Anda di halaman 1dari 11

ANFIS SISTEM PERKEMIHAN 2.

Medula  bagian terdalam, terdiri atas striasi


(garis-garis) berbentuk kerucut yg pucat
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari (piramid renal). Ujung piramid akan menjadi
zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan colix minor, beberapa colix minir bergabung
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh menjadi colix mayor, beberapa colik mayor
GINJAL bergabung menjadi pelvis renalis dan berlanjut
sebagai ureter.
• Terdapat 2 buah, berbentuk seperti kacang, panjang
11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm, beratnya 150 gram. STRUKTUR MIKROSKOPIK GINJAL

• Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen Ginjal terdiri atas sekitar 1 juta unit fungsional nefron
dibelakang peritonium pada kedua sisi vertebra 1. Glomerulus  terjadi proses filtrasi
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3
2. Tubulus  cairan filtrasi diubah menjadi urin.
• Ginjal kiri lebih tinggi dari ginjal kanan karena Tubulus proksimal, lengkung hendle, tubulus
adanya hepar distal, dan tubulus urinarius (papilla vateri)
• Batas atas : ginjal kiri setinggi iga XI, ginjal kanan GLOMERULUS
setinggi XII
Arteri renalis memvascularisasi ginjal setelah
• Batas bawah : ginjal kiri setinggi diskus bercabang-cabang akhirnya menuju masing-masing
intervetrebalis antara vertebra Lumbalis II dan nefron dalam bentuk arteriolle afferent dan memasuki
Lumbalis III, ginjal kanan setinggi ujung bawah tubulus yg mengalami invagensesi yg disebut Capsula
vertebra LIII Bowmani dan membentuk kapiler
FUNGSI GINJAL • Capsula Bowmani dan kapiler ini disebut
1. Ekskresi sisa metabolisme Glomerulus

2. Regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit • Kapiler ini meninggalkan Glomerulus dan
membentuk Arteriole efferent. Arteriole
3. Regulasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi effernt ini membentuk kapiler yg mengelilingi
elektrolit tubulus
4. Regulasi tekanan darah TUBULUS
5. Regulasi keseimbangan asam basa Setelah mengalami filtrasi, cairan akan ditampung dan
6. Produksi eritropoeitin mengalami berbagai proses di tubulus ginjal

