaruh terhadap
performance seseorang.

Konsep diri dapat memengaruhi terhadap harga diri individu, seperti kata Abraham
Maslow (1970) menyatakan bahwa dengan harga diri yang tinggi seseorang akan
mengaktualisasikan potensi dirinya. Konsep diri dan harga diri memiliki keterkaitan
dengan kepercayaan diri. Konsep diri membantu individu berinteraksi social. Dengan
adanya konsep diri yang positif pula sehingga ia akan mendapatkan umpan yang baik
yang positif dari lingkungannya. Walgito (1993) mengatakan bahwa terbentuknya
konsep diri akan memengaruhi harga dirinya, dengan konsep dirinya ini individu
dapat mengevaluasi pengalaman-pengalanman yang berkaitan dengan penerimaan
dan penghargaan orang lain terhadap dirinya.

Menurut para ahli :

1. Stuart & Sundeen,1998 Konsep diri merupakan suatu pikiran, keyakinan,


dankepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhihubungannya dengan orang lain.

2. Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan Cara individu melihat pribadinya


secarautuh,menyangkut aspek fisik,emosi, intelektual,sosial dan spritual, termasuk
didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya,
interaksinyadengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman danobjek tertentu, serta tujuan, harapan, dan keinginan individu itu
sendiri. (Wahit IqbalMubarak dan Nurul Chayatin,2008)

Sumber

Andayani, B., & Afiatin, T. (1996). Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri
Remaja. Jurnal Psikologi, 23(1996).

Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.

Puspasari, A. (2007). Mengukur Konsep Diri Anak. Elex Media Komputindo.


ZumiZumi, Mery Arni. (2012). Konsep Diri.

4. Faktor yang memengaruhi konsep diri:

Individu menggunakan orang lain untuk menunjukkan siapa dia (Cooley dalam
Calhoun & Acocella, 1990). Individu membayangkan bagaimana pandangan orang
lain terhadapnya dan bagaimana mereka menilai penampilannya. Penilaian
pandangan orang lain diambil sebagai gambaran tentang diri individu. Orang lain
yang dianggap bisa mempengaruhi konsep diri seseorang adalah ((menurut Calhoun
dan Accocela, 1990 ):

a. Orang tua.
Orang tua memberikan pengaruh yang paling kuat karena kontak sosial yang
paling awal dialami manusia. Orang tua memberikan informasi yang menetap
tentang diri individu, mereka juga menetapkan pengharapan bagi anaknya.
Orang tua juga mengajarkan anak bagaimana menilai diri sendiri.
b. Teman sebaya
Kelompok teman sebaya menduduki tempat kedua setelah orang tua terutama
dalam mempengaruhi konsep diri anak. Masalah penerimaan atau penolakan
dalam kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap diri anak.
c. Masyarakat
Masyarakat punya harapan tertentu terhadap seseorang dan harapan ini masuk
ke dalam diri individu, dimana individu akan berusaha melaksanakan harapan
tersebut.
d. Hasil dari proses belajar.
Belajar adalah merupakan hasil perubahan permanen yang terjadi dalam diri
individu akibat dari pengalaman (Hilgard & Bower, dalam Calhoun &
Acocella; 1990). Pengalaman dengan lingkungan dan orang sekitar akan
memberikan masukan mengenai akibat suatu perilaku. Akibat ini bisa menjadi
berbentuk sesuatu yang positif maupun negatif.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi konsep diri adalah
sebagai berikut :

1. Tingkat perkembangan dan kematangan


Dapat berupa dukungan mental, pertumbuhan dan perlakuan terhadap anak
daoat memengaruhi konsep diri individu.
2. Keluarga dan budaya
Individu sering mengadopsi konsep diri yang sesuai dari lingkungannya, dapat
di contoh dan kemudian di terapkan dalam dirinya masing-masing.
3. Faktor eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap konsep
individu. Pada dasarnya individu memiliki dua kekuatan, yakni sumber
eksternal dan sumber internal. Sember eksternal berupa dukungan dari luar
seperti masyarakat yang di tunjang dengan kekuatan ekonomi yang memadai.
Sedangkan sumber internal berupa kekuatan diri yang meliputi kepercayaan
diri dan nilai-nilai yang dimiliki.
4. Pengalaman
Ada kecenderungan bahwa konsep diri berawal dari pengalaman masalalu
yang sukses. Demikian pula dengan sebaliknya riwayat kegagalan masalalu
akan membuat konsep diri menjadi rendah. Sedangkan individu yang pernah
sukses akan memiliki konsep diri yang lebih positif.
5. Penyakit
Kondisi sakit juga dapat memengaruhi konsep diri seseorang. Seperti
contohnya seseorang dengan disabilitas atau yang pada awalnya memiliki
anggota organ lengkap namun harus menjalani oprasi yang membuat ia
kehilangan anggota badannya akan membuat dirinya menjadi beranggapan
bahwa tidak menarik. Itu semua membuat dan memengaruhi cara bertindak
dan menilai diri sendiri
6. Stressor
Stressor dapat membuat konsep diri menjadi kuat apabila ia mampu
mengatasinya dengan sukses. Di sisi lain stressor juga dapat menyebabkan
respon-mal adiktif. Seperti akan menarik diri, anseitas. Mekanisme koping
yang gagal dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas, menarik diri,
bahkan sampai depresi dan hal-hal itu akan memengaruhi konsep diri mereka.
(Wahit Igbal Mubarak dan Chayatin 2008)

Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.

ZumiZumi, Mery Arni. (2012). Konsep Diri.

7 Nama : Cucu Eka Pertiwi

NIM : 131611133007

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah ………………………………


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep diri yang berasal
dari istilah “konsep” yang berarti gambaran mental dari objek, proses atau
apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain dan “diri” yang berarti orang seorang (yang terpisah
dari yang lain). Jadi, konsep diri dapat diartikan sebagai gambaran atau
penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri.
Terdapat juga beberapa ahli yang merumuskan pengertian konsep
diri.Dijelaskan oleh G. H. Mead (Burns, 1993: 19), bahwa konsep diri sebagai
pandangan, penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang timbul
sebagai hasil dari suatu interaksi sosial. Selanjutnya, Snygg dan Combs
(Burns, 1993: 46) mengartikan konsep diri sebagai sebuah organisasi yang
stabil dan berkarakter yang disusun dari persepsi-persepsi yang tampaknya
bagi individu yang bersangkutan sebagai hal yang mendasar baginya.
Sementara itu menurut William D. Brooks (Jalaluddin Rakhmat, 2003: 99),
konsep diri adalah persepsi psikologi, sosial, dan fisik terhadap diri sendiri
yang didapat dari berbagai pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
Sedangkan Rusli Lutan (Djukanda Harjasuganda, 2008) mendefinisikan
konsep diri sebagai penilaian tentang kepatutan diri pribadi yang dinyatakan
dalam sikap, yang dimiliki seseorang mengenai dirinya. Dari pendapat para
ahli di atas, peneliti dapat mengambil benang merah bahwa konsep diri adalah
pandangan, perasaan, dan keyakinan individu mengenai dirinya, meliputi
gambaran mengenai diri dan kepribadian yang diinginkan yang diperoleh dari
pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
Sumber :
Astuti, R. D. (2015). Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep
Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan I Yogyakarta.BASIC
EDUCATION, 4(2).

2. Factor yang mempengaruhi konsep diri ……………………..


Menurut Willey dalam perkembangan konsep diri yang digunakan sebagai
sumber pokok informasi adalah interaksi individu dengan oranglain, tidak
jauh beda dengan apa yang diungkapkan oleh Baldwin dan Holmes (1990)
bahwa konsep diri adalah hasil belajar individu melalui hubungannya dengan
oranglain. Hal- hal tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri. Yang dimaksud “orang lain” menurut Calhom dan Acocella
(1990) yaitu :
1. Orang tua
Orang tua merupakan kontak sosial paling utama dan paling kuat yang
dialami seseorang. Seseorang bisa memperoleh informasi tentang dirinya
dari orang tua.
2. Kawan sebaya
Setelah orang tua, orang lain yang paling berpengaruh adalah kawan
sebaya. Pandangan individu mengenai jati dirinya sendiri dipengaruhi oleh
peran kelompok kawan sebaya.
3. Masyarakat
Perilaku masyarakat yang selalu mementingkan fakta yang ada pada
seseorang seperti siapa bapaknya, ras dan lain-lain dapat berpengaruh
terhadap konsep diri yang dimiliki seorang individu.

Kemudian Argy dalam Hardy dan Hayes (1998) mengatakan bahwa


perkembangan konsep diri remaja dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

1. Reaksi dari orang lain


Dibuktikan oleh Cooley dalam Hardy dan hayes (1998) bahwa dengan
mengamati pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang
diberikan oleh orang lain maka individu dapat mempelajari dirinya
sendiri.
2. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri yang dimiliki individu sangat tergantung kepada bagaimana
cara individu membandingkan dirina dengan orang lain
3. Peranan individu
Setiap individu memainkan peranan yang berbeda, dan pada setiap peran
setiap individu melakukan perbuatan dengan cara tertentu. Pengalaman
dan harapan-harapan yang berkaitan dengan peran yang berbeda tersebut
dapat mempengaruhi konsep diri seseorang
4. Identifikasi terhadap orang lain
Kalau seorang anak mengagumi seorang dewasa maka anak seringkali
mencoba menjadi pengikut orang dewasa. Saat meniru beberapa nilai,
keyakinan dan perbuatan orang dewasa tersebut menyebabkan individu
merasakan bahwa dirinya telah memiliki beberapa sifat dari yang
dikagumi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa individu tidak
lahir dari konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan perkembangan
seperti berinteraksi dengan orang tua, kawan sebaya, serta masyarakat. Proses
belajar yang dilakukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh
dengan melihat reaksi-rekasi orang lain terhdap perbuatan yang dilakukannya,
melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-
harapan orang lain atas peran yang dimainkan serta melakukan identifikasi
terhdap orang yang dikaguminya.

Sumber ;

Manik, C. G. (2007). Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada


Narapidana. Skripsi. FK, Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

8 Nama : Locita Artika Isti

NIM : 131611133008

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri


Konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri atau cara
individu melihat pribadinya secara utuh, yang meliputi penampilan fisik,
kondisi psikis atau emosi, intelektual, sosial, dan spiritual. Yang terbentuk
melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan lingkungan, dan mendapat
pengaruh dari orang-orang yang dianggapnya penting.

Gunawan, A.D. 2010. Hypnotherapy for Children. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama
https://books.google.co.id/books?id=kJhvlEzOA4AC&pg=PA64&dq=kompo
nen+konsep+diri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj76ezX79jWAhVKLY8KHd
KaACEQ6AEILzAC#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri&f=true
2. Factor yang mempengaruhi konsep diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Stuart dan
Sunden, 1995. Yang pertama adalah The Significant others, orang yang kita
anggap penting dapat memberikan pegaruh terhadap konsep diri. Sebagai
contoh anak yang dipengaruhi orang terdekat, remaja yang dipengaruhi orang
lain yang dekat, dan lain sebagainya. Yang kedua adalah Reference Group,
maksudnya adalah kelompok digunakan sebagai acuan dengan memberi
arahan agar kita dapat mengikuti perilaku mereka. Yang ketiga adalah teori
perkembangan, pada mulanya konse diri belum ada ketika waktu lahir, namun
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui, lama kelamaan kita
akan mulai mengenal dan dapat membedakan anatara diri sendiri dan orang
lain. Dan yang keempat adalah Self Perception (Persepsi diri sendiri),
maksudnya adalah individu dapat menilai serta memiliki persepsi terhadap
dirinya sendiri, konsep diri dapat terbentuk melalui pandangan diri dan
melalui pengalaman yang positif.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan aplikasi.


Yogyakarta: Penerbit ANDI
https://books.google.co.id/books?id=Yp2ACwAAQBAJ&pg=PA77&dq=fakt
or+yang+mempengaruhi+konsep+diri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj1oZnyi
tnWAhXHNo8KHdmWBcUQ6AEILjAC#v=onepage&q=faktor%20yang%2
0mempengaruhi%20konsep%20diri&f=true

9 Nama : Ni’matush Sholeha

NIM : 131611133009

Tanggapan

1. Definisi konsep diri


Definisi konsep diri berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan
bahwa konsep diri merupakan gambaran terhadap diri individu sendiri untuk
menilai pribadi diri sendiri dan melihat dirinya sebagai pribadi yang
diharapkan.

sumber :
Handini, F. (2010). “Hubungan Konsep Diri dengan Kecenderungan
Berperilaku Bullying Siswa SMAN 70 Jakarta”. Skripsi. Fakultas
Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. hal 22-24.

2. Faktor yang mempengaruhi konsep diri


Menurut Argy dalam Hardy&Hayes mengatakan bhawaKonsep diri
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
1) Reaksi dari orang lain
Individu yang mengamati perilaku dirinya sendiri terhadap respon dari
orang lain mempengaruhi terhadap pembentukan konsep diri indvidu itu
sendiri.
2) Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri dipengaruhi oleh bagaimana individu membandingkan dirinya
dengan dengan orang lain.
3) Peranan individu
Setiap individu memainkan perannya berbeda-beda dan pada setiap
perannya individu melakukan perbuatan dengan cara tertentu. Harapan
dan pengalaman dari peran yang berbeda dapat mempengaruhi konsep diri
dari setiap individu.
4) Identifikasi terhadap orang lain
Konsep diri individu terbentuk seiring dengan perkembangannya
berinteraksi dengan orang lain, yaitu orang tua, teman sebaya, dan
masyarakat serta melakukan idnetifikasi terhadap orang lain yang
dikaguminya.
Sumber:
Manik, G., C. (2007). “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep
Diri Pada Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA Anak Tanjung Gusta Medan”. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. hal 20-21.

10 Nama : Reffy Shania Novianti

NIM : 131611133010

Tanggapan:

1. Definisi Konsep diri adalah

Konsep diri merupakan gambaran diri yang dimiliki seseorang tentang


dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
dengan lingkungan ( Hendriati Agustiani, 2006: 138 ). Konsep diri adalah
representasi konsisten antara pematangan neurokognitif dan pengalaman interaksi
awal dengan orang lain yang signifikan (Marsh & Shavelson, 1985; Verschueren,
Doumen, & Buyse, 2012). Konsep diri terkadang disebut sebagai karakteristik
kepribadian. Hal ini mencakup definisi deskriptif tentang diri dan gagasan,
keyakinan, dan sikap tentang kompetensi diri dan seseorang dalam berbagai bidang
.Konsep diri merupakan media proses intra dan interpersonal yang penting. Konsep
diri seseorang memengaruhi bagaimana perasaan seseorang tentang dirinya sendiri,
menafsirkan peristiwa yang sesuai dengan dirinya sendiri, dan bagaimana cara diri
tersebut berinteraksi dengan dunia.

Sumber:

Gogol, K., Brunner, M., Preckel, F., Goetz, T., & Martin, R. (2016). Developmental
Dynamics of General and School-Subject-Specific Components of Academic
Self-Concept, Academic Interest, and Academic Anxiety. Frontiers in
Psychology, 7, 356. http://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.00356
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4794478/
Jia, R., Lang, S. N., & Schoppe-Sullivan, S. J. (2016). A Developmental Examination
of the Psychometric Properties and Predictive Utility of a Revised
Psychological Self-Concept Measure for Preschool-Aged
Children. Psychological Assessment, 28(2), 226–238.
http://doi.org/10.1037/a0039403
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4688244/

Pratiwi, D. A. (2010). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


dengan Metode Proyek dan Resitasi Ditinjau dari Kreativitas dan Konsep Diri
(Self Concept) Siswa (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri William Brooks (1971),


dalam Sobur (2003) menyebutkan terdampat empat faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri individu, yaitu:

1). Diri sendiri sebagai obyek (Self Appraisal - Viewing Self as an Object)
Istilah ini menunjukkan suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai
objek dalam komunikasi. Seperti contohnya yaitu apabila kita merasakan apa
yang kita tidak sukai tentang diri kita sendiri, di sini kita berusaha untuk
mengevaluasi dan mengubahnya. Dan jika diri kita sendiri tidak mau
mengubahnya, inilah awal dari konsep diri yang negatif terhadap diri kita.

2). Reaksi dan respon orang lain (Reaction and Response of Others); konsep
diri tidak hanya berkembang melalui pandangan kita terhadap diri sendiri,
namun juga berkembang disaat kita berinteraksi dengan masyarakat. Seperti
contohnya dalam berbagai perbincangan masalah sosial.

3). Peran ( Roles You Play - Role Taking) diartikan bahwa peran merupakan
seperangkat patokan yang membatasi perilaku yang mesti dilakukan oleh
seseorang yang menduduki suatu posisi
4). Kelompok rujukan (Reference Groups), diartikan sebagai sebuah
kelompok dimana kita menjadi anggota di dalamnya. Jika kelompok ini kita
anggap penting, dalam arti mereka dapat menilai dan bereaksi pada kita, hal
ini akan menjadi kekuatan untuk menentukan konsep diri kita. Dengan
pengalaman-pengalaman yang bisa didapatkan melalui kerja kelompok.
dengan adanya kerja sama, tenggang rasa, berlaku jujur dan obyektif dan
lainnya, maka pengalaman positif bisa didapatkan. Seperti pendapat Verdeber
dalam Sobur (2003 :521), menyatakan tentang pentingnya pengalaman
positip: "semakin besar pengalaman positif yang kita peroleh atau kita miliki,
semakin positif konsep diri kita. Sebaliknya, semakin besar pengalaman
negatif yang kita peroleh atau yang kita miliki, semakin negatif konsep diri
kita"..

Sumber:

Pratiwi, D. A. (2010). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


dengan Metode Proyek dan Resitasi Ditinjau dari Kreativitas dan Konsep
Diri (Self Concept) Siswa (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

11 Nama : Nabila Hanin Lubnatsary

NIM : 131611133011

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah cara berpikir bagaimana kita menjadi orang lain
yang ‘melihat’ diri ‘kita’ . Selain itu ‘kita’ meyakini apa yang ada.
Gecas (1982) berpendapat jika konsep diri adalah suatu hal yang terdiri dari
persepsi social, identitas personal, serta kepemilikan sifat.
Sumber:

Saliyo. (2012). Konsep Diri dalam Budaya Jawa. Buletin Psikologi, 26-35.

3. Menurut Hurlock factor yang mempengaruhi konsep diri adalah:


1. Kematangan usia
Seseorang yang lebih dulu mengalami pendewasaan akan
mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga mudah untuk
beradaptasi.
2. Penampilan diri
Penampilan fisik yang berbeda membuat seseorang merasakan tanggapan
yang berbeda juga, sehingga penampilan fisik kerap kali menjadikan
penilian tersendiri terhadap diri.
3. Kepatutan seks
Kepatutan seks juga dapat menentukan konsep diri berupa penampilan
diri, minat dan perilaku.
4. Nama dan julukan
Sering kali seseorang mendapatkan nama serta julukan yang tidak sesuai,
hal itu juga akan menjadi konsep diri seseorang buruk.
5. Hubungan keluarga
Hubungan keluarga yang erat menjadikan seseorang memiliki penguat
dalam konsep diri, karena mereka memiliki seseorang yang bisa dicontoh.
6. Teman-teman sebaya
Selain keluarga, teman sebaya juga berpengaruh besar dalam menentukan
atau menguatkan konsep diri.
7. Kreativitas
8. Cita-cita.
Sumber: Hurlock, B. (2005). Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2,
Erlangga, Jakarta, hlm:58.

