PENDAHULUAN
Tindakan pembedahan memang sangat kompleks, bisa jadi ada sesuatu hal yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Seperti salah penandaan, prosedur salah
atau orang yang salah operasi. Adanya suatu kebijakan yang direkomendasikan
oleh National Patient Safety Agency (NPSA) dan WHO untuk melengkapi
checklist Keselamatan Pasien yang diluncurkan pada tanggal 1 Juni 2009 untuk
mendapatkan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, maka
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan tujuan untuk mengurangi
risiko bahaya bagi pasien melalui peningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan
1
Patient safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat pasien
lebih aman, meliputi: pengkajian resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
point untuk syarat akreditasi yang diterapkan disemua rumah sakit. Pelaksanaan
2008).
selama lebih dari satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari
perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta
operasi dilakukan diseluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup. Tempat
bagian dari rumah sakit yang memiliki resiko terjadi insident salah lokasi, salah
sisi, salah prosedur dan salah pasien terjadi sekitar 1 dari 50.000-100.000 prosedur
yang dilakukan, jika dirata-rata sekitar 1500-2500 insiden terjadi setiap tahunnya.
Penelitian dari Siregar (2014) dengan total pasien operasi 345 orang,
didapatkan ada 134 responden yang harus dilakukan tindakan marking site pra
bedah. Total dilakukan pelaksanaan marking site yakni 33 responden (25,1%) dan
2
Penelitian Hidayat (2015) sejumlah 685 responden dengan hasil sebesar
28,7% operasi ada penandaan dan 71,3% tidak ada penandaan lokasi operasi.
Untuk mengurangi kesalahan sisi, salah prosedur, dan salah pasien maka
dengan menggunakan spidol khusus untuk sayatan yang akan dituju saat
pembedahan. Asal mula marking mendapat perhatian dimulai pada era 1990
spidol permanen untuk menandai daerah yang akan di insisi tahun 1994.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang harus diterapkan di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Untuk itu pelaksanaan marking site berawal dari pre
jumlah pasien yang di jadwalkan operasi setiap hari rata-rata 4 sampai 5 orang
pasien. Jadi rata-rata pasien operasi selama satu bulan sebanyak 120-150 orang.
Hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan fasilitas serta keterbatasan tenaga
di rumah sakit tersebut. Instalasi Bedah Sentral RSUD Toto Kabila Kabupaten
Bone Bolango mempunyai 2 kamar operasi, dr. spesilis yang sering menggunakan
3
fasilitas kamar operasi ada 5 orang, tenaga scrub nurse 9 orang, perawat anestesi 3
belum pernah ada kejadian salah lokasi operasi. Namun permasalahannya pada
melaksanakan penandaan operasi pra bedah sesuai dengan standar yang berlaku.
Penting kepada perawat baik perawat di unit rawat jalan, rawat inap, maupun
apakah telah dilaksanakan atau belum. Hal ini masih terus dilakukan sosialisasi
pentingnya safety surgery pada kasus tindakan bedah terutama penandaan operasi
pada sign in dan identifikasi pre operasi untuk penandaan sebelum tindakan
4
1.3 Manfaat Penelitian
1) Institusi
2) Perawat
Informasi dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi
3) Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar dalam melaksanakan penelitian
lebih lanjut.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
pelaksaaan pemberian tanda lokasi operasi pada pasien pre operasi di kamar
operasi pada pasien pre operasi sebagian besar organ lateral 163
responden dari 198 atau 82,3%. Penandaan lokasi IBS RSUP Dr.
Sardjito sebesar 28,7 % operasi ada penandaan dan 71,3 % tidak ada
dilakukan sesuai dengan SPO ada 12 operasi umum dan 22 operasi mata.