7. Fungsi metabolik khusus • Tubulus Proximalis, Menampung hasil filtrasi


Glomerulus, Berkelok-kelok disebut Tubulus
STRUKTUR MAKROSKOPIK GINJAL Contortus Proximalis
• Ginjal terbungkus selaput tipis (kapsul fibrosa) • Loop of Henle, Kelanjutan tubulus proximalis
berupa jaringan fibrus berwarna ungu tua tidak berkelok, terdiri dari:
• Lapisan pada ginjal :  Pars Descenden, dibagi 2 bagian tebal dan tipis
1. Korteks  bagian luar, terdapat corpusculi  Pars Ascenden, dibagi 2 bagian tebal dan tipis
renalis, tubuli contorti, permukaan tubulus
collectus  Ansa Henle, pertemuan pars Ascenden dan
Descenden berupa lengkuangan
1
 Tubulus Distalis, berkelok-kelok dan berakhir PROSES PEMBENTUKAN URIN
menjadi Tubulus Arcuatus yg bermuara
1. FILTRASI
kedalam Tubulus Colectivus bergabung
Proses yang terjadi adalah penyaringan zat-zat sisa
menjadi Ductus Papilaris Bellini dan menjadi
metabolisme yang harus dibuang tubuh seperti
Calix Minor
urea, Cl, dan air. Hasil proses filtrasi berupa urine
primer (filtrat glomerulus) yang terdiri atas air,
glukosa, garam serta urea. Proses filtrasi ini
menghasilkan urine yang masih mengandung zat
zat yang berguna seperti glukosa, garam, dan asam
amino.
Tahapan pada proses filtrasi terjadi di
glomerulus. Darah dari aorta masuk ke ginjal
melalui arteri ginjal, kemudian menuju ke badan
Malpighi. Hasil dari proses filtrasi akan disimpan
sementara dalam Simpai Bowman. Selanjutnya,
Aparatus Justa Glomerolus merupakan sel ginjal yg proses berlanjut ke tahapan reabsorsi. Laju filtrasi
menghasilkan Renin. Keadaan yang dapat glomerulus:
menimbulkan pengeluaran renin : • LFG : jumlah cairan yang difiltrasi ke dalam
kapsula Bowman per satuan waktu
– Penurunan laju filtrasi glomeruli • Rata-rata LFG adalah : 125 ml/menit atau 180
– Penurunan tekanan glomeruli liter/hari
• LFG dipengaruhi oleh :
– Peningkatan rangsangan simpatis – Tekanan filtrasi net
– Koefisien filtrasi
MEKANISME RENIN
Faktor yg mempengaruhi LFG: Rangsangan simpatis
• Renin berdifusi ke dalam darah, masuk ke sirkulasi dan Tekanan arteri
• Di dalam darah renin memisahkan angiotensin I
2. REABSORBSI
dari substrat renin, yaitu alfa 2 globulin
Reabsorbsi merupakan proses diserapnya kembali
• Angiotensin I adalah deka peptida, jika mengalir ke zat zat yang masih bermanfaat untuk tubuh. Proses
paru-paru, akan pecah menjadi okta peptida reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal. Zat-zat dari
Angiotensin II dibawah pengaruh Angitensin hasil filtrasi yang masih berguna untuk tubuh
Converting Enzyme (ACE) yang ada di jaringan seperti glukosa, asam amino, dan garam akan
paru-paru. diserap lagi oleh tubulus proksimal dan
lengkung henle. Dari proses reabsorbsi ini
• Angiotensin II adalah bahan vasokonstriktor yang didapatkan urine sekunder (filtrat tubulus). Ciri-
kuat dan dapat menimbulkan vasokonstriksi ciri urine sekunder adalah memiliki kadar urea
ekstensif di seluruh tubuh yang tinggi.
PERAN ALDOSTERON
• Aldosteron dihasilkan oleh korteks kelenjar adrenal 3. AUGMENTASI
• Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Na dan Urine sekunder dari hasil proses reabsorbsi akan
sekresi K di tubuli menuju tubulus distal dan collecting ductus. Pada
tubulus distal, zat sisa yang dikeluarkan berupa
kreatinin, H+, K+, NH3 . Proses ini mengandung
2
sedikit air dan menghasilkan urine sesungguhnya.
Komposisi penyusun urine sesungguhnya adalah
urea, amonia, sisa-sisa metabolisme protein, dan
zat racun di dalam darah seperti sisa sisa obat-
obatan hormon, garam mineral, dan sebagainya.
Urine yang sesungguhnya kemudian menuju
ductud collecting dan akan bermuara ke rongga
ginjal.
Dari rongga ginjal, urine sesungguhnya akan
melalui ureter untuk menuju kandung kemih
(vesika urinaria).  uretra

Aliran darah ginjal mendapatkan dari aorta


abdominal. Kapiler darah yg meninggalkan glomerulus
a/ arteriol eferen glomerulus  vena cava inferior
Ginjal mendapatkan persyarafan dari fleksus
renalis.

3
• Batasi buah & sayur jika ada hyperkalemia
Otot detrusor  penahan BAK di VU
Meatus uretra  lubang kencing

OBSTRUKSI RENAL DISEASE


Penyebab batu ginjal, urin yang terlalu kental, sering
minum bersod, isotonic dan tinggi vit C.
FAKTOR RESIKO:
Laki2, obesitas, riwayat keluarga(pola hidup), riwayat
BG, pengobatan yang berjangka, jarang minum,
banyak minum isotonic dan tinggi vit C
GEJALA:
 Tiba2 datang nyeri
 Nyeri, dilakukan palpasi di V12 belakang
 Mual & muntah karena urin lengket, kental
KANDUNGAN BATU
Kandungan oksalat, kasium posfat/asam urat, dan
Sistine.
PEMERIKSAAN
Urinalisis: hematuria, gejala infeksi (demam), Kristal,
PH meninggat
Pemeriksaan metabolisme
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
USG dan CT-scan

