PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa.
Tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar dan diperkirakan jumlah
census USA (1993) dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990 sampai 2025
akan mengalami kenaikan jumlah usia lanjut sebesar 414 % suatu angka yang
paling tinggi diseluruh dunia. Meskipun lambat tetapi pasti masalah lanjut usia
berbagai pihak karena lanjut usia yang sakit sakitan akan menjadi beban bagi
dalam pembangunan. Oleh sebab itu, kita harus menjadikan masa lanjut usia
menjadi tetap sehat, produktif dan mandiri. Hal ini tidak akan tercapai bila kita
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia
lansia. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
sebesar 60% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 80% (Profil Kesehatan
dengan posyandu yang jauh dan sulit di jangkau, dukungan keluarga, sikap
paling dekat dengan lansia. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
kehadiran lansia dalam posyandu lansia. Hasil lain penelitian Heni Maryati
motivasi lansia datang ke posyandu juga semakin kuat sehingga lansia bisa
Hasil pra survei pada bulan Januari 2015 Di Desa Wates Selatan
sebanyak 45 orang (67,6 %), bulan Oktober 2014 hanya sebanyak 49 orang
Desember 2014 memiliki frekuensi kehadiran yang masih jauh dari yang
diharapkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Pringsewu.
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan penulis baik materi maupun praktek dalam
4. Bagi Lansia
Untuk menambah wawasan bagi lansia dalam upaya meningkatkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keaktifan Lansia
1. Definisi Keaktifan
berusaha). Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
(Sardiman, 2001:98). Aktifitas fisik adalah giat aktif dengan anggota badan,
Keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu lansia tidak lain adalah ntuk
maupun mental dapat dilihat dari usahanya untuk menghadiri dan mengikuti
dengan cara:
4) Menjalani pengobatan
kategori yang aktif (Ismawati dkk, 2010). Namun, apabila lansia tidak
2) Dukungan keluarga
3) Motivasi Lansia
1. Pengertian Keluarga
bagi anggota keluarga yang mengalami maslah kesehatan. Bila salah satu
satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
saudara kandung.
timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga, antar
diwarnai oleh rasa kasih sayang maka semua pihak dituntut agar memiliki
(Soetjiningsih, 2005)
2008).
kegiatan sehari-hari.
berupa dukungan keluarga internal, seperti dukungan dari suami istri atau
C. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lanjut usia ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu usia kronologis
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan
Jadi usia lanjut dapat kita artikan sebagai seseorang yang berusia
kelompok usia antara 60-70 tahun, Usia lanjut tua (old) adalah kelompok
usia antara 71-90 tahun, Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia
BAB I pasal 1 ayat 2 yaitu bahwa “lanjut usia adalah seseorang yang
lebih dari 65 atau 70 tahun, Young age yaitu umur 70-75 tahun, Old yaitu
umur 75-80 tahun, Very old yaitu umur lebih dari 80 tahun.
dapat tua dalam keadaan sehat. Penuaan ini sesuai dengan kronologis usia
Perubahan ini dimulai dari sel jaringan organ sistem pada tubuh.
jamu pada kontrol, radiasi sinar matahari, makanan berbaha kimia, infeksi
Kebutuhan hidup lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi
baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.
sejak dini. Posyandu adalah forum yang menjembatani ahli teknologi dan
peran kader.
lanjut yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usia lanjut yang menitik
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
pelayanan yaitu :
1) Promotif
jasmani.
2) Preventif
3) Kuratif
4) Rehabilitatif
meja antaralain:
pojok gizi.
emosional.
untuk mengotrol kesehatan mereka sendiri. Mereka aktif dalam kegiatan fisik
maupun mental dapat dilihat dari usahanya untuk menghadiri dan mengikuti
verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang yang akarab dengan subyek di lingkungan sosialnya atau
yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat member keuntungan emosional
F. Kerangka Teori
(Notoadmodjo, 2005).
