Anda di halaman 1dari 15

GIGITAN

ULAR BERBISA
Kelompok 9 :
GIGITAN ULAR BERBISA
• Gigitan ular atau snake bite dapat
disebabkan ular berbisa dan ular tidak
berbisa. Gigitan ular yang berbisa
mempunyai akibat yang beragam mulai dari
luka yang sederhana sampai dengan
ancaman nyawa dan menyebabkan
kematian (BC&TLS, 2008).
Racun Ular
• Racun ular adalah racun hewani yang
terdapat pada ular berbisa. Daya toksin bias
ular tergantung pula pada jenis dan macam
ular. Racun binatang adalah merupakan
campuran dari berbagai macam zat yang
berbeda yang dapat menimbulkan beberapa
reaksi toksik yang berbeda pada manusia.
Sebagian kecil racun bersifat spesifik
terhadap suatu organ ; beberapa mempunyai
efek pada hampir setiap organ.
Racun Ular Mempunyai 2 Jenis :

• Racun mulut bersifat ofensif yang


bertujuan melumpuhkan
mangsanya;sering kali mengandung factor
letal.
• Racun ekor bersifat defensive dan
bertujuan mengusir predator; racun
bersifat kurang toksik dan merusak lebih
sedikit jaringan.
ULAR BERBISA INDONESIA

• HEMOTOKSIK
– Trimeresurus albolaris (ular hijau)
– Ankystrodon rhodostoma (ular tanah)
• NEUROTOKSIK
– Bungarus fasciatus (ular welang)
– Naya sputatrix (cobra)
– Ular laut
Patofisiologi
• Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida,
enzim dan protein. Jumlah bisa, efek letal dan
komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular. Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap
perubahan temperatur. Secara mikroskop elektron dapat
terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding
pembuluh darah, sehingga menyebabkan kerusakan
membran plasma.
• Komponen peptida bisa ular dapat berikatan dengan
reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban.
Bradikinin, serotonin dan histamin adalah sebagian hasil
reaksi yang terjadi akibat bisa ular. Enzim yang terdapat
pada bisa ular misalnya L-arginine esterase
menyebabkan pelepasan bradikinin.
Dua komponen kimia bisa ular yang penting

1. Komponen enzym
– Proteinase memp.efek anti koagulan
– Hyaluronidase mempermudah penetrasi zat
zat toksin
– Kholinesterase mencegah penumpukan
acetylcholin pada neuromuscular junction
– Fosfolipase A, terjadinya hemolisa dan
pengeluaran histamin bertambah dan
bersifat neurotoksin.
Efek komponen enzym tidak mematikan
2. Komponen protein dan polipeptida

– Hemotoksin perdarahan di tempat gigitan, pteki/


ekhimosis, hematemesis melena, hemoptoe, hematuri,
otak, DIC
– Neurotoksin hypertonik, fasikulasi, paresis, paralisis
otot pernafasan, otot laring, ptosis, ophtalmoplegi,
reflek abnormal, kejang, koma
– Cardiotoksin kerusakan membrana basalis dari otot
jantung, hypotensi, henti jantung
– Sitotoksin pengeluaran histamin bertambah
– Miotoksin terjadinya rhabdomyolisis mengakibatkan
myoglobinuri dan gagal ginjal akut

Efek komponen protein dan polpeptida


mematikan
GEJALA KLINIS
• Gejala klinik tergantung pada efek
bisa ular :
– Gejala lokal
• edema, nyeri, nyeri tekan, ekhimosis
(dalam 30 menit – 24 jam)
– Gejala sistemik
• hipotensi, kelemahan, berkeringat,
menggigil, mual, muntah, nyeri kepala
Penatalaksanaan
a. Pertolongan pertama, jangan menunda pengiriman kerumah sakit.
Apabila penanganan medis tersedia dalam beberapa jam, satu-satunya
tindakan dilapangan adalah immobilisasi pasien dan pengiriman secepatnya.
Jika penanganan lebih dari 3-4 jam dan jika envenomasi sudah pasti,
melakukan pemasangan torniket limfatik dengan segera dan insisi dan
penghisapan dalam 30 menit sesudah gigitan, immobilisasi, dan pengiriman
secepatnya, lebih baik pada suatu usungan, merupakan tindakan yang paling
berguna. Bila memungkinkan, pertahankan posisi ekstremitas setinggi
jantung. Jika dapat dikerjakan dengan aman, bunuhlah ular tersebut untuk
identifikasi.

b. Lakukan evaluasi klinis lengkap dan pesanlah untuk pemeriksaan


laboratorium dasar, hitung sel darah lengkap, penentuan golongan darah
dan uji silang, waktu protombin, waktu tromboplastin parsial, hitung
trombosit, urinalisis, dan penentuan gadar gula darah, BUN, dan elektrolit.
Untuk gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel
darah merah, waktu pembekuan, dan waktu retraksi bekuan.
c. Derajat envenomasi harus dinilai dan observasi 6 jam untuk
menghindari penilaian keliru dan envenomasi yang berat.

d. Mulai larutan salin IV pada semua pasien; berikan oksigen, dan


tangani syok jika ada.

e. Pertahankan posisi ekstremitas setinggi jantung; turniket di


lepas hanya bila syok sudah diatasi dan anti bisa diberikan.

f. Beberapa sumber menganjurkan eksplorsi bedah dini untuk


menentukan kedalaman dan jumlah jaringan yang rusak, sesuai
dengan jenis ular yang menggigit apakah berbisa atau tidak
PENATALAKSANAAN GAWAT DARURAT
Primary Survey
 Nilai tingkat kesadaran
 Lakukan penilaian ABC :
 A – airway :kaji apakah ada muntah,perdarahan.
 B – breathing : kaji kemampuan bernafas akibat
kelumpuhan otot – otot pernafasan.
 C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan
pada bekas
patukan,Hematuria,Hematemesis/Hemoptisis.
PATHWAY
Bisa ular
(polipeptida,enzim ,protein )

Masuk kedalam tubuh melalui


gigitan

Merusak sel sel endotel dinding


pembuluh darah

Kerusakan membran plasma

Komponen peptida bisa ular


berikatan dengan reseptor

Bereaksi dan menimbulkan Nyeri,rasa terbakar dan gatal


bradikin,serotonim dan histamin

Toksik menyebar melalui pembuluh


darah

KERACUNAN GIGITAN ULAR


PATHWAY
KERACUNAN GIGITAN ULAR

Gangguan pada sistem Gangguan pernafasan


Ganggua sistem
neurologis kardiovaskuler

Syok hipovolemik

Mengenai saraf yang Toksik masuk ke


berhubungan dengan sistem pembuluh darah
pernafasan Koagulopati hebat

Odema paru Hipotensi


Gagal nafas

Sukar bernafas/sesak

Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan: Kerusakan pertukaran
gas

Anda mungkin juga menyukai