GIZI & DIET SISTEM PERKEMIHAN KELUHAN UTAMA


Nyeri dan BAK berdarah
Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan
homostatik cairan, elektrolit dan bahan2 organik falam
tubuh melalui proses filtrasi, reabsorbsi dan ekskresi.
GAGAL GINJAL
Makanan yang dapat membebani saluran kemih:
kopi (kafein dpt menstimulasi otot kandung kemih), Kehilangan fungsi ginjal yg tiba2 (bbrp jam –bbrp hr)
alkohol, rasa asam (mengiritasi), pedas, pemanis ditandai dgn dgn penigkatan BUN & kreatinin serum.
buatan, minuman bersoda. Peningkatan BUN 15-30 mg/dl dan peningkatan
kreatinin 1-2 mg /dl  GGA u/ klien yg sebelumnya fs
GEJALA: anoreksia, nausea, lelah, gatal, ngantuk, ginjal normal
pusing dan sesak.
• Batasi garam jika hipertensi, asites, dan edema
4
KATAGORI GGA PATOFISIOLOGI INTRA RENAL
PRA RENAL • Perfusi ke ginjal yg lemah menetap dlm periode yg
lama  ginjal menjadi rusak shg pengembalian
Penyebab pra renal GGA kejadian fisiologis yg
perfusi ke ginjal tidak memberikan efek pd filtrasi
mengakibatkan penurunan sirkulasi (ischaemia) pada
glomerulos GGA Intrinsik (kategori intra renal
ginjal (hypovolemia= perdarahan, luka bakar,
spt NTA, nefropathy) .Diperberat o/ obat
kehilangan mel sal cerna: spt pankreatitis & GE dan
nefrotoksik atau antibiotik spt aminoglikosida
gagal kardiovaskuler= gagal jantung, infark,
tamponade jantung, emboli paru)  Obstruksi PATOFISIOLOGI POST RENAL
pembuluh darah ginjal bilateral: emboli, thrombosis
• Kondisi yg menghambat aliran urine dari ginjal
INTRA RENAL: keluar dpt mengakibatkan azotemia post renal
Katagori intra renal GGA kejadian fisiologi yg • Obstruksi pd setiap tempat dalam saluran
secara langsung mempengaruhi fungsi & struktur perkemihan tekanan retrograd melalui sistem
jaringan ginjal. Ginjal kehilangan kemampuan kolegentes & nefron menghambat laju aliran
mengekskresikan sampah nitrogen dari met protein cairan tubular & penurunan LFG reabsorbsi Na,
Air, ureum penurunan Na Urine & meningkat
Kerusakan tubulus tdk mampu memekatkan urin
osmolalitas & BUN urine, kreatinin meningkat.
Gagal pra renal  gagal intra renal  NTA Makin lama tekanan  dilatasi sistem koligentes,
(Nefrotoksik tubular akut) menekan dan merusak nefron

POST RENAL PENGKAJIAN


Obstruksi pd aliran urin dari duktus koligentes pd GGA Non Oliguria:
ginjal s/d orifisium urethra eksternal. Obstruksi ureter
• Hal ini terjadi pd sekelompok klien terutama yg
bilateral : Kalkuli, Bekuan darah, Tumor, Fibrosis retro
mendapatkan th/ antibiotik nefrotoksik. Bila th/
peritoneal, Trauma pembedahan
tidak dihentikan sebelum fungsi ginjal menurun
PATOFISIOLOGI PRA RENAL maka kerusakan fungsi terjadi selama 7-10 hr dan
dapat pulih kembali
• Penurunan perfusi ginjal perubahan komposisi
urin terjadi > dini • Kelainan kimia darah pd GGA Non Oliguria >
ringan
• Aliran darah yg sangat tgg k/ penurunan volume
darah, penurunan curah jantung, penurunan GGA oliguria
tekanan darah < 80 perubahan yg jelas pd fungsi
• Gambaran klinis sering didominasi o/ riw
ginjal kapasitas u/ autoregulasi terlampaui
komplikasi pembedahan diikuti oliguria (vol urine
jumlahb cairan tubular menurun & cairan mengalir
< 400 ml/hr), lamanya rata2 12 hr. Tapi biasanya
lebih lambat peningkatan reabsorbsi Na & air
timbul 2 s/d 3 hr. Kondisi ini disertai peningkatan
Penurunan sirkulasi ginjal terlarut yg
BUN 25-30 mg/dl .Peningkatan kreatinin 1,5-2
direabsorbsi dibuang> lambat
mg/dl.
peningkatantonusitas medular memperbesar
reabsorbsi dari cairan tubulus distal perubahan • Komplikasi yg umum adalah k/overhidrasi gagal
urin tipikal menurun < 400 ml/hr & peningkatan jantung, edema paru, kematian. Bisa juga
ureum & kreatinin urine mengalami asidosis, hiperkalemia, gejala uremia