12 Nama : Ragil Titi Hatmanti

NIM : 131611133012

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah


Konsep diri adalah cara kita melihat diri kita sebagaimana orang lain menilai
atau melihat kita. Konsep diri berkaitan dengan penilaian yang direfleksikan
kembali, sehingga kita dapat bertindak dan memahami tindakan kita dalam
berbagai situasi. Menurut Hurlock (1978) seseorang yang mempunyai konsep
diri positif akan berhasil mengembangkan sifat percaya diri, harga diri
sehingga akan mampu berhubungan dengan orang lain secara akurat dan akan
mengarah pada penyesuaian diri yang baik di lingkungan sosial. Konsep diri
yang positif ini akan mempengaruhi kesehatan mental dari orang tersebut.
Sedangkan orang yang merasa rendah diri dan kurang percaya diri memiliki
konsep diri yang negatif sehingga akan ada hambatan dalam melakukan
proses penyesuaian diri di lingkungan baru.
Sumber :
Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library,
2, 158-162.

3. Factor yang mempengaruhi konsep diri


Faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Hardy & Hayes (1998) :
1. Reaksi dari orang lain
Pencerminan perilaku diri sendiri dari respon orang lain akan
membuat individu mempelajari dan dapat memahami dirinya sendiri.
Orang-orang yang memiliki arti pada diri individu akan berpengaruh
pada pembentukan konsep diri individu tersebut.
2. Perbadingan dengan orang lain
Individu yang melakukan perbandingan diri dengan orang lain akan
mempengaruhi pembentukan konsep diri individu tersebut.
3. Peranan individu
Setiap individu memiliki peranan yang berbeda-beda dan setiap peran
tersebut individu diharapkan melakukan perbuatan dengan cara-cara
tertentu. Harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran yang
berbeda tersebut akan mempengaruhi pembentukan konsep diri
individu.
4. Identifikasi terhadap orang lain
Individu yang mempunyai sosok role play dalam hidupnya akan
seringkali mecoba menjadi pengikut sosok tersebut dengan cara
meniru beberapa nilai, perilaku dan keyakinan. Proses identifikasi
tersebut yang menyebabkan individu membentuk konsep dirinya
berdasarkan dengan nilai, keyakinan, dan perbuatan yang telah
diperolehnya.

Sumber :

Manik, C. G. (2007). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep


Diri Pada Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Anak Tanjung Gusta Medan.

13 Nama : Regyana Mutiara Guti

NIM : 131611133013

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah ………………………………


Jawab:
Konsep diri merupakan kecenderungan individu untuk memandang dirinya
yang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda pada peran atau
konteks sosial yang berbeda (Donahue et al 1993). Konsep diri adalah
konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri atau merupakan suatu
perasaan subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran
yang disadari atau tidak disadari, sikap dan persepsi. (Potter & Perry, 2010)

Pilarska, A., & Suchańska, A. (2015). Self-Complexity and Self-Concept


Differentiation – What Have We Been Measuring for the Past 30
Years? Curr Psychol, 723.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4703609/

Potter, P., & Perry, A. (2010). Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta:


Salemba Medika.

3. Factor yang mempengaruhi konsep diri ……………………..

Faktor yang mempengarungi pembentukan konsep diri:

a. The significant others, yang dimana konsep diri dapat dipelajari


melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain. Sebagai contoh
orang pertama yang mempengaruhi konsep diri kita adalah orang tua,
lalu ketika usia TK kita mengenal significant others lain, biasanya
guru. Begitu seterusnya sehingga sepanjang hidup kita bertemu
dengan orang-orang yang kita anggap akan berpengaruh pada diri kita.
b. Reference group, yang dimana kelompok dipakai sebagai acuan atau
memberi arahan dan pedoman agar kita mengikuti perilaku sesuai
dengan peraturan kelompok tersebut. Misalnya kelompok hobi yang
memiliki hobi yang sama, kelompok tersebut akan membuat kita
menjadi mengikuti irama kelompok itu sesuai dengan aturan yang
diberikan.
c. Teori perkembangan, yang dimana konsep diri belum ada waktu kita
lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir, seperti mulai
mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain.
d. Self Perception, yang dimana konsep diri dapat dibentuk melalui
pandangan dri atau pengalaman diri yang positif. Sedangkan konsep
diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
terganggu. (Muhith, 2015)
e. Kegagalan-kegalan yang terus menerus dialami seringkali
menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan
kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri.
Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
f. Depresi Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai
pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon
segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau
stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak
diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya "miskin"
maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat
apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya.
Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah
tersinggung atau "termakan" ucapan orang.
g. Kritik internal. Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan
untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan.
Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau
rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita
diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.

Sumber:

Muhith, A. (2015). PENDIDIKAN KEPERAWATAN JIWA Teori dan


Aplikasi. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Murti, A. M. (2010). Hubungan antara konsep diri dengan perilaku


hygiene organ reproduksi pada siswa kelas X di SMAN 1
Sambungmacan Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas
Maret)

14 Nama : Dita Fajrianti

NIM : 131611133014

Tanggapan

1. Definisi Konsep Diri


Konsep Diri merupakan cara pandang diri manusia dalam melakukan
penilaian pada dirinya sendiri.Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu terhadap dirinya sendiri
dan mempengaruhi individu dalam berhubungan. Konsep diri ini merupakan
esensi awal dari pengembangan manusia. Semakin dalam pemahaman
seseorang tentang dirinya akan membantu dalam mengubah konsep diri
menjadi lebih efektif. Dan ide yang muncul dalam diri seseorang akan
menjadi sebuah motivasi atau kesadaran diri dalam menentukan konsep diri.
Konsep diri bisa dimunculkan melalui proses pengalaman pribadi yang
dialami seseorang. Konsep diri seseorang tidak bisa terjadi dalam waktu yang
singkat, hal ini terbentuk dalam beberapa tahapan yang panjang dan
bervariasi.

Puspasari, A. (2007). Mengukur Konsep Diri Anak. Elex Media Komputindo. Diakses
pada tanggal 5 Oktober 2017. Pukul 10.00 WIB. Melalui:

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=1C2DQNjWg50C&oi=fnd&pg=PR3
&dq=Pengertian+Konsep+Diri&ots=DUWm_Kaq3M&sig=fCU9iaJKKIiXzZ
4ZQ3MSn2036xc&redir_esc=y#v=onepage&q=Komponen%20Konsep%20D
iri&f=false

3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri

Ada 3 faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu :

a Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan disini ada 2 jenis. Yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik ini adalah segala sarana dan
prasarana yang dapat menunjang perkembangan individu. Dan lingkungan
psikologis adalah lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan individu.
Lingkungan yang nyaman akan membantu proses perbaikan psikologis yang
dapat memengaruhi konsep diri
b Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu yang pernah dirasakan oleh individu akan


memengaruhi perkembangan konsep diri dari individu. Pengalaman masalalu
seperti, penghargaan diri dan pengalaman sukses atau gagal pada masa lalu,
pengalaman yang berhubungan dengan stressor, dan adanya umpan balik dari
orang terdekat dan orang penting dalam hidup. Hal itu semua akan
mempengaruhi proses perkembangan konsep diri.

c Tingkat Tumbuh Kembang

Dukungan mental yag cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik.
Dalam hal ini dibutuhkan orang-orang terdekat untuk memberikan dukungan
mental kepada individu agar proses perkembangan konsep diri dapat berjalan
dengan baik.

Alimul, Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta. Salemba Medika)

15 Nama : Nafidatun Naafi’a

NIM : 1316111330015

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah


Konsep diri adalah sebuah pandangan seseorang yang konsisten terhadap
dirinya sendiri, dan merupakan batang atau gambaran dari maturasi atau
kedewasaan neurokognitif dan pengalaman dini dari interaksi dengan hal-hal
lain yang signifikan (Marsh & Shavelson, 1985; Verschueren, Doumen, &
Busye, 2012). Pandangan seseorang terhadap dirinya akan mempengaruhi
bagaimana seseorang tersebut merasakan dirinya sendiri, menginterpretasikan
hal-hal yang berhubungan dengan dirinya, serta bagaimana ia akan
berinteraksi dengan dunia. Dengan kata lain, konsep diri dapat dijadikan
sebagai motivasi atau faktor yang memotivasi seseorang untuk menjadi aktif
secara fisik dan mempertahankan keaktifannya tersebut.

Sumber:
Jia, R., Lang, S. N., & Schoppe-Sullivan, S. J. (2016). A Developmental
Examination of the Psychometric Properties and Predictive Utility of a
Revised Psychological Self-Concept Measure for Preschool-Aged
Children. Psychological Assessment, 28(2), 226–238.
http://doi.org/10.1037/a0039403
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4688244/
Jekauc, D., Wagner, M. O., Herrmann, C., Hegazy, K., & Woll, A. (2017).
Does Physical Self-Concept Mediate the Relationship between Motor
Abilities and Physical Activity in Adolescents and Young Adults? PLoS
ONE, 12(1), e0168539. http://doi.org/10.1371/journal.pone.0168539
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5207408/

3. Factor yang mempengaruhi konsep diri


Konsep diri dibentuk dari pengalaman dan persepsi dari lingkungan
seseorang. Faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang antara lain:
1. Orang Lain
Yang disebut dengan orang lain adalah orang tua, kawan sebaya, dan
masyarakat. Orang tua merupakan kontak sosial yag paling utama dan
paling penting dalam mencari konsep diri. Informasi yang diberikan oleh
orang tua akan berlangsung hingga dewasa. Apabila orang tua memberikan
informasi yang negatif, maka konsep diri anak akan cenderung menjadi
negatif. Selain orang tua, kawan sebaya juga termasuk orang lain. Peran
kawan sebaya dalam kelompok dapat mempengaruhi pandangan seseorang
pada dirinya sendiri. Orang terdekat cenderung mempengaruhi pandangan
seseorang pada dirinya sendiri.
2. Citra Diri
Menurut Pudjijogyanti (Yulius Beny Prawoto, 2010), tanggapan mengenai
fisik seseorang biasanya didasari oleh adanya keadaan fisik yang ideal oleh
seseorang tersebut atau masyarakat umum. Kegagalan mencapai standar
fisik akan mempengaruhi citra diri yang kemudian juga mempengaruhi
konsep diri.
3. Faktor Sosial
Interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya
merupakan salah satu hal yang membentuk konsep diri orang tersebut.
Struktur, peran, dan status sosial seseorang menjadi landasan bagi orang
lain dalam memandang orang tersebut.

Sedangkan, menurut Coopersmith (Tim Pustaka Familia, 2010), faktor yang


mempengaruhi konsep diri ada 4, yaitu:
a. Faktor kemampuan. Setiap orang memiliki potensi dan ia harus diberi
peluang agar ia dapat melakukan sesuatu
b. Faktor perasaan. Seseorang yang selalu diberi perasaan yang berarti akan
memupuk konsep diri positif dalam hidupnya, dan sebaliknya.
c. Faktor kebajikan.
d. Faktor kekuatan. Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan
bagi seseorang untuk melakukan perbuatan baik, begitu pula sebaliknya.

Sumber:
Astuti, Dwi Ratna. 2014. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan I Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
eprints.uny.ac.id/14425/1/Skripsi.pdf

16 Nama : Indah Latifah

NIM : 131611133016
1. Definisi konsep diri
Menurut Sullivan konsep diri adalah bagaimana kita melihat diri kita
sebagaimana orang lain melihat kita. Konsep diri merupakan hal yang penting
artinya dalam kehidupan seseorang,karena konsep diri menentukan bagaimana
seseorang bertindak dalam berbagai situasi. Jika kita memahami konsep diri
seseorang kita akan mampu memahami tindakan dan juga dapat meramalkan
tingkah lakunya dikemudian hari.
Sumber :

Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.

3. Factor yang mempengaruhi konsep diri


Konsep diri merupakan produk social yang dibentuk melalui proses
internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman
prsikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkunga
fisiknya dan refleksi dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting
disekirtarnya.
Konsepdiri terbentuk karena adanya factor-faktor yang mempengaruhi. Factor
yang mempengaruhi diantaranya adalah :
 Keadaan fisik. Keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu
dalam menumbuhkan konsep dirinya. Individu yang memiliki cacat
tubuh cenderung memiliki kelemahan-kelemahan tertentu dalam
memandang keadaan dirinya, seperti munculnya perasaan malu,
minder, tidak berharga dan perasaan ganjil karena melihat dirinya
berbeda dengan orang lain.
 Kondisi keluarga : Keluarga merupakan tempat pertama dan utama
dalam membentuk konsep diri anak. Perlakuanperlakuan yang
diberikan orang tua terhadap anak akan membekas hingga anak
menjelang dewasa dan membawa pengaruh terhadap konsep diri anak
baik konsep diri ke arah positif atau ke arah negatif. Cooper Smith
dalam Clara R Pudjijogyanti (1995: 30-31) menjelaskan bahwa
kondisi keluarga yang buruk dapat menyebabkan konsep diri yang
rendah. Yang dimaksud dengan kondisi keluarga yang buruk adalah
tidak adanya pengertian antara orang tua dan anak, tidak adanya
keserasian hubungan antara ayah dan ibu, orang tua yang menikah
lagi, serta kurangnya sikap menerima dari orang tua terhadap
keberadaan anak-anak. Sedangkan kondisi keluarga yang baik dapat
ditandai dengan adanya intregitas dan tenggang rasa yang tinggi serta
sikap positif dari anggota keluarga. Adanya kondisi semacam itu
menyebabkan anak memandang orang tua sebagai figur yang berhasil
dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai tokoh yang dapat
mendukung dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan hidupnya.
Jadi kondisi keluarga yang sehat dapat membuat anak menjadi lebih
tegas, efektif, serta percaya diri dalam mengatasi masalah kehidupan
dirinya sebagai pembentuk kepribadiannya.
 Reaksi orang lain terhadap individu : Dalam kehidupan sehari-hari,
orang akan memandang individu sesuai dengan pola perilaku yang
ditunjukkan individu itu sendiri. Harry Stack Sullivan (Jalaludin
Rakhmat, 1996: 101) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain,
dihormati dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung
bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang
lain selalu meremehkan diri kita, menyalahkan kita dan menolak kita,
kita cenderung akan membenci diri kita.
 Tuntutan orang tua terhadap anak : Pada umumnya orang tua selalu
menuntut anak untuk menjadi individu yang sangat diharapkan oleh
mereka. Tuntutan yang dirasakan anak akan dianggap sebagai tekanan
dan hambatan jika tuntutan tersebut ternyata tidak dapat dipenuhi oleh
anak
 Jenis kelamin, ras dan status sosial ekonomi : Konsep diri dapat
dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Clara R Pudjijogyanti (1995: 29)
memberikan pendapatnya melalui penelitian-penelitian para ahli
bahwa berbagai hasil penelitian yang dilakukan tersebut membuktikan
bahwa kelompok ras minoritas dan kelompok sosial ekonomi rendah
cenderung mempunyai konsep diri yang rendah dibandingkan dengan
kelompok ras mayoritas dan kelompok sosial ekonomi tinggi, selain
itu untuk jenis kelamin terdapat perbedaan konsep diri antara
perempuan dan laki-laki
 Keberhasilan dan kegagalan : Konsep diri dapat juga dipengaruhi oleh
keberhasilan atau kegagalan yang telah dialaminya. Keberhasilan dan
kegagalan mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya dan ini
berarti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap konsep dirinya.
Keberhasilan akan mewujudkan suatu perasaan bangga dan puas akan
hasil yang telah dicapai dan sebaliknya rasa frustasi bila menjadi
gagal.
 Orang-orang yang dekat dengan kita : Tidak semua individu
mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling
berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan kita, yaitu
yang disebut significant others, yaitu orang lain yang sangat penting.
Mereka adalah orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah
dengan kita
Sumber :

Pambudi, P. S., & Wijayanti, D. Y. (2012). Hubungan konsep diri dengan prestasi
akademik pada mahasiswa keperawatan. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1), 149-
156.

17 Nama : Listya Ernissa M

NIM : 131611133017
Tanggapan :

1. Definisi Konsep diri adalah pandangan atau proses individu untuk mengenal
diri sendiri. William D.Brooks telah mendefinisikan konsep diri sebagai
“Those psychical, social, and psychological perceptions of our selves that we
have derived from experiences and our interaction with other”. Jadi konsep
diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri. Persepsi tentang diri ini
boleh bersifat psikologi, social, dan fisik. Konsep ini bukan hanya gambaran
deskriptif, tetapi juga penilaian tentang diri. Jadi konsep diri meliputiapa
yang dipikirkan dana pa yang dirasakan tentang diri. Konsep diri juga
terbentuk dalam waktu yang relatif lama, dan pembentukan ini tidak bisa
diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang dapat mengubah
konsep diri (Hardy dan Hayes, 1988).

Sumber :

a. Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi


kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Abstrak.

b. Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008

3. Factor yang mempengaruhi konsep diri adalah

Baldwin dan Holmes (1990) juga mengatakan bahwa konsep diri adalah hasil
belajar individu melalui hubunganya dengan oranglain.

Yang dimaksud dengan ”oranglain” menurut Calhoun dan Acocella (1990)


yaitu :

1. Orang tua
Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh
seseorang dan yang paling kuat. informasi yang diberikan oleh orang lain
dan berlangsung hingga dewasa (Copersmith dalam calhoun dsan Acocella
1990), mengatakan bahwa anak-anak-anak yang tidak memiliki orangtua,
disia-siakan oleh orangtua akan memperoleh kesukaran dalam
mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal ini akan menjadi
penyebab utama anak berkonsep diri negatif.

2. Kawan Sebaya

Kawan Sebaya menempati posisi kedua setelah orangtua dalam


mempengaruhi konsep diri. Peran yang di ukur dalam kelompok sebaya
sangat berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai jati dirinya
sendiri.

3. Masyarakat
Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada seorang anak,
seperti siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini berpengaruh
terhadap konsep diri yang dimiliki seorang individu.
4.

Kemudian Argy dalam Hardy & Hayes (1998) mengatakan bahwa perkembangan
konsep diri remaja dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

1. Reaksi dari orang lain

Cooley dalam Hardy & Hayes (1998) membuktikan bahwa dengan mengamati
pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang diberikan oleh orang lain
maka individu dapat mempelajari dirinya sendiri. Orang-orang yang memiliki
arti pada diri individu (significant other) sangat berpengaruh dalam pembentukan
konsep diri.
2. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri yang dimiliki individu sangat tergantung kepada bagaimana cara
individu membandingkan dirinya dengan orang lain .

3. Peranan individu
Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada setiap peran
tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara
tertentu pula. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran
yang berbeda-beda berpengaruh terhadap konsep diri seseorang, Menurut Kuhn
dalam Hardy & Hayes (1998) sejalan dengan pertumbuhan individu akan
menggabungkan lebih banyak kedalam konsep dirinya.

