Sioux Indonesia
www.ularindonesia.com
PENDAHULUAN
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”
4 Alasan Utama
Mengapa Kita Harus Mengenal Ular
Satu, Ular adalah binatang liar berbahaya yang habitatnya terdekat dengan kehidupan
manusia.
Sebagai bukti, saat ini ular masih dapat kita jumpai di halaman rumah, kebun, sawah,
ladang, hutan, sungai, rawa-rawa, pegunungan, gua, pantai, laut, samudra bahkan di
saluran – saluran air perkotaan seperti kota Jakarta. Yang harus diwaspadai adalah,
adanya bahaya psikis akibat keberadaan mitos, cerita, pandangan dan anggapan yang
salah tentang ular. Sikap ketakutan ini dapat menjadikan kita bertindak di luar akal sehat
sehingga merugikan diri sendiri… bahka orang lain.
Ular adalah predator alami tikus, hama aktif yang memakan padi sebagai sumber energi
utama masyarakat Indonesia. Ular juga merupakan makanan burung – burung karnivora
seperti elang, burung hantu, rajawali, dll. Artinya, keberadaan ular dapat membantu
mengurangi populasi tikus yang sangat cepat berkembang di satu kawasan sekaligus ikut
mempertahankan jumlah burung – burung karnivora yang semakin menipis akibat
berkurangnya makanan yang di dapat, dan akibat ulah manusia tentu saja.
Misteri itu berupa manfaat di bidang kesehatan bagi manusia yang belum seluruhnya
dikembangkan secara mendalam.....
Empat, Ular adalah makhluk eksotis, unik, indah, menantang, sangat banyak ragamnya.
Ular juga dapat menjadi binatang yang bersahabat dan mengajarkan tentang
kebijaksanaan kepada manusia tentang kebesaran Nya dan kekuasaan Nya.
1. Pembunuhan semena – mena terhadap ular akibat adanya Paradigma masyarakat yang
salah tentang ular.
Semua jenis ular dianggap menyeramkan dan mematikan, sehingga banyak sekali ular
mati sia - sia karena di bunuh akibat rasa takut pada ular. Masyarakat semakin
berpandangan negatif karena ular sering diberi peran antagonis di sinetron, film, drama
dan hiburan – hiburan yang marak di televisi sehingga meningkatkan rasa “jijik” dan
benci masyarakat terhadap makhluk alam ini. Paradigma yang salah pun muncul karena
mitos, cerita, dongeng yang berlebihan dan turun menurun lebih mengakar daripada
khasanah ilmu pengetahuan yang logis dan nyata karena minimnya pengetahuan dan
pengembangan studi tentang ular khususnya ular asli Indonesia.
2. Semakin menyempitnya ruang gerak ular di alam yang tergusur akibat pembangunan
manusia yang tidak tertahankan akibat semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan
tempat tinggal. Polusi, pencemaran air dan tanah, satu hal yang tidak terelakkan
5. Dan banyak hal lagi yang bisa menjadi alas an semakin berkurangnya populasi ular di
Indonesia.
Padahal ...............
….kenyataannya, tidak semua ular berbahaya bagi manusia. Bahaya yang terbesar
sebenarnya adalah bahaya psikologis yang ditimbulkan oleh ular karena rasa takut,
jijik, geli dan jengahnya manusia melihat sosok ular dengan segala posisi dan negatifnya
pikiran dalam benaknya.
Sedangkan bahaya biologis (akibat gigitan, belitan dan racun) masih tergolong minim
karena jumlah korban gigitan ular di Indonesia belum mencapai tingkat yang
mengkuatirkan.
Bahaya psikologis akibat ketakutan dan paradigma masyarakat yang keliru tentang
ular itu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan jalan mengenal lebih jauh
tentang ular. Bagaimana, apa, mengapa, siapa dan apa saja tentang ular harus diutarakan
secara benar dan jelas kepada masyarakat. Begitu pula tentang teknik – teknik dasar
penanganan bahaya gigitan ular harus disebarluaskan agar masyarakat dapat merasa
lebih aman jika dilingkungan sekitarnya masih ditemui ular.
SIOUX adalah satu lembaga non pemerintahan, swadaya, swadana dan swakarsa yang
lahir dan terbentuk dari rasa kecintaan terhadap ular serta kepedulian terhadap
manusia sebagai “makhluk berakal” yang memiliki takdir untuk menjadi “pemimpin” di
bumi ini.