5
TAHAP DIURETIK Sisa2 met BUN & kreatinin terakumulasi dlm
darah & ginjal tdk mampu mempertahankan
• Fase oliguri diikuti o/ kembalinya fungsi ginjal
homeostasis
peningkatan volume urine
Bila tdk dilakukan dialisa fatal /kematian
• Ditandai status hidrasi saat klien masuk tahap Perubahan patofis:
diuretik • Isfungsi ginjal ggn GFR pengeluaran prod
urine & ekskresi air abnormal, ketidakseimbangan
• Bila klien > cairan diuresis bisa 4-5 l/hr elektrolit & met abnormal
terbuangnya Na & elektrolit terjadi kematian k/ • Akibatnya Hipostenuria (kehilangan kemampuan
ke < elektrolit memekatkan urine) & poliuria  tanda awal GGK
Chronic Kidney Disease (CKD) bisa didefinisikan • Jika fs ginjal mencapai tahap ini  BUN
sebagai penyakit kerusakan ginjal lebih dari 3 (tiga) meningkat + >> beban cairan s/d out put urine yg
bulan dengan laju filtrasi glomerolus (LFG) atau tidak adekwat.
glomerolus filtration rate (GFR) kurang dari 60 • GGK bisa dehidrasi / overhidrasi
ml/menit/1,73 m2 . Kondisi dimana ginjal tidak Perubahan Metabolik
mampu mengeluarkan sisa metabolik & >>> air. • GGK ggn ekskresi BUN & Kreatinin
Jika berkembang > lanjut ginjal mengalami Kreatini berasal dari Kreatinin dan fosfokreatin pd
kerusakan yg irreversible. Tahapan CKD: otot rangka tgt masa otot, aktifitas & makanan
• Perubahan Kardiak
1. tahap 1 fungsi sedikit berkurang, kerusakan ginjal CRF ggn sist kardiovaskuler
dengan GFR normal atau relative tinggi (>90 Manifestasi : anaemia, hipertensi, CHF &
ml/menit/1,73 m2) perikarditis. Anaemia: penurunan erythropoetin,
2. tahap 2 ringan pengurangan GFR (60-89 penurunan masa hidup sel darah merah k/ uremia,
ml/menit/1,73 m2) def besi & as folat , perdarahan GIT
3. tahap 3 sedang pengurangan GFR (30-59 • Hipertensi : k/ overload cairan & sodium &
ml/menit/m2 ,tahap 3A (45-59 ml/menit/1,73 m2) kesalahan sistem renin angiotensin-aldosteron.
dan tahap 3B (30-44 ml/menit/1,73 m2) Aliran darah ke ginjal <  memproduksi renin
4. tapap 4 parah penurunan pada GFR (15-29 hipertensi berat. CRF peningkatan kerja jantung
ml/menit/1,73 m2) k/ anaemia, hipertensi & > cairan
5. tahap 5 gagal ginjal dengan GFR (<15
ml/menit/1,73 m2) PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memperhatikan homeostatis
PATOFISIOLOGI 2. Mencegah komplikasi
1. Tahap gagal ginjal: 3. Memberikan informasi ttg prognosa/ proses &
- Tahap I: Diminished Renal Reserved kebutuhan pengobatan
Penurunan fungsi ginjal tapi tidak terjadi 4. Mensuport
penumpukkan sisa met & ginjal sehat
berkompensasi KRITERIA PASIEN PULANG
- Tahap II: Renal Insufficiency: 1. Keseimbangan cairan & elektrolit
Kategori ringan 40-80 % fungsi normal’
Kategori sedang 15-40 fungsi normal 2. Komplikasi dpt dicegah
Kategori berat 2-20 % fungsi normal 3. Proses peny / prognosis dpt dimengerti
Sisa met mulai terakumulasi dalam darah
Peningkatan BUN, Kreatinin, As Urat, Fosfor 4. Menerima realitas
- Tahap III: End Stage Renal Disease (ESRD) ->
peny ginjal tahap lanjut
6
HEMODIALISA • Darah akan ditarik o/ pompa darah/ blood pump
melalui ABL ke dialyzer , dlm dialyzer darah akan
Su/ proses translokasi dari solut dlm plasma darah ke mengisi kompartemen darah (I)
dalam cairan dialisat melalui membran semi permeabel
k/ perbedaan konsentrasi (difusi ) dan perbedaan • Cairan dialisat akan dialirkan o/ mesin dialisis u/
tekanan (filtrasi). Indikasi ARF (hiperkalemi, mengisi kompartemen dialisat (II)
azotemia, asidosis berat) CRF • Kedua kompartemen dipisahkan o/ membran semi
ISTILAH-ISTILAH HD permeable Setelah terjadi proses dialisa dalam
dialyzer maka darah tersebut akan dilarkan kembali
1. Ginjal Buatan / dialyzer
melalui VBL ke dalam tubuh, sedang cairan
Alat dimana proses dialisa terjadi 2 ruangan, dialisat yg berisi toksin yg ditarik dari darah
Ruangan darah / kompartemen darah dan Ruangan dibuang o/ mesin dialisat
dialysat /kompartemen dialisat.
DOSIS HD
2. Blood line: mengalirkan darah dari tubuh ke dialyzer
dan dari dialyzer ke tubuh 1. TD (time of dialysis). Berapa menit tiap HD u/
mencapai efektifitas tiap mg 12 jam: 3 x 4 jam atau
• Arteri blood line / ABL/ Inlet 2 x 6 jam
• Vena blood line /VBL/ Outlet 2. ID (interdialityc time) waktu interval HD
3. Dialisat: Cairan yg digunakan pd proses HD ,terdiri • Pasien berat / akut 3x1mg 2 jam
dari campuran air dan elektrolit yg konsentrasi &
tekanan osmotik hampir sama dgn darah • Pasien stabil 2x1mg 4 jam

