• Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen Ginjal terdiri atas sekitar 1 juta unit fungsional nefron
dibelakang peritonium pada kedua sisi vertebra 1. Glomerulus terjadi proses filtrasi
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3
2. Tubulus cairan filtrasi diubah menjadi urin.
• Ginjal kiri lebih tinggi dari ginjal kanan karena Tubulus proksimal, lengkung hendle, tubulus
adanya hepar distal, dan tubulus urinarius (papilla vateri)
• Batas atas : ginjal kiri setinggi iga XI, ginjal kanan GLOMERULUS
setinggi XII
Arteri renalis memvascularisasi ginjal setelah
• Batas bawah : ginjal kiri setinggi diskus bercabang-cabang akhirnya menuju masing-masing
intervetrebalis antara vertebra Lumbalis II dan nefron dalam bentuk arteriolle afferent dan memasuki
Lumbalis III, ginjal kanan setinggi ujung bawah tubulus yg mengalami invagensesi yg disebut Capsula
vertebra LIII Bowmani dan membentuk kapiler
FUNGSI GINJAL • Capsula Bowmani dan kapiler ini disebut
1. Ekskresi sisa metabolisme Glomerulus
2. Regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit • Kapiler ini meninggalkan Glomerulus dan
membentuk Arteriole efferent. Arteriole
3. Regulasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi effernt ini membentuk kapiler yg mengelilingi
elektrolit tubulus
4. Regulasi tekanan darah TUBULUS
5. Regulasi keseimbangan asam basa Setelah mengalami filtrasi, cairan akan ditampung dan
6. Produksi eritropoeitin mengalami berbagai proses di tubulus ginjal
3
• Batasi buah & sayur jika ada hyperkalemia
Otot detrusor penahan BAK di VU
Meatus uretra lubang kencing
5
TAHAP DIURETIK Sisa2 met BUN & kreatinin terakumulasi dlm
darah & ginjal tdk mampu mempertahankan
• Fase oliguri diikuti o/ kembalinya fungsi ginjal
homeostasis
peningkatan volume urine
Bila tdk dilakukan dialisa fatal /kematian
• Ditandai status hidrasi saat klien masuk tahap Perubahan patofis:
diuretik • Isfungsi ginjal ggn GFR pengeluaran prod
urine & ekskresi air abnormal, ketidakseimbangan
• Bila klien > cairan diuresis bisa 4-5 l/hr elektrolit & met abnormal
terbuangnya Na & elektrolit terjadi kematian k/ • Akibatnya Hipostenuria (kehilangan kemampuan
ke < elektrolit memekatkan urine) & poliuria tanda awal GGK
Chronic Kidney Disease (CKD) bisa didefinisikan • Jika fs ginjal mencapai tahap ini BUN
sebagai penyakit kerusakan ginjal lebih dari 3 (tiga) meningkat + >> beban cairan s/d out put urine yg
bulan dengan laju filtrasi glomerolus (LFG) atau tidak adekwat.
glomerolus filtration rate (GFR) kurang dari 60 • GGK bisa dehidrasi / overhidrasi
ml/menit/1,73 m2 . Kondisi dimana ginjal tidak Perubahan Metabolik
mampu mengeluarkan sisa metabolik & >>> air. • GGK ggn ekskresi BUN & Kreatinin
Jika berkembang > lanjut ginjal mengalami Kreatini berasal dari Kreatinin dan fosfokreatin pd
kerusakan yg irreversible. Tahapan CKD: otot rangka tgt masa otot, aktifitas & makanan
• Perubahan Kardiak
1. tahap 1 fungsi sedikit berkurang, kerusakan ginjal CRF ggn sist kardiovaskuler
dengan GFR normal atau relative tinggi (>90 Manifestasi : anaemia, hipertensi, CHF &
ml/menit/1,73 m2) perikarditis. Anaemia: penurunan erythropoetin,
2. tahap 2 ringan pengurangan GFR (60-89 penurunan masa hidup sel darah merah k/ uremia,
ml/menit/1,73 m2) def besi & as folat , perdarahan GIT
3. tahap 3 sedang pengurangan GFR (30-59 • Hipertensi : k/ overload cairan & sodium &
ml/menit/m2 ,tahap 3A (45-59 ml/menit/1,73 m2) kesalahan sistem renin angiotensin-aldosteron.
dan tahap 3B (30-44 ml/menit/1,73 m2) Aliran darah ke ginjal < memproduksi renin
4. tapap 4 parah penurunan pada GFR (15-29 hipertensi berat. CRF peningkatan kerja jantung
ml/menit/1,73 m2) k/ anaemia, hipertensi & > cairan
5. tahap 5 gagal ginjal dengan GFR (<15
ml/menit/1,73 m2) PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memperhatikan homeostatis
PATOFISIOLOGI 2. Mencegah komplikasi
1. Tahap gagal ginjal: 3. Memberikan informasi ttg prognosa/ proses &
- Tahap I: Diminished Renal Reserved kebutuhan pengobatan
Penurunan fungsi ginjal tapi tidak terjadi 4. Mensuport
penumpukkan sisa met & ginjal sehat
berkompensasi KRITERIA PASIEN PULANG
- Tahap II: Renal Insufficiency: 1. Keseimbangan cairan & elektrolit
Kategori ringan 40-80 % fungsi normal’
Kategori sedang 15-40 fungsi normal 2. Komplikasi dpt dicegah
Kategori berat 2-20 % fungsi normal 3. Proses peny / prognosis dpt dimengerti
Sisa met mulai terakumulasi dalam darah
Peningkatan BUN, Kreatinin, As Urat, Fosfor 4. Menerima realitas
- Tahap III: End Stage Renal Disease (ESRD) ->
peny ginjal tahap lanjut
6
HEMODIALISA • Darah akan ditarik o/ pompa darah/ blood pump
melalui ABL ke dialyzer , dlm dialyzer darah akan
Su/ proses translokasi dari solut dlm plasma darah ke mengisi kompartemen darah (I)
dalam cairan dialisat melalui membran semi permeabel
k/ perbedaan konsentrasi (difusi ) dan perbedaan • Cairan dialisat akan dialirkan o/ mesin dialisis u/
tekanan (filtrasi). Indikasi ARF (hiperkalemi, mengisi kompartemen dialisat (II)
azotemia, asidosis berat) CRF • Kedua kompartemen dipisahkan o/ membran semi
ISTILAH-ISTILAH HD permeable Setelah terjadi proses dialisa dalam
dialyzer maka darah tersebut akan dilarkan kembali
1. Ginjal Buatan / dialyzer
melalui VBL ke dalam tubuh, sedang cairan
Alat dimana proses dialisa terjadi 2 ruangan, dialisat yg berisi toksin yg ditarik dari darah
Ruangan darah / kompartemen darah dan Ruangan dibuang o/ mesin dialisat
dialysat /kompartemen dialisat.
DOSIS HD
2. Blood line: mengalirkan darah dari tubuh ke dialyzer
dan dari dialyzer ke tubuh 1. TD (time of dialysis). Berapa menit tiap HD u/
mencapai efektifitas tiap mg 12 jam: 3 x 4 jam atau
• Arteri blood line / ABL/ Inlet 2 x 6 jam
• Vena blood line /VBL/ Outlet 2. ID (interdialityc time) waktu interval HD
3. Dialisat: Cairan yg digunakan pd proses HD ,terdiri • Pasien berat / akut 3x1mg 2 jam
dari campuran air dan elektrolit yg konsentrasi &
tekanan osmotik hampir sama dgn darah • Pasien stabil 2x1mg 4 jam
7
• Besarnya perbedaan tekanan hydrostatik antara c. Dgn subclavia
kompartemen dialisis (Pd) dan kompartemen
darah (Pb) 2. Menghubungkan sarana hub sirkulasi dgn mesin
(mulai HD)
• TMP= Pb – Pd mm Hg
3. Pengamatan selama HD (TTV, posisi, keluhan, dll)
• TMP diperlukan agar terjadi proses filtrasi
PER SETELAH HD
• Usahakan Pb > Pd
1. Mengakhiri HD, Persiapan alat2 : deppers, betadin,
• TMP tidak boleh < 50 mmHg
plester. Alat penekan, bantal pasir
• TMP diatur mesin secara otomatis / manual
2. Membersihkan mesin HD, Dibersihkan baik bagian
7. UFR (Ultra Filtration Rate) luar maupun dlm
• Banyaknya cairan yg direncanakan ditarik dr 3. Melengkapi pengisisan formulir harian dialisa
tubuh pasien setiap jam
KOMPLIKASI
• Target UFR: jumlah cairan /BB yg akan
diturunkan. Penatalaksanaan HD: Per sebelum • Disebabkan tindakan HD
HD, Per selama HD, Per setelah HD
A. Hipotensi; Lemas, berkeringat, pandangan
PER SEBELUM HD kunang2, mual, muntah, sesak. Penyebab:
1. Persiapan Mesin: Listrik, Air, Saluran pembuangan •Pengeluaran cairan yg terlalu cepat
dan Dialisat
•Pengeluaran cairan berlebihan
2. Persiapan alat2: Dialyzer 1 bh, Blood lines 1 bh, AV
fistula 2 bh, NaCi 0,9% 3 flabot, Infus set 1 buah, Bak •Sebelumnya dehidrasi
steril
•k/ obat anti hipertensi
3. Persiapan sirkulasi darah
B. Sindroma disequilibrium; Tekanan darah
Menyiapkan dialyzer & blood line pd mesin HD yaitu: naik, Sakit kepala hebat, Gelisah, Penglihatan
kabur, Perasaan sesak, Perasaan enek, Kadang
a. Soaking melembabkan dialyzer