4. Identifikasi terhadap orang lain


Kalau seorang anak mengagumi seorang dewasa maka anak seringkali
mencoba menjadi pengikut orang dewasa tersebut dengan cara meniru
beberapa nilai, keyakinan dan perubuatan. Proses identifikasi tersebut
menyebabakan individu merasakan bahwa dirinya telah memiliki beberapa
sifat dari yang di kagumi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa individu tidak lahir
dari konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan perkembagan konsep diri
adalah interaksi individu dengan orang lain, yaitu orangtua, kawa sebaya serta
masyarakat , Proses belajar yag dilakukan individu dalam pembentuka konsep dirinya
diperoleh dengan melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah
dilakukan, melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-
harapan orang lain atas peran yang dimainkan serta melakukan identifikasi terhadap
orang yang dikaguminya.

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan


konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Abstrak.
Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008

18 Nama : Rufaidah Fikriya

NIM : 131611133018

1. definisi konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen,1998)

jadi konsep diri adalah bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri dan menilai
bagaimana dirinya sendiri secara keseluruhan mulai dari fisik, kepercayaan,
kemampuan, ketertarikan, emosi, spritual dll.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi.


Yogyakarta. Penerbit ANDI

3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri


faktor yang mempengaruhi disesuaikan dengan komponen dari konsep diri, yaitu:
1. citra tubuh
-kehilangan / kerusakan bagian tubuh
-segala sesuatu yang berdampak mengubah penampilan fisik individu (kearah negatif)
2. harga diri
-mendapatkan penolakan
-merasa kurang mendapat penghargaa
-dibesarkan dengan pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,
terlalu dituntut
-merasa adanya persaingan dengan anggota keluarga
-merasa dirinya tidak mampu mencapai standar yang diitetapkan oleh dirinya sendiri
3. ideal diri
-cita-cita yang diinginkan terlalu tinggi dan tidak percaya diri akan itu
-kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi
-tidak mempunyai ideal diri yang jelas
4. peran
-stereotipe peran seks
-tuntutan peran kerja
-harapan peran kultural
5. Identitas diri
-ketidakpercyaan orang tua
-tekanan dari teman sebaya
-perubahan struktur sosial

Yusuf, Ah. dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. Buku kedokteran EGC

19 Nama : DWI UTARI WAHYUNING PUTRI

NIM : 131611133019

Tanggapan

1. Definisi Konsep Diri

Konsep diri berkaitan erat dengan kehidupan individu. Konsep diri merupakan
pandangan dan perasaan tentang diri sendiri seperti kepercayaan, pengharapan, dan
penilaian yang diyakini individu tentang dirinya sendiri dan dapat mempengaruhi
proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Konsep diri dapat dikatakan
sebagai pengatur mental seseorang, sebab berhubungan dengan motivasi yang
dimiliki individu, semakin baik konsep diri yang dimiliki maka semakin tinggi
motivasi yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Konsep diri merupakan produk sosial
yang dibentuk melalui proses internalisasi dan pengalaman-pengalaman psikologis
yang merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi
dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya.
Pambudi, P. S., & Wijayanti, D. Y. (2012). Hubungan konsep diri dengan prestasi
akademik pada mahasiswa keperawatan. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1),
149-156.
Alfikri, F., Lilik, S., & Karyanta, N. A. (2015). Hubungan Antara Kestabilan Emosi
dengan Konsep Diri pada Jamaah Pengajian Haqqul Amindi Surakarta. Jurnal
Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 4(1 Jun).

3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri belum ada sejak lahir, kemudian berkembang secara bertahap selama
proses hidup seseorang. Konsep diri dapat dipelajari melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain yang kita anggap penting atau biasa. Pengaruh orang dekat atau
orang penting sepanjang siklus hidup seseorang akan mempengaruhi konsep dirinya.
Kelompok juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Kelompok dipakai
sebagai acuan dalam memberi arahan dan pedoman agar seseorang mengikuti
perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam kelompok tersebut. Konsep
diri dapat pula dibentuk melalui pandangan diri terhadap diri sendiri dan
penilaiannya, serta terhadap pengalaman akan situasi tertentu.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta
: ANDI.

20 Nama : Ayu Saadatul Karimah

NIM : 1316111020

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah Cara individu dalam melihat pribadinya secara
utuh , menyangkut fisik, emosi serta intelektual , sosial maupun psikososial dan
spiritual . termasuk didalamnya adalah persepsi individu dan potensi yang
dimilikinya , interaksi individu dengan oranglain maupun lingkungannya, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek serta tujuan , harapan dan keinginannya
setiap individu tersebut.
Drs. Sunaryo (2004) PSIKOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA32&dq=konsep
+diri+adalah&hl=id&sa=X&r
edir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20adalah&f=false

3. Factor yang mempengaruhi konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (1990)
yaitu :

1.Orang tua

Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh seseorang
dan yang paling kuat. informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung
hingga dewasa (Copersmith dalam calhoun dsan Acocella 1990), mengatakan bahwa
anak-anak-anak yang tidak memiliki orangtua, disiasiakan oleh orangtua akan
memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal
ini akan menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif.

2.Kawan Sebaya

Kawan Sebaya menempati posisi kedua setelah orangtua dalam


mempengaruhi konsep diri. Peran yang di ukur dalam kelompok sebaya sangat
berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai jati dirinya sendiri.

3.Masyarakat

Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada seorang anak,


seperti siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini berpengaruh terhadap
konsep diri yang dimiliki seorang individu.
Kemudian Argy dalam Hardy & Hayes (1998) mengatakan bahwa
perkembangan konsep diri remaja dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

1.Reaksi dari orang lain

Cooley dalam Hardy & Hayes (1998) membuktikan bahwa dengan


mengamati pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang diberikan oleh
orang lain maka individu dapat mempelajari dirinya sendiri. Orang- orang yang
memiliki arti pada diri individu (significant other) sangat berpengaruh dalam
pembentukan konsep diri.

2.Perbandingan dengan orang lain

Konsep diri yang dimiliki individu sangat tergantung kepada bagaimana cara
individu membandingkan dirinya dengan orang lain .

3.Peranan individu

Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada setiap peran
tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan dengan cara-cara tertentu
pula. Harapan-harapan dan pengalaman yang berkaitan dengan peran yang berbeda-
beda berpengaruh terhadap konsep diri seseorang, Menurut Kuhn dalam Hardy &
Hayes (1998) sejalan dengan pertumbuhan individu akan menggabungkan lebih
banyak kedalam konsep dirinya.

4.Identifikasi terhadap orang lain


Kalau seorang anak mengagumi seorang dewasa maka anak seringkali
mencoba menjadi pengikut orang dewasa tersebut dengan cara meniru beberapa nilai,
keyakinan dan perubuatan. Proses identifikasi tersebut menyebabakan individu
merasakan bahwa dirinya telah memiliki beberapa sifat dari yang di kagumi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa individu tidak
lahir dari konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan perkembagan konsep diri
adalah interaksi individu dengan orang lain, yaitu orangtua, kawa sebaya serta
masyarakat , Proses belajar yag
dilakukan individu dalam pembentuka konsep dirinya diperoleh dengan melihat
reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan
perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain atas
peran yang dimainkan serta melakukan identifikasi terhadap orang yang dikaguminya

Manik, C. G. (2007). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada


Narapidana Remaja ] Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta
Medan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/14289/08E00736.pdf?
sequence=1

21 Nama : Desi Choiriyani

NIM : 131611133021

1. Definisi Konsep diri adalah

Mead (dalam Burns, 1993) menjelaskan konsep diri sebagai pandangan,


penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil
dari suatu interaksi sosial. Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap perilaku individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai
dengan konsep diri yang dimiliki (Rahmat, 1996). Pernyataan tersebut
didukung oleh Burns (1993) yang menyatakan bahwa konsep diri akan
mempengaruhi cara individu dalam bertingkah laku di tengah masyarakat.

Konsep diri dapat didefinisikan sebagai pandangan tiap individu atas diri
sendiri, pengenalan diri sendiri dan pemahaman diri sendiri melalui cara
pandang individu dalam melihat diri sendiri sebagai pribadi, merasakan yang
ada didalam dirinya yang termasuk persepsi seseorang mengenai sifat dan
potensi yang dimilikinya, dan gambaran serta pandangan orang lain tentang
diri individu itu sendiri.

Sumber :

Hairina Novilita, Suharnan. (2013 ). Konsep Diri Adversity Quotient dan


Kemandirian belajar Siswa. Jurnal Psikologi, VOLUME 8 No. 1, hal.
619-632. https://media.neliti.com/media/publications/127255-ID-
konsep-diri-adversity-quotient-dan-keman.pdf

3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut (Stuart and Sunden,


1995) adalah sebagai berikut :

1. The significant other (Orang yang Terpenting atau Orang terdekat)


Yaitu orang lain yang dianggap penting, dimana konsep diri dipelajari
melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar mengenai
dirinya sendiri melalui cerminan orang lain dengan cara memandang diri
sendiri terhadap pandangan orang lain. Pengaruh orang terdekat atau
orang yang dianggap penting atau pengaruh sosial budaya akan
mempengaruhi konsep diri sepanjang hidup setiap individu, sehingga akan
membentuk konsep diri seseorang. Orang pertama yang mempengaruhi
konsep diri tiap individu adalah orangtua. Semua individu akan
memandang penting orangtua sehingga orangtua bias dikatakan sebagai
pemberi pengaruh yang pertama dan utama bagi pembentukan konsep diri
bagi masing-masing individu.
2. Reference Group (Kelompok yang Dipakai sebagai Acuan)
Kelompok tersebut memberi arahan dan pedoman agar seseorang
mengikuti perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam
kelompok tersebut.kelompok yang diapakai sebagai acuan ini
mempengaruhi pembentukan konsep diri bagi tiap individu.
3. Teori Perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap
sejak lahir, seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang
lain. Dalam melakukan kegiatannya, memilliki Batasan diri yang terpisah
dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan
melalui bahasa, pengalaman atau pngenalan tubuh, nama panggilan,
pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area
tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri
dengan merealisasi potensi yang nyata.
4. Self Perception (Persepsi Diri Sendiri)
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta
persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep
diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif
sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif dan yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual, dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang
negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan social yang terganggu.

Sumber :

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. CV Andi offset:


Yogyakarta.
https://books.google.co.id/books?id=Yp2ACwAAQBAJ&pg=PA77&
dq=faktor+yang+mempengaruhi+konsep+diri&hl=id&sa=X&redir_es
c=y#v=onepage&q=faktor%20yang%20mempengaruhi%20konsep%2
0diri&f=false
22 Nama : NURUL HIDAYATI

NIM : 131611133022

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah


Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, serta
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri mulai berkembang secara
bertahap. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu,
hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia di luar dirinya
(Yusuf, dkk, 2015).
Berpikir mengenai diri sendiri adalah aktivitas manusia yang tidak dapat
dihindari. Pada umumnya secara harfiah orang akan berpusat pada dirinya
sendiri. Dengan mengamati diri, yang sampailah pada gambaran dan penilaian
diri, ini disebut konsep diri. Willian D’Brooks mendefinisikan konsep diri
sebagai “Those psychical, social and psychological perceptions of our selves
that we have derived from experiences and our interaction with other”. Jadi
konsep diri adalah pandangan dan perasaan tetang diri. Persepsi tentang diri
ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Konsep ini bukan hanya
gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian tentang diri. Jadi konsep diri
meliputi apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan tentang diri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan pandangan kita
mengenai siapa diri kita, apa dan bagaimana diri kita. Pandangan tersebut
mulai dari identitas diri, cita diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri serta
peran diri kita yang diperoleh melalui interaksi diri sendiri maupun dengan
orang lain.

Sumber :
Rahmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Yusuf, Ah., Hanik Endang Nihayati, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
3. Factor yang mempengaruhi konsep diri
Konsep diri menurut Fitts (Hendriati Agustiani, 2006) dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan
perasaan positif dan berharga.
b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
c. Aktualisasi diri, implementasi dan realisasi dari potensi yang
sebenarnya.

Sedangkan menurut Pudjijogyanti dalam “Hubungan Antara Konsep Diri


dengan Kecemasan Sosial Pada Remaja Kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta”
(2010) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
konsep diri sebagai berikut:

a. Peranan citra fisik


Tanggapan mengenai keadaan fisik seseorang biasanya didasari oleh
adanya keadaan fisik yang dianggap ideal oleh orang tersebut atau
pandangan masyarakat umum. Seseorang akan berusaha untuk mencapai
standar di mana ia dapat dikatakan mempunyai kedaaan fisik ideal agar
mendapat tanggapan positif dari orang lain. Kegagalan atau keberhasilan
mencapai standar keadaan fisik ideal sangat mempengaruhi
pembentukan citra fisik seseorang.
b. Peranan jenis kelamin
Peranan jenis kelamin salah satunya ditentukan oleh perbedaan biologis
antara laki-laki dan perempuan. Masih banyak masyarakat yang
menganggap peranan perempuan hanya sebatas urusan keluarga. Hal ini
menyebabkan perempuan masih menemui kendala dalam
mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sementara di
sisi lain, laki-laki mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki.
c. Peranan perilaku orang tua
Lingkungan pertama dan utama yang mempengaruhi perilaku seseorang
adalah lingkungan keluarga. Dengan kata lain, keluarga merupakan
tempat pertama dalam pembentukan konsep diri seseorang. Salah satu
hal yang terkait dengan peranan orang tua dalam pembentukan konsep
diri anak adalah cara orang tua dalam memenuhi kebutuhan fisik dan
psikologis anak.
d. Peranan faktor social
Interaksi seseorang dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya
merupakan salah satu hal yang membentuk konsep diri orang tersebut.
Struktur, peran, dan status sosial seseorang menjadi landasan bagi orang
lain dalam memandang orang tersebut.

Sumber :
Hendriati Agustiani. 2006. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: PT Refika Aditama.
Yulius Beny Prawoto. (2010). Hubungan Antara Konsep Diri dengan
Kecemasan Sosial Pada Remaja Kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta.
Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.

23 Nama : Marceline Putri Chrisdianti

NIM : 131611133023

Tanggapan

1. Definisi Konsep diri adalah gagasan kompleks yang mempengaruhi :

 Cara individu berpikir, berbicara, dan bertindak


 Cara individu memandang dan memperlakukan orang lain
 Pilihan yang dibuat seseorang
 Kemampuan untuk memberi dan menerima cinta
 Kemampuan untuk bertindak dan untuk mengubah sesuatu.
Kozier et al. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta: EGC.
3. Factor yang mempengaruhi konsep diri :
1) Perkembangan
Saat individu berkembang, faktor yang memengaruhi konsep diri berubah.
Contohnya bayi membutuhkan lingkungan yang suportif dan penuh kasih
sayang, sementara anak-anak membutuhkan kebebasan untuk menggali dan
belajar.
2) Keluarga dan Budaya
Nilai yang dianut anak kecil sangat dipengaruhi oleh keluarga dan budaya.
Selanjutnya teman sebaya memengaruhi anak dan dengan demikian
memengaruhi rasa dirinya
3) Stresor
Stresor dapat menguatkan konsep diri saat individu berhasil menghadapi
masalah. Di pihak lain, stresor yang berlebihan dapat menyebabkan respon
maladaptif termasuk penyalahgunaan zat, menarik diri, dan ansietas.
4) Sumber Daya
Individu memiliki sumber daya internal dan eksternal. Contoh sumber daya
internal adalah rasa percaya diri dan nilai diri, sedangkan sumber daya
eksternal meliputi jaringan dukungan, pendanaan yang memadai, dan
organisasi.
5) Riwayat Keberhasilan dan Kegagalan
Individu yang mengalami kegagalan memnganggap diri mereka orang yang
gagal, sementara individu yang memiliki riwayat keberhasilan memiliki
konsep diri yang lebih positif.
6) Penyakit
Penyakit dan trauma dapat mempengaruhi konsep diri. Misalnya, seorang
wanita yang telah menjalankan masektomi mungkin memandang diri mereka
tidak menarik.
Kozier et al. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta: EGC.

24 Nama : Arinda Naimatuz Zahriya


NIM : 131611133024

1. Konsep diri adalah pandangan atau penilaian individu mengenai sifat dan
potensi yang dimilikinya, interaksi dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai
nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan
keinginannya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual
dimana pemikiran individu dan keyakinan akan berhasil, hal ini akan menjadi sebuah
kekuatan dan dorongan untuk menjadi suskses dikemudian hari.

https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA32&dq=konsep+diri+a
dalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20adalah&f=false
Sunaryo.2004.Psikologi Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC
https://books.google.co.id/books?id=RCnRQ4lpRKYC&pg=PA63&dq=konsep+diri+
adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20adalah&f=fals
e
Astuti, Endang S. Bahan Dsar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan
Menengah Jilid 1. Jakarta: Grasindo
3. Faktor faktor yag mempengaruhi konsep diri
a. Jenis kelamin
Di dalam kehidupan ada wanita dan ada laki laki. Setiap orang memiliki 1
jenis kelamin diantara tersebut sehingga memiliki peran yang berbeda di
dalam keluarga, lingkungan sekolah ataupun lingkungan masyarakat. Pada
akhirnya akan muncul berbagai tuntutan seperti tuntutan biologis,
lingkungan keluarga, dan kebudayaan.
b. Harapan - harapan
Harapan harapan ini sangat penting bagi perkembangan konsep diri
khususnya remaja. Sepeti contohnya ada seorang wanita yang diharapkan
oleh masyarakat adalah apabila ia menampilkan tingkah laku yang tidak
agresif, maka wanita tersebut dianggap sebagai wanita tidak pantas untuk
bertingkah laku agresif
c. Suku bangsa
Didalam suatu masyarakat, umumnya terdapat kelompok suku bangsa
tertentu yang dapat dikatakan tergolong sebagai kaum minoruitas. Hal ini
tidak saja menyagkut suku bangsa, tapi juga menyangkut kelompok anak
anak cacat ataupun orang dengan perekonomian lemah.
d. Nama dan pakaian
Nama nama tertntu yang akhirnya menjadi bahan tertawaan dari teman
teman, sepeti si jelek ataupun si bodoh akan membuat individu
mempunyai konsep diri yang negatif. Selain itu apabila memanggil
dengan baik seperti si pandai ataupun si cantik dapat mengubah konsep
diri menjadi yang lebih baik.

https://books.google.co.id/books?id=sDcYbzE-
dXAC&pg=PA242&dq=faktor+yang+mempengaruhi+konsep+diri&hl=id&sa=X&re
dir_esc=y#v=onepage&q=faktor%20yang%20mempengaruhi%20konsep%20diri&f=
false
Gunarsa, Singgih D.2008.Psikologi perkembangan anak dan Rmaja.Jakarta:Guunung
Mulia

25 Nama : SEKAR AYU PITALOKA


NIM : 131611133025
Tanggapan :

2. Komponen konsep diri


Di dalam konsep diri terdapat lima komponen, yaitu gambaran diri
(body image), idel diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self
role), dan identitas diri (self identity).
Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara
sadar maupun tidak sadar. Gambaran diri (body image) berhubungan dengan
kepribadian seseorang. Cara individu memandang dirinya akan berdampak
pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya
menerima dan mengukur bagian tubuhnya sehingga akan merasa lebih aman,
dan kemudia akan terhindar dari rasa cemas, lalu meningkatkan harga diri
seseorang.
Ideal diri (self ideal ) adalah presepsi individu tentang perilakunya,
disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan
keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan , dan nilai yang ingin dicapai. Hal
yang berkaitan dengan ideal diri salah satunya adalah perkembangan awal
yang terjadi pada masa kanak-kanak. Dari masa ini, anak-anak akan mulai
menentukan bagaimana standar diri yang akan ia bentuk atau yang ia inginkan
untuk melangkah ke masa selanjutnya.
Harga diri (self esteem), adalah penialaian individu terhadap hasil
yang dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu
tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain
dan diri sendiri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan
berharga.
Peran diri (self role) adalah pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi
yang diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Peran yang
dimaksudkan adalah, bagaimana ia dapat berperan di dalam kelompok-
kelompok social yang ada di masyarakat.
Identitas diri (self identity) adalah kesadaran akan diri pribadi yang
bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek
konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Pembentukan identitas diri
dimulai pada masa bayi dan seterusnya yan berlangsung di sepanjang
kehidupan seseorang. Rasa identitas ini secara berkelanjutan timbul dan
dipengaruhi oleh situasi sepanjang hidup.

