Depresi Lansia
Depresi Lansia
Hermayunita (1811316037)
Dosen Pembimbing :
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah yang muncul seperti masalah fisik, psikologis dan sosial. Keberadaan usia
lanjut di tandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke
dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif.
Proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai
perasaan sedih, cemas , kesepian, mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia
sehari-hari lansia. Mencegah dan merawat lansia dengan masalah tersebut adalah hal
yang sangat penting dalam upaya mendorong lansia bahagia, sejahtera di dalam
Perubahan pada lansia ini salah satunya adalah terjadinya perubahan psikologis
seperti terjadinya depresi. Depresi ini merupakan gangguan mental yang sering
diderita para lanjut usia. Depresi menjadi salah satu problem gangguan mental yang
sering ditemukan pada usia lanjut. Prevalensi diperkirakan 10% - 15% dari populasi
lanjut usia dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit Geriatri menderita depresi,
sehingga gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai bagian dari proses
menua (Soejono,2001).
B. Pokok Bahasan
1. Penegrtian deprsi
2. Etiologi
3. Gambaran klinis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Depresi merupakan suatu gangguan mood. Mood adalah suanasan pesaaan yang
meresap dan menetap yang dialami secara internal dan yang mempengaruhi
adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan
tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih
baik), kepribadian tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Splitting of
Dadang, 2001).
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen psikologis
seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan penyesalan atau
berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (Wahyulingsih dan Sukamto, 2004).
Depresi adalah suatu bentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian
seseorang. Depresi juga merupakan perasaan sinonim dengan perasaan sedih, murung,
kesal, tidak bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi
untuk merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal,
tidak mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. (Suryantha Chandra, 2002:8).
B. Etiologi
Etiologi diajukan para ahli mengenai depresipada usia lanjut (Damping,2003) adala
h:
1. Polifarmasi
analgetika, obatanti inflamasi nonsteroid, anti hipertensi, anti psikotik, anti kanker,
3. Teori neurobiologi
Para ahli sepakat bahwa faktor genetik berperan pada depresi lansia. Pada
asetil kolin serta meningkatnya konsentrasi monoamin oksidase otak akibat proses
4. Teori psikodinamik
individu sehingga menyatu atau merupakan bagian dari individu itu. Kemarahan
terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri sendiri. Akibatnya
terjadi perasaan bersalah atau enyalahkan diri sendiri, merasa tidak berguna dan
sebagainya.
hubugan antara kehilangan yang tidak dapat dihindari akibat proses penuaan
seperti keadaan tubuh, fungsi seksual, dansebagainya dengan sensasi passive help
lessness padapasien usia lanjut. Salah satu teori psikologis tentang terjadinya
gangguan depresif adalah terjadinya distorsi kognitif. Dalam hal ini berkaitan
yang dialaminya.
6. Teori psikoedukatif
Hal-hal yang dipelajari atau diamati individu padaorang tua usia lanjut misal
7. Dukungan sosial yang buruk dan kegiatan religius yang kurang di hubungkan
Kegiatan religius dihubungkan dengan depresi yang lebih rendah pada labisa di
penarikan diri dari interaksi social, kehilangan harapan dan gejala-gejala kognitif
C. Gambaran Klinik
Individu dengan depresi juga harus mengalami perubahan paling sedikit 4 gejala
Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala- gejala depresi usia lajut :
Manifestasi depresi pada lansia berbeda dengan depresi pada pasien yang lebih muda.
Gejala-gejala depresi sering berbaur dengan keluhan somatik. Keluhan somatik
cendrung, lebih dominan dibandingkan dengan mood depresi. Gejala fisik yang
dapat menyertai depresi dapat bermaca-macam seperti sakit kepala, berdebar-debar,
sakit pinggang, gangguan gastrointestinal dan sebagainya. Sedangkan menurut greg
wilkinson tanda dan gejala depresi terbagi atas :
a. Suasana hati
1) Sedih
2) Kecewa
3) Murung
4) Pustus asa
6) Menangis
8) Mudah tersinggung
b. Fisik
1) Merasa kondisi menurun, lelah
2) Pegal-pegal
3) Sakit
4) Kehilangan nafsu makan
5) Kehilangan berat badan
6) Gangguan tidur
7) Tidak bisa bersantai
8) Berdebar-debar dan berkeringat
9) Agitasi
10) Konstipasi
Gangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat sesuai dengan
banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang.
Menurut ICD 10, pada gangguan depresi ada 3 gejala utama yaitu:
A. Pengkajian
1. Identitas diri klien
2. Struktur keluarga : Genoogram
3. Riwayat Keluarga
4. Riwayat Penyakit Klien
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala
karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
5. Kaji adanya depresi.
6. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti
geriatric depresion scale.
7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
8. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.
Lakukan observasi langsung terhadap:
a. Perilaku.
1) Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas
hidup sehari-hari?
2) Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat di-terima secara sosial?
3) Apakah klien sering mengluyur danmondar-mandir?
4) Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?
b. Afek
1) Apakah kilen menunjukkan ansietas?
2) Labilitas emosi?
3) Depresi atauapatis?
4) lritabilitas?
5) Curiga?
6) Tidak berdaya?
7) Frustasi?
c. Respon kognitif
1) Bagaimana tingakat orientasi klien?
2) Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang hal-hal yang baru saja
atau yang sudah lama terjadi?
3) Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau meng-abstrakan?
4) Kurang mampu membuat penilaian?