MISI SIOUX
“ Menjadi lembaga yang mapan dan mandiri di bidang studi ular untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ular dengan jalan
mengubah paradigma masyarakat tentang ular sehingga ular dapat
terhindar dari ancaman kepunahan akibat ulah manusia”
Di motori oleh 4 orang pendiri dan bergerak bersama para Muscle, SIOUX saat ini selalu
menjalankan berbagai program untuk lebih mendekatkan ular pada seluruh lapisan
masyarakat sebagai media pembelajaran agar secara perlahan dapat merubah
paradigma negatif masyarakat tentang ular.
SIOUX berusaha untuk bergerak maju dan secara perlahan memantapkan diri guna
memberikan sumbangsih pemikiran, ketrampilan, waktu dan tenaganya demi
kepentingan ilmu pengetahuan, lingkungan hidup serta tidak lupa... untuk
keberlangsungan hidup manusia.
l. Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca
dan yang betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan
yang bersuhu hangat, karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur
panjang). Ular ada yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang
diletakkan diantara tumpukan daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas;
namun ada pula yang di simpan didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan
melahirkan (ovovivipar).
m. Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak
mengunyah mangsanya melainkan menelan mangsanya. Berdasarkan tipe
giginya, ular dibedakan menjadi :
CARA MEMANGSA
Semua jenis ular adalah binatang Karnivora. Jenis
makanan yang mereka makan antara lain : insekta, ikan,
amphibi, unggas, mamalia kecil sampai mamalia besar;
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga
(kanibal). Jenis makanan ini tergantung dari jenis ular dan
habitatnya.
b. Membelit
c. Menyuntikkan Bisa
HABITAT ULAR
Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
5. Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari.
Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattle
Tambahan
o Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab
o Kadang ditemukan berjemur di panas matahari, tetapi kebanyakan
waktunya digunakan untuk bersembunyi menunggu mangsa sesuai dengan
habitatnya.
o Ular juga senang berpindah-pindah tergantung dimana ia bisa
mendapatkan mangsanya
o Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang tenang.
o Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung.
BISA ULAR
Bisa sebenarnya merupakan
protein yang di produksi oleh
kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala. Pada kelenjar bisa
terdapat saluran yang
menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung
bawahnya. Khusus pada jenis
Naja naja (ular Kobra) lubang
saluran bisanya berada di ujung
bagian depan gigi taring,
sehingga ular-ular jenis ini dapat
menyemburkan/menyemprotkan
bisanya.
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem pencernaan.
Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular :
a. Neurotoxin
Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
Kerusakan pada pusat otak
Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b. Haemotoxin
Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
Terjadi haemolysis
Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain:
jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain.
Memang benar kalau ada pendapat bahwa ular itu berbahaya, TAPI tidak semua ular
secara langsung berbahaya bagi manusia. SIOUX membagi bahaya ular dapat terbagi
menjadi 2 bentuk yaitu :
1. BAHAYA PSIKIS
Bahaya psikis disebabkan oleh karena faktor paradigma / pandangan / anggapan /
mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita.
Efek bahaya ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan, ketakutan dan
rasa panik yang sangat besar karena bertemu dengan ular. Bahaya psikis ini dapat
berakibat fatal karena bisa saja manusia melakukan hal – hal diluar dugaan dan
perhitungan saat ertemu dengan ular.
Bahaya psikis dapat diobati. Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak mengenal
ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular. Melihat TV, membaca buku,
berpikiran positif, akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan bahaya
psikis ular pada manusia. Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik penanganan
ular untuk maksud yang positif.
2. BAHAYA BIOLOGIS
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan, semburan dan belitan. Bahaya ini muncul karena
manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi dimana si
ular sedang mengerami telurnya atau terinjak. Beberapa hal tentang bahaya biologis
akan dijabarkan sebagai berikut.
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia, SIOUX membagi
ular menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki kelenjar
bisa. Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka, tidak ada penanganan khusus.
Hanya perlu obat antiseptik. Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis nya sangat
banyak.
b. Berbisa menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha, dan telah
memiliki kelenjar bisa. Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan, demam,
perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa sakit serta
pembengkakan di sekitar luka gigitan. Penanganannya, korban hanya perlu diberi
suplai makanan dan minuman bergizi, istirahat untuk meningkatkan stamina
tubuh.
c. Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Jika manusia
tergigit kelompok ini, prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari tubuh,
hambat laju racuun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar. Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian. Jika tertolong, biasanya
akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan. Jumlah dan jenis ular berbisa
tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain, kecuali semua jenis ular laut
yang berbisa tinggi dan sangat mematikan.