Sumber :
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan . Jakarta : EGC.
4. Jenis konsep diri
Menurut William D.Brooks, bahwa dalam menilai dirinya seseorang
ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya adalah
individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang
mempunyai konsep diri yang negatif. Seseorang yang memiliki konsep diri
negative , ia akan meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak
berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak
menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini
akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih
sebagai halangan. Sedangkan seseorang yang memiliki konsep diri yang
positif, dirinya akan bersikap optimis, percaya diri dan selalu bersikap positif
terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Ia tidak
memandang bahwa kegagalan sebagai akhir segalanya, namun dijadikan
sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu
yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan
melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa
yang akan datang.
Sumber :
Anas, Muhammad. 2013. Psycologi Menuju Aplikasi Pendidikan. Bangil:
Pustaka Education.

26 Nama : Verantika Setya Putri

NIM : 131611133026

Tanggapan

2. (Hurlock 1993), berfokus pada komponen konsep diri yang dikemukakan


oleh Hurlock (dalam Ritandiyono dan Retnaningsih 1996) yaitu,

1. komponen perceptual adalah menekankan pada penampilan fisik dan


kesan yang ditampilkan pada orang lain.
2. Komponen konseptual adalah konsepsi seseorang mengenai karakteristik
khusus yang dimilikinya baik kemampuan dan ketidakmampuannya,
latarbelakang serta masa depannya
3. Komponen sikap yaitu perasaan seseorang tentang dirinya, sikap terhadap
statusnya dan prospeknya di masa depan

MARIA FATIMAH ASSAHHRA.2006. KONSEP DIRI REMAJA YANG


TINGGAL DI PANTI ASUHAN (STUDI KASUS). Universitas Gunadarma

4. Jenis konsep diri


Ada beberapa jenis konsep diri antara lain pendapat Hurlock (1988) dengan
mengemukakan lima macam ialah : (1) konsep diri tentang ciri - ciri fisik, (2)
konsep diri psikis (3), konsep diri social dan emosial, (4) konsep diri aspirasi,
dan (5) konsep diri prestasi. Setiap individu dalam memandang dan
mengevaluasi terhadap ke lima jenis konsep diri tersebut positif, maka akan
mempengaruhi perilaku dan perilakunya positif. Byrne dan Shavenson (1986)
berpendapat bahwa ada tiga macam jenis konsep diri ialah (1) konsep diri
social, (2) konsep diri akademik, dan (3) konsep diri fisik. Ketiga macam jenis
konsep diri ini dapat mempengaruhi hasil usaha yang dilakukan individu.
Terkait dengan kedua pernyataan tersebut , maka untuk mendapatkan data
tentang konsep diri, ditentukan 6 jenis sebagai dasar menyusun instrumennya.
Keenam konsep diri itu ialah :
(1) Konsep diri fisik
(2) Konsep diri social
(3) Konsep diri akademik
(4) Konsep diri pribadi,
(5) Konsep diri moral etik
(6) Konsep diri keluarga.

Effendi Kusno.Indonesian Psychologycal Journal Vol.1 No.1 Januari


2004:26-31

27 Nama : Putri Aulia Kharismawati

NIM : 131611133027

Tanggapan

2. Komponen konsep diri

Konsep diri sebagai sebuah satu kesatuan dari dua aspek yang saling berpengaruh,
yaitu psikologis dan fisik, terbentuk atas dua komponen (Pudjijogyanti, 1988), yaitu:

a. Komponen kognitif, merupakan pengetahuan individu mengenai keadaan


dirinya, komponen kognitif ini merupakan penjelasan tentang diri individu
yang akan memberikan gambaran tentang siapa diri individu tersebut. Gambar
dalam diri (self picture) tersebut akan membentuk citra diri (self image).
b. Komponen afektif, merupakan penilaian individu terhadap diri, penilaian
tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self acceptance) serta
harga diri (self esteem) individu tersebut.
Dari dua komponen tentang konsep diri tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif sedangkan komponen
afektif merupakan data yang bersifat subjektif.

Mafruhah, E. (2013). Konsep Diri TKI Di Malaysia Studi Kasus : TKI Yang
Berstatus Waria. Surabaya. http://digilib.uinsby.ac.id/10977/5/bab%202.pdf

4. Jenis konsep diri

Menurut Calhoun dan Acocella, dalam perkembangannya konsep diri terbagi


menjadi dua, yaitu:

a. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif merupakan dimana seseorang dapat mengenal dirinya


dengan sangat baik sekali. Konsep diri yang bersifat positif merupakan stabil dan
bervariasi. Individu ini dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang ada
tentang dirinya sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif, dan
dapat menerima dirinya sendiri dengan apa adanya.

b. Konsep Diri Negatif

Calhoun dan Acocella membagi konsep ini menjadi dua bagian, yaitu:

a. Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri bukan hal yang baik, tidak
memiliki perasaan, keadilan dan keutuhan diri sendiri. Seseorang tersebut
benar-benar tidak mengenali dirinya sendiri mengenai potensi yang
dimilikinya, kelemahan yang dimiliki, dan tidak ada yang dihargai dalam
hidupnya.
b. Pandangan mengenai dirinya sendiri terlalu berlebihan. Hal seperti
biasanya terjadi karena seseorang tersebut apabila mendapatkan
pendidikan yang keras, sehingga terdapat penyimpangan diri kepada
dirinya sehingga segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dan tepat
dengan apa yang diinginkannya.
Istamala, M. S., (2012). Hubungan Konsep Diri Dengan Intensi Mencontek Siswa
Kelas XII SMA Negeri 1 Plaosan Kabupaten Magetan. Malang.
http://etheses.uin-malang.ac.id/2223/6/08410018_Bab_2.pdf

28 Nama : ERLINA DWI KURNIASARI

NIM : 131611133028

Tanggapan :

2. Komponen konsep diri

Terdapat lima komponen konsep diri: yaitu gambaran diri (body image), ideal diri
(self ideal), Harga diri (self esteem), peran diri (self role), dan identitas diri (self
identity).

1. Gambaran diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta
persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Hal-hal penting yang
terkait dengan gambaran diri sebagai berikut :
a. Focus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja.
b. Bentuk tubuh TB dan BB serta tanda-tanda pertumbuhan kelamin
sekunder (mamae, menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu),
menjadi gambaran diri.
c. Cara individu memandang dirri berdampak penting terhadap aspek
psikologis
d. Gambaran yang realistic terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh,
akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan
meningkatkan harga diri
e. Individu yang stabil, realistic, dan konsisten terhadap gambaran dirinya,
dapat mendorong sukses dalam kehidupan

2. Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan


standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe
orang yang diidam-idamnkan, dan nilai yang ingin dicapai. Hal-hal yang
terkait dengan ideal diri :
a. Perkembangan awal terjadi pada masa kanak-kanak
b. Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang tua,
guru, dan teman.
c. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam memberi
tuntunan dan harapan
d. Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga
dan social
3. Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan cara
menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri.
Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri
Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan
mendapat penghargaan dari orang lain.
4. Peran diri adalah pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi yang diharapkan
individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Setiap individu disibukkan
oleh berbagai macam peran yang terkait dengan posisinya pada setiap saat,
selama ia masih hidup, misalnya peran sebagai anak, istri, suami, ayah,
mahasiswa, perawat, dokkter, bidan, dosen, dan ketua RT/RW.
Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan indivdu, sedang diduduki
individu lain, misalnya : ada individu yang ingin menjadi bupati, namun
belum ada pergantian bupati yang lama.
Peran yang tidak jelas terjadi apabila individu diberikan peran yang kabur,
sesuai perilaku yang diharapkan. Misalnya, individu ditetapkan sebagai ketua
panitia, tetapi tidak disertai uraian tugas appa yang ia harus lakukan atau
kerjakan
5. Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari
pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan
menjadi satu kesatuan yang utuh.
Hal-hal yang terkait dengan identitas diri, yaitu :
a. Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya
b. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri,
kemampuan, dan penguasaan diri
c. Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi

Drs. Sunaryo, M. Kes.(2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran.

https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=ban&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20konsep%20dir
i&f=false

4. Jenis konsep diri

Berdasarkan sumber yang saya baca, konsep diri dapat digolongkan ke dalam empat
jenis, yaitu konsep diri berkenaan jasmani, konsep diri berkenaan kehidupan social,
konsep diri berkenaan emosional, dan konsep diri berkenaan daya inteleknya. Setiap
konsep diri, baik konsep diri jasmaniah, social, emosi, maupun intelektual,
mempunyai ciri pemikiran dan perasaannya yang tersendiri. Berikut penjelasannya :

1. Konsep diri berkenaan jasmani


Dikatakan sebagai konsep diri jasmaniah adalah ketika seseorang merasakan
dirinya tampan, cantik, tinggi, pendek, gemuk, kurus, dll. Seandainya
seseorang itu mempunyai konsep diri jasmaniah yang positif, dia akan
merasakan memiliki ciri-ciri tubuh badan yang menarik dimata individu lain.
Apabila individu seperti itu dinasehati supaya rajin menjaga penampilannya,
dan nasehat itu bertentangan dengan konsep dirinya, maka orang tersebut akan
menolak nasehat itu.
2. konsep diri berkenaan kehidupan social
Dikatakan sebagai konsep diri social adalah ketika seorang individu
merasakan dirinya disukai oleh kawan-kawannya, popular, mempunyai bakat
kepemimpinan, pandai bersosialisasi makan seseorang tersebut mempunyai
konsep diri social yang positif. Sedangkan, ketika seorang individu merasa
dirinya tidak pandai bergaul, terlalu pemalu, tidak popular makan seseorang
tersebut mempunyai konsep diri social yang negative.
3. Konsep diri emosional
Dikatakan sebagai konsep diri emosional adalah ketika seorang individu
menganggap dirinya seorang yang periang, beremoosi stabil, pandai
mengawal perasaan, pandai mengendalikan rasa marah, cembru, sedih, dll
maka individu tersebut mempunyai konsep diri emosi positif. Dan jika suatu
ketika individu tersebut dinasehati untuk banyak bersabar, bersikap tenang,
tidak cepat naik darah, individu tersebut merasa bahwa nasehat itu
mengancam konsep diri emosinya, oleh kareni itu dia akan menolak nasehat
tersebut.

4. Konsep diri intelektual


Dikatakan sebagai konsep diri intelektual apabila seorang individu merasa
dirinya pintar, bijaksana, cerdas, bodoh, dll itu adalah konsep diri
intelektualnya. Bagi individu yang memilik konsep diri intelektual yang
positif, individu tersebut ketika dinasehati supaya berpikir panjang sebelum
berbuat sesuatu, dan orang yang menasehatinya tingkatan akademiknya ada
dibawahnya makan individu tersebut tidak akan menerima nasehat itu.

Mohd Ainun.(2006).Kejayaan Dari Dalam.Kuala Lumpur: PTS Professional

https://books.google.co.id/books?id=cQ7Sl00vy1wC&pg=PA43&dq=jenis+konsep+
diri&hl=ban&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis%20konsep%20diri&f=false

29 Nama : Alfera Novitasari


NIM : 131611133029
Tanggapan :
2. Komponen konsep diri
Komponen konsep diri terdiri dari dua komponen :
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif merupakan suatu pengetahuan individu tentang keadaan
dirinya, penjelasan mengenai “siapa saya” yang akan memberi gambaran
tentang dirinya sendiri.
2. Komponen afektif
Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri sendiri, dan
penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self-
acceptance), serta harga diri (self-esteem) individu itu sendiri. (Pudjijogyanti,
1993).
Menurut Calhoun & Acocella (1990) konsep diri memiliki tiga dimensi, dimana
tiga dimensi ini merupakan komponen pembentukan konsep diri yang cukup
signifikan :
1. Pengetahuan tentang diri sendiri
Pengetahuan mengenai apa yang diketahui individu tersebut mengenai dirinya
sendiri, termasuk dalam hal jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan dan usia.
2. Pengharapan tentang diri sendiri
Kemungkinan individu tersebut menjadi apa dimasa yang akan datang
3. Penilaian tentang diri sendiri
Seberapa invididu tersebut menyukai dirinya sendiri

Prawoto, Y. B. (2010). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Sosial


pada Remaja Kelas XI SMA Kristen 2 Surakarta (Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret).

Eliana, R. (2003). Konsep diri pensiunan. Sumatra Utara: USU digital library, 2,
158-162.

4 Jenis konsep diri


Menurut Jalaluddin Rakhmat (2005: 105), ada dua jenis konsep diri yang dimiliki
seseorang, yaitu :
1. Konsep diri positif
Konsep diri positif merupakan penerimaan terhadap diri sendiri. Seseorang
dengan konsep diri positif akan mengetahui siapa dirinya, dapat memahami
dan menerima fakta positif maupun negatif tentang dirinya. Sehingga evaluasi
terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang
lain.
2. Konsep diri negatif
Menurut Jacinta F. Rini (2002), seseorang dikatakan memiliki konsep diri
negatif jika ia meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak berdaya, tidak
dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak
disukai,dan kehilangan daya tarik terhadap hidup sehingga usahanya dalam
menghadapi segala sesuatu relatif kecil bahkan tidak melakukan apapun.
Orang seperti ini akan cenderung bersifat pesimistik terhadap kehidupan dan
kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan,
namun lebih sebagai hambatan. Orang ini juga akan mudah menyerah
sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang akan mungkin
disalahkan yaitu dirinya sendiri secara negatif atau menyalahkan orang lain

Berikut karakteristik seseorang dengan konsep diri positif maupun konsep diri
negatif yang diidentifikasikan oleh Brooks dan Emmert (Jalaluddin Rakhmat,
2005: 105) :
1. Konsep diri positif
(1) Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah
(2) Merasa setara dengan orang lain
(3) Menerima pujian dengan tanpa rasa malu
(4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan,
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
(5) Mampu memperbaiki dirinya karena setiap orang sanggup menggunakan
aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
2. Konsep diri negatif
(1) Peka terhadap kritik
(2) Responsif terhadap pujian
(3) Sikap hiperkritis
(4) Cenderung tidak disukai orang
(5) Bersikap pesimis terhadap kompetisi.

Priyani, Y. (2013). Hubungan Anyara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi


pembelajaran Matematika dengan prestasi Belajar Matematika (Doctoral
dissertation, UNY).

30 NAMA : ANGGA KRESNA PRANATA


NIM : 131611133030

2. Komponen Konsep diri terdiri dari :


1. Identitas: Identitas mencakup rasa internal tentang individual, keutuhan dan
konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Karenanya
konsep tentang identitas mencangkup kontansi dan kontinuitas. Identitas menunjukan
menjadi lain dan terpilih dari orang lain, namun menjadi diri yang utuh dan unik.
Anak belajar tentang nilai, perilaku dan peran yang diterima sesuai kultur. Anak
mengidentifikasi pertama kali dengan orang tua, kemudian dengan guru, teman seusia
dan pahlawan pujaan. Untuk membentuk identitas, anak harus mampu untuk
membawa semua perilaku yang dipelajari ke dalam keutuhan yang kohoren, konsisten
dan unik.Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh situasi
sepanjang hidup.
2. Citra tubuh: Membentuk persepsi seorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditunjukkan pada
tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain. Citra tubuh di
pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari
konsep diri.5Citra tubuh anak usia sekolah berbeda dengan citra tubuh seorang bayi.
Salah satu perbedaan yang menyolok adalah kemampuan untuk berjalan. Perubahan
ini bergantung pada kematangan fisik. Perubahan hormonal terjadi selama masa
remaja dan pada tahun akhir kehidupan juga mempengaruhi citra tubuh (mis.
Menopause selama masa dewasa dengan penuaan mencakup penurunan ketajaman
penglihatan, pendengaran, dan mobilitas, perubahan ini dapat mempengaruhi citra
tubuh).
3. Ideal Diri: Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe
orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin
diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan
norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian
diri. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang
yang penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu.Seiring
dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan
membentuk dasar dari ideal diri. Pada usaia remaja ideal diri akan terbentuk melalui
identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan
penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran
serta tanggung jawab.
4. Harga Diri: Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisi seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
Harga diri diperoleh dari sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan
dihargai.Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami
keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering
mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungan. Harga diri
dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan
meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri anak diberi
kesempatan untuk sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan
sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan
bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menggangu persepsinya. Harga
diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut diri
sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan
apakah ia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah ia dapat
berpartisipasi atau diterima di berbagai macam aktivitas sosial.
5. Peran: Peran adalah serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok
sosialnya.Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan sosial dan
merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang
berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi
pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil
dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J.2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
4. Menurut William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai
dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya
individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang
mempunyai konsep diri yang negatif.

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah
kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang
yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri
yang positif.
Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya
lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang,
tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini
akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai
halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum
berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri maupun
menyalahkan orang lain.

Sunaryo.2004. Psikologi,Cetaka 1. Jakarta : EGC.

31 Nama : Ni Putu Neni Indriyani

NIM : 131611133031

Tanggapan :

2. Komponen Konsep Diri

1. Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara
sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus (
anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh. Pandangan
ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang
diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat
mantap dalam menjalani kehidupan.

2. Ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering
disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri
sendiri. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu pada tingkat yang
lebih tinggi.
3. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal
diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Harga diri
yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu
yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri
diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor yang
mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan diterima, dicintai, dihormati
serta frekwensi kesuksesan.

4. Peran : adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang


berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap
individu mempunyai berbagai peran yang terintregrasi dalam pola fungsi
individu.

Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 ( lima ) faktor yang mempengaruhi


penyesuaian diri dengan peran :

a) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran


b) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
c) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
d) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
e) Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran

5. Identitas diri pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung


jawab terhadap kesatuan, berkesinambungan, konsistensi dan keunikan
individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa
remaja.
Yusuf, A., Fitryasari, P. K., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.

4. Jenis – jenis Konsep Diri


Menurut Calhoun dan Acocella (1990) dalam perkembangan konsep
diri terbagi 2, yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif.
Berikut adalah penjelasan jenis konsep diri.

a. Konsep diri positif


Konsep diri positif penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan
yang besar tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah
fakta yang bermacam – macam tentang dirinya sendiri, evaluasi
terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima
keberadaan orang lain. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri
positif adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya
menerima seagala kelebihan dan kekurangan, evaluasi terhadap
dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuan – tujuan
yang sesuai realitas.

b. Konsep diri negatif


Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar – benar tidak teratur,
tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu
tersebut benar – benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan
kelemahan atau dihargai dalam kehidupannya. Individu yang memiliki
konsep diri yang negatif terdiri dari dua tipe, tipe pertama yaitu yang
tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengeahui kekurangan dan
kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang memandang
dirinya dengan sangat teratur dan stabil.

Manik, C. G. (2007). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Pada


Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta
Medan.
32 NAMA : RIZKI JIAN UTAMI

KELAS : 131611133032

2. Jenis jenis konsep diri ada dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Konsep diri positif disini menurut William D.Brooks adalah seseorang yang
yakin akan kemampuan atau cara yang di ambil dalam mengatasi suatu
permasalahan. Dia akan lebih paham bagaiamana jalan keluar yang hendaknya di
ambil untuk menyelesaikan suatu permasalahan itu sendiri. Tidak lari dari masalah,
dan percaya bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Selain itu konsep diri
positif dapat dikatakan bahwa ia adalah seseorang yang mampu memahami
kemampuan orang lain tanpa ada rasa iri dan merusak presepsi orang lain. Dan orang
dengan konsep diri positif akan senantiasa menerima masukan dan pujian orang lain
namun tidak suka membangga-banggakan dirinya sendiri seolah olah semua yang dia
ambil selalu benar. Sedangkan Konsep diri negative dia cenderung bersifat
hiperkritis. Dimana ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan
siapapun. Dia juga tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau
pengakuan pada kelebihan orang lain. Orang dengan konsep diri negative juga sering
merasa tidak disenangi orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan.

Pramawaty, Nisha. et al "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN


KONSEP DIRI ANAK USIA SEKOLAH (10-12 TAHUN)." JURNAL
NURSING STUDIES (2012): 87-92.

4. Komponen Konsep diri terdiri sendiri terdiri dari 5. Antara lain Identitas diri,
gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri. Identitas sendiri ialah mencakup rasa
internal tentang individual, keutuhan dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu
dan dalam berbagai situasi. Karenanya konsep tentang identitas mencangkup kontansi
dan kontinuitas. Gambaran diri sendiri ialah Membentuk persepsi seorang tentang
tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditunjukkan pada tubuh. Gambaran diri dipengaruhi oleh pandangan
pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan
orang lain. Gambaran diri juga di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan
perkembangan fisik. Yang ketiga Ideal Diri: Adalah persepsi individu tentang
bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat
berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah
aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau
penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu
tersebut melahirkan penyesuaian diri. Yang keempat adalah Harga diri. Harga diri
adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisi seberapa
banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai.Individu akan merasa
harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan
merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau
tidak diterima di lingkungan. Yang kelima adalah Peran. Peran adalah serangkaian
pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan
dengan fungsi individu di dalam kelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa
peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
cocok dengan ideal diri.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Dan Ilmu
Keperawatan.edisi 2. Jakarta : Salemba.

33 Nama : Erva Yulinda Maulidiana

NIM : 131611133033

Tanggapan
2. Komponen konsep diri:

1. Identitas
Identitas melibatkan perasaan internal individualitas, keutuhan, dan
konsistensi seseorang dari waktu ke waktu dan dalam situasi yang berbeda.
Hal ini menyiratkan menjadi berbeda dan terpisah dari orang lain. Menjadi
"diri sendiri" atau menjalani kehidupan yang otentik adalah dasar identitas
sejati. Anak-anak belajar nilai, perilaku, dan peran yang diterima secara
budaya melalui identifikasi dan pemodelan. Mereka sering mendapatkan
identitas dari pengamatan diri dan dari apa yang dikatakan individu kepada
mereka. Seorang individu pertama, akan mengidentifikasi orang yang
mengasuhnya dan kemudian akan melihat dan mengidentifikasi model peran
dari seorang guru dan teman sebayanya. Untuk membentuk sebuah identitas,
seorang anak harus dapat mempertemukan perilaku dan harapan yang
dipelajari ke dalam keseluruhan yang koheren, konsisten, dan unik
(Erikson, 1963).
Pencapaian identitas diperlukan untuk hubungan intim karena individu
mengekspresikan identitas dalam hubungan dengan orang lain (Stuart, 2009).
Seksualitas adalah bagian dari identitas, dan fokusnya berbeda dalam rentang
kehidupan. Misalnya, sebagai usia dewasa, fokus bergeser dari prokreasi ke
persahabatan, keintiman fisik dan emosional, dan pencarian kesenangan
(Ebersole dkk., 2008). Identitas gender adalah pandangan pribadi seseorang
tentang kelelakian atau keperempuanan. Peran gender adalah perilaku
maskulin atau feminin yang dipamerkan. Citra dan maknanya bergantung
pada nilai yang ditentukan secara budaya.
Identitas budaya berkembang dari identifikasi dan sosialisasi dalam
kelompok yang mapan dan melalui pengalaman mengintegrasikan respon
individu di luar kelompok budaya atau rasial ke dalam konsep diri seseorang.
Perbedaan identitas etnis (mis., Amerika Meksiko atau Amerika Kuba) ada
melalui identifikasi dengan tradisi, kebiasaan, dan ritual dalam kelompok ras /
etnis seseorang (mis., Hispanik / Latin). Secara umum, semakin banyak orang
mengidentifikasi diri dengan kelompok sosial, semakin tinggi harga dirinya.
Sebagai tambahan, ketika identitas etnis sangat penting bagi konsep diri dan
positif, kebanggaan dan harga diri etnik cenderung tinggi (Guilamo-Ramos,
2009). Seseorang yang mengalami diskriminasi, prasangka, atau stresor
lingkungan seperti orang yang berpendapatan rendah atau memiliki tingkat
kejahatan tinggi cenderung mengkonseptualisasikan dirinya sendiri berbeda
dari individu yang mengalami kondisi kehidupan yang lebih baik.
2. Body image
Body image melibatkan sikap yang berhubungan dengan tubuh,
termasuk penampilan fisik, struktur, atau fungsi. Perasaan tentang citra tubuh
termasuk yang berhubungan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas,
kemudaan, kesehatan, dan kekuatan. Gambaran mental ini tidak selalu sesuai
dengan struktur atau penampilan fisik seseorang. Beberapa distorsi gambar
tubuh memiliki asal psikologis yang dalam, seperti kelainan makan anoreksia
nervosa. Perubahan lainnya terjadi sebagai akibat kejadian situasional, seperti
kehilangan atau perubahan di bagian tubuh. Sadarilah bahwa kebanyakan pria
dan wanita mengalami beberapa tingkat ketidakpuasan dengan tubuh mereka,
yang mempengaruhi citra tubuh dan keseluruhan konsep diri. Seorang
individu sering membesar-besarkan gangguan pada citra tubuh saat terjadi
perubahan status kesehatan. Cara orang lain melihat tubuh seseorang dan
umpan balik yang ditawarkan juga berpengaruh. Misalnya, seorang suami
yang mengendalikan dan kasar memberi tahu istrinya bahwa dia jelek dan
tidak ada orang lain yang menginginkannya. Selama bertahun-tahun menikah,
dia menggabungkan devaluasi ini ke dalam konsep dirinya.
Pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik juga mempengaruhi
citra tubuh. Perubahan perkembangan normal seperti pubertas dan penuaan
memiliki efek yang lebih nyata pada citra tubuh daripada aspek lain dari
konsep diri. Perubahan hormonal selama masa remaja dan meno jeda
mempengaruhi citra tubuh. Perkembangan karakteristik seks sekunder dan
perubahan distribusi lemak tubuh memiliki dampak yang luar biasa pada
konsep diri remaja. Kematangan dini dikaitkan dengan rendahnya
kesejahteraan psikologis dan rendahnya kenikmatan aktivitas fisik, yang pada
gilirannya dapat berdampak negatif pada citra tubuh (Davison et al.,
2007). Bagi remaja pria dan wanita, citra tubuh negatif adalah faktor risiko
untuk pemikiran bunuh diri (Brausch dan Muehlenkamp, 2007). Ancaman
terhadap citra tubuh dan keseluruhan konsep diri dapat mempengaruhi
kepatuhan terhadap rejimen kesehatan yang direkomendasikan, termasuk diet
dan minum obat-obatan sebagaimana ditentukan (Thomas, 2007). Perubahan
yang terkait dengan penuaan (mis., Keriput; rambut beruban; dan penurunan
ketajaman visual, pendengaran, dan mobilitas) juga mempengaruhi citra tubuh
pada orang dewasa yang lebih tua.
Sikap dan nilai budaya dan masyarakat mempengaruhi citra tubuh.
Budaya dan masyarakat mendikte norma-norma tubuh yang diterima dan
mempengaruhi sikap seseorang (Gambar 33-2). Latar belakang ras dan etnis
memainkan peran integral dalam kepuasan tubuh pada remaja putri dan
tercermin dalam perbedaan dalam kepuasan tubuh antar kelompok. Lebih jauh
lagi, citra tubuh lebih menguntungkan dalam budaya di mana anak perempuan
menggambarkan pandangan yang lebih masuk akal tentang penampilan fisik,
kurang melaporkan tekanan sosial untuk kurus, dan kurang cenderung untuk
mendasarkan harga diri pada citra tubuh. Nilai seperti berat badan ideal dan
bentuk dan ukuran terhadap tindik dan tato berbasis kultur. Masyarakat
Amerika menekankan pemuda, kecantikan, dan keutuhan. Budaya barat telah
disosialisasikan untuk menakut-nakuti proses penuaan normal, sedangkan
budaya timur memandang penuaan dengan sangat positif dan menghormati
orang dewasa yang lebih tua. Masalah body image sering dikaitkan dengan
konsep diri dan harga diri yang terganggu.
3. Role performance (kinerja peran)
Kinerja peran adalah cara di mana individu merasakan kemampuan
mereka untuk melakukan peran penting (mis., Orang tua, atasan, atau teman
dekat). Perubahan normal yang terkait dengan pematangan menghasilkan
perubahan kinerja peran. Misalnya, ketika seorang pria memiliki anak, ia
menjadi ayah. Peran baru ayah melibatkan banyak perubahan dalam perilaku
jika pria itu akan sukses. Intervensi kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengalaman ayah telah menyebabkan peningkatan signifikan
dalam partisipasi ayah dalam keluarga, termasuk kinerja peran, melibatkan
komunikasi, harga diri, rasa peningkatan, dan penurunan tekanan dalam
mengasuh anak (Gearing et al. , 2008). Peran yang diikuti individu dalam
situasi tertentu melibatkan sosialisasi, harapan, atau standar perilaku. Polanya
stabil dan hanya berubah minimal selama masa dewasa.
Perilaku peran sosial yang ideal seringkali sulit dicapai dalam
kehidupan nyata. Individu memiliki banyak peran dan kebutuhan pribadi yang
terkadang bertentangan. Orang dewasa yang sukses belajar membedakan
antara harapan peran ideal dan kemungkinan realistis. Untuk berfungsi secara
efektif dalam berbagai peran, seseorang harus mengetahui perilaku dan nilai
yang diharapkan, keinginan untuk menyesuaikan diri dengan mereka, dan
dapat memenuhi persyaratan peran. Pemenuhan harapan peran mengarah pada
peningkatan rasa diri. Kesulitan atau kegagalan dalam memenuhi harapan
peran menyebabkan defisit dan sering berkontribusi terhadap penurunan harga
diri atau perubahan konsep diri.
4. Harga Diri
Harga diri adalah keseluruhan rasa harga diri individu atau penilaian
emosional konsep diri. Ini adalah evaluasi diri yang paling mendasar karena
ini mewakili penilaian pribadi tentang nilai atau nilai pribadi. Harga diri
positif bila seseorang merasa mampu, berharga, dan kompeten (Rosenberg,
1965). Harga diri seseorang terkait dengan evaluasi dirinya tentang
keefektifannya di sekolah, di dalam keluarga, dan di lingkungan sosial.
Evaluasi orang lain juga cenderung memiliki pengaruh mendalam terhadap
harga diri seseorang. Misalnya, atlit perguruan tinggi melaporkan tingkat
kepercayaan diri dan keterhubungan sosial yang lebih tinggi dan tingkat yang
lebih rendah depresi dibanding nonathletes. Pengaruh positif dukungan tim
dapat melindungi atlet perguruan tinggi dari gangguan harga diri dan gejala
depresi (Armstrong dan Oomen-Early, 2009).
Mengingat hubungan antara konsep diri seseorang sebenarnya dan diri
idealnya meningkatkan pemahaman tentang harga diri seseorang. Diri ideal
terdiri dari aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang orang anggap
ideal dan berusaha untuk dicapai. Secara umum, seseorang yang konsep
dirinya mendekati pencocokan diri ideal memiliki harga diri yang tinggi,
sedangkan orang yang konsep dirinya sangat bervariasi dari diri ideal
menderita harga diri rendah (Stuart, 2009). Begitu sudah mapan, nuansa dasar
tentang diri cenderung konstan, meskipun krisis situasional dapat
mempengaruhi harga diri sementara.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2013). Fundamental of nursing: Concepts, process, and
practice. Philadelphia: Mosby Years Book Inc.

4. Jenis konsep diri

Menurut Calhoun dan Acocella, dalam perkembangannya knsep diri terbagi


dua:

1. Konsep diri positif


Konsep diri positif menujukkan adanya penerimaan diri dimana individu
dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri
positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri
positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-
macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri
menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya
Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan
yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar
untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depannya serta
menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.
2. Konsep diri negatif
Menurut Calhoun dan Acocella, konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak
memiliki perasaan, kestabilan, dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-
benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang
dihargai dalam kehidupannya.

b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa
terjadi karena individu dididik dengan cara yang keras, sehingga
menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari
seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang
tepat.

Oktaviani, C. I. (2014). Konsep diri remaja dari keluarga broken home (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

34 Nama : Indriani Dwi Wulandari

NIM : 131611133034

2. Beberapa komponen konsep diri menurut Abdul Muhith diantaranya yaitu


gambaran diri, ideal diri, peran, identitas, dan harga diri.
 Gambaran diri (body image) adalah sikap individu terhadap tubuhnya,
baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi : performance, potensi
tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk tubuh. Gambaran diri berpengaruh terhadap konsep diri karena
body image yang buruk akan menyebabkan ketidakpercayadiri dan
menyebabkan harga diri rendah dan konsep diri yang rendah.
 Ideal diri (self ideal) adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
harus berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian
personal tertentu (Stuart and Sundeen, 1991). Jadi ideal diri adalah
standar yang harus ada dalam diri seseoarang dan sesuatu yang harus
dicapai melewati standar yang telah ditetapkan oleh diri sendiri
dengan begitu konsep dirinya akan dianggap baik oleh diri pribadi
dan juga akan meningkatkan harga diri.
 Peran (self role) adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara
social yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai
kelompok social. Tiap individu mempunyai berbagai fungsi peran
yang terintegrasi dalam pola fungsi individu. Peran adalah dikap dan
perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat (keliat,1992). Jadi peran adalah suatu status
seorang diri dalam suatu kelompok atau masyarakat, konsep diri akan
baik jika seseorang merasa perannya penting dalam
masyarakat/kelompok.
 Identitas (self identity) adalah kesadaran akan diri sendiri yang
bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari
semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh
(Stuart and Sundeen, 1991). Identitas diri juga dapat diartikan sebagai
cerminan diri yaitu seperti berasal dari keluarga msns, grndernya,
budayanya, karakternya dan lain-lain. Hal ini juga berdampak pada
konsep diri karena terkait dengan harga dirinya. Semakin baik dan
jelas serta terpandang identitasnya, semakin baik konsep dirinya.
 Harga diri (self esteem) adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
diri (Stuart and Sundeen, 1991). Harga diri merupakan kunci konsep
diri, karena harga diri mempengaruhi bagaimana seseorang menilai
dirinya, harga diri yang tidak baik sangat berdampak buruk pada hasil
konsep diri.
4. Jenis konsep diri ada 2 yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif.
 Konsep diri negatif yaitu peka terhadap kritik, responsif pada pujian,
hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, bersikap
pesimis pada kompetensi.
Konsep diri negatif didapat dari pandangan diri yang terbentuk dari
pengalaman hidup yang kurang menyenangkan, proses interaksi
dengan lingkungan yang salah, pengaruh negatif dari orang sekitar,
dan kurangnya berhubungan social atau anti sosial. Menurut pendapat
saya, konsep diri negatif dapat diubah menjadi positif dengan
mengubah perilaku, membuka diri, dan lebih berpikir positif.
Bagi kebanyakan orang yang memiliki konsep diri negatif tidak
merasa jika konsep diri mereka berdampak buruk, sehingga diperlukan
konseling agar mereka menyadarinya.
 Konsep diri positif yaitu yakin akan kemampuan mengatasi masalah,
merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu,
sadar akan keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang
lain, mampu memperbaiki diri.
Konsep diri ini yang harusnya dimiliki oleh seorang individu agar
dapat mencapai kehidupan yang baik, konsep diri ini didapat dari
kebiasaan perilaku yang baik, pengalaman hidup yang baik dan
manajemen kesedihan yang baik, lingkungan yang mendukung,
perilakuan positif dari orang sekitar,dan gemarnya berhubungan
socialMuhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

https://books.google.co.id/books?id=Yp2ACwAAQBAJ&pg=PA134&dq=komponen
+konsep+diri+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20kon
sep%20diri%20adalah&f=false

Ristica, Octa Dwienda. 2015. Cara Mudah Menjadi Bidan yang Komunikatif.
Yogyakarta : Deepublish
https://books.google.co.id/books?id=PSjkCAAAQBAJ&pg=PA52&dq=macam+kons
ep+diri&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

35 Nama : YENNI NISTYASARI

Nim : 131611133035

Tanggapan :

2. Komponen Konsep Diri


Konsep diri terdidri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self ideal), harga
diri (self esteem), peran (self role), dan identitas diri (self identity).
a) Gambaran Diri (Citra Tubuh)
Citra tubuh merupakan sikap, presepsi, keyakinan dan pengetahuan
terhadap individu secara sadar atau tidak mengenai tubuhnya, yakni:
ukuaran, bentuk, struktur, fungsi (kegunaan), keterbatasan, makna serta
obyek yang kontak secara terus menerus baik masa lalu maupun masa
sekarag.
b) Ideal diri merupakan persepsi dari individu tentang bagaimana dia harus
berperilaku berdasarkan standar pribadi. Standar ideal diri dapat
berhubungan dengan tipe yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, tujuan,
nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan
pribadi berdasarkan norma sosialdi masyarakat.
Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu
mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang
membuatnya bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan
kesahatan dan keseimbangan mental.
Faktor yang mempengaruhi ideal diri :
 Menetapkan ideal diri sebatas kemampuan
 Faktor kultur dibandingkan dengan standar orang lain
 Hasrat untuk memenuhi kebutuhan realistik hasrat menghindari
kegagalan
 Aadanya rasa cemas dan rendah diri
c) Harga Diri
Harga diri adalah penilaian individu terhadap pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku yang sesuai dengan kriteria ideal diri.
Pencapaian ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung akan
menghasilkan perasaan yang berharga, jika individu sukses dan behasil
maka cenderung harga diri tinggi atau meningkat. Jika individu sering
mengalami kegagalan dalam ha apapun maka individu tersebut cenderung
dalam harga diri rendah
d) Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya. Peran juga merupakan
sebarapa penting individu tersebut dibutuhkan dimasyarakat.
e) Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang diperoleh dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya bahwa berbeda dengan orang
lain. Identitas diri merupakan sitesa dari semua aspek konsep diri sebagai
suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaipaian tujuan,
jabatan dan peran. Identitas diri sangat penting dimiliki semua individu
yang berguna dalam mengenal diri sendiri lebih dalam lagi.

