Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH PENGANTAR

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN


ULAR INDONESIA

Sioux Indonesia
www.ularindonesia.com
PENDAHULUAN
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

4 Alasan Utama
Mengapa Kita Harus Mengenal Ular

Satu, Ular adalah binatang liar berbahaya yang habitatnya terdekat dengan kehidupan
manusia.

Sebagai bukti, saat ini ular masih dapat kita jumpai di halaman rumah, kebun, sawah,
ladang, hutan, sungai, rawa-rawa, pegunungan, gua, pantai, laut, samudra bahkan di
saluran – saluran air perkotaan seperti kota Jakarta. Yang harus diwaspadai adalah,
adanya bahaya psikis akibat keberadaan mitos, cerita, pandangan dan anggapan yang
salah tentang ular. Sikap ketakutan ini dapat menjadikan kita bertindak di luar akal sehat
sehingga merugikan diri sendiri… bahka orang lain.

Dua, Ular berperan penting bagi kesejahteraan hidup manusia.

Ular adalah predator alami tikus, hama aktif yang memakan padi sebagai sumber energi
utama masyarakat Indonesia. Ular juga merupakan makanan burung – burung karnivora
seperti elang, burung hantu, rajawali, dll. Artinya, keberadaan ular dapat membantu
mengurangi populasi tikus yang sangat cepat berkembang di satu kawasan sekaligus ikut
mempertahankan jumlah burung – burung karnivora yang semakin menipis akibat
berkurangnya makanan yang di dapat, dan akibat ulah manusia tentu saja.

Tiga, Ular masih mengandung banyak sekali, misteri dan keanehan

Misteri itu berupa manfaat di bidang kesehatan bagi manusia yang belum seluruhnya
dikembangkan secara mendalam.....

Empat, Ular adalah makhluk eksotis, unik, indah, menantang, sangat banyak ragamnya.

Ular juga dapat menjadi binatang yang bersahabat dan mengajarkan tentang
kebijaksanaan kepada manusia tentang kebesaran Nya dan kekuasaan Nya.

2 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Keberadaan Ular di Indonesia

Saat ini, jumlah ular dan jenisnya semakin berkurang.....


Penyebab utama “hilangnya” ular adalah MANUSIA...... karena………

1. Pembunuhan semena – mena terhadap ular akibat adanya Paradigma masyarakat yang
salah tentang ular.

Semua jenis ular dianggap menyeramkan dan mematikan, sehingga banyak sekali ular
mati sia - sia karena di bunuh akibat rasa takut pada ular. Masyarakat semakin
berpandangan negatif karena ular sering diberi peran antagonis di sinetron, film, drama
dan hiburan – hiburan yang marak di televisi sehingga meningkatkan rasa “jijik” dan
benci masyarakat terhadap makhluk alam ini. Paradigma yang salah pun muncul karena
mitos, cerita, dongeng yang berlebihan dan turun menurun lebih mengakar daripada
khasanah ilmu pengetahuan yang logis dan nyata karena minimnya pengetahuan dan
pengembangan studi tentang ular khususnya ular asli Indonesia.

2. Semakin menyempitnya ruang gerak ular di alam yang tergusur akibat pembangunan
manusia yang tidak tertahankan akibat semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan
tempat tinggal. Polusi, pencemaran air dan tanah, satu hal yang tidak terelakkan

3. Keserakahan orang – orang yang tidak memperdulikan kelestarian alam dengan


mengambil persediaan ular di alam untuk bisnis dengan eksplorasi yang tak terukur.

4. masih belum berkembangnya usaha untuk mengembangbiakkan ular dan


mengembalikan mereka ke habitatnya sebagai usaha untuk memenuhi keseimbangan
ekosistem di alam sehingga musuh tanaman pangan manusia menjadi seimbang dan
tidak merugikan.

5. Dan banyak hal lagi yang bisa menjadi alas an semakin berkurangnya populasi ular di
Indonesia.

Padahal ...............
….kenyataannya, tidak semua ular berbahaya bagi manusia. Bahaya yang terbesar
sebenarnya adalah bahaya psikologis yang ditimbulkan oleh ular karena rasa takut,
jijik, geli dan jengahnya manusia melihat sosok ular dengan segala posisi dan negatifnya
pikiran dalam benaknya.
Sedangkan bahaya biologis (akibat gigitan, belitan dan racun) masih tergolong minim
karena jumlah korban gigitan ular di Indonesia belum mencapai tingkat yang
mengkuatirkan.
Bahaya psikologis akibat ketakutan dan paradigma masyarakat yang keliru tentang
ular itu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan jalan mengenal lebih jauh
tentang ular. Bagaimana, apa, mengapa, siapa dan apa saja tentang ular harus diutarakan
secara benar dan jelas kepada masyarakat. Begitu pula tentang teknik – teknik dasar
penanganan bahaya gigitan ular harus disebarluaskan agar masyarakat dapat merasa
lebih aman jika dilingkungan sekitarnya masih ditemui ular.