Gambar 2.1
- Pengetahuan
- Motivasi lansia
Keterangan:
G. Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur melalaui peneliti yang
Gambar. 2.2
H. Hipotesis Penelitian
2013) hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua
penelitian. Berdasarkan variabel yang ada, maka dalam penelitian ini dapat di
tarik hipotesis :
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
variabel bebas dan variabel terkait dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya
dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2012).
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapati oleh suatu penelitian tentang konsep penelitian tertentu
resiko atau sebab, dan variabel dependen merupakan variabel sebab atau efek.
Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan
ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Pada penelitian
C. Definisi operasional
keaktifan lansia.
1. Populasi Penelitian
populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di
tahun 2015.
2. Sampel Penelitian
1. Tempat Penelitian
Kabupaten Pringsewu.
2. Waktu Penelitian
F. Etika Penelitian
moralitas yang dihayati dan dianut oleh masyarakat. Perilaku penelitian atau
Salah satu aspek etika yang harus ada dalam sebuah penelitian adalah
peneliti tidak akan memaksa karena hak asasi responden. Tetapi jika
3. Confidentiality (kerahasiaan)
hasil dari responden, hanya data tertentu yang akan di publikasikan pada
hasil riset.
yang ditimbulkan)
paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subjek
a. Data Primer
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa
b. Data Sekunder
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
2010).
juga.
variabel penelitian dengan memberi nilai sesuai dengan kategori atau pada
masing-masing variabel.
dilakukan uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu agar instrumen yang
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini alat ukur yang di gunakan yaitu kuesioner. Uji
yaitu 0,396. Hasil uji validitas ini valid karena tidak ada nilai r hitung yang
kurang dari nilai r tabel (r hitung> r tabel) dan nilai Alpha Cronbach > r
2. Uji Reliabilitas
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan menggunakan
tabel (0,396).
1) Metode Pengolahan
yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang diperoleh
apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data
a. Editing’
konsisten.
b. Coding
menjadi data angka atau bilangan. Kode yang diberikan “1” yang
mendapat dukungan “0” yang tidak mendapat dukungan dan “0” yang
c. Processing
mengunakan komputer.
d. Cleaning
koreksi.
e. Tabulating
bentuk tabel.
2) Analisa Data
bivariat.
a. Analisis univariat
Keterangan :
P = Prosentase
f = Skor jawaban yang benar
n = Jumlah pertanyaan
b. Analisis bivariat
2012). Penelitian ini mengunakan uji chi square (X2). Pengujian ini
value ≤0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel.
Keterangan :
X2 : Chi square
O : Nilai-nilai yang diamati
E : Nilai-nilai frekuensi harapan
Dk: Derajat kebebasan (k-1)
k : Kolom
b : Baris
J. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapansi
2. Tahap pelaksanaan
d. Pengelolaan data
3) Transfering
4) Tabulasi
e. Persiapan Hasil
penelitian kedalam bentuk yang lebih tersusun dengan rapih dan dapat
Pekon Sari Bumi yaitu salah satu pekon di kecamatan Gadingrejo. Dari
pemekaran kecamatan Gadingrejo tahun 1918 dibuka desa Wates tahun 2012
dan menjadi salah satu pekon di Wates Selatan hingga sekarang. Pekon Sari
Berbagai macam kegiatan dalam posyandu lansia seperti senam lansia dan
lansia sendiri diadakan rutin setiap bulannya. Di Desa Wates juga terdapat
Puskesmas poned.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
baik variabel dependent maupun independent. Hasil dari setiap variabel ini
a. Dukungan Keluarga
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di
Pekon Saribumi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun
2015
Mendukung 25 37,3%
Total 62 100 %
(62,7%).