Pratiwi, Y. (2014). GAMBARAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DEWASA MUDA


DENGAN KOLOSTOMI PERMANEN DI YAYASAN KANKER INDONESIA
JAKARTA PUSAT. 1-134.

Drs. Sunaryo, M, 2002. PSIKOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ambarwatig-5114-2-
bab2.pdf
4. Jenis Konsep Diri

Calhoun dan Acocella (Yunita Jaclyn Isabella, 2011: 14) membedakan konsep
diri menjadi 2, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Menurut
Calhoun dan Acocella, apabila seseorang memiliki konsep diri positif, maka
perilaku yang muncul cenderung positif. Sebaliknya, apabila seseorang
menilai dirinya negatif, maka perilaku yang muncul pun cenderung negatif.
Berikut penjelasan dari kedua jenis konsep diri.

Konsep Diri Negatif


Ada dua jenis konsep diri negatif, yang pertama, pandangan seseorang
tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, individu tidak memiliki
perasaan kestabilan dan keutuhan diri, individu benar-benar tidak tahu
mengenai siapa dirinya, apa kekuatan dan kelemahannya, atau apa yang dia
hargai dalam hidupnya. Kondisi ini umum dan normal di antara para remaja.
Tipe kedua dari konsep diri negatif hampir merupakan kebalikan dari
yang pertama. Disini konsep diri sudah stabil dan lebih teratur. Mungkin
karena dididik dengan sangat keras, individu tersebut menciptakan citra diri
yang tidak adanya penyimpangan dalam cara hidup yang tepat. Pada kedua
tipe konsep diri negatif, informasi baru tentang diri hampir pasti menjadi
penyebab kecemasan, rasa ancaman terhadap diri (Calhoun,1990).
Konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya kepercayaan kepada
kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyukai dirinya merasa bahwa
dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya
diri akan cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi dan
merasa takut pada orang lain yang akan mengejeknya atau menyalahkannya.
Orang yang takut dalam interaksi sosial, akan menarik diri dari pergaulan,
berusaha sekecil mungkin untuk berkomunikasi, dan akan berbicara apabila
terdesak saja.
Konsep Diri Positif
Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu
betul mengenai dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang
sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri, karena secara mental
mereka dapat menerima semua informasi. Konsep diri positif cukup luas
untuk menampung seluruh pengalaman mental seseorang, evaluasi tentang
dirinya sendiri menjadi positif, dan dapat menerima dirinya sendiri secara apa
adanya.
Calhoun dan Acocella (Yunita Jaclyn Isabella, 2011) berpendapat
bahwa individu dengan konsep diri positif akan mampu merencanakan tujuan-
tujuan hidup yang sesuai dengan realita. Sehingga lebih besar kemungkinan
individu untuk mencapai tujuan hidupnya. Calhoun dan Acocella juga
mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki konsep diri positif
memungkinkan orang tersebut untuk dapat maju ke depan secara bebas, berani
dan spontan, serta mampu menghargai orang lain.
Menurut Rakhmat (2005) orang yang memiliki konsep diri positif ditandai
dengan lima hal, yaitu:
a. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
b. Ia merasa setara dengan orang lain
c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
d. Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
e. Ia mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Prawoto, Y. B. (2010). HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN


KECEMASAN SOSIAL PADA REMAJA KAALAS XI SMA KRISTEN 2
SURAKARTA. 1-87.
Astuti, R. D. (2014). IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KONSEP DIRI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI
MENDUNGAN I YOGYAKARTA. 1-140.

36

37 Nama : Elin Nur Annisa

NIM : 131611133037

Tanggapan :

2. Komponen Konsep Diri

Citra Tubuh

Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu baik yang disadari maupun tidak
terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran,
fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang kontak secara terus-menerus (anting,
make up, pakaian, kursi roda, dan sebagainya) baik masa lalu maupun sekarang. Citra
tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri. Citra tubuh harus realistis karena
semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya ia akan lebih bebas dan
merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan meningkat. Sikap individu
terhadap tubuhnya mencerminkan aspek penting dalam dirinya misalnya perasaan
menarik atau tidak, gemuk atau tidak, dan sebagainya.
Ideal Diri

Persepsi individu tentang seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi,


tujuan, atau nilai yang diyakininya. Penetapan ideal diri dipengaruhi oleh
kebudayaan, keluarga, ambisi, keinginan, dan kemampuan individu dalam
menyesuaikan diri dengan norma serta prestasi masyarakat setempat. Individu
cenderung menyusun tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita,
menghindari kegagalan dan rasa cemas, serta inferiority. Ideal diri harus cukup tinggi
supaya mendukung respek terhadap diri tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut,
serta samar-samar atau kabur. Ideal diri akan melahirkan harapan individu terhadap
dirinya saat berada di tengah masyarakat dengan norma tertentu. Ideal diri berperan
sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuannya
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.

Harga Diri

Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu
akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya,
individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak
dicintai, atau tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia dan
sangat terancam pada masa pubertas. Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen
(2002) menyatakan bahwa ada empat hal yang dapat meningkatkan harga diri anak,
yaitu:
1. memberi kesempatan untuk berhasil,
2. menanamkan idealisme,
3. mendukung aspirasi/ide,
4. membantu membentuk koping.

Peran

Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai posisinya di masyarakat/kelompok sosialnya. Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Hal-hal yang memengaruhi
penyesuaian individu terhadap peran antara lain sebagai berikut.
1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran dan pengetahuannya tentang peran
yang diharapkan.
2. Respons/tanggapan yang konsisten dari orang yang berarti terhadap perannya.
3. Kesesuaian norma budaya dan harapannya dengan perannya.
4. Perbedaan situasi yang dapat menimbulkan penampilan peran yang tidak sesuai.

Identitas Diri

Identitas adalah kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, serta menyadari individu bahwa dirinya
berbeda dengan orang lain. Pengertian identitas adalah organisasi, sintesis dari semua
gambaran utuh dirinya, serta tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan,
atribut/jabatan, dan peran. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan
percaya diri, hormat terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri, dan
menerima diri.
Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah sebagai berikut.
1. Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri
3. Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan.

4. Menilai diri sesuai penilaian masyarakat.

5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

6. Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari.

Ciri individu yang berkepribadian sehat antara lain sebagai berikut.


1. Citra tubuh positif dan sesuai.
2. Ideal diri realistis.
3. Harga diri tinggi.
4. Penampilan peran memuaskan.
5. Identitas jelas
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Penerbit
Andi.

4. Jenis – jenis Konsep Diri

Menurut Calhoun, dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif :

1. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan
konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif
bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat
memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang
dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat
menerima dirinya apa adanya.

2. Konsep Diri Negatif

Calhoun membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:

a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak


memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak
tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam
kehidupannya.

b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi
karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra
diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang
dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat (Renita Mulyaningtyas, 2006:
46).

Menurut Renita Mulyaningtyas (2006: 46) konsep diri terdiri dari empat sudut
pandang:

a. Konsep diri positif dan konsep diri negatif


Sudut pandang ini digunakan untuk membedakan apakah kita memandang diri sendiri
baik atau buruk.

b. Konsep diri fisik dan konsep diri sosial

Sudut pandang ini membedakan pandangan diri kita sendiri atas pribadi kita dan
pandangan masyarakat atas pribadi kita.

c. Konsep diri emosional dan konsep diri akademis

Dengan sudut pandang ini kita bisa membedakan pandangan diri sendiri yang
dipengaruhi oleh perasaan atau faktor psikologis dan secara ilmiah bisa dibuktikan.

d. Konsep diri rill dan konsep diri ideal

Sudut pandang ini membedakan diri kita yang nyata atau sebenarnya dan yang kita
cita- citakan.

Sedangkan menurut William D. Brooks (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2007: 105)


bahwa individu terdapat dua konsep diri yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Untuk mempermudah penelitian dalam konsep diri ini, peneliti terfokus pada
konsep diri positif dan negatif agar penelitian tidak meluas dan peneliti tidak
mengalami kendala.

Daftar Pustaka :

Rizkiyani, R. (2012). Pengaruh Konseling Kelompok terhadap Konsep Diri Remaja


di Panti Asuhan Darul Hadlonah Semarang (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo).

38 Nama : Nesya Ellyka

NIM : 131611133038

Tanggapan :

2. Komponen Konsep Diri

Terdapat lima komponen konsep diri, yaitu:


1. Gambaran diri (body image)
2. Ideal diri (self ideal)
3. Harga diri (self esteem)
4. Peran diri (self role)
5. Identitas diri (self identity)

Drs. Sunaryo.(2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC

https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiPisaayN3WAhVEk5QKHUICCQQQuwUI
JzAA#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri&f=false

4. Jenis Konsep Diri

Menurut Allen (Stuart and Sunden, 1998), dimensi konsep diri terbagi menjadi empat
bagian yang terdiri atas:

1. Konsep diri aktual, konsep ini dapat dinyatakan sebagai persepsi yang realistis
terhadap diri kita sendiri. Ada juga yang menyatakan bahwa konsep diri
aktual itu adalah persepsi persepsi atas siapa diri kita saat ini.
2. Konsep diri ideal, merupakan persepsi seseorang atas dirinya harus seperti apa
tampaknya. Oleh karena manusia pada dasarnya ingin agar konsep diri
aktualnya memiliki karakteristik yang sama atau mendekati konsep diri
idealnya. Apabila kedua konsep ini berjauhan, maka individu akan berupaya
untuk mencapai konsep diri yang ideal.
3. Konsep diri pribadi (private), merupakan gambaran bagaimana kita menjadi
diri kita sendiri. Kita berusaha untuk menunjukkan bahwa kita bertindak
sebagai orang yang ramah, bersahabat, kreatif, atau menyukai tantangan.
4. Konsep diri sosial, pada dasarnya berkaitan dengan relasi kita pada sesama.
Dalam konsep diri sosial ini tercermin bagaimana kita ingin dipandang oleh
orang lain sebagai bagian dari satu kelompok masyarakat.

Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. CV Andi offset: Yogyakarta.


https://books.google.co.id/books?id=Yp2ACwAAQBAJ&pg=PA63&dq=jenis+jenis+
konsep+diri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj_k8jEz93WAhVQv5QKHboTA74Q6AE
IKTAB#v=onepage&q=jenis%20jenis%20konsep%20diri&f=false

39 Nama : muhammad hidayatullah al muslim

Nim : 131611133039

2. komponen konsep diri

Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh sesorang individu
memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan yang dimiliki individu mengengenai dirinya
sendiri, pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri serta penilaian
mengenai diri sendiri (Calhoun & Acocella, 1990).
a. Pengetahuan

Dimensi pertama dari konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki
individu merupakan apa yang individu ketahui tentang dirinya. Hal ini mengacu pada
istilah-istilah kuantitas seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan dan lain-
lain dan sesuatu yang merujuk pada istilah- istilah kualitas, seperti individu yang
egois, baik hati, tengang, dan bertemparemen tinggi.Pengetahuan bisa diperoleh
dengan membandingkan diri individu dengan kelompok pembandingnya.
Pengetahuan yang dimiliki

individu tidaklah menetap sepanjang hidupnya, pengetahuan bisa berubah dengan


cara merubah tingkah laku individu tersebut atau dengan cara mengubah kelompok
pembanding.

b. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Selain individu

mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki apa
dimasa mendatang Rogers dalam Calhoun & Acocella (1990). Singkatnya, setiap
individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut
berbeda-beda pada setiap individu.
c. Penilaian
Dimensi terakhir dari konsep diri adalah penilaian terhadap diri

sendiri.Individu berkedudukan sebagai penilai terhadap dirinya sendiri setiap hari.


Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat
ini dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi pada dirinya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa konsep diri yang dimiliki setiap
individu terdiri 3 aspek, yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, harapan mengenai diri
sendiri dan penilaian mengenai diri sendiri. Pengetahuan adalah apa yang individu
ketahui tentang dirinya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, pegetahuam ini bisa
diperoleh dengan menmbandingkan diri dengan kelompok pembanding dan
pengetahuan yang dimiliki individu bisa berubah- ubah . Harapan adalah apa yang
individu inginkan untuk dirinya dimasa yang akan datang dan harapa bagi setiap
orang berbeda-beda. Sedangkan penilaian adalah pengukuran yang dilakukan
individu tentang keadaan dirinya saat ini dengan apa yang menurut dirinya dapat
terjadi.
sumber: Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008

4. jenis konsep diri

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), dalam perkembangan konsep diri terbagi dua,
yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. a. Konsep diri positif

Konsep diri positif penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar
tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat
bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi
positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep
diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan
yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi
kehidupan didepannya serta mengganggap bahwa hidup adalah suatu proses
penemuan.
Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu
betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan,
evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuan-tujuan
yang sesuai dengan realitas.

b. Konsep diri negatif


Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi

dua tipe yaitu:


1. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur,

tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri.Individu tersebut benar-benar


tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahan atau yang dihargai dalam
kehidupannya.

2. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi
karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra
diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang
dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.

Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri dari dua tipe, tipe
pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui
kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang
memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.

sumber: Christa Gumanti Manik : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Konsep Diri Pada Narapidana..., 2007 USU e-Repository © 2008

40 Nama : Hanum Amalia Zulfa


NIM : 131611133040

2. Komponen konsep diri


Terdapat 5 macam konsep diri :
 Gambaran diri (body image)
Sikap suatu individu terhadap tubuhnya sendiri, baik secara sadar
maupun tidak sadar yang meliputi : potensi tubuh, performance, fungsi
tubuh, serta persepsi tentang fungsi dan ukuran tubuh. Hal penting
yang terkait dengan gambaran diri sebagai berikut :
a) Fokus individu pada remaja terhadap fisik lebih menonjol
b) Bentuk tubuh menjadi gambaran diri
c) Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap
aspek psikologis
d) Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai
bagia tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari
kecemasan dan meningkatkan harga diri
e) Individu yang stabil dan konsisten terhadap gambaran dirinya
dapat mendorong sukses dalam kehidupan
 Ideal diri (self ideal)
Persepsi suatu individu mengenai perilakunya yang disesuaikan
dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita, harapan dan
keinginan dan nilai yang ingin dicapai. Hal yang terkait dengan ideal
diri :
a) Perkembangan awal yang terjadi pada masa anak-anak
b) Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap
guru, orang tua dan teman sejawat
c) Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang penting dalam
memberikan tuntunan dan harapan
d) Mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma
keluarga dan sosial
 Harga diri (self esteem)
Penilaian suatu individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara
menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan
ideal diri.harga diri bisa didapatkan melalui orang lain. Harga diri
rendah apabila :
a) Kehilangan kasih sayang atau cinta-kasih dari orang lain
b) Kehilangan penghargaan dari orang lain
c) Hubungan interpersonal yang buruk
Seorang individu akan merasa berhasil atau bermakna dalam
hidupnya apabila diterima dan diakui oleh orang lain ataupun merasa
mampu dalam menghadapi kehidupan dan dapat mengontrol dirinya
 Peran diri (self role)
Pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang diharapkan individu
berdasarkan posisinya dalam masyarakat. Setiap individu disibukkan
oleh berbagai macam peran yang terkait dengan posisinya setiap saat,
selama ia masih hidup. Misalnya adalah peran sebagai anak, istri,
suami, ayah, mahasiswa, perawat, dokter, bidan, dosen, dan ketua
Rt/Rw. Terdapat berbagai macam peran antara lain :
a) Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan sedang
diduduki oleh individu lain. Misalnya : ada individu yang ingin
menjadi ketua BEM, namun belum ada pergantian ketua BEM
yang lama.
b) Peran tidak jelas yang terjadi apabila individu diberikan peran
yang kabur, sesuai perilaku yang diharapkan. Misalnya,
individu yang ditetapkan sebagai ketua panitia, tetapi tdk
disertai uraian tugas apa yang harus ia kerjakan
c) Peran yang tidak sesuai terjadi apabila individu dalam proses
peralihan mengubah nilai dan sikap. Misalnya, seorang yang
masuk anggota organisasi profesi keperawatan, terdapat
konflik antara sikap dan nilai individu dengan profesi
d) Peran berlebih terjadi jika seorang individu memiliki banyak
peran dalam kehidupannya. Misalnya sebagai istri yang juga
sebagai perawat, sebagai mahasiswa, sebagai ketua PKK, dan
sebagai ibu dari anak-anaknya.
 Identitas diri (self identity)
Kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari pengamatan dan
penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu
kesatuan yang utuh. Hal penting terkait dengan indentitas diri :
a) Berkembang sejak masa anak-anak, bersama dengan
berkembangnya konsep diri
b) Individu yang memiliki perasaan identitas diri yang kuat akan
memandang dirinya tidak sama dengan orang lain
c) Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi
d) Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan
perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun
perlakuan masyarakat
e) Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri
sendiri, kemampuan, dan penguasaan sendiri
f) Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

Drs. Sunaryo, M., 2002. PSIKOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC
4. Jenis konsep diri :
Terdapat 4 jenis konsep diri yaitu :
 Konsep diri berkenaan jasmani
Apakah seorang individu merasa dirinya tampan, cantik, tinggi,
pendek, gemuk, gagah, kurus? Jawaban dari soalan tersebut adalah
konsep diri jasmaniah seseorang. Apabila seorang individu
mendapatkan nasihat dari orang lain yang bertentangan dengan konsep
dirinya maka individu tersebut akan menganggap nasihat tersebut
begitu mengancam konsep dirinya.
 Konsep diri berkenaan kehidupan sosial
Apabila seorang individu merasa dirinya seorang yang disukai teman-
temannya, popular, mempunyai bakat kepemimpinan, pandai
menyesuaikan diri dalam kumpulan, pandai mengambil hati orang lain
maka ia dikatakan mempunyai konsep diri sosial yang positif dan
berlaku sebaliknya.
 Konsep diri berkenaan emosi
Seorang individu yang mempunyai konsep diri emosi yang positif
menganggap dirinya seorang yang periang, beremosi stabil, pandai
mengawal perasaan, pandai mengawal rasa marah, cemburu, sedih dan
dendam maka ia kan akan tahu cara menghibur hatinya sendiri, pandai
menaikkan semangat sendiri dan pandai merawat emosinya sendiri.
 Konsep diri berkenaan daya intelektual
Konsep ini adalah faktor yang penting dalam kejayaan akadamik.
Apabila seorang individu menganggap dirinya pintar, bodoh ataupun
dungu tu merupakan konsep intelektualnya. Orang yang mempunyai
konsep diri intelektual yang posotif apabila dinasehati oleh orang lain
maka ia akan berfikir panjang sebelum bertindak meskipun orang yang
menasehati tersebut setara dengannya, ia tidak akan secara langsung
menerima nasihat tersebut.

