Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA


DI POLI MATA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 21 – 26 Oktober 2019

Oleh:
AISYAH S. Kep
NIM. 1930913320011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Aisyah S.Kep

NIM : 1930913320011

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Glaukoma di Poli


Mata RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 21 Oktober 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, S.Kep.,Ns.,MNS.,Ph.D. Efnita, SKM, MM


NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19640604 199101 2 001
GLAUKOMA

Definisi Etiologi Klasifikasi Tanda dan gejala Pemeriksaan


Sekelompok - Primer: trauma, 1. Glaukoma Primer - Penurunan lapang 1. Anamnesa
kelainan/kerusakan diabetes mellitus, - Glaukoma sudut pandang 2. Pemeriksaan fisik
mata yang ditandai arteriosklerosis terbuka - Timbulnya halo di 3. Tonometri
dengan - Sekunder: - Glaukoma sudut sekitar lapang 4. Pengukuran lapang
berkurangnya lapang komplikasi penyakit tertutup pandang pandang
pandang akibat mata lain seperti 2. Glaukoma sekunder - Nyeri hebat di dalam 5. oftalmoskop
kerusakan saraf katarak, 3. Glaukoma dan di sekitar mata
optikus karena pembedahan. kongenitalis. - Pembesaran bola
peningkatakan mata
tekanan intraokuler.

Komplikasi Penatalaksanaan
Kontrol tekanan 1. Medikamentosa
intraokuler yang jelek - Timolol, Betaxolol,
akan menyebabkan Levobunolol,
semakin rusaknya Carteolol,
nervus optik dan metipranolol
semakin menurunnya 2. Bedah konvensional
visus sampai terjadi - trabeculectomy
kebutaan. 3. Bedah laser
- trabeculoplasty
Pathway

Glaukoma Glaukoma Penyakit mata Kegagalan


sudut terbuka sudut tertutup lain (mis. perkembangan
Trauma, uveitis) organ mata,
Herediter, Perubahan kelainan anatomis
degeneratif anatomis (iris Penyempitan
terlalu ke depan) sudut mata atau Gangguan aliran
Sklerosa badan obstruksi aliran drainase
silier dan jaringan Obstruksi pada drainase aqueus
trabekel, miopi yg kanal schlemn humor
progresif

Drainase aqueus
Ruang posterior humor terganggu
menyempit

Obstruksi aliran Peningkatan Tekanan Intra Nyeri


aqueus humor Okuler (TIO) >21 mmHg akut

Tekanan pada Tekanan pd sel ganglion Tekanan pembuluh


saraf vagus dan saraf optik darah di retina

Mual muntah Kerusakan retina, Suplai O2 ke


gangguan fungsi mata menurun
penglihatan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari iskemik
kebutuhan tubuh Fotopobia, penurunan
penglihatan, penurunan
lapang pandang Resiko retinopati

kebutaan

Risiko jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
Nyeri akut Ketidakseimbangan nutrisi: kurang Risiko Jatuh
NOC: dari kebutuhan tubuh NOC :
Kontrol Nyeri NOC: Fall Prevention Behavior
Setelah dilakukan tindakan Status Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
keperawatan selama 1 x 60 menit klien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien tidak mengalami
menunjukkan tanda penurunan nyeri selama 3x24 jam kebutuhan nutrisi klien risiko jatuh dengan kriteria hasil:
dengan kriteria hasil: terpenuhi dengan kriteria hasil:
1. Menggunakan perangkat koreksi
1. Mengenali kapan nyeri terjadi (4-5) 1. Asupan Gizi (3-5)
2. Asupan makanan (4-5) penglihatan (3-5)
2. Melaporkan nyeri yang terkontrol (3-
3. Rasio berat badan / tinggi badan (4-5) 2. Menyediakan bantuan untuk bergerak
5)
3. Menggunakan tinakan pengurang
nyeri tanpa analgesik (4-5) NIC: NIC :
Nutrition Management Fall Prevention
NIC 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 1. Identifikasikan defisiensi kognitif atau
Pain Management menentukan jumlah kalori dan tipe fisik dari klien yang bisa
1. Lakukan pengkajian nyeri secara nutrisi yang dibutuhkan. meningkatkan kemungkinan jatuh di
komprehensif. 2. Tanyakan alergi yang dimiliki klien
3. Pastikan makanan mengandung suatu lingkungan.
2. Observasi tanda-tanda nyeri secara tinggi serat untuk mencegah 2. Identifikasikan perilaku dan faktor-
nonverbal konstipasi faktor yang memberi efek risiko untuk
3. Ajarkan penggunaan teknik 4. Monitor intake makanan dan jatuh.
nonfarmakologi (relaksasi, terapi minuman
3. Instruksikan klien untuk memanggil
musik, distraksi, kompres 5. Anjurkan untuk mengonsumsi
makanan dengan porsi sedikit tapi asisten jika ingin bergerak, bila
hangat/dingin, dan massage) diperlukan.
Analgesic Administration sering
4. Sediakan alat bantu untuk
1. Cek order medis untuk obat, dosis
Fluid/Electrolyte Management menstabilkan gaya berjalan.
dan frekuensi analgesik yang
1. Berikan cairan yang sesuai Peningkatan komunikasi: Kurang
diberikan 2. Timbang berat badan harian dan
2. Cek adanya alergi obat Penglihatan
pantau gejala
3. Monitor TTV sebelum dan sesudah 1. Lakukan atau atur pengkajian dan
3. Jaga pencatatan intake/asupan dan
memberikan analgesik narkotik output yang akurat skrinning penglihatan secara rutin
4. Dokumentasikan respon klien 4. Tingkatkan intake/asupan cairan 2. Monitor implikasi terhadap fungsional
terhadap penggunaan analgesik peroral (misalnya, memberikan pasien dengan penglihatan yang
cairan oral sesuai preferensi pasien, berkurang (misalnya, resiko cedera)
tempatkan cairan di tempat yang 3. Sediakan ruang dengan cahaya yang
mudah dijangkau, memberikan memadai
sedotan, dan menyediakan air segar
4. Pastikan kacamat atau lensa kontak
yang sesuai.
yang pasien miliki mempunyai resep
terbaru, dibersihkan, dan disimpan
ditempat benar jika tidak digunakan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell.
Mansjoer Arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Medis Aesculapius.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri:
Mosby Inc.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai