Anda di halaman 1dari 4

MELAKUKAN TINDAKAN SIRKUMSISI

No Dokumen No Revisi Halaman

086/SPO/KMR- 00 1/3
BDH/KBR/2018

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal terbit Direktur
PROSEDUR RSUD Kebayoran Baru
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Friana Asmely, MARS
NIP. 197602092003122004
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh
preputium penis dengan tujuan tertentu. Indikasi untuk dilakukan
sirkumsisi adalah:
PENGERTIAN • Fimosis
• Parafimosis
• Balanitis rekuren
• Kondiloma akuminata
Sebagai acuan bagi operator dan perawat bedah dalam
TUJUAN melakukan tindakan sirkumsisi di kamar bedah. Menjaga higien
penis dan mencegah terjadinya infeksi pada glans atau
preputium penis.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kebayoran
KEBIJAKAN Baru Nomor 472 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan
Kamar Bedah.
Petugas Kesehatan mempersiapkan pasien :
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien / keluarga dijelaskan tujuan tindakan
3. Pasien / keluarga mengisi formulir persetujuan tindakan
medis.
Petugas kesehatan mempersiapkan alat-alat sbb :
PROSEDUR • Gunting jaringan 1 buah
• Klem arteri lurus 3 buah
• Klem arteri bengkok 1 buah
• Pinset anatomis 1 buah
• Pemegang jarum (needle holder) 1 buah
• Jarum jahit kulit 1 buah
• Kapas
• Kassa steril
MELAKUKAN TINDAKAN SIRKUMSISI

No Dokumen No Revisi Halaman

086/SPO/KMR- 00 2/3
BDH/KBR/2018

• Plester
• Kain penutup steril yang berlubang di tengahnya (duk)
• Spuit 3 ml atau 5 ml
• Benang plain cat gut ukuran 3.0
• Sarung tangan steril
• Larutan NaCl 0,9 %
• Lidokain HCL 2% (tanpa campuran adrenalin)
• Larutan antiseptik: larutan sublimate, povidon iodin 10%,
dan alkohol 70%
• Salep antibiotik (kloramfenikol 2% atau tetrasiklin 2%)
• Analgesik oral (antalgin atau parasetamol)
• Antibiotik oral (ampisilin/amoksisilin/eritromisin)
• Adrenalin 1 : 1000
Cara kerja :
1. Persiapan pasien: Petugas kesehatan memastikan
pasien telah mandi dengan membersihkan alat kelamin
(área genitalia) dengan sabun
2. Operator mencuci tangan
3. Operator memakai sarung tangan
4. Asepsis dan antisepsis: Bersihkan daerah genitalia
dengan alkohol 70% untuk menghilangkan lapisan lemak.
Bersikan daerah genitalia dengan povidon iodin 10%
dengan kapas dari sentral ke perifer membentuk
lingkaran ke arah luar (sentrifugal) dengan batas atas tepi
pusar dan batas bawah meliputi seluruh skrotum.
5