Untuk itulah SIOUX lahir, mengembangkan diri dan bergerak...........

3 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

SIOUX adalah satu lembaga non pemerintahan, swadaya, swadana dan swakarsa yang
lahir dan terbentuk dari rasa kecintaan terhadap ular serta kepedulian terhadap
manusia sebagai “makhluk berakal” yang memiliki takdir untuk menjadi “pemimpin” di
bumi ini.

MISI SIOUX
“ Menjadi lembaga yang mapan dan mandiri di bidang studi ular untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ular dengan jalan
mengubah paradigma masyarakat tentang ular sehingga ular dapat
terhindar dari ancaman kepunahan akibat ulah manusia”

Di motori oleh 4 orang pendiri dan bergerak bersama para Muscle, SIOUX saat ini selalu
menjalankan berbagai program untuk lebih mendekatkan ular pada seluruh lapisan
masyarakat sebagai media pembelajaran agar secara perlahan dapat merubah
paradigma negatif masyarakat tentang ular.

SIOUX berusaha untuk bergerak maju dan secara perlahan memantapkan diri guna
memberikan sumbangsih pemikiran, ketrampilan, waktu dan tenaganya demi
kepentingan ilmu pengetahuan, lingkungan hidup serta tidak lupa... untuk
keberlangsungan hidup manusia.

Be Prepared For the Worst and the Better ! (Baden Powell)

4 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


SEKILAS BIOLOGI ULAR
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

ORGAN TUBUH ULAR

a. Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang


b. Tubuhnya tertutup oleh sisik
c. Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm – 9000 mm
d. Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang
belakang (sampai cloaca)
e. Suhu tubuhnya poikilotermik, suhu ideal 23,9 – 29,4°C. Namun ular masih dapat
bertahan pada suhu yang ekstrem 7.2°C atau 37.8°C, bila lebih dari suhu ini akan
berakibat fatal bagi ular.
f. Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian
sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain.
g. Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput
transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang
ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya.
h. Tidak seperti manusia, hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk
bernafas, sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ
Jacobson.
i. Indera panas, terletak diantara mata dan hidung, berfungsi untuk mendeteksi
panas yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik),
Namun tidak semua ular memiliki organ ini
j. Ular tidak memiliki lubang telinga, tapi memiliki membran tympani yang dapat
mendeteksi getaran. Ular yang “menari” mengikuti irama suling sebenarnya
bergerak bukan karena suaranya, namun karena mengkuti gerakan sulingnya.
k. Pewarnaan tubuh ular sangat beragam, menyesuaikan dengan lingkungan
dimana dia tinggal. Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam
mencari mangsa dan menghindari musuh. Tidak semua warna menyala
menandakan tingkat bisa ular.

5 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

l. Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca
dan yang betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan
yang bersuhu hangat, karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur
panjang). Ular ada yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang
diletakkan diantara tumpukan daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas;
namun ada pula yang di simpan didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan
melahirkan (ovovivipar).
m. Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak
mengunyah mangsanya melainkan menelan mangsanya. Berdasarkan tipe
giginya, ular dibedakan menjadi :

1. Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.


Contoh : Ptyas korros (Ular kayu), Python reticulatus (Ular sanca batik).
Ular ini tidak berbisa

2. Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke


belakang pada rahang atas. Contoh : Boiga dendrophila. (ular cincin
emas). Ular ini berbisa menengah.

3. Proteroglypha : Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian


depan. Contoh : Naja sputatrix (ular kobra), Ophiophagus hannah(ular
king kobra) Ular ini berbisa tinggi

4. Solenoglypha : Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan


dapat dilipat. Contoh : Calloselasma rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini
berbisa tinggi.

6 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

CARA MEMANGSA
Semua jenis ular adalah binatang Karnivora. Jenis
makanan yang mereka makan antara lain : insekta, ikan,
amphibi, unggas, mamalia kecil sampai mamalia besar;
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga
(kanibal). Jenis makanan ini tergantung dari jenis ular dan
habitatnya.

Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali


lipat besar kepalanya, karena pada rahang bagian belakang
dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat, sehingga mulut ular dapat menganga 180º dan
didukung oleh rahang bawah yang hanya dihubungkan
oleh ligamen (otot) yang sangat elastis.

Berikut ini beberapa cara ular memangsa :


a. Menelan langsung

b. Membelit

c. Menyuntikkan Bisa

7 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

HABITAT ULAR
Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu :

1. Ular Air (Aquatik)


Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air. Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda). Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut.

2. Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)


Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air.Contohnya :
Homalopsis buccata (ular Kadut)

3. Ular Darat (Terresterial)


Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat. Contoh :
Ptyas mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

4. Ular Pohon (Arboreal)


Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal). Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan / bergelantungan) Contoh :
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

5. Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari.
Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattle

Tambahan
o Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab
o Kadang ditemukan berjemur di panas matahari, tetapi kebanyakan
waktunya digunakan untuk bersembunyi menunggu mangsa sesuai dengan
habitatnya.
o Ular juga senang berpindah-pindah tergantung dimana ia bisa
mendapatkan mangsanya
o Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang tenang.
o Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung.

8 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

BISA ULAR
Bisa sebenarnya merupakan
protein yang di produksi oleh
kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala. Pada kelenjar bisa
terdapat saluran yang
menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung
bawahnya. Khusus pada jenis
Naja naja (ular Kobra) lubang
saluran bisanya berada di ujung
bagian depan gigi taring,
sehingga ular-ular jenis ini dapat
menyemburkan/menyemprotkan
bisanya.

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem pencernaan.

Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular :
a. Neurotoxin
 Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
 Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
 Kerusakan pada pusat otak
 Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b. Haemotoxin
 Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
 Terjadi haemolysis
 Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain:
jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain.

9 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


BAHAYA ULAR
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Memang benar kalau ada pendapat bahwa ular itu berbahaya, TAPI tidak semua ular
secara langsung berbahaya bagi manusia. SIOUX membagi bahaya ular dapat terbagi
menjadi 2 bentuk yaitu :
1. BAHAYA PSIKIS
Bahaya psikis disebabkan oleh karena faktor paradigma / pandangan / anggapan /
mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita.
Efek bahaya ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan, ketakutan dan
rasa panik yang sangat besar karena bertemu dengan ular. Bahaya psikis ini dapat
berakibat fatal karena bisa saja manusia melakukan hal – hal diluar dugaan dan
perhitungan saat ertemu dengan ular.
Bahaya psikis dapat diobati. Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak mengenal
ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular. Melihat TV, membaca buku,
berpikiran positif, akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan bahaya
psikis ular pada manusia. Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik penanganan
ular untuk maksud yang positif.

2. BAHAYA BIOLOGIS
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan, semburan dan belitan. Bahaya ini muncul karena
manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi dimana si
ular sedang mengerami telurnya atau terinjak. Beberapa hal tentang bahaya biologis
akan dijabarkan sebagai berikut.
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia, SIOUX membagi
ular menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki kelenjar
bisa. Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka, tidak ada penanganan khusus.
Hanya perlu obat antiseptik. Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis nya sangat
banyak.
b. Berbisa menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha, dan telah
memiliki kelenjar bisa. Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan, demam,
perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa sakit serta
pembengkakan di sekitar luka gigitan. Penanganannya, korban hanya perlu diberi
suplai makanan dan minuman bergizi, istirahat untuk meningkatkan stamina
tubuh.
c. Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Jika manusia
tergigit kelompok ini, prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari tubuh,
hambat laju racuun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar. Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian. Jika tertolong, biasanya
akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan. Jumlah dan jenis ular berbisa
tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain, kecuali semua jenis ular laut
yang berbisa tinggi dan sangat mematikan.
10 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia
TIPS : MEMBEDAKAN ULAR BERBISA TINGGI DAN RENDAH
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat
membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun
beberapa ciri berikut masih belum secara tepat menunjukkan tingkatan
bisa ular, sehingga perlu pengamatan dan penelitian lebih lanjut.

a. Ular berbisa rendah


 Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
 Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
 Membunuh mangsanya dengan membelit
 Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
 Tidak memiliki taring bisa
 Gigitannya tidak mematikan
 Setelah menggigit langsung lari

b. Ular berbisa tinggi


 Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
 Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
 Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
 Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
 Memiliki taring bisa, racun mematikan
 Kanibal
 Setelah menggigit, masih tinggal ditempat

c. Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar


siang, malam :
Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
Ular Kobra - Naja sputatrix

Berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang


Ular weling - Bungarus candidus
Ular welang - Bungarus fasciatus
Ular picung/pudak seruni – Rhabdophis subminiatus
Semua jenis ular laut

Tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban


Semua jenis ular phyton dan ular boa (Phythonidae / Boaidae)
Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
dll
11 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia
Beberapa Jenis Ular Indonesia
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

ULAR TIDAK BERBISA

Elaphe (Coelognathus) radiata

S
p
e
c
i
e
s

Species : Elaphe (Coelognathus) radiata Schlegel, 1837


N.I. : Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi
(Jawa), Ular Tikus.
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis
longitudinal berwaran hitam pada bagian tubuh depan
 Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
 Tubuh bagian ventral berwarna kuning
 Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
 Panjangnya ± 2000 mm
 Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan
tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk
menyerang
b. Habitat : Darat, lading
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Burung dan Tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

12 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Elaphe (Coelognathus) flavolineata

Species :Elaphe (Coelognathus) flavolineata Schlegel, 1837


N.I. : Common Racer, Ular Kopi (Jawa), Ular puspo brele (Jawa).
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda
hitam persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
 Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
 Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
 Tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman
 panjangnya ± 2400 mm
 Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan
tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk
menyerang
b. Habitat : Darat -lading
c. Aktivitas :Diurnal - siang hari
d. Makanan : Kadal, katak dan burun
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang

13 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Ptyas korros

Species :Ptyas korros Schlegel, 1837


N.I. : Indian Rat snake, Ular kayu (Jawa), ular koros, ular sayur
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
 Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya.
 Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning.
 Mata bulat, besar dan hitam.
 Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal).
 Panjangnya 300 mm – 1700 mm
b. Habitatnya : Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon
c. Tipe gigi : Aghlypa
e. Aktivitas : Diurnal
f. Makanan : Tikus, kodok, katak dan burung
h. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

14 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Ptyas mucosus

Species : Ptyas mucosus


N.I. : Banded Rat Snake, Bandotan Macan, ular dumung macan (Jawa)

a. Ciri-ciri:
 Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
 Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
 Tubuh bagian ventral berwarna putih
 Mata bulat, besar,hitam
 Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
 Panjang ± 50 mm – 2500 mm
b. Habitat : Darat (semak-semak), persawahan/lading
c. Aktivitas : Diurnal
d. Tipe gigi : Aghlypa
e. Makanan : Tikus, katak dan burung
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Singapore, Malaysia, China Selatan, Siam, Burma,

15 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Lycodon capucinus

Species : Lycodon capucinus Boie, 1827


N.I. : Common House Snake, Wolf Snake, Sowo Emprit (Jawa), ular rumah

a. Ciri-ciri :
 Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik – tiktik putih diseluruh tubuh
 Tubuh bagian ventral berwarna putih
 Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
 Mata bulat besar
 Panjangnya ± 500 mm – 750mm
b. Habitat : Darat, suka menempel di dinding rumah
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Cicak
f. Populasi : Hampir ada di seluruh kepulauan

16 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Xenopeltis unicolor

Species : Xenopeltis unicolor Reimwald, 1827


N.I. : Iridescent Earth Snake, Sunbeam Snake, Ular Pelangi, Ular wlingi
(jawa)

a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya
terkena sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
 Tubuh bagian ventral berwarna putih
 Kepalanya pipih
 Mata bulat besar
 Panjangnya ± 700 mm – 1000 mm
b. Habitat : Darat, peliang (di dalam tanah)
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Ular, cacing, katak
f. Populasi : Nias, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,

17 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Gonyosoma oxycephalum

Species : Gonyosoma oxycephalum Boie,1827


N.I. : Red-tailed Racer, Dak Awu, Gadung Luwuk/Gadung Perak.
a. Ciri-ciri :
 Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor, untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu – abu
 Ekor berwarna abu - abu
 Kepala oval
 Mata horizontal, panjangnya ± 2500 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas :Diurnal, siang hari
d. Makanan : Katak, tikus, burung, telur
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

18 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Dendrelaphis pictus

Species : Dendrelaphis pictus


N.I. : Painted Bronzeback, Ular Tampar (Jawa), Ular Tali Picis, Ular Lidi

a. Ciri-ciri :
 Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor
 Bagian bawah terdapat garis kunig memanjang hingga ekor
 Jika marah, muncul bintik putih di leher
 Lidah berwarna merah
 Kepala oval
 Mata horizontal, panjangnya ± 1000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, sulawesi, papua
f. Type bisa : Jika menggigit manusia tidak berbahaya, tetapi racun nya sangat
mematikan untuk sesama ular.