bisa kejang. Penyebab: penurunan kadar serum
b. Rinsing membilas dialyzer kreatinin dan ureum cepat
C. Nyeri dada; Gelisah, Kesakitan daerah dada,
c. Priming mengisi sirkulasi pertama Penyebab: Akibat hipertensi dan Penarikan
4. Persiapan pasien cairan terlalu cepat
D. Keram; Sakit daerah betis, paha, perut, jari,
Persiapan mental, Izin dilakukan tindakan (bagi yg tangan. Penyebab Pengeluaran cairan
baru), Persiapan fisik: timbang BB, Obs TTV, Obs KU berlebihan dan Gangguan elektrolit
E. Menggigil; Mengeluh kedinginan, Menggigil,
Kadang suhu tubuh naik, Lemas, muntah,
berkeringat. Penyebab: Reaksi pyrogen, Reaksi
PER SELAMA HD tranfusi, Sterilisasi kurang
F. Kejang; Kejang Penyebab: Hipertensi berat,
1. Mempersiapkan sarana hubungan sirkulasi Emboli udara dan Sindroma disequilibrium
berat
a. Dgn internal AV shunt / fistula
Disebabkan kesalahan teknis:
b. Dgn femoral
8
- emboli udara (Udara dari outlet / venous line - Pemasangan kateter dokter
masuk ke tubuh pasien) - Proses PD:
- Dialyzer bocor (Blood Leak) a. Kateter PD sambungkan dgn inflow dan out flow
b. Lakukan test masukkan cairan sesuai jumlah
• Blood leak detector alarm
yg ditentukan keluarkan tanpa dwelling time
• Dialisat yg keluar warna merah c. Bila test lancar lanjutkan : inflow 15’,
Indweliing 30-45’, out flow 15-20’
- Dialyzer beku / clot: Tekanan arteri alarm dan
d. Prosedur pd awal penggunaan dpt sampai 72 jam
Dialyzer warna gelap sebagian / seluruh
tgt urea N
HD ADEKUAT e. Lama PD tgt keadaan pasien bisa samapai 5 -7 hr
- Prosedur pertukaran cairan
1. Ultra Filtrasi adekwat. Parameternya: tercapainya Pemasukan sejumlah cairan tgt exchange / cycle
BB kering (dry weight) yaitu BB tanpa edema Pertukaran terdiri dr 3 fase:
2. Analisa adekwat. Parameternya adalah setiap HD • Fill: cairan dimasukkan ke rongga peritoneum
dpt menurunkan 5 -60% kadar ureum pasien. Kadar • Dwell time: cairan dialisat disimpan dalam
kreatinin tdk dapat dijadikan patokan k/ dipengaruhi rongga peritoneum dlm jangka waktu ttt.
banyak faktor. Lamanya dwell time tgt type peritoneal dialisa
.Bila APD < 60 mnt, CAPD >4 jam
PERITONEAL DIALISA
B. Dialisis Peritoneal Kronis u/ pasien GGK (CKD)
Proses dialisis yang dilakkukan dalam dan oleh tubuh salah satunya CAPD (Continous Ambulatory
pd selaput peritoneal dalam rongga perut (peritoneum) Peritoneal Dialysis) atau Dialisis Peritoneal Mandiri
yg banyak mengandung pembuluh darah dibantu oleh Berkesinambungan (DPMB). CAPD:
cairan dialisis yg dimasukkan ke dalam peritoneal
melalui kateter yg dipasang. • Type PD yg dpt dilakukan di rumah
KI absolut kehilangan fungsi area permukaan • Kecepatan aliran dialisat dapat dirubah
peritoneum • Waktu dialisis dpt dirubah 2x /mg ,3x/mg
• Kecepatan aliran dialisat dpt dirubah.
CAPD:
• Punya motivasi tinggi tanpa paksaan • Pemeriksaan lab: ureum, kreatinin, Na, K, tiap
4 jam
• Kedua ginjal normal ,tidak terinfeksi
• Pemberian obat2 immunosupressive sesuai
• Tdk mengidap peny berat yg memperburuk fs protokol
ginjal % komplikasi setelah op ginjal
• Diet: Hari I puasa, hari II lunak, hari III TKTP
• Gol darah cocok
MASALAH PD TG:
Sumber ginjal / donor:
• Rejeksi: penolakan tubuh thp ginjal yg
• Donor mayat / cadaver dicangkokan k/ dianggap benda asing
• Berlaku di semua negara kecuali negara islam Hiper akut: bbrp menit setelah pembuluh darah
disambung. Gejalanya: ginjal membiru,
TG di Ind berdasar PP No 18 th 198…
Lembek
10
, tidak produksi urine, Gejala masih dpt timbul
24 – 48 jam harus diangkat lagi
Akut: Terjadi dalam 3 bulan pertama. Gejala:,
Ginjal bengkak, keras, sakit, Urine <, Suhu
badan tinggi, nadi cepat
Kronik: timbul perlahan2, biasanya setelah
bbrp bulan / tahun. Gejala: Hipertensi,
Proteinuria, Menurun fungsi ginjal
Immunosupresi
Obat yg digunakan u/ pencegahan rejeksi.
Obat diberikan 2 tahap yaitu induksi &
pemeliharaan, Pasien gelisah, Proteinuria,
Kadar Na dalam darahtinggi
Obat yg sering digunakan kombinasi misal
steroid & sefalosporin
Komplikasi obat pd recipient menyebabkan
immun menurun.
11