Mohammad, Z., 2011. 11 Teori dan Prinsip Komunikasi di Tempat Kerja. Malaysia:
PTS Professional Publishing Sdn. Bhd.
41 Nama : Dinda Dhia Aldin Kholidiyah

NIM : 131611133041

2. Komponen konsep diri


Steven, Susan dan Ivy (2010) mengatakan mengenai komponen dari konsep
diri, yaitu attitude, beliefs dan values. Attitudes didefinisikan sebagai respon
individu pada hal yang disukai dan tidak disukai, misalnya sikap seseorang
yang tenang ketika menghadapi masalah di dalam pekerjaan. Kemudian,
beliefs didefinisikan Gunawan (2007) merupakan penerimaan akan sesuatu
yang dianggap benar oleh seseorang atau persetujuan terhadap ide/pernyataan
tertentu. Sarwono dan Meinarno (2009) mendefinisikan values sebagai
pedoman yang menunjukkan yang baik dan tidak baik sehingga mengarahkan
individu dalam bertindak, misalnya keadilan dan kejujuran.

Komponen konsep diri


a. Gambran diri (body image) sikap individu terhadap tubuhnya , baik
secara sadar ang meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta
persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Gambaran tubuh
ini merupakan gambaran yang terdapat paa diri seorang berdasarkan fisik
dan psikis.
b. Ideal diri (self ideal) adalah persepsi individu tentang prilakunya
disesuaikan dengan standar pribadi yang berkaitan dengan cita cita,
harapan dan keinginan, tipe orang yang diidam idamkan dan yang ingin
dicapai yang dipengaruhi oleh menetapkan ideal diri sebatas kemampuan,
foktor culture dibandingkan dengan standar orang lain, hasrat yang
melebihi orang lain, hasrat ingin berhasil hasrat memenuhi kebutuhan
realistik, hasrat menghindari kekgagalan, adanya perasaan yang cemas
dan rendah diri.
c. Harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang
dicapai dengan cara mengnalisis seberapa jauh prilaku individu tersebut
sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan
diri sendiri. Aspek utama harga diri dicintai, disayangi, disayangi orang
lain dan mendapat penghargan dari orang lain.
d. Peranan diri (self role)
e. Identitas diri (self idetity)
Shintaviana, F. V. (2014). KONSEP DIRI SERTA FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK
KONSEP DIRI BERDASARKAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK (Studi
Kasus pada Karyawan Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta) (Doctoral dissertation, UAJY).
Drs. Sunaryo, M. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.

https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri
&f=false

4. Jenis konsep diri


Konsep diri dapat digolongkan keempat jenis, sehingga seorang dapat
mempunyai lebih dari satu jenis konsep diri. Jenis konsep diri:
a. Konsep diri jasmaniah: semua bentuk kepercayaan, perasaan, dan
penelitian yang diyakini seorang tentang dirinya sendiri yang dapat dilihat
dengan indra pengelihatan seperti cantik, tampan, tua, muda sehingga
dapat mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar
b. Konsep diri sosial: semua bentuk kepercayaan, perasaan, individu tentang
keberdaan dan perananya di lingkungannya dirinya sehingga
mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar
c. Konsep diri emosional: semua bentuk kepercayaan, perasaan, individu
tentang keadaan psikologis dan fisiologis dirinya sendiri dan
diekspresikan sesuai dengan keadaanya (bahagia, sedih, marah) sehingga
mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar
d. Konsep diri intelektual: semua bentuk kepercayaan, perasaan, dan
penelitian yang berhubngan dengan pendidikan dan kepercayaan diri
dengan penguasaan mareti pendidikan tersubut dirinya sendiri dan
mempengaruhi proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.

Mohd, A. (2005). Kejayaan dari Dalam. malaysia: PTS Publication & Distributor.

https://books.google.co.id/books?id=cQ7Sl00vy1wC&pg=PA43&dq=jenis+konsep+
diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis%20konsep%20diri&f=false
Shintaviana, F. V. (2014). KONSEP DIRI SERTA FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK
KONSEP DIRI BERDASARKAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK (Studi
Kasus pada Karyawan Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta) (Doctoral dissertation, UAJY).
Drs. Sunaryo, M. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.

https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri
&f=false

Mohd, A. (2005). Kejayaan dari Dalam. malaysia: PTS Publication & Distributor.

https://books.google.co.id/books?id=cQ7Sl00vy1wC&pg=PA43&dq=jenis+konsep+
diri&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=jenis%20konsep%20diri&f=false

42 NAMA : NOVIA TRI HANDIKA

NIM : 131611133042

2. Komponen Konsep Diri tediri atas 4 komponen, yaitu:

a) Citra tubuh (body image) atau gambaran diri merupakan suatu bentuk sikap
yang dimiliki individu terhadap tubuhnya secara sadar ataupun tidak sadar.
Body image meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh, termasuk
penampilan,struktur, atau fungsi fisik, serta persepsi dan perasaan tentang
ukuran dan bentuk tubuh individu tersebut. Termasuk rasa terhadap citra
tubuh yang berkaitan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas,
berpenampilan muda,kesehatan, serta kekuatan. Adapun hal yang berkaitan
dengan body image yaitu focus individu terhadap fisik lenih menonjol pada
usia remaja, bentuk tubuh TB dan BB serta adanya tanda-tanda pertumbuhan
kelamin sekunder, cara individu memandang diri berdampak penting terhadap
aspek psikologis, gambaran realistic terhadap menerima dan menyukai bagian
tubuh tertentu, individu yang stabil dapat mendorong sukses dalam
kehidupan. Gambaran mental tidak selalu sama dengan struktur atau
penampilan fisik aktual individu. Terdapat pula beberapa penyimpangan citra
tubuh yang berhubungan dengan gangguan psikologis, misalnya yaitu
anoreksi nervosa. Cara pandang individu lain dapat terhadap tubuh seseorang
dan umpan balik yang ditawarkan juga berpengaruh.pertumbuhan kognitif dan
perkembangan, budaya, sikap serta nilai-nilai social dan juga memengaruhi
citra tubuh.
b) Identitas (Identity). Pencapaian identitas merupakan hal penting dalam
menjalin hubungan dekat. Identitas merupakan perasaan internal dalam diri
individu, secara menyeluruh , dan konsistensi seseorang pada waktu dan
situasi yang berbeda. Identitas menunjukan menunjukan batasan dan
pemisahan didi dari individu lain. Penting dalam melakukan hubungan dekat,
individu mengekspresikan identitas mereka saat berhubungan dengan orang
lain. Seksualitas merupakan bagian dari identitas.
c) Penampilan peran (role performance) adalah suaru cara individu melakukan
peran yang berarti. peran yang dimaksud tersebut mencakup peran sebagai
orang tua,pengawas dan teman dekat. Individu mengembangka dan menjaga
perilaku yang disetujui masyarakat melalui proses, yitu penguatan
pemadaman, hambatan, substitusi, dan imitasi
d) Harga diri (self esteem) merupakan penilaian setiap individu terhadap hasil
yang dicapai dan perasaan individu secara keseluruhan tentang harga diri atau
pernyataan emosional dari konsep diri. Harga dir dapat diperoleh melalui
orang lain dan diri sendiri. Harga diri merupakan dasar dari evaluasi diri
karena mewakili keseluruhan pendapat tentang suatu penghargaan atau nilai
personal. Selain itu, terdapat aspek utama dalam harga diri yaitu dicintai,
disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain. Jika
individu tersebut memiliki harga diri rendah apabila individu tersebut
kehilangan kasih saying atau cinta kasih dari orang yang dicintainya,
kehilangan penghargaandari orang lain, dan hubungan interpersonal yang
kurang baik. Apabila individu tersebut merasa berhasil atau hidupnya
bermakna apanila diterima dan diakui oleh orang lain atau individu tersebut
hanya mampu menghadapai kehidupan dirinya sendiri.

Potter, P. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komponen+ko
nsep+diri&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjWlMyAxdvWAhUXUI8KHZZHCAQQ6
AEIJTAA#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri&f=false

4. Jenis konsep diri terbagi menjadi dua yaitu:

a) Konsep diri positif


Konsep diri yang positif pada setiap individu dapat mengetahui tentang jati
dirinya, ciri-ciri jati diri, rasa berarti, menyeluruh, dan dapat mengetahui
penilaian terhadap kualitas kebenaran dirinya, akurat, dan menurut keadaan
yang sebenarnya. Konsep diri yang positif memiliki derajat keseimbangan
yang tinggi dan dapat menghasilkan suatu perasaan positif terhadap diri.
Individu yang sehat dapat menerima dirinya apa adanya, bersyukur atas
kelebihan yang didapat dan rela dengan sepenuh hati menerima kekurangan
dari dirinya.
b) Konsep diri negative
Konsep diri yang negative pada setiap individu yang memiliki, dapat
dikatakan individu tersebut tidak dapat memandang dirinya secara
keseluruhan dan kemahirannya. Individu tersebut tidak dapat memandang
objek dirinya, hanya sedikit mengetahui ciri jati dirinya, dan hal-hal pada
dirinya yang tidak wajar saja. Mereka kurang bias menerima dengan sepenuh
hati tentang jati dirinya secara apa adanya, maka dari itu individu tersebut
hingga tidak merasa puas atau kecewa terhadap kekurangan yang ada pada
dirinya. Akibat dari konsep diri yang negative pada individu dapat
menimbulkan rasa iri, harga diri rendah, minder dengan teman sebaya.
MGBK, T. (2010). Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan
Pendidikan Menengah Jilid II. Jakarta: Grasindo.

"https://books.google.co.id/books?id=zmlzebqso1AC&pg=PA4&dq=konsep+diri+negatif+ad
alah&hl=en&sa=X&redir_esc=y" \l
"v=onepage&q=konsep%20diri%20negatif%20adalah&f=false"
https://books.google.co.id/books?id=zmlzebqso1AC&pg=PA4&dq=konsep+diri+neg
atif+adalah&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20diri%20negatif%
20adalah&f=false

43 Nama : KUSNUL OKTANIA

NIM : 131611133043

2. Komponen konsep diri

Komponen konsep diri menurut Hurlock (2010: 237) terdiri dari 2 komponen
yaitu:

a. Konsep diri sebenarnya


Konsep diri sebenarnya merupakan konsep seseorang dari siapa dan apa
dia itu. Konsep ini sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungan dengan
orang lain, serta reaksi orang lain terhadap orang tersebut.
b. Konsep diri ideal
Konsep diri ideal merupakan gambaran seseorang mengenai penampilan
dan kepribadian yang didambakannya. Diri ideal dapat dicapai seseorang
dengan berperilaku sesuai dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat
berhubungan dengan tujuan, aspirasi, atau nilai yang ingin dicapai. Dengan
kata lain, diri ideal adalah perwujudan harapan seseorang berdasarkan norma
sosial yang ada.

Adapun menurut Pudjijogyanti terdapat 2 komponen yang membentuk konsep


diri yaitu
a. Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang keadaan
dirinya. Komponen kognitif merupakan penjelasan dari “siapa saya” yang
akan memberi gambaran tentang dirinya (self image). Oleh sebab
itu,komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif.
b. Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. Penilaian
tersebut akan membentuk penerimaan diri (self-acceptance) dan harga diri
(self-esteem) individu. Maka dari itu, komponen afektif merupakan data yang
bersifat subjektif.

Dari kedua pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa komponen konsep
diri terdiri dari tiga hal yaitu pengetahuan individu tentang dirinya, penilaian
individu terhadap dirinya, serta pengharapan individu untuk dirinya.

Ratna Dwi Astuti. 2014. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan I Yogyakarta.
Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/14425/

4. Jenis konsep diri

Menurut Calhoun dan Acocella (1990) dalam perkembangannya


konsep diri terbagi menjadi dua yaitu:
a. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu
kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil
dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah
individu yang tahu betul tentang dirinya dapat memahami dan menerima
sejumlah fakta dan sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi
terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang
lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan
sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk
dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap
bahwa hidup adalah suatu proses penuaan.
b. Konsep Diri negative
Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi
dua type, yaitu :
1. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak
memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-
benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang
dihargai dalam kehidupannya.
2. Pandangan tentang dirinya terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi
karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga
menciptakan citra diri yang tidak mengijinkan adanya penyimpangan dari
seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang
tepat. Dengan demikian individu yang memilki konsep diri yang negatif
terdiri dari 2 tipe, pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya,
sedangkan yang kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan
sangat teratur dan stabil.

Farida Yunistiati, M. As’ad Djalali, Muhammad Farid. (2014).


Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri. Jurnal Psikologi Indonesia ,
Vol. 3, No. 01, hal 71 - 82.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=279786&val=684
7&title=Keharmonisan%20Keluarga,%20Konsep%20Diri%20dan%20
Interaksi%20Sosial%20Remaja

44 Nama : Novalia Puspitasary

NIM : 131611133044
2. Komponen Konsep Diri

Terdapat 5 Komponen Konsep Diri yaitu :

1. Gambaran diri (body image) merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya


sendiri yang bisa dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Gambaran diri
meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk tubuh seseorang tersebut
2. Ideal diri (self ideal) adalah pemikiran individu atau persepsi individu tersebut
tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar setiap orang yang berbeda-
beda.
3. Harga diri (Self esteem) adalah penilaian individu tentang hasil yang akan dicapai
maumpun yang sudah di capai untuk mempertahankan martabat individu tersebut.
Harga diri ini bisa didapatkan dari diri sendiri maupun orang lain
4. Peran diri (Self role) adalah pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi yang
diharapkan individu yang bersangkutan di masyarakat
5. Identitas diri (self identity) adalah penggabungan dari ke 4 konsep diri yang
nantinya akan menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling mendukung satu sama
lain

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. [online]


https://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA33&dq=komp
onen+konsep+diri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjShrbmnN3WAhVLNo8K
HaFKAH0Q6AEIGzAA#v=onepage&q=komponen%20konsep%20diri&f=f
alse

4. Jenis konsep diri ada 2 yaitu:

1. Konsep Diri Positif


Calhoun dan Acocella (Yunita Jaclyn Isabella, 2011) berpendapat bahwa individu
dengan konsep diri positif akan mampu merancang tujuan-tujuan hidup yang sesuai
dengan realita, sehingga lebih besar 30 kemungkinan individu untuk mencapai
tujuan hidupnya. Individu dengan konsep diri positif mempunyai keyakinan bahwa
manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan sehingga
selalu merasa setara denga orang lain. Calhoun dan Acocella juga mengemukakan
bahwa seseorang yang memiliki konsep diri positif memungkinkan orang tersebut
untuk dapat maju ke depan secara bebas, berani dan spontan, serta mampu
menghargai orang lain.

2. Konsep Diri Negatif


Burns (1993: 72) menjelaskan bahwa konsep diri negatif merupakan evaluasi diri
negatif, membenci diri, perasaan rendah diri, serta kurang menghargai dan
menerima diri. Individu dengan konsep diri negatif tidak bisa menerima kritik dari
orang lain sebagai refleksi diri sendiri dan juga selalu memandang dirinya rendah.

Astuti, Ratna Dwi. 2014. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep


Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan 1 Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/14425/1/Skripsi.pdf . Diakses pada 5 Oktober 2017

45 NAMA: ANNISA FIQIH I

NIM: 131611133045

KEALS : A1-2016

JAWABAN:

2. Komponen Konsep Diri

Konsep diri terdiri dari lima komponen, antara lain:

a. Citra diri (body image) Citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk tubuh, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu (Keliat,
1992)

b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai
dengan standar pribadi. Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu
(Stuart dan Sundeen, 1998).

C. harga diri

Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain. Harga diri
mencakup penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas.
Seseorang yang menghargai dirinya dan merasa dihargai oleh orang lain biasanya
mempunyai harga diri yang tinggi. Seseorang yang merasa tidak berharga dan
menerima sedikit respek dari orang 8 lain biasanya mempunyai harga diri yang
rendah (Potter dan Perry, 2005).

d. Peran diri Peran diri adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Beck, dkk, 1993). Peran diri
adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan
fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul, 2008).

e. identitas diri

Identitas sering didapat dari observasi diri seseorang dan dari apa yang kita katakan
tentang diri kita (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut Erikson (1963) dalam Potter dan
Perry (2005), selama masa remaja tugas emosional utama adalah perkembangan rasa
diri atau identitas.
Potter, P. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50740/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y

NAMA: ANNISA FIQIH I

NIM: 131611133045

KEALS : A1-2016

JAWABAN:

Jenis – jenis konsep diri

Dalami (2009) menyatakan bahwa dalam perkembangan konsep diri terbagi dua,
yaitu konsep diri yang adaptif dan konsep diri mal-adaptif :

1. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain: a) Aktualisasi diri
berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masa lalu akan diri dan
perasaannya. b) Konsep diri positif menunjukan individu akan sukses dalam
menghadapi masalah.