b. Keaktifan Lansia
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keaktifan Lansia di
Pekon Saribumi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun
2015
Aktif 33 49,3%
Total 67 100 %
orang (50,7%)
2. Analisis Bivariat
Table 4.3
Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di Pekon Saribumi Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2015
N % N % N %
(72,0%) dan ketidak aktifan lansia sebagian besar yang disebabkan karena
kegiatan Posyandu Lansia dengan nilai odds ratio 4,629 artinya lansia yang
C. Pembahasan
1. Dukungan Keluarga
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Bila salah satu dari
2. Keaktifan Lansia
arti sama dengan aktivitas yaitu banyak sedikitnya orang yang menyatakan
yang spontan. Selain itu, keaktifan juga dapat berarti suatu kegiatan atau
golongan yang karena alasan yang lemah saja telah berbuat, sifat-sifat
golongan ini antara lain suka bergerak, sibuk, gembira, dengan kuat
(Friedman, 2008).
yang kuat belum juga mau bertindak, sifat-sifat golongan ini antara lain
termasuk dalam kategori yang aktif (Ismawatin dkk, 2010). Namun, apabila
lansia maka mereka tergolong yang tidak aktif. Keaktifan lansia dalam
dilakukan oleh Ani Aisya dari Akbid bakti pertiwi Kediri tahun 2013 yang
orang (57,4%) dan yang aktif sebagian kecil sebanyak 27 orang (34,2%)
lansia
akan lebih aktif mengikuti posyandu dan yang tidak mendapat dukungan
lansia untuk datang ke posyandu lansia. dukungan keluaga yang bagus akan
baik anak, cucu saudara pada pagi hari bekerja dan pekerjaan mereka
sebagai petani dan buruh tani. Dibuktikan dari data desa di sumberteguh
Dari hasil penelitian didapati sebagian besar lansia yang tidak aktif
(62,5%) dan sebagian kecil lansia yang aktif dan mendapatkan dukungan
dilakukan uji statistic dengan chi square didapatkan P value = 0.000 (P <
usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
lanjut usia menurut undang-undang No. 4 tahun 1965 adalah seseorang yang
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
merupakan suatu proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Keaktifan adalah kegiatan
yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
dalam kegiatan posyandu lansia tidak lain adalah ntuk mengotrol kesehatan
mereka sendiri. Mereka aktif dalam kegiatan fisik maupun mental dapat
lansia.
agar dapat hidup sehat. Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
hanya dimulai dari suatu waktu terrtentu, tetapi dimulai sejak permulaan
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan
tua. Jadi usia lanjut dapat kita artikan sebagai seseorang yang berusia 60
pelayanan bagi kaum usia lanjut yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum
usia lanjut yang menitik beratkan pada pelayanan prefentif dan promotif
yang sering dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain
dengan posyandu yang jauh dan sulit di jangkau, dan kondisi fisik lansia
yang sudah cukup lemah untuk bepergian keluar rumah maupun kondisi
fisik yang sedang sakit. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat
dengan lansia. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
A. Kesimpulan
didapati :
B. Saran
Bagi tenaga kesehatan dan kader yang terkait untuk lebih meningkatkan
4. Bagi Lansia
5. Bagi keluarga
posyandu lansia.
Frequencies
Statistics
Dukungan Keaktifan Lansia
Keluarga
Valid 67 67
N
Missing 0 0
Mean 1.63 1.51
Std. Deviation .487 .504
Variance .237 .254
Range 1 1
Frequency Table
Dukungan Keluarga
Keaktifan Lansia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Aktif 33 49.3 49.3 49.3
Valid Tidak Aktif 34 50.7 50.7 100.0
Total 67 100.0 100.0
Bar Chart
CROSSTABS
/TABLES=DukunganKeluarga BY KeaktifanLansia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Count 18 7 25
Memberikan
% within Dukungan
Dukungan 72.0% 28.0% 100.0%
Keluarga
Dukungan Keluarga
Tidak Count 15 27 42
Memberikan % within Dukungan
35.7% 64.3% 100.0%
Dukungan Keluarga
Count 33 34 67
Total % within Dukungan
49.3% 50.7% 100.0%
Keluarga
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.255 1 .004
b
Continuity Correction 6.868 1 .009
Likelihood Ratio 8.472 1 .004
Fisher's Exact Test .006 .004
Linear-by-Linear Association 8.132 1 .004
N of Valid Cases 67
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.31.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Risk Estimate