4. Akses darah: 3. QB (Blood Flow):

• Tempat penusukan pd vena u/ mendapatkan • Besarnya aliran darah yg dialirkan ke dlm


aliran darah 150 -300 cc /menit dialyzer besar : 150 – 300 cc / mnt

• Temporer / sementara : bbrp jam sampai • QB makin besar HD makin efektif


minggu vena femoral, vena subclavia 4. QD (Dialysat flow)
• Permanen: lama / tahunan arterio vena fistula • Besarnya aliran dialysat ke dalam dialyzer
(AV shunt) besar 300 – 500 cc/mnt
• QD makin besar, proses HD makin efektif
5. Antikoagulan: 5. K ( Kliren’s Dialyzer)
Obat u/ mencegah pembekuan darah, Obatnya : • Kemampuan dialyzer u/ membersihkan drh dari
heparin cara pemakaian: cairan & zat yg terlarut
a. intermitten:diberi selang 1 jam • Makin besar kliren’s dialyzer makin besar
b. continous: terus2an selama HD kemampuan u/ membersihkan darah

c. Minimal: pd waktu menyiapkan sirkulasi darah • Besarnya kliren’s dipengaruhi bahan.,tebal,


luas membran, kliren’s dialyzer disebut
d. Regional:pd ABL diberi heparin pd VBL diberi koefisien ultra filtrasi (KUF)
potamin
6. TMP (Trans Membran Pressure):
PROSES HD