10 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia
TIPS : MEMBEDAKAN ULAR BERBISA TINGGI DAN RENDAH
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”
Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat
membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun
beberapa ciri berikut masih belum secara tepat menunjukkan tingkatan
bisa ular, sehingga perlu pengamatan dan penelitian lebih lanjut.
c. Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
S
p
e
c
i
e
s
Ptyas korros
Ptyas mucosus
a. Ciri-ciri:
Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
Tubuh bagian ventral berwarna putih
Mata bulat, besar,hitam
Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
Panjang ± 50 mm – 2500 mm
b. Habitat : Darat (semak-semak), persawahan/lading
c. Aktivitas : Diurnal
d. Tipe gigi : Aghlypa
e. Makanan : Tikus, katak dan burung
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Singapore, Malaysia, China Selatan, Siam, Burma,
Lycodon capucinus
a. Ciri-ciri :
Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik – tiktik putih diseluruh tubuh
Tubuh bagian ventral berwarna putih
Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
Mata bulat besar
Panjangnya ± 500 mm – 750mm
b. Habitat : Darat, suka menempel di dinding rumah
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Cicak
f. Populasi : Hampir ada di seluruh kepulauan
Xenopeltis unicolor
a. Ciri-ciri :
Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya
terkena sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
Tubuh bagian ventral berwarna putih
Kepalanya pipih
Mata bulat besar
Panjangnya ± 700 mm – 1000 mm
b. Habitat : Darat, peliang (di dalam tanah)
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Ular, cacing, katak
f. Populasi : Nias, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,
Gonyosoma oxycephalum
Dendrelaphis pictus
a. Ciri-ciri :
Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor
Bagian bawah terdapat garis kunig memanjang hingga ekor
Jika marah, muncul bintik putih di leher
Lidah berwarna merah
Kepala oval
Mata horizontal, panjangnya ± 1000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, sulawesi, papua
f. Type bisa : Jika menggigit manusia tidak berbahaya, tetapi racun nya sangat
mematikan untuk sesama ular.
Xenocrophis piscator
Ahaetulla prasina
a. Ciri-ciri :
Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-
coklat
Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
Tubuh bagian ventral berwarna hijau
Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Kadal, katak
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,
Homalopsis bucatta
a. Ciri-ciri :
Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau
kelabu tua gelap sampai hitam. Corak belang dengan bentuk yang tak
beraturan
Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
Panjangnya ± 1000 mm
Jika marah memipihkan tubuhnya
b. Habitat : setengah perairan, sungai, kolam
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan
Enhydris enhydris
Calloselasma rhodostoma
Daboia russelii
a. Ciri-ciri :
Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan,
membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher.
Gerakannya agresif
Kepala segitiga, dengan sisik yang besar
Panjangnya hingga mancapai 1000 mm
Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b. Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus
e. Populasi : Myanmar, Thailand, Cambodia, Vietnam dan Jawa
Bungarus candidus
Bungarus fasciatus
Naja sputatrix
Species : Naja
Sub Species : Naja sputatrix Boie, 1827
N.I. : Black Spitting Cobra, Ular Kobra, Ular Sendok, Ular Dumung, Ular
cabe; Ular sendok; Oraj bedul (Java); Puput (Maumere, Flores); Pupurupi (Ende,
Flores)
a. Ciri-ciri :
Warna hitam/putih/coklat/merah tergantung asal habitatnya
Tubuh bulat dengan kepala oval
Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh.
Panjangnya hingga 2500 mm
Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira – kira ¼
panjang tubuhnya.
Satu – satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m.
b. Habitat : daratan, sawah, daerah rimbun lembab dan banyak lubang
ditanah.
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : tikus dan katak
e. Populasi : Java, Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca, Flores, Alor and
Lomblen; Sulawesi
f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin
Rhabdophis subminiatus
Phyton curtus
Orang menganggap semua ular berbahaya, dan bila bertemu akan berusaha
membunuhnya dan jika tergigit, segera melakukan penanganan gigitan yang berlebihan.
Akibatnya cukup fatal serta merugikan manusia sendiri. Demikian pula jika penanganan
efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka dapat
menyebabkan dampak yang fatal bagi korban.
Efek gigitan racun ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar bisa/racun itu
sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia yang digigit. Semakin baik
“pertahanan” alami atau antibody yang dimiliki, dan semakin sehat metabolisme tubuh
manusia, efek gigitan akan berkurang rasanya dibandingkan dengan korban yang
memiliki imunitas redah atau sedang dalam kondisi tidak fit karena kecapekan atau sakit
Prinsipnya, walau pun digigit ular, JANGAN TERGESA MEMBUNUH ular tersebut.
Ingat !
- ular ini tidak beracun tetapi akan tetap
berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah.
- saat melepas gigitan dari korban, jangan
paksakan dengan menarik kepala ular,
tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga
belitan ular.
- tidak perlu membunuh ular jenis ini
kecuali.............................
INGAT !
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang
diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam,
pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular
laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena
spesifikasi racunnya berbeda.
~~~~~~~~Selamat Berlatih~~~~~~~~~