Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “RANCANG CAMPUR BETON
(MIX DESIGN OF CONCRETE)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
Daftar isi
Latar Belakang 3
Rumusan Masalah 3
Tujuan 3
D. Contoh Soal 10
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam dunia konstruksi, kata beton sudah tidak asing lagi bahkan bagi masyarakat umum
sekalipun. DPULPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara
semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-
2847-2002). Dari pengertian diatas kita mengetahui bahwa dalam pembuatan beton
terdapat beberapa jenis material, dan tentunya material tadi tidak dicampur tanpa
perhitungan proporsi masing-masing materialnya. Dalam pembuatan beton yang
berkualitas tentunya segala aspek dalam proses produksi perlu diperhatikan termasuk
dalam mencampur materialnya, agar kualitas beton maksimal mulai dari aspek
workabilitas, kekuatan, durabilitas, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud rancang camur beton?
Apa saja faktor-faktor yang menentukan proporsi material yang akan digunakan?
Apa saja metode yang dapat digunakan dalam rancang campur beton?
Bagaimana prosedur atau langkah-langkah rancang campur beton?
C. Tujuan
Menjelaskan secara singkat kepada pembaca mengenai definisi rancang campur
beton
Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proporsi
material yang akan digunakan.
Memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai metode yang digunakan dan
prosedur dalam rancang campur beton
Bab II
Pembahasan
Rancang Campur Beton
Tujuan perancangan campuran beton adalah untuk menentukan proporsi bahan baku beton
yaitu semen, agregat halus, agregat kasar, dan air yang memenuhi kriteria workabilitas,
kekuatan, durabilitas, dan penyelesaian akhiryang sesuai dengan spesifikasi. Proporsi yang
dihasilkan oleh rancangan pun harus optimal, dalam arti penggunaan bahan yang minimum
dengan tetap mempertimbangkan kriteria teknis.
Untuk mencapai suatu kekuatan beton tertentu, rancangan yang dibuat harus melahirkan
suatu proporsi bahan campuran yang nilainya ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
a.Faktor Air-Semen (fas)Nilai perbandingan air terhadap semen atau yang disebut faktor air-
semen (fas) mempunyai pengaruh yang kuat secara langsung terhadap kekuatan beton. Harus
dipahami secara umum bahwa semakin tinggi nilai fassemakin rendah mutu kekuatan beton.
b. Tipe SemenPenggunaan tipe semen yang berbeda, yaitu semen Portland tipe I,II,IV dengan
semen Portland yang memilki kekuatan awal yang tinggi (tipe III) akan memerlukan nilai
faktor air-semen yang berbeda
f. Kadar SemenKadar semen yang diperoleh dari hasil perhitungan rancangan, selanjutnya
dibandingkan dengan ketentuan kadar semen minimum berdasarkan pertimbangan
durabilitas, dan dibandingkan juga dengan batas kadar semen maksimum untuk mencegah
terjadinya retak akibat panas hidrasi yang tinggi
Dalam praktek ada beberapa metode rancangan campuran beton yang telah dikenal, antara
lain seperti metode DOEyang dikembangkan oleh Department of Environmentdi Inggris dan
Metode ACI(American ConcreteInstitute). Metode rancangan campuran beton dengan cara
DOEinidi Indonesia dikenal sebagai standar perencanaan oleh Departemen Pekerjaan Umum
dan dimuat dalam Standar SNI03-2834-2000, "Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal".Sedangkan SNI 7656:2012, “Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal,
beton berat dan beton massa” mengacu pada ACI.Secara garis besar kedua metode tersebut
didasarkan pada hubungan empiris, bagan, grafik dan tabel, tetapi pada beberapa procedural
terdapat perbedaan.
a.Metode ini berlaku untuk semen Ordinary Portland Cement(tipe I), Rapid Hardening
Portland Cement(tipe II),High Early Strength Cement(tipe III) dan SulphateResisting
Portland Cement(tipe V).
b.Metode ini membedakan antara agregat pecah (batu pecah) dan tidak pecah (agregat
alami/kerikil) yang akan mempengaruhi jumlah pengguna air.