5) Terbukti mengalami afasia, agnosia atau apraksia?
Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga
a. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah
menjadi pemberi asuhan dikeluarga tersebut.
b. Identifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota
keluarga yang lain.
c. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya
komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).
d. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
e. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran
pemberiasuhan tentang dirinya sendiri.
B. Mengkaji Klien Lansia Dengan Depresi
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansiadengan depresi, pertama-tama saudara haruS
membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
Untuk dapat membina hubngan saling percaya, dapat dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi/siang/sore/malam
atau sesuai dengan konteks agama pasien.
2) Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk menyampaikan
bahwa saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.
3) Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
4) Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
5) Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas
tersebut.
6) Bersikap empati dengan cara:
a) Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan
menunjukkan perhatian
b) Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan menjawab
c) Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik
d) Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
C. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif
1) Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2) Sering mengemukakan keluhan somatik seperti: nyeri abdomen dan dada,
anoreksia, sakit punggung, pusing.
3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup,
merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4) Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
b. Data Objektif
1) Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan
sikap yang merosot.
2) Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.
3) Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
menangis.
5) Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal.
Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak
masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang
pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable)
dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang
dan keterbelakangan psikomotor.
D. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
b. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
c. Ketidakberdayaan
d. Risiko bunuh diri
e. Gangguan pola tidur
No Intervensi Rasional
1 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat Membangun motivasi
mengatasi keputusasaannya. pada lansia
2 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal Individu lebih percaya
individu diri
3 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber Menumbuhkan
harapan (misal: hubungan antar sesama, semangat hidup lansia
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan). Klien dapat
menggunakan
dukungan sosial
4 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber Lansia tidak merasa
ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim sendiri
pelayanan kesehatan, kelompok pendukung,
agama yang dianut).
5 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, Meningkatkan nilai
pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, spiritual lansia
kepercayaan agama).
6 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: Untuk menangani
konseling pemuka agama). klien secara cepat dan
tepat
7 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, Klien dapat
frekuensi, efek dan efek samping minum menggunakan obat
obat). dengan benar dan tepat
Untuk memberi
pemahaman kepada
lansia tentang obat
8 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 Prinsip 5 benar dapat
benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). memaksimalkan fungsi
obat secara efektif
9 Anjurkan membicarakan efek dan efek Menambah
samping yang dirasakan. pengetahuan lansia
tentang efek-efek
samping obat.
10 Beri reinforcement positif bila menggunakan Lansia merasa dirinya
obat dengan benar. lebih berharga
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang
tidak adekuat akibat penurunan nafsu makan
Tujuan: Tidak ada gangguan kebutuhan nutrisi pada klien
Kriteria hasil:
1) Nafsu makan meningkat
2) Tidak ada mual dan muntah
No Intervensi Rasional
1 Observasi porsi makanan yang telah di Mengkaji intake
habiskan. makanan yang telah di
habiskan.
2 Anjurkan makanan sedikit-sedikit tapi sering Menghindari mual dan
muntah
3 Berikan makanan selagi hangat Memberikan makanan
hangat dan lunak tidak
menyebabkan mual
dan muntah.
4 Hindari makanan pantangan bagi klien. Menghindari
komplikasi penyakit
5 Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian Menghilangkan atau
terapi mengurangi keluhan
pasien
No Intervensi Rasional
1. Diskusikan dengan pasien tentang Menggali ide dalam pikiran klien tentang
ide-ide bunuh diri bunuh diri
2 Buat kontrak dengan pasien untuk Meminimalkan resiko pasien bunuh diri
tidak melakukan bunuh diri
3 Bantu pasien mengenali perasaan Menggali perasaan pasien tentang
yang menjadi penyebab timbulnya penyebab bunuh diri
ide bunuh diri
4 Ajarkan beberapa alternatif cara Membantu pasien dalam membentuk
penyelesaian masalah yang koping adaptif
konstruktif
5 Bantu pasien untuk memilih cara Meringankan masalah pasien
yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah secara
konstruktif.
6 Beri pujian terhadap pilihan yang Pujian dapat menyenangkan perasaan
telah dibuat pasien dengan tepat. pasien
A. Kesimpulan
Depresiadalahsuatubentuk gangguan suasana hati yang mempengaruhi kepribadian
seseorang, yang merupakan perasaan sedih, murung, kesal, tidak bahagia dan
menderita.Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk merujuk pada
keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan,rasa kesal, tidak mempunyai harga
diri, dan tidak bertenaga. Beberapa penyebabnya yaitu teori psikososial, genetic dan
biologi serta teori kognitif. Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang
bersamaan dengan penyakit lain hendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh
karena apabila tidak diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan
prognosisnya.
B. Saran
Semoga tersusunnya makalah ini, dapat berguna bagi penulis dan rekan-rekan
mahasiswa lainnya. Dan semoga bisa menjadi sebuah referensi dalam proses
pembelajaran mata ajar keperawatan gerontik. Sebagai penulis, kami merasa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah
ini bisa mencapai kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Nuzulul Wahyudi. Askep Kritikal Pada Lansia Pada Kasus Depresi. Sabtu, 02 November 2013
http://nuzulwahyudi10.blogspot.com
Elvy Hadaming. Askep Lansia Dengan Masalah Psikologis. Rabu, 23 April 2014
http://evyhadaming.blogspot.com
Desi Artika. Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Psikologi Dan Psikososial.
Selasa, 29 Juli 2015
http://desiartikaratnasary.blogspot.com