7
• Besarnya perbedaan tekanan hydrostatik antara c. Dgn subclavia
kompartemen dialisis (Pd) dan kompartemen
darah (Pb) 2. Menghubungkan sarana hub sirkulasi dgn mesin
(mulai HD)
• TMP= Pb – Pd mm Hg
3. Pengamatan selama HD (TTV, posisi, keluhan, dll)
• TMP diperlukan agar terjadi proses filtrasi
PER SETELAH HD
• Usahakan Pb > Pd
1. Mengakhiri HD, Persiapan alat2 : deppers, betadin,
• TMP tidak boleh < 50 mmHg
plester. Alat penekan, bantal pasir
• TMP diatur mesin secara otomatis / manual
2. Membersihkan mesin HD, Dibersihkan baik bagian
7. UFR (Ultra Filtration Rate) luar maupun dlm
• Banyaknya cairan yg direncanakan ditarik dr 3. Melengkapi pengisisan formulir harian dialisa
tubuh pasien setiap jam
KOMPLIKASI
• Target UFR: jumlah cairan /BB yg akan
diturunkan. Penatalaksanaan HD: Per sebelum • Disebabkan tindakan HD
HD, Per selama HD, Per setelah HD
A. Hipotensi; Lemas, berkeringat, pandangan
PER SEBELUM HD kunang2, mual, muntah, sesak. Penyebab:
1. Persiapan Mesin: Listrik, Air, Saluran pembuangan •Pengeluaran cairan yg terlalu cepat
dan Dialisat
•Pengeluaran cairan berlebihan
2. Persiapan alat2: Dialyzer 1 bh, Blood lines 1 bh, AV
fistula 2 bh, NaCi 0,9% 3 flabot, Infus set 1 buah, Bak •Sebelumnya dehidrasi
steril
•k/ obat anti hipertensi
3. Persiapan sirkulasi darah
B. Sindroma disequilibrium; Tekanan darah
Menyiapkan dialyzer & blood line pd mesin HD yaitu: naik, Sakit kepala hebat, Gelisah, Penglihatan
kabur, Perasaan sesak, Perasaan enek, Kadang
a. Soaking  melembabkan dialyzer
bisa kejang. Penyebab: penurunan kadar serum
b. Rinsing membilas dialyzer kreatinin dan ureum cepat
C. Nyeri dada; Gelisah, Kesakitan daerah dada,
c. Priming mengisi sirkulasi pertama Penyebab: Akibat hipertensi dan Penarikan
4. Persiapan pasien cairan terlalu cepat
D. Keram; Sakit daerah betis, paha, perut, jari,
Persiapan mental, Izin dilakukan tindakan (bagi yg tangan. Penyebab Pengeluaran cairan
baru), Persiapan fisik: timbang BB, Obs TTV, Obs KU berlebihan dan Gangguan elektrolit
E. Menggigil; Mengeluh kedinginan, Menggigil,
Kadang suhu tubuh naik, Lemas, muntah,
berkeringat. Penyebab: Reaksi pyrogen, Reaksi
PER SELAMA HD tranfusi, Sterilisasi kurang
F. Kejang; Kejang Penyebab: Hipertensi berat,
1. Mempersiapkan sarana hubungan sirkulasi Emboli udara dan Sindroma disequilibrium
berat
a. Dgn internal AV shunt / fistula
Disebabkan kesalahan teknis:
b. Dgn femoral
8
- emboli udara (Udara dari outlet / venous line - Pemasangan kateter dokter
masuk ke tubuh pasien) - Proses PD:
- Dialyzer bocor (Blood Leak) a. Kateter PD sambungkan dgn inflow dan out flow
b. Lakukan test masukkan cairan sesuai jumlah
• Blood leak detector alarm
yg ditentukan keluarkan tanpa dwelling time
• Dialisat yg keluar warna merah c. Bila test lancar lanjutkan : inflow 15’,
Indweliing 30-45’, out flow 15-20’
- Dialyzer beku / clot: Tekanan arteri alarm dan
d. Prosedur pd awal penggunaan dpt sampai 72 jam
Dialyzer warna gelap sebagian / seluruh
tgt urea N
HD ADEKUAT e. Lama PD tgt keadaan pasien bisa samapai 5 -7 hr
- Prosedur pertukaran cairan
1. Ultra Filtrasi adekwat. Parameternya: tercapainya Pemasukan sejumlah cairan tgt exchange / cycle
BB kering (dry weight) yaitu BB tanpa edema Pertukaran terdiri dr 3 fase:
2. Analisa adekwat. Parameternya adalah setiap HD • Fill: cairan dimasukkan ke rongga peritoneum
dpt menurunkan 5 -60% kadar ureum pasien. Kadar • Dwell time: cairan dialisat disimpan dalam
kreatinin tdk dapat dijadikan patokan k/ dipengaruhi rongga peritoneum dlm jangka waktu ttt.
banyak faktor. Lamanya dwell time tgt type peritoneal dialisa
.Bila APD < 60 mnt, CAPD >4 jam
PERITONEAL DIALISA
B. Dialisis Peritoneal Kronis u/ pasien GGK (CKD)
Proses dialisis yang dilakkukan dalam dan oleh tubuh salah satunya CAPD (Continous Ambulatory
pd selaput peritoneal dalam rongga perut (peritoneum) Peritoneal Dialysis) atau Dialisis Peritoneal Mandiri
yg banyak mengandung pembuluh darah dibantu oleh Berkesinambungan (DPMB). CAPD:
cairan dialisis yg dimasukkan ke dalam peritoneal
melalui kateter yg dipasang. • Type PD yg dpt dilakukan di rumah

