Anda di halaman 1dari 24

RANCANG CAMPUR BETON

(MIX DESIGN OF CONCRETE)

Disusun oleh :

Alifah Fauzia (1806200596)

Azzahra Sophie L (1806148901)

Danny Sigit R (1806200463)

La Ode Bachrul Hayat (1806200684)


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “RANCANG CAMPUR BETON
(MIX DESIGN OF CONCRETE)”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Depok, 11 November 2019

Penulis
Daftar isi

Latar Belakang 3

Rumusan Masalah 3

Tujuan 3

A. Definisi Rancang Campur Beton 4

B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Proporsi Campuran 4

C. Metode Perencanaan Campur Beton 6

D. Contoh Soal 10
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam dunia konstruksi, kata beton sudah tidak asing lagi bahkan bagi masyarakat umum
sekalipun. DPULPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara
semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-
2847-2002). Dari pengertian diatas kita mengetahui bahwa dalam pembuatan beton
terdapat beberapa jenis material, dan tentunya material tadi tidak dicampur tanpa
perhitungan proporsi masing-masing materialnya. Dalam pembuatan beton yang
berkualitas tentunya segala aspek dalam proses produksi perlu diperhatikan termasuk
dalam mencampur materialnya, agar kualitas beton maksimal mulai dari aspek
workabilitas, kekuatan, durabilitas, dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud rancang camur beton?
 Apa saja faktor-faktor yang menentukan proporsi material yang akan digunakan?
 Apa saja metode yang dapat digunakan dalam rancang campur beton?
 Bagaimana prosedur atau langkah-langkah rancang campur beton?

C. Tujuan
 Menjelaskan secara singkat kepada pembaca mengenai definisi rancang campur
beton
 Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proporsi
material yang akan digunakan.
 Memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai metode yang digunakan dan
prosedur dalam rancang campur beton
Bab II
Pembahasan
Rancang Campur Beton

Tujuan perancangan campuran beton adalah untuk menentukan proporsi bahan baku beton
yaitu semen, agregat halus, agregat kasar, dan air yang memenuhi kriteria workabilitas,
kekuatan, durabilitas, dan penyelesaian akhiryang sesuai dengan spesifikasi. Proporsi yang
dihasilkan oleh rancangan pun harus optimal, dalam arti penggunaan bahan yang minimum
dengan tetap mempertimbangkan kriteria teknis.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PROPORSI CAMPURAN

Untuk mencapai suatu kekuatan beton tertentu, rancangan yang dibuat harus melahirkan
suatu proporsi bahan campuran yang nilainya ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

a.Faktor Air-Semen (fas)Nilai perbandingan air terhadap semen atau yang disebut faktor air-
semen (fas) mempunyai pengaruh yang kuat secara langsung terhadap kekuatan beton. Harus
dipahami secara umum bahwa semakin tinggi nilai fassemakin rendah mutu kekuatan beton.

b. Tipe SemenPenggunaan tipe semen yang berbeda, yaitu semen Portland tipe I,II,IV dengan
semen Portland yang memilki kekuatan awal yang tinggi (tipe III) akan memerlukan nilai
faktor air-semen yang berbeda

c. Keawetan (durability)Pertimbangan keawetan akan memerlukan nilai-nilai kekuatan


minimum, faktor air-semen maksimum, dan kadar semen minimum.Ketentuan nilai-nilai
faktor air-semen maksimum dan kadar semen minimum dapat dilihat pada tabel berikut
d. Workabilitas dan Jumlah Air Sifat kekentalan/konsistensi adukan beton dapat
menggambarkan kemudahan pengerjaan beton, yang dinyatakan nilai slump. Suatu nilai
slumptertentu yang diharapkan dapat memberi kemudahan pengerjaan sesuai dengan jenis
konstruksi yang dikerjakan, untuk suatu ukuran agregat tertentu akan berpengaruh terhadap
jumlah air yang dibutuhkan. Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu kental
atau terlalu encer, dianjurkan untuk menggunakan nilai-nilai slumpdalam batas-batas sebagai
berikut
Pengujian konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai SNI 1972:2008.
Adapun menurut Spesifikasi Umum Binamarga tahun 2010 revisi 3, rentang nilai slump yang
harus dipenuhi adalah : -Untuk beton yang akandibentuk dengan acuan berjalan (slipform):
20 -50 mm-Untuk beton yang akan dihampar dengan acuan tetap (fixform): 50 -75 mm

e. Pemilihan Agregat Ukuran maksimum agregat ditetapkan berdasarkan pertimbangan


ketersediaan material yang ada, biaya, ataujarak tulangan terkecil yang ada.Agregat kasar
harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih
minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah
lainnya dimana beton harus dicor

f. Kadar SemenKadar semen yang diperoleh dari hasil perhitungan rancangan, selanjutnya
dibandingkan dengan ketentuan kadar semen minimum berdasarkan pertimbangan
durabilitas, dan dibandingkan juga dengan batas kadar semen maksimum untuk mencegah
terjadinya retak akibat panas hidrasi yang tinggi

METODE PERENCANAAN CAMPURAN BETON

Dalam praktek ada beberapa metode rancangan campuran beton yang telah dikenal, antara
lain seperti metode DOEyang dikembangkan oleh Department of Environmentdi Inggris dan
Metode ACI(American ConcreteInstitute). Metode rancangan campuran beton dengan cara
DOEinidi Indonesia dikenal sebagai standar perencanaan oleh Departemen Pekerjaan Umum
dan dimuat dalam Standar SNI03-2834-2000, "Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal".Sedangkan SNI 7656:2012, “Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal,
beton berat dan beton massa” mengacu pada ACI.Secara garis besar kedua metode tersebut
didasarkan pada hubungan empiris, bagan, grafik dan tabel, tetapi pada beberapa procedural
terdapat perbedaan.

1.Metode SNI 03-2834-2000 Metode SNI 03-2834-2000, dalam prosedur rancangan


campurannya mengadopsi beberapa asumsi sebagai berikut (Alkhaly, 2016) :

a.Metode ini berlaku untuk semen Ordinary Portland Cement(tipe I), Rapid Hardening
Portland Cement(tipe II),High Early Strength Cement(tipe III) dan SulphateResisting
Portland Cement(tipe V).

b.Metode ini membedakan antara agregat pecah (batu pecah) dan tidak pecah (agregat
alami/kerikil) yang akan mempengaruhi jumlah pengguna air.
c.Memperhitungkan gradasi dari agregat halus berdsarkan zona dan menganggap gradasi dari
agregat halus akan mempengaruhi tingkat kemampuan kerja dari campuran beton.

d.Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton tergantungdari ukuran
maksimum nominal dari agregat kasar dan gradasi agregat halus.

e.Kadar air dalam campuran beton hanya dipengaruhi oleh tingkat kemudahan kerja yang
diperlukan, dinyatakan uji slump.

f.Ukuran maksimum nominal dari agregat kasar, dianggap tidak mempengaruhi proporsi
campuran.

g.Metode mengadopsi campuran beton dengan rasio air semen (fas) 0,5.

Prosedurperancangan campuran beton menurut metoda SNI 03 –2834 –2000, ditunjukkan


pada gambar berikut

2.Metode SNI 7656:2012 Metode SNI 7656:2012, dalam prosedur rancangan campurannya
mengadopsi beberapa asumsi sebagai berikut (Alkhaly, 2016) :
a.Metode ini tidak membedakan jenis semen hidrolik (berlaku untuk semua jenis semen
hidrolik) dan jenis agregat

b.Konsistensi campuran yang mempengaruhi kemudahan kerja dianggap hanya tergantung


pada kadar air bebas dari proporsi campuran, dinyatakan dalam uji slump.

c.Rasio optimum dari volume curah agregat kasar per kubik beton tergantunghanya pada
ukuran maksimum nominal dari agregat kasar.

d.Jenis pemadatan berpengaruh pada tinggi slump yang dianjurkan.

e.Estimasi volume bahan campuran beton dapat dilakukan berdasarkan ekivalensi berat
maupun ekivalensi absolut.

f.Metode ini tidak memberikan batasan kadar minimum beton yang dapat digunakan.

g.Metode ini memberikan pengurangan air sebesar 18 kg/m3pada campuran beton yang
menggunakan agregat kasar alami/kerikil.

Prosedur perancangan campuran beton menurut metoda SNI 7656:2012, ditunjukkan pada
gambar berikut
Contoh Soal Perencanaan Campuran Beton
Rencanakanlah campuran untuk keperluan kolom beton dengan kuat tekan
karakteristik sebesar 25 MPa dengan benda uji kubus (cara ACI) pada umur 28 hari. Slump
rencana 10 cm. Jarak tulangan kolom hanya memungkinkan penggunaan agregat maksimum
sebesar 20 mm. Semen yang digunakan type I, deviasi standar diambil sebesar 6,5 Mpa,
faktor air semen maksimum 0,65 dan kebutuhan semen minimum 275 kg/m3.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada kondisi SSD, diperoleh :


Sifat agregat kasar (batu pecah):
Specific gravity (BJ) = 2,68
Berat volume gembur = 1400 kg/m3
Berat volume padat = 1580 kg/m3
Sifat agregat halus :
Specific gravity (BJ) = 2,55
Berat volume gembur = 1550 kg/m3
Hasil pengujian analisis saringan agregat halus:

Tentukan pula rencana ukuran kotak takaran agregat untuk keperluan pengadukan dengan
ketentuan dimana kapasitas mixer adalah 1 sak semen + 2 kotak pasir + 3 kotak agregat
kasar.

Penyelesaian
1. Kuat tekan rencana = 25 + 1,64. 6,5 = 35,66 MPa = 356,6 kg/cm2
Kuat tekan rencana benda uji silinder = 356,6 x 0,83 = 296 kg/cm2
2. Slump rencana = 100 mm
3. Ukuran agregat maksimum = 20 mm
Modulus kehalusan pasir dihitung dengan Tabel berikut

Modulus kehalusan pasir = 271,33/100 = 2,71

4. Berat air (Tabel 6.6) = 202 kg/m3


5. Berdasarkan kuat tekan rencana maka faktor air semen (Tabel 6.7) = 0,576
6. Berat semen = 202/0,576 = 351 kg/m3
7. Persentase volume agregat kasar (Tabel 6.9) = 63 %
Berat agregat kasar = 0,63. 1580
= 995,4 kg/m3

8. Penentuan volume unsur beton kecuali pasir :


Volume semen = 0,1114 m3
Volume air = 0,2020 m3
Volume agregat kasar = 0,3714 m3
Volume udara = 0,0200 m3
___________
= 0,7048 m3

9. Volume pasir = 1- 0,7048 = 0,2952 m3


Berat pasir = 0,2952.2,55.1000 = 752,76 kg/m3
Maka unsur beton per m3:
Semen = 351 kg
Air = 202 kg
Pasir = 752 kg
Agregat kasar = 995 kg
__________
= 2300 kg

Contoh Soal Pembuatan Mix Design Beton


Suatu pekerjaan kontruksi akan dibuatkan mix design beton yaitu pekerjaan
konstruksi jembatan dengan mutu beton K-275. Adapun data hasil pengujian sifat
karakteristik agregat adalah sebagai berikut:

Data-data yang harus dipersiapkan untuk suatu mix-design beton adalah :

⮚ Ukuran max agregat = 38 mm


⮚ Berat jenis pasir kondisi SSD = 2,9
⮚ Berat jenis batu pecah kondisi SSD = 2,63
⮚ Kadar air pasir = 6,80%
⮚ Kadar air batu pecah = 1,23%
⮚ Penyerapan pasir = 1,05%
⮚ Penyerapan batu pecah = 0,80%
⮚ Berat isi batu pecah = 1,59 kg/l
⮚ Berat isi pasir = 1,49 kg/l
⮚ Modulus kehalusan batu pecah = 7,81
⮚ Modulus kehalusan pasir = 2,27
⮚ Prosentase pasir = 35%

Diminta :
Komposisi akhir bahan campuran beton tersebut dalam perbandingan berat dan
volume dengan menggunakan 2 rancangan campuran beton !

Perhitungan rancangan campuran beton metode DOE


1. Mutu Beton = 275 kg/cm2
2. Deviasi Standar = 50 kg/cm2
3. Nilai tambah (M) = 1,64 . Sr – 40
= 1,64 . 50 – 40
= 92 kg/cm2
4. Kuat Tekan Rata-rata =1+3
= 275 + 92
= 367 kg/cm2

Kekuatan tekan (N/mm)


Jenis semen Jenis agregat kasar Pada umur (hari)
Bentuk benda uji
3 7 28 91
Batu tak
17 23 33 40
dipecahkan Silinder
Semen Portland Tipe 19 27 37 45
Batu pecah
I atau Semen tahan
Sulfat Tipe II, V Batu tak
20 28 40 48
dipecahkan Kubus
23 32 45 54
Batu pecah
Batu tak
21 28 38 44
dipecahkan Silinder
25 33 44 48
Semen Portland Tipe Batu pecah
III Batu tak
25 31 46 53
dipecahkan kubus
30 40 53 60
Batu pecah

5. Jenis semen = Tipe 1


6. Jenis agregat kasar = Batu Pecah
7. Jenis agregat halus = Pasir

8. Faktor Air Semen (w/c) = 0,7

9. Faktor air semen maksimum = 0,60

Jumlah Semen
Nilai Faktor Air
Uraian Minimum
Semen
Per m3 Beton (Kg)
Beton dalam ruangan bangunan :
Keadaan keliling non-korosif 275 0,60
Keadaan keliling korosit disebabkan oleh
kondensasi atau uap-uap korosif Beton 325 0,52
diluar ruangan bangunan :
Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 325 0,60
Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari langsung
Beton yang masuk kedalam tanah : 325 0,55
Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti
Mendapat pengaruh sulfat, alkali dari 375 0,52
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu berhubungan
dengan air: 275 0,57
Air tawar 375 0,52
Air Laut

10. Slump = 30 -60 mm


11. Ukuran maksimum agregat = 38 mm
12. Kadar air bebas = 1/3 wk + 2/3 wh
= 1/3 (190) + 2/3 (160)
= 63,333 + 106,667
= 170 kg/m3

Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180


V.B (detik) 12 6-12 3-6 0-3
Ukuran
Maxsimum
Jenis
dari Kadar Air-bebas dalam (Kg/m3)
Agregat
Agregat
(mm)
Alami
150 180 205 225
10 Batu
180 205 230 250
pecah
Alami
135 160 180 190
20 Batu
170 190 210 225
Pecah
Alami
115 140 160 175
40 Batu
155 175 190 205
Pecah

13. Kadar air semen = 12 : 8


= 242,86 kg/m³ =243kg/m³
14. Kadar semen maksimum =-
15. Kadar semen minimum = 325 kg/m3
16. Faktor air semen yg disesuaikan = 12: 15
= 0,523
17. Susunan besar butir pasir = Zone 2
18. Presentase bahan < 4,8 mm = 35 %
19. Berat jenis agregat gabungan :
= (%pasir x berat jenis pasir) + ( %batu pecah x berat jenis batu pecah)
= (35% x 2,59) + (65% x 2,63)
= 0,906 + 1,709
= 2,61
20. Berat jenis beton basah = 2490 kg/m3
21. Kadar agregat gabungan = 20 – 12 – 13
= 2490 – 170 – 243
= 2077 kg/m3
22. Kadar agregat halus = 18 x 21
= 35% x 2077
= 726,95 kg/m³= 727 kg/m³
23. Kadar agregat kasar = 21 – 22
= 2077 – 7
= 1350 kg/m³
RANCANGAN
CAMPURAN BETON
(CONCRETE MIX-DESIGN)