c.Memperhitungkan gradasi dari agregat halus berdsarkan zona dan menganggap gradasi dari
agregat halus akan mempengaruhi tingkat kemampuan kerja dari campuran beton.
d.Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton tergantungdari ukuran
maksimum nominal dari agregat kasar dan gradasi agregat halus.
e.Kadar air dalam campuran beton hanya dipengaruhi oleh tingkat kemudahan kerja yang
diperlukan, dinyatakan uji slump.
f.Ukuran maksimum nominal dari agregat kasar, dianggap tidak mempengaruhi proporsi
campuran.
g.Metode mengadopsi campuran beton dengan rasio air semen (fas) 0,5.
2.Metode SNI 7656:2012 Metode SNI 7656:2012, dalam prosedur rancangan campurannya
mengadopsi beberapa asumsi sebagai berikut (Alkhaly, 2016) :
a.Metode ini tidak membedakan jenis semen hidrolik (berlaku untuk semua jenis semen
hidrolik) dan jenis agregat
c.Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton tergantunghanya pada
ukuran maksimum nominal dari agregat kasar.
e.Estimasi volume bahan campuran beton dapat dilakukan berdasarkan ekivalensi berat
maupun ekivalensi absolut.
f.Metode ini tidak memberikan batasan kadar minimum beton yang dapat digunakan.
g.Metode ini memberikan pengurangan air sebesar 18 kg/m3pada campuran beton yang
menggunakan agregat kasar alami/kerikil.
Prosedur perancangan campuran beton menurut metoda SNI 7656:2012, ditunjukkan pada
gambar berikut
Contoh Soal Perencanaan Campuran Beton
Rencanakanlah campuran untuk keperluan kolom beton dengan kuat tekan
karakteristik sebesar 25 MPa dengan benda uji kubus (cara ACI) pada umur 28 hari. Slump
rencana 10 cm. Jarak tulangan kolom hanya memungkinkan penggunaan agregat maksimum
sebesar 20 mm. Semen yang digunakan type I, deviasi standar diambil sebesar 6,5 Mpa,
faktor air semen maksimum 0,65 dan kebutuhan semen minimum 275 kg/m3.
Tentukan pula rencana ukuran kotak takaran agregat untuk keperluan pengadukan dengan
ketentuan dimana kapasitas mixer adalah 1 sak semen + 2 kotak pasir + 3 kotak agregat
kasar.
Penyelesaian
1. Kuat tekan rencana = 25 + 1,64. 6,5 = 35,66 MPa = 356,6 kg/cm2
Kuat tekan rencana benda uji silinder = 356,6 x 0,83 = 296 kg/cm2
2. Slump rencana = 100 mm
3. Ukuran agregat maksimum = 20 mm
Modulus kehalusan pasir dihitung dengan Tabel berikut
Diminta :
Komposisi akhir bahan campuran beton tersebut dalam perbandingan berat dan
volume dengan menggunakan 2 rancangan campuran beton !
Jumlah Semen
Nilai Faktor Air
Uraian Minimum
Semen
Per m3 Beton (Kg)
Beton dalam ruangan bangunan :
Keadaan keliling non-korosif 275 0,60
Keadaan keliling korosit disebabkan oleh
kondensasi atau uap-uap korosif Beton 325 0,52
diluar ruangan bangunan :
Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 325 0,60
Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari langsung
Beton yang masuk kedalam tanah : 325 0,55
Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti
Mendapat pengaruh sulfat, alkali dari 375 0,52
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu berhubungan
dengan air: 275 0,57
Air tawar 375 0,52
Air Laut
Perhitungan koreksi
1. Kadar air
● Agregat halus (pasir) = 6,80% x 727 = 49,436 kg/m3
● Agregat kasar (batu pecah) = 1,23% x 1350 =
16,605 kg/m3 Total kadar air = 66
kg/m3
2. Peyerapan air
● Agregat halus (pasir) = 1,05% x 727 = 7,6 kg/m3
● Agregat kasar (batu pecah) = 0,80% x 1350 =
10,8kg/m3 Total penyerapan air = 18,4 kg/m3