2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana


individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon mal-adaptif gangguan
konsep diri adalah:

a. gangguan diri

b. identitas diri

c. tidak mengenal diri


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50740/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y

46 Nama : Septin Srimentari Lely Darma


NIM : 131611133046
Tanggapan
2. Komponen konsep diri
Persepsi seseorang terhadap diri sendiri/ konsep diri terdiri atas beberapa
komponen antara lain citra diri, ideal diri, peran, harga diri, dan identitas diri.
Menurut Stuart and Sundeen (1995) pembagian konsep diri terdiri dari citra
tubuh, ideal diri, peran, identitas, dan harga diri.
Citra tubuh merupakan gambaran sikap seseorang secara sadar dan
tidak sadar terhadap tubuhnya serta tanggapan mengenai penampilan saat ini,
sekarang, dan masa depan. Cara seseorang menanggapi penampilan fisik
berpengaruh terhadap kesehatan psikologinya. Setiap orang diharapkan
mampu mencapai kestabilan, berpikir realistis, dan konsisten terhadap
gambaran tentang dirinya, karena seseorang akan merasakan kenyamanan,
keamanan, serta terhindar dari perasaan cemas. Sehingga seseorang lebih
bebas terhadap dirinya, menimbulkan perasaan senang, dan meningkatkan
penilaian terhadap tubuhnya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya
menarima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih aman sehingga terhindar
dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1994). Ada beberapa
faktor yang dapat mengurangi penilaian gambaran diri yaitu munculnya
stresor-stresor yang dapat mengubah gambaran diri, kegagalan fungsi tubuh,
dan penilaian negatif dari seseorang.
Ideal diri adalah tanggapan/persepsi seseorang terhadap dirinya
dengan acuan standart dan nilai yang telah ditetapkan. Ideal diri adalah
persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan
standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu ( Stuart and Sundeen,
1995). Penetapan nilai yang ditetapkan sebagai standart penilaian diri untuk
mencapai suatu tujuan dipengaruhi beberapa hal antara lain kemampuan,
kultur/budaya, realita yang ada, terhindar dari perasaan cemas dan gagal. Ideal
diri yang cenderung sulit dicapai, menuntut, tidak jelas, dan terlalu tinggi
dapat menyebakan gangguan ideal diri pada individu. Peran dapat ditetapkan
apabila peran tersebut diterima seseorang ketika tidak adanya pilihan lain dan
peran yang diterima apabila peran tersebut dipilih seseorang. Peran seseorang
dapat meningkatkan harga diri seseorang apabila seseuai kebutuhan dan sesuai
dengan ideal diri
Peran adalah tindakan yang dilakukan sesuai posisi dan kedudukan
untuk memenuhi tanggung jawab di lingkungannya. Posisi di masyarakat
dapat merupakah stresor terhadap peran karena struktur sosial yang
menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan (Keliat,1994). Beberapa hal yang mempengaruhi penyesuaian
peran yaitu kejelasan perilaku dengan peran dan pengetahuan yang
diharapkan, tanggapan orang lain terhadap perannya, kesesuaian norma dan
harapan, dan perbedaan situasi yang dapat menimbulkan peran tidak sesuai.
Identitas diri yaitu suatu ciri khas yang berbeda pada individu
berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap dirinya. Identitas adalah
kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang
merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan
yang utuh (Stuart and sudeen, 1995). Apabila seseorang memiliki identitas
yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, sehingga
timbullah kemndirian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Identitas
dapat bernilai positif dengan ciri antara lain mengakui jenis kelamin,
mengenal dirinya sendiri, mempunyai tujuan dan nilai, dan memandang
berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan.
Harga diri merupakan penilaian individu terhadap perilakunya dan
menentukan sesuai dengan nilai yang telah ditentukan atau tidak. Seseorang
memerlukan harga diri untuk tercapainya aktualisasi diri yang tinggi dan
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), harga
diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapau dengan menganalisa
sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. harga diri diperoleh dari penilaian
diri sendiri dan orang lain di sekitar lingkungan. Frekuensi tercapainya tujuan
dan keberhasilan yang diperoleh dapat mempengaruhi tinggi rendahnya harga
diri seseorang. Harga diri dapat mengalami ganggauan berupa gambaran
negatif terhadap dirinya, hilangnya percaya diri, dan harga diri yang
diekspreksikan secara langsung maupun tidak langsung.
4. Jenis konsep diri
Menurut pendapat Hurlock (1988) jenis konsep diri terdiri lima macam ialah :
(1) konsep diri tentang ciri-ciri fisik, (2) konsep diri psikis (3), konsep diri social dan
emosial, (4) konsep diri aspirasi, dan (5) konsep diri prestasi. Byrne dan Shavenson
(1986) berpendapat bahwa ada tiga macam jenis kosep diri ialah (1) konsep diri
social, (2) konsep diri akademik, dan (3) konsep diri fisik. Berdasarkan pendapat
Hurlock (1988) dan Byrne dan Shavenson (1986) mengenai jenis-jenis konsep diri
dapat disimpulkan bahwa konsep diri dibedakan berdasarkan cara mendapatkan
konsep diri. persepsi pemahaman diri sendiri dapat diperoleh dari persepsi diri sendiri
maupun orang lain berupa tampilan fisik individu, keadaan psikis, interaksi sosial dan
pengendalian emosi individu, cara beraspirasi dan menanggapinya, serta tingkatan
pehamanan dalam pendidikan/akademik. Jenis-jenis konsep diri dapat mempengaruhi
hasil yang diraih seseorang, karena setiap individu memiliki perbedaan dalam
memandang jenis konsep diri sehingga mempengaruhi positif atau negatifnya
perilaku seseorang.
Menurut Calhoun dan Acocella (1990) dalam perkembangannya
konsep diri terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Konsep diri positif terjadi apabila individu mengetahui dan
memahami tentang dirinya serta menerima fakta, evaluasi tentang dirinya
menjadi positif, dan menerima keberadaan orang lain yang bersifat stabil dan
bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat menerima dirinya
dan merancang tujuan yang dapat dicapai secara realistis. Konsep diri negatif
merupakan kebalikan dari konsep diri positif. Apabila seeorang memiliki
konsep diri negatif memiliki dua tipe yaitu tidak mengetahui tentang dirinya
baik kekurangan ataupun kelebihannya dan seseorang yang pandangan
tentang dirinya terlalu stabil dan teratur sehingga tidak menghendaki dirinya
untuk keadaan menyimpang.

Sumber:
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Djajali, M. As’ad, Farida Yunistiati, Muhammad Farid. 2014. Keharmonisan
Keluarga, Konsep Diri dan Interaksi Sosial Remaja. Jurnal Psikologi
Indonesia. Vol.3. No.01, hal 71-82
Efendi, Kusno. 2004. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kemampuan Verbal
dengan Prestasi Belajar pada Siswakelas Lima Sekolah Dasar
Muhammadiyah Sukonandi Yagyakarta. Indonesian Psychologycal
Journal. Vol.1. No.1, hal 26-31
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teorii dan Aplikasi.
Yogyakarta:
Penerbit Andi

47 Nama : FITRIANTI UMAYROH MAHARDIKA

NIM : 131611133047

Tanggapan

2. Komponen konsep diri

a. Citra Tubuh (gambaran diri)

Jadi gambaran diri (citra tubuh) adalah sikap, persepsi, keyakinan individu
terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu
atau sekarang mengenai ukuran, bentuk stuktur dan fungsi. Stressor yang terjadi
pada citra tubuh adalah perubahan ukuran tubuh, bentuk tubuh, struktur, fungsi
sitem tubuh dan keterbatasan gerak.

b. Ideal Diri

komponen yang kedua adalah ideal diri. Ideal diri sendiri ialah persepsi individu
tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan aspirasi, tujuan,
nilai yang diraih. Ideal diri mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri
berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut. Ideal
diri membantu individu untuk menghadapi konflik atau kondisi yang membuat
bingung serta untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang
yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan. Pada usia
remaja, ideal diri akan terbentuk melalui peran orang tua, guru dan teman.
c. Harga Diri

Selanjunya ialah komponen bernama harga diri. Harga diri sendiri merupakan
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa
banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang
menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan
diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas,
tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya
(Keliat BA, 2005).

d. Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok social
atau masyarakat.
e. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu
dari observasi dan penilaian dirinya. Seseorang yang mempunyai identitas diri
yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Identitas
berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep
diri.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:


EGC
4. Jenis konsep diri

Dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri


positif dan konsep diri negatif :
1. Konsep diri postif
Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana
individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik
sekali. Senyuman, pujian, penghargaan dan pelukan mereka,
menyebabkan diri remaja dapat menilai dirinya secara positif. Tanda-
tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah: (a)
Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah (b) Merasa setara
dengan orang lain (c) Menerima pujian tanpa rasa malu (d) Menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta
perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. (e) Mampu
memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek

2. Konsep diri negative


Ciri khas individu yang mempunyai konsep diri negatif biasanya dapat
disebabkan karena ketidakakuratan pengetahuan tentang dirinya
sendiri. konsep diri negatif cenderung membuat individu bersikap
tidak efektif, hal ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan
penguasaan lingkungan dalam masyarakat. Tanda-tanda individu yang
memiliki konsep diri negatif adalah : (a) Peka terhadap kritik.
(b) Responsif sekali terhadap pujian. (c) Cenderung bersikap
hiperkritis (d) Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain
(e) Bersikap psimis terhadap kompetisi.
Uliyah, Nurul. 2014. Perbedaan Konsep Diri Negatif Antara Remaja Yang Sekolah
Dan Remaja Yang Putus Sekolah. Jurnal Psikologi September 2014, Vol. Ii, No. 2,
Hal 80-88

48

49 NAMA : GITA SHELLA MADJID


NIM : 131611133049

2. Komponen konsep diri


Konsep diri terdiri dari komponen-komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga
diri, peran diri dan identitas diri (Stuart & Sundeen, 2006).
- Citra tubuh,
Keadaan seseorang yang merasa cemas, malu kepada orang lain saat pada
diri seseorang tersebut terjadi perubahan fisik atau perubahan fungsi tubuh.
Perubahan fisik misalnya, menjadi lebih kurus, terlihat lemah, sering batuk
ataupun yang lainnya.
- Ideal diri,
Perilaku seseorang saat merasakan kecemasan dan tidak menentukan tujuan
hidup untuk melewati kesenjangan hidupnya. Waktu dimana seseorang tidak
ingin melakukan interaksi dengan orang lain akibat misal suatu penyakit yang
dideritanya. Seseorang tersebut belum dapat menerima penyakit yang dideritanya
dan tidak ingin terjadi perubahan pada dirinya.
- Harga diri,
Merupakan bentuk percaya diri yang dirasakan pada diri seseorang saat
berinteraksi dengan orang lain. Harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, peranan
tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial (Perry & Potter,
2005).
- Peran diri,
Merupakan suatu hal kegiatan atau pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
seseorang di tempat tinggalnya. Perununan fungsi tubuh akan memebuat
seseorang tidak berdaya karena tidak dapat menjalankan perannya sehari-hari.
Seperti misalnya mempunyai perasaan menjadi beban keluarga dan menjadi tidak
seaktif dulu, hal ini yang akhirnya mempengaruhi peran diri seseorang. Apabila
terjadi kegagalan untuk memenuhi harapan atau peran dapat menyebabkan
penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang (Hidayat, 2009).
- Identitas diri.
Seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain. Merasa dirinya
tidak sebaik orang lain dan tidak dapat menerima perubahan yang terjadi pada
dirinya saat ini. Seseorang merasa bahwa dirinya tidak dapat menjadi seseorang
seutuhnya, merasa putus asa karena tidak dapat membahagiakan orang yang
disayangi dan merasa malu karena terjadi perubahan bentuk tubuhnya.

Ditambahkan pula oleh Steven, Susan dan Ivy (2010) mengenai


komponen dari konsep diri, yaitu attitude, beliefs dan values. Attitudes
didefinisikan sebagai respon individu pada hal yang disukai dan tidak disukai.
Misalnya sikap seseorang yang tenang ketika menghadapi masalah di dalam
pekerjaan. Kemudian, beliefs didefinisikan Gunawan (2007) merupakan
penerimaan akan sesuatu yang dianggap benar oleh seseorang atau persetujuan
terhadap ide/pernyataan tertentu. Sarwono dan Meinarno (2009) mendefinisikan
values sebagai pedoman yang menunjukkan yang baik dan tidak baik sehingga
mengarahkan individu dalam bertindak, misalnya keadilan dan kejujuran.
Rina Saraswati, N. H. (2016, Juni). KONSEP DIRI PENDERITA TB PARU DI RS
PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 12, No. 2.

4. Jenis konsep diri


Konsep diri dapat digolongkan ke dalam empat jenis konsep diri, yaitu:
- Konsep diri berkenaan jasmani,
Seseorang menganggap dirinya cantik/tidak cantik, tinggi/pendek, sehat,
hitam karena hal itu merupakan konsep diri jasmaniah seseorang. Apabila
seseorang merasa dirinya memiliki ciri-ciri tubuh badan yang menarik pada mata
individu lain. Seseorang yang seperti itu dinasihihati supaya rajin menjaga badan
dan penampilannya, nasihat itu bertentangan dengan konsep dirinya dan
menganggap nasihat itu merupakan ancaman bagi seseorang tersebut. Akibatnya
seseorang tersebut menolak nasihat itu dan bahkan tidak menyukai orang yang
memberikan nasihat tersebut.
- Konsep diri berkenaan kehidupan sosial,
Konsep diri kehidupan sosial berkaitan dengan hubungan sosial dengan orang
lain. Seseorang yang berasa dirinya seorang yang disukai kawan-kawannya,
populer, mempunyai bakat kepemimpinan, pandai menyesuaikan diri dalam
kumpulan, pandai mengambil hati orang lain dikatakan seseorang tersebut
mempunyai konsep diri sosial yang positif. Apabila seseorang merasa dirinya
tidak pandai bergaul, terlalu pemalu, tidak populer, tidak disukai orang lain, tidak
pandai mengambil hati orang lain, maka seseorang tersebut dikatakan
mempunyai konsep diri yang negatif.
- Konsep diri berkenaan emosi,
Seseorang menganggap dirinya seorang periang, beremosi stabil, pandai
mengawali perasaan marah, cemburu, sedih dan dendam, tahu menghiburkan
hatinya sendiri, pandai menaikkan semangat yang dikatakan orang lain maka
dikatakan seseorang tersebut mempunyai konsep diri emosi yang positif.
Sebaliknya, apabila seseorang dinasihati supaya banyak bersabar dan nasihat itu
mengancam konsep diri emosinya, maka seseorang tersebut akan menolak
nasihat tersebut.
- Konsep diri berkenaan dengan daya intelek.
Konsep diri intelektual adalah faktor terpenting. Apabila seseorang
menganggap dirinya pintar, bijaksana, cerdas, bodoh ataupun dungu maka hal
tersebut adalah konsep diri intelektualnya. Bagi seseorang yang memiliki konsep
diri intelektual positif, seseorang itu dinasihati supaya berfikir panjang sebelum
berbuat. Padahal orang yang menasihati lulus sekolah menengah, sehingga
seseorang tersebut tidak dapat menerima nasihat tersebut.
Ainon Mohd, M. A. (2011). 11 Teori & Prinsip Motivasi di tempat Kerja. Malaysia:
PTS Proffesional Publishing Sdn. Bhd.

50 Nama : Mudrika Novita Sari


NIM : 131611133050

2. Komponen konsep diri

Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, melainkan juga


penilaian tentang diri sendiri. Konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan
apa yang rasakan tentang diri sendiri, serta apa yang diharapkan pada diri
sendiri. Dengan demikian ada lima komponen utama dari konsep diri, yaitu:
a. Gambaran diri (body image), adalah sikap individu terhadap tubuhnya,
baik sadar maupun tidak sadar. Meliputi: penampilan, potensi tubuh,
persepsi dan perasaan tentang ukuran serta bentuk tubuh. Hal-hal yang
terkait dengan gambaran diri, misalnya fokus individu terhadap fisik
lebih menonjol pada usia remaja, cara individu memandang diri
berdampak penting terhadap aspek psikologis, dan gambaran yang
realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan
memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan
harga diri.
b. Ideal diri (self ideal), adalah persepsi individu tentang perilakunya
yang disesuaikan dengan standar pribadi terkait dengan cita-cita,
harapan, dan keinginan yang ingin dicapai. Hal-hal yang terkait
dengan ideal diri, misalnya perkembangan awal terjadi pada masa
kanak-kanak, terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi
terhadap orang tua maupun orang-orang yang ada disekitarnya dan
mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga
dan sosial.
c. Harga diri (self esteem), adalah penilain individu terhadap hasil yang
dicapai dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu
tersebut. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri.
Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain
dan mendapat penghargaan dari orang lain. Individu akan merasa
berhadil atau hidupnya bermakna apabila diterima dan diakui orang
lain atau merasa mampu menghadapi kehidupan dan mampu
mengontrol dirinya.
d. Peran diri (self role), adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang
diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat. Setiap
individu disibukkan oleh berbagai macam peran yang terkait dengan
posisinyapada setiap saat, selama ia masih hidup. Konflik peran terjadi
apabila peran yang diinginkan individu, sedang diduduki individu lain.
Peran yang tidak jelas, terjadi apabila individu diberikan peran yang
kabur, sesuai perilaku yang diharapkan. Peran yang tidak sesuai,
terjadi apabila individu dalam proses peralihan mengubah nilai dan
sikap. Peran berlebih, terjadi jika individu memiliki banyak peran
dalam kehidupannya.
e. Identitas diri (self identity), adalah kesadaran akan diri pribadi yang
bersumber dari pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua
aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh. Hal-hal yang terkait
dengan identitas diri, misalnya berkembang sejak masa kanak-kanak
bersamaan dengan berkembangnya konsep diri, identitas jenis kelamin
berkembang secara bertahap sejak bayi, dan individu yang mandiri
dapat mengatur dan menerima dirinyaSumber:
Sunaryo. (2002). PSIKOLOGI UNTUK KEPERAWATAN. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

4. Jenis konsep diri

Ada beberapa jenis konsep diri antara lain pendapat Hurlock (1988) dengan
mengemukakan lima macam ialah: (1) konsep diri tentang cirriciri fisik, (2)
konsep diri psikis (3), konsep diri social dan emosial, (4) konsep diri aspirasi,
dan (5) konsep diri prestasi. Setiap individu dalam memandang dan
mengevaluasi terhadap ke lima jenis konsep diri tersebut positif, maka akan
mempengaruhi perilaku dan perilakunya positif. Konsep diri terbagi atas
konsep diri yang negative dan konsep diri yang positif, yaitu:
a. Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana
individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik
sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu
yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima
sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri
sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat
menerima dirinya apa adanya (Calhoun dan Acocella, 1990).

Orang dengan konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu
(Sukatma, 2004):
• Yakin dengan kemampuannya dalam mengatasi masalah
• Merasa setara dengan orang lain
• Menerima pujian tanpa rasa malu
• Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat,
• Mampu memperbaiki dirinya sendiri karena ia sanggup
mengungkapkan aspek kepribadian yang tidak ia senangi dan berusaha
mengubahnya.

b. Calhoun dan Acocella (1990) membagi konsep diri negatif menjadi


dua tipe, yaitu:
• Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar teratur, tidak
memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut
benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya
atau yang dihargai dalam kehidupannya.
• Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini
bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras,
sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya
penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya
merupakan cara hidup yang tepat.

Orang dengan konsep diri negatif ditandai dengan lima hal, yaitu
(Brooks dan Emmert dalam Sukatma, 2004):
• Peka terhadap kritik, dalam arti orang tersebut tidak tahan terhadap
kritik yang diterimanya dan mudah marah.
• Responsif terhadap pujian. Semua embel-embel yang menunjang
harga diri menjadi pusat perhatiannya.
• Bersikap hiperkritis, artinya selalu mengeluh, mencela, dan
meremehkan apapun dan siapapun. Tidak mampu memberi
penghargaan pada kelebihan orang lain.
• Merasa tidak disenangi dan tidak diperhatikan. Orang lain adalah
musuh.
• Bersikap pesimis terhadap kompetisi. Enggan bersaing dan merasa
tidak berdaya jika berkompetisi dengan orang lain.
Effendi, K. (2012). HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN
VERBAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWAKELAS LIMA
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SUKONANDI
YAGYAKARTA. HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia), 1(1), 26-31.

Anda mungkin juga menyukai