Tabel 1 Formulir Rancangan Campuran Beton Metode DOE

No Uraian Tabel/Grafik Nilai


1 Kuat tekan yang disyarakan Ditetapkan 275 kg/cm2
2 Deviasi standar (Sr) Tabel 50 kg/cm2
3 Nilai tambah / margin (M) 2,64 . Sr – 40 92 kg/cm2
4 Kuat tekan rata-rata 1+3 367 kg/cm2
5 Jenis semen Ditetapkan Tipe 1
6 Jenis agregat kasar Ditetapkan Batu pecah
7 Jenis agregat halus Ditetapkan Pasir
8 Factor air semen (w/c) Tabel 2 dan grafik b 0,7
9 Factor air semen maksimum Tabel 4 0,60
10 Slump Ditetapkan tabel (5) 30 – 60 mm
11 Ukuran maksimum agregat Ditetapkan 38 mm
12 Kadar air bebas Tabel 6 170 kg/cm3
13 Kadar semen 12 : 8 243 kg/cm3
14 Kadar semen maksimum Tidak Ditetapkan -
15 Kadar semen minimum Tabel 4 325 kg/cm3
Factor air semen yang
16 Tidak ditetapkan 0,523
disesuaikan
17 Susunan besar butir pasir Analisa saringan Zone 2
18 Persentase bahan < 4,8 mm Perhitungan 35 %
Berat jenis agregat gabungan JPK
19 Perhitungan 2,61

20 Berat jenis beton basah Grafik 3 2490 kg/cm3


21 Kadar agregat gabungan 20 – 12 – 13 2077 kg/cm3
22 Kadar agregat halus 18 x 21 727 kg/cm3
23 Kadar air kasar 21 – 22 1350 kg/cm3
Hasil rancangan sebelum koreksi
Semen = 243 kg/m3
Air = 170 kg/m3
Pasir = 727 kg/m3
Batu Pecah = 1350 kg/m3
= 2490 kg/m3

Untuk 1 adukan benda uji :


Kubus 15 x 15 x 15 = 30 buah
Volume = 0,15 x 0,15 x 0,15 x 1,2 x 30
= 0,122 m3
Tabel 2 formulir kesimpulan hasil
rancangan

Volume Agregat Agregat kasar Berat total


Air (kg/lt) Semen (kg)
(m3) halus (kg) (kg) (kg)
1 m3 170 243 727 1350 2490
1 adukan
20,74 29,646 88,694 164,7 303,78
3
0,122 (m )

Perhitungan koreksi
1. Kadar air
● Agregat halus (pasir) = 6,80% x 727 = 49,436 kg/m3
● Agregat kasar (batu pecah) = 1,23% x 1350 =
16,605 kg/m3 Total kadar air = 66
kg/m3
2. Peyerapan air
● Agregat halus (pasir) = 1,05% x 727 = 7,6 kg/m3
● Agregat kasar (batu pecah) = 0,80% x 1350 =
10,8kg/m3 Total penyerapan air = 18,4 kg/m3

Hasil rancangan setelah koreksi


Semen =243 = 243 kg/m3
Air = 170 - 66 + 18,4 = 122,4 kg/m3
Pasir = 727 + 49,436 – 7,6 = 768,8 kg/m3
Batu pecah = 1350 + 16,605 – 10,8 = 1355,8 kg/m3
Total = 2490 kg/m3

Tabel 2 formulir kesimpulan hasil rancangan

Volume Agregat Agregat kasar Berat total


Air (kg/lt) Semen (kg)
(m3) halus (kg) (kg) (kg)
1 m3 122,4 243 768,8 1355,8 2447
1 adukan
29,40 93,03 164,05
3
0,121 (m )

Anda mungkin juga menyukai