19 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Xenocrophis piscator

Species : Xenocrophis piscator Schlegel, 1837


N.I. : Chequered Keelback, Bandotan Tutul dan Bandotan Tunggal
(Jawa)
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna kuning atau coklat kehijauan (olive) dengan
tanda hitam berbentuk S berwarna hitam pada sepanjang tubuhnya atau
garis-garis longitudinal
 Tubuh bagian ventral putih dan terdapat garis hitam pada tiap sisiknya
 Terdapat garis hitam pada bagian belakang mata
 Mata bulat besar
 Bila marah ular ini akna memipihkan tubuhnya ketanah
 Panjangnya ± 1100 mm – 1200 mm
b. Habitat : ½ perarian, dekat kolam, sungai, sawah
c. Aktivitas : Diurnal
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Katak dan ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang

20 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

ULAR BERBISA MENENGAH


Boiga dendrophila

Species : Boiga dendrophila Boie, 1827


N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga
yang berwarna hitam putih.
 Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
 Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
 Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
 Panjangnya ± 2500 mm
b. Habitat : Pohon, hutan bakau
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Ophistoglypha
e. Makanan : Burung, telur, tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore,
Malaysia,Philippine, Siam, Nias
21 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Ahaetulla prasina

Species : Ahaetulla prasina Boie,1827


N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular
Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).

a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-
coklat
 Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
 Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
 Tubuh bagian ventral berwarna hijau
 Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
 Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Kadal, katak
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,

22 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Homalopsis bucatta

Species :Homalopsis buccata Linnaeus, 1758


N.I. : Puff-faced Water Snake, Elephant Snake, Ular Buhu (Jawa), Ular
Kadut

a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau
kelabu tua gelap sampai hitam. Corak belang dengan bentuk yang tak
beraturan
 Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
 Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
 Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
 Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
 Panjangnya ± 1000 mm
 Jika marah memipihkan tubuhnya
b. Habitat : setengah perairan, sungai, kolam
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

23 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Enhydris enhydris

Species : Enhydris enhydris Schneider ,1799


N.I. : Rainbow Water Snake, Ular Diwel, Ular Duwel (Jawa)
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna coklat abu - abu, ada corak garis memanjang
dari kepala hingga ekor
 Tubuh bagian ventral berwarna putih dan terdapat garis abu – abu
memanjang hingga ekor
 Badan pendek, badan gemuk /besar
 kepala kecil berbentuk oval
 Panjangnya ± 750 mm
 Jika marah memipihkan badannya
 Gerakannya cepat terutama kalau di air
b. Habitat : setengah perairan, sungai, tempat berlumpur
c. Aktivitas : noctural
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

24 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

ULAR BERBISA TINGGI


Ophiophagus hannah

Species : Ophiophagus Hannah Cantor, 1836


N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung, Ular anang (Java); Oraj
totok(Java); Ular tedong selor (Kalimantan)
a. Ciri-ciri :
 Hitam pekat atau abu – abu, putih, dan coklat dengan garis – garis
melintang ditubuhnya, tergantung habitat.
 Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar
 Kepala oval, dengan sisik yang besar
 Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
 Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
 Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya.
b. Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : ular
e. Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali,
Kalimantan
f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3 menit
25 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Calloselasma rhodostoma

Species :Calloselasma rhodostoma Boie, 1827


N.I. : Malayan Pit Viper, Malaysian Moccasin, Bandotan Bedor (Jawa),
Ular Tanah, Ular Gibuk (Jabar)
a. Ciri-ciri :
 Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesar diperut dan
mengecil ke ekor serta leher.
 Gerakannya agresif
 Kepala segitiga, dengan sisik yang besar
 Panjangnya hingga mancapai 1000 mm
 Jika marah akan membentuk k huruf S
b. Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus
e. Populasi : Jawa, Sumatra

26 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Daboia russelii

Species :Daboia russelii siamensis Smith, 1917


N.I. : Bandotan Puspo (Jawa), Russel Viper

a. Ciri-ciri :
 Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan,
membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher.
 Gerakannya agresif
 Kepala segitiga, dengan sisik yang besar
 Panjangnya hingga mancapai 1000 mm
 Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b. Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus
e. Populasi : Myanmar, Thailand, Cambodia, Vietnam dan Jawa

27 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Bungarus candidus

Species :Bungarus candidus Linneaus, 1758


N.I. : Malayan Krait, Ular Weling (Jawa), Oraj weling (Java), Ular biludah
(Padang)
a. Ciri-ciri :
 Warna belang putih hitam – putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam
 Ekor runcing, badan cenderung berpenampang bulat
 Gerakannya lambat, tenang
 Kepala oval
 Bagian bawah berwarna putih polos
 Panjangnya hingga 2500 mm
 Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati
 Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b. Habitat : setengah perairan, sawah, sungai, daerah berair
c. Aktivitas : malam hari
d. Makanan : ular, belut
e. Populasi : Vietnam, Cambodia, Thailand, Peninsular Malaysia, Singapore,
Sumatra, Java, Karimunjawa Islands, Bawean, Bali and Sulawesi; Kalimantan
f. Jenis racun : Neurotoxin