Indikasi PD: • Dialisis yg bebas dari mesin


• Dilakukan terus menerus selama 24 jam 7 hari
• Peny jantung koroner yg berat
seminggu
• Sukar membuat akses darah Pertukaran cairan setiap 3-5 kali sehari setiap 4-6 jam
• Anak sekali, setelah pertukaran cairan yg terakhir (pd malam hari)
cairan akan disimpan dalam rongga peritoneum semalaman
• Manula
Perbedaan PD dengan CAPD
Kontraindikasi:
PD:
• Illeus paralitik / obstruktif
• Dialyzer khusus yg dpt dirubah sesuai kondisi
• Hernia pasien

KI absolut kehilangan fungsi area permukaan • Kecepatan aliran dialisat dapat dirubah
peritoneum • Waktu dialisis dpt dirubah 2x /mg ,3x/mg
• Kecepatan aliran dialisat dpt dirubah.
CAPD:

JENIS PD • Pasien gunakan membran peritoneum yg tdk dpt


dirubah
A. Dialisis Peritoneal Akut /APD
9
• Kecepatan aliran dialisat tdk dapat dirubah
• Waktu dialisis sehari sesudah 24 jam, dwelling
time dpt dimaksimalkan
PRE PRA TG
• Dpt menambah volume cairan
• Persiapan mental: pasien diisolasi: berikan
Masalah keperawatan yg sering muncul pd pasien dialisis
penyuluhan u op
• Ggn rasa aman cemas
• Persiapan fisik: Obs TTV, pem lab, pem rontgen,
• Ggn rasa nyaman gatal EKG
• Ggn kebutuhan istirahat tidur • Persiapan pasien: cukur daerah op, kompres daerah
• Ggn konsep diri op 2 jam

TRANSPLATASI GINJAL • seb op : pasien puasa , klisma tinggi, premedikasi

Operasi pemindahan ginjal sehat (donor) kepada orang PRE OP


lain (resipient) baik donor hidup atau mati (cadaver) • Pasien diisolasi
Syarat2 resipient: • Membatasi kontak dgnpengunjung
• Usia 16-55 th Pengamatan yg harus dilakukan
• Tdk mengidap peny berat • Obs TTV
• Kondisi prima dgn cara: • Obs intake output 12 jam pertama tiap jam,
 Diet TKTP hari kedua tiap 3 jam, hari ketiga tiap 6 jam

 Hb > 10 gr% • Kateter: ganti setelah 5 hr, dilepas hari ke 6-10,


obs adanya sumbatan, terlepas, terekuk
 HD adehidrat (12-15 jam /mg)
• Bj urine : hari I tiap jam, hari II tiap 3 jam, hari
 HD terakhir sehari sebelum TG III 6-12 jam
Syarat2 Donor: • Drain: diangkat setelah hari ke 7 , obs adanya
• Usia 16-55 th perdarahan, luka , terlepas drainnya

• Punya motivasi tinggi tanpa paksaan • Pemeriksaan lab: ureum, kreatinin, Na, K, tiap
4 jam
• Kedua ginjal normal ,tidak terinfeksi
• Pemberian obat2 immunosupressive sesuai
• Tdk mengidap peny berat yg memperburuk fs protokol
ginjal % komplikasi setelah op ginjal
• Diet: Hari I puasa, hari II lunak, hari III TKTP
• Gol darah cocok
MASALAH PD TG:
Sumber ginjal / donor:
• Rejeksi: penolakan tubuh thp ginjal yg
• Donor mayat / cadaver dicangkokan k/ dianggap benda asing
• Berlaku di semua negara kecuali negara islam Hiper akut: bbrp menit setelah pembuluh darah
disambung. Gejalanya: ginjal membiru,
TG di Ind berdasar PP No 18 th 198…
Lembek
10
, tidak produksi urine, Gejala masih dpt timbul
24 – 48 jam harus diangkat lagi
Akut: Terjadi dalam 3 bulan pertama. Gejala:,
Ginjal bengkak, keras, sakit, Urine <, Suhu
badan tinggi, nadi cepat
Kronik: timbul perlahan2, biasanya setelah
bbrp bulan / tahun. Gejala: Hipertensi,
Proteinuria, Menurun fungsi ginjal
Immunosupresi
 Obat yg digunakan u/ pencegahan rejeksi.
 Obat diberikan 2 tahap yaitu induksi &
pemeliharaan, Pasien gelisah, Proteinuria,
Kadar Na dalam darahtinggi
 Obat yg sering digunakan kombinasi misal
steroid & sefalosporin
 Komplikasi obat pd recipient menyebabkan
immun menurun.

11

Anda mungkin juga menyukai