Pelaksana, langkah, dan bentuk penandaan situs adalah 100% dalam sesuai
dengan SOP. Tempat penandaan situs adalah 35,3% menurut SOP, alat yang
6
penandaan situs untuk menentukan situs yang tepat, benar prosedur, dan hak
operasi di instalasi bedah sentral RSUP. Prof. Dr. R.D Kandou Manado
lokasi operasi (site marking) edukasi prosedur dan tujuan yang akan
Tim bedah mencuci tangan bedah dan melakukan prosedur aseptik dan
antiseptik. Pengurangan risiko pasien jatuh, semua pasien saat serah terima
7
masuk ruang operasi didorong menggunakan brandcart dengan pengaman,
bedah katarak,12 ahli bedah rthopedic dan 6 dokter bedah THT berpartisipasi
dalam penelitian ini. Para ahli bedah diminta untuk mengisi kuesioner yang
termasuk data demografi mereka, kebiasaan kerja dan pendekatan mereka dan
penanganan pasien sebelum operasi. Pada hari operasi, ahli bedah diminta
untuk mengenali sisi operasi dari nama pasien saja. Pada tahap kedua
penelitian, ahli bedah diminta untuk mengenali sisi operasi sambil berdiri dua
meter jarak dari wajah pasien. Jawaban dokter bedah dibandingkan dengan sisi
penuh, yang termasuk menandai lokasi operasi sebelum operasi. Dari total 67
mengidentifikasi dengan benar sisi yang dioperasikan di 111 (76. 5%) dengan
nama dan 126 (87%) dengan melihat wajah pasien. Identifikasi sisi yang salah
berkorelasi dengan waktu yang telah berlalu dari pemeriksaan pra operasi
terakhir (p = 0,034). Jumlah operasi katarak yang dilakukan oleh ahli bedah
yang sama (pada hari yang sama) juga berkorelasi dengan jumlah identifikasi
yang salah (p = 0,001) dalam oftalmologi. Ahli bedah ortopedi lebih akurat
8
5) Selain itu, jurnal dari Davis (2012), tentang duplikasi penandaan situs bedah
memberi label operasi di tempat yang salah sebagai peristiwa sentinel dan
9
BAB III
METODE MINI RISET
dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum masalah yang diteliti yang
Hal itu dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan
yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya
menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti
10
3.4 Definisi Operasional
dengan mengamati time motion study khusus pada penandaan operasi oleh
operator. Data sekunder didapatkan melalui data laporan operasi setiap hari
pada bulan September, Oktober dan November tahun 2018. Jumlah sampel yang
lembar observasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data
mengambil data dari rekam medik ruangan sedangkan data primer diperoleh
tentang penandaan operasi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Toto Kabila Bone
Bolango.
11
3.7 Teknik Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
Data yang telah dikumpul diberi kode menurut jawaban responden, baik
3. Entry data
Kegiatan memproses data dilakukan oleh analisa peneliti dengan bantuan narasi
kalimat.
4. Tabulasi
kepada kepala Bidang Keperawatan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
12
1. Informed consent
subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti
2. Anonymity
nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh subjek.
3. Confidentiality
dijamin oleh peneliti dan hanya informasi tertentu saja yang ditampilkan
(Suyanto, 2013).
13
3.9 Tahapan Penelitian
14
DAFTAR PUSTAKA
Aweq, F. L., Ifantono, N., & Hakim, L. (2017). Efektifitas Standar Prosedur
Operasional Terhadap Penurunan Waktu Tunggu Operasi Elektif di
Rumah Sakit Umum. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah
Sakit, 6(2), 158-162.
Hanchale, V. (2014). Wrong Site Surgery How Can We Stop It. Department
of Urology, York Teaching Hospitals NHS Foundation Trust.England
Pikkel, D., Sharabi-Nov, A., & Pikkel, J. (2014). The importance of side marking
in preventing surgical site errors. International Journal of Risk & Safety in
Medicine, 26(3), 133-138.
WHO. (2009). Guidelines for Safe surgery. Geneva: Safe Surgery Saves
Lives
15
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan saya
maupun keluarga saya, sehingga saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Gorontalo, 2018
Peneliti Responden
(_____________________) (_____________________)
16
LEMBAR OBSERVASI
Karakteristik Responden
1. No Responden :
2. Inisial :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
17
LEMBAR OBSERVASI
No
Melakukan Penandaan Tidak Melakukan Penandaan
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Dst.
18