28 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Bungarus fasciatus

Species : Bungarus fasciatus Scheider, 1803


N.I. : Banded Krait, Ular Welang (Jawa), Ular Belang, Oraj welang (Java)
a. Ciri-ciri :
 Warna belang putih hitam – putih hitam dengan ukuran yang seragam dan
melingkar penuh.
 Ekor tumpul, badan cenderung berpenampang segitiga
 Gerakannya lambat, tenang
 Kepala oval
 Panjangnya hingga 2500 mm
 Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati
 Tubuh jika terkena sinar akan menyala
 Jika marah akan melakukan gerakan patah – patah dan menyembunyikan
kepala
b. Habitat : setengah perairan, sawah, sungai, daerah berair
c. Aktivitas : malam hari
d. Makanan : ular, belut
e. Populasi : Sumatra, Jawa, Kalimantan,
f. Jenis racun : Neurotoxin

29 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Naja sputatrix

Species : Naja
Sub Species : Naja sputatrix Boie, 1827
N.I. : Black Spitting Cobra, Ular Kobra, Ular Sendok, Ular Dumung, Ular
cabe; Ular sendok; Oraj bedul (Java); Puput (Maumere, Flores); Pupurupi (Ende,
Flores)
a. Ciri-ciri :
 Warna hitam/putih/coklat/merah tergantung asal habitatnya
 Tubuh bulat dengan kepala oval
 Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh.
 Panjangnya hingga 2500 mm
 Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira – kira ¼
panjang tubuhnya.
 Satu – satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m.
b. Habitat : daratan, sawah, daerah rimbun lembab dan banyak lubang
ditanah.
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : tikus dan katak
e. Populasi : Java, Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca, Flores, Alor and
Lomblen; Sulawesi
f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin

30 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Rhabdophis subminiatus

Species : Rhabdophis subminiatus Schlegel, 1837


N.I. : Red-necked Keelback, Pudak Bromo (Jawa), Ular Picung (Jawa
Barat), Ular Pudak Seruni (Jakarta)
a. Ciri-ciri :
 Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor
 Leher berwarna jingga, merah menyala dan hijau
 Badan berbintik putih
 Bagian bawah berwarna putih
 Ekor seperti terpacung atau perpotong
 Ukuran maksimal sepanjang 750 mm, diameter 10 mm
b. Habitat : Darat
c. Aktivitas : Diurnal, siag hari
d. Tipe gigi : Ophistoglypha
e. Makanan : Cicak, kadal, bunglon, dan katak
f. Populasi : Semua pulau di Indonesia

31 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Trimeresurus (Cryptelytrops) albolabris

Species : Trimeresurus (Cryptelytrops) albolabris


N.I. : Truno Bamban (Jawa), Ular gadung; Ular hijau; Oraj bungka (Java)
a. Ciri-ciri :
 Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
 kepala segitiga penuh, bersisik keras
 Bagian punggung ekor berwarna merah.
 Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b. Habitat : pohon, di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c. Aktivitas : noctural
d. Tipe gigi : solenoglypha
e. Makanan : Tikus, burung, katak, telur
f. Distribusi : Sumatra, Bangka, Java, Madura, Bali and Sulawesi

32 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

ULAR RAKSASA (PHYTON)


Phyton reticulatus

Species : Python reticulatus Schneider, 1801


N.I. : Reticulated Python, Sowo Cinde, Sanca Batik, Puspo Kajang (Jawa)
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal kekuning atau coklat dengan corak seperti jala (jajaran
genjang) dengan warna hitam pada bagian dalamnya dikelilingi warna
kuning
 Tubuh bagian ventral berwarna kuning
 Terdapat garis hitam memanjang dari bagian belakang mata
 Kepala berwarna kuning dengan garis hitam tepat pada tengah
 Mata bulat dengan pupil mata elip vertikal
 Panjangnya ± 6000 mm – 15000 mm (max), 9000 mm (normal)
b. Habitat : darat, hutan, dekat dengan air
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Mamalia besar, unggas
f. Populasi : Nias, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sumbawa, Sulawesi, Penang,

33 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Phyton molurus bivittatus

Sub species : Python molurus bivittatus Linneaus,1758


N.I. : Rock Python, Burmese Python, Sowo Kembang, Sanca Bodo, Sowo
Pari (Jawa).
a. Ciri-ciri :
 Tubuh berwrna abu – abu hitam dengan corak gambar membentuk kotak
tidak beraturan dgn garis tepi berwarna abu - abu
 Tubuh bagian ventral berwarna putih
 Kepala oval berwarna coklat dengan garis kunig atau abu – abu di
pinggirnya
 Mata bulat dengan pupil mata elip vertikal
 Panjangnya ± 4000 mm – 8000 mm (max), 6000 mm (normal)
b. Habitat : darat, hutan, pepohonan, dekat dengan air
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Mamalia besar, unggas
f. Populasi : Nias, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sumbawa, Sulawesi

34 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Phyton curtus

Genus : Python curtus Schlegel, 1872


N.I. : Blood Python, Shorted-tailed Python, Sanca darah,ular dipong
(Jawa)
a. Ciri-ciri :
 Tubuh bagian dorsal berwarna coklat gelap dengan corak kehitaman
berbentuk segi empat tak beraturan dengan dikelilingi gris agak terang
(kuning kecoklatn)
 Tubuh bagian ventral berwarna coklat kekuningan
 Pada kepala terdapat corak seperti mata tombak (segitiga) berwarna coklat
gelap
 Terdapat garis hitam dari belakang hidung melewati mata sampai kepala
bagian belakang
 Mata bulat besar, pupil mata elips vertikal
 Panjangnya ± 3000 mm
b. Habitat : Darat, hutan, dekat air
c. Aktivitas : Nocturnal
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Mamalia besar, unggas
f. Distribusi : Jawa, Sumatra, Kalimantan

35 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


PENANGANAN PERTAMA GIGITAN ULAR
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Orang menganggap semua ular berbahaya, dan bila bertemu akan berusaha
membunuhnya dan jika tergigit, segera melakukan penanganan gigitan yang berlebihan.
Akibatnya cukup fatal serta merugikan manusia sendiri. Demikian pula jika penanganan
efek gigitan ular berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka dapat
menyebabkan dampak yang fatal bagi korban.

Efek gigitan racun ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar bisa/racun itu
sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia yang digigit. Semakin baik
“pertahanan” alami atau antibody yang dimiliki, dan semakin sehat metabolisme tubuh
manusia, efek gigitan akan berkurang rasanya dibandingkan dengan korban yang
memiliki imunitas redah atau sedang dalam kondisi tidak fit karena kecapekan atau sakit

Prinsipnya, walau pun digigit ular, JANGAN TERGESA MEMBUNUH ular tersebut.

JIKA TERGIGIT ULAR !!!

Satu JANGAN PANIK !

Dua Amankan posisi penolong dan korban


Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu
“lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang
tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.

Tiga Imobilisasi pasien danLakukan pembalutan elastis


di atas luka gigitan untuk menghentikan dan
memperlambat laju bisa menuju ke jantung

Empat Tenangkan korban, jangan banyak melakukan


aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan
mempercepat detak jantung

Lima Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !)


Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan
karakter efek bisa nya terhadap manusia.
Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! ....dan yang utama.....
Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa
tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka
nayak berarti tidak berbisa
Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa
tinggi dan mematikan. Selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri –
ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis .

Enam Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa.


Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka
lecet dan gatal.
36 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

 Lepaskan pembalut elastis


 Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
 Beri obat antiseptik.
 Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap
terbuka agar cepat kering
 Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............ 

Penanganan gigitan ular berbisa menengah


Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan
warna, dan jika kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin
sekitar 2 s.d. 7 hari.
 Lepaskan pembalut
 Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
 Beri antiseptik
 Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap
terbuka agar cepat kering
 Usahakan korban beristirahat sebentar
 Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
 Beri vitamin tambahan
 Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............ 

Bila tergigit ular jenis raksasa, ular pyhton


Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.
 Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan, lebih baik dalam posisi berbaring
 Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan
pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet.
 Istirahatkan dan tenangkan korban
 Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap
memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi.
 Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
 Beri vitamin tambahan

Ingat !
- ular ini tidak beracun tetapi akan tetap
berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah.
- saat melepas gigitan dari korban, jangan
paksakan dengan menarik kepala ular,
tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga
belitan ular.
- tidak perlu membunuh ular jenis ini
kecuali.............................

37 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi


Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa
ular.
Efek gigitan pada umumnya :
o Pembengkakan pada luka, diikuti
perubahan warna
o Rasa sakit di seluruh persendian
tubuh
o Mulut terasa kering
o Pusing, mata berkunang - kunang
o Demam, menggigil
o Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit,
pinggang terasa pegal, akibat dari usaha ginjal membersihkan
darah.

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas:


 Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
 Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1
menit
 Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter,
silet (yang disterilkan atau tidak, tergantung situasi). Buat luka
pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka akibat taring.
INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal.

 Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut


kearah luka baru. korban akan terasa sangat kesakitan, sehingga
perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut. Saat
mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat
dibantu dengan alat khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa
jarum), batang muda pohon pisang, teknik menggunakan tali
senar, dll....

tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan


racun dengan menyedot melalui mulut. Karena itu sangat
beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi
mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus.

 Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna


merah kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan
darah berwarna merah segar.

 Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan


pengeluaran bisa ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke
rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom
yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai
karakter bisa ular yang menggigit (haemotoxin atau neurotoxin)

 Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat


tertentu, identifikasi.

38 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

 Perawatan merupakan hal yang penting. Usahakan untuk selalu


berkonsultasi agar luka cepat kering.

INGAT !
Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang
diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam,
pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular
laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena
spesifikasi racunnya berbeda.

Tujuh - Jangan beri minuman beralkohol


- Korban tetap berusaha untuk sadar
- Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi
- Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup
- Jika perlu, segera evakuasi ke rumah sakit

39 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”
PERLU DIKETAHUI

a. Ular cenderung menggigit bila


 Sakit, pada mulut dan anggota tubuh yang lain
 Bunting, cari jodoh / kawin
 Karakternya agresif
 Terinjak, disakiti

b. Yang dihindari oleh ular


 Hewan berkuku tajam (misal : kucing, anjing)
 Bau-bauan yang menyengat (misal : minyak tanah, bensin)
 Panas yang berlebihan/menyengat
Catatan : “ULAR TIDAK TAKUT PADA GARAM”

c. Berhati – hatilah pada ular jika sedang :


 Berjalan di alam bebas pada malam hari tanpa penerangan yang memadai
 Berjalan pada saat bulan purnama, karena itu saat ular mencari jodoh
 Memasuki daerah rimbun, mendekati tumpukan batu, potongan kayu
 Menyusuri pinggiran sungai serta danau
 Memasuki hutan dengan posisi matahari ada di belakang kita
 Berada di mulut gua (karst-daerah berkapur)
 Melompati pohon yang telah tumbang dan melalui daerah tumpukan daun
– daun kering (kompos)
 Bermain di pantai di pinggiran laut dan di karang – karang, menyelam.
 Banjir, ada luapan air dari sungai, rawa dan selokan serta saluran air yang
terhubung dengan bantaran sungai
 Mencium bau amis khas kotoran ular dan juga berada didaerah dimana
ditemukan bekas kulit ular.

40 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia


DAFTAR PUSTAKA
“snake everywhere, don’t worry just be prepared !”

Retinger Frank F.,1999,Common Snakes of South East Asia And


Hongkong-Singapore-Kuala Lumpur.p 144.
Kirshner David Dr.,2000,Investigate Snakes,Periplus,(HK) Ltd. P 63
Rooij Nelly De Dr.,1917,The Reptiles of The Indo Australian Archipelago, Ophidia,
E.J. Brill Ltd, Leiden. p 334.
Supriyatna Jatna Drs.,1981, Ular Berbisa di Indonesia, Penerbit Bhratara Karya
Aksara, Jakarta.p 75
Strorer Tracy I. and Robert L. Usinger, 1955, Element of Zoology, The Maple Press
Company, York PA. P 552.
Prosser C. Ladd, 1962, Comparative Animal Physiology, Second Edition,W.B.
Saunders Company, London. p 688.
Hoesel p. Van,1959, Ophidia Javanica, Lembaga Pusat Penyelidikan Alam, Museum
Zoologicum BogoriensePercetakan Archipel, Bogor.p 105.
Zug George R.,1993 Herpetology, An Introductory Biology of Amphibians And
Reptiles, Academic Press Ltd., London. p 507.
Catatan Harian Natrix, Lembaga Studi dan Konservasi Ular, 1997 – 2003, Yogyakarta
Catatan Harian SIOUX, Lembaga Studi Ular Indonesia, 2003 – 2004, Jakarta
www.nature-conservation.com
www.venomous.com
www.siouxsnake.blogspot.com
www.ularindonesia.com

e-mail : sioux_indonesia@yahoo.co.id // ularindonesia@yahoo.co.id


homepage : www.siouxindonesia.multiply.com, www.ularindonesia.com
Kontak : 0812 1361 7100 – Rudy Rahadian

~~~~~~~~Selamat Berlatih~~~~~~~~~

41 Makalah Pengantar : Identifikasi dan Penanganan Ular Indonesia | Sioux Indonesia

Anda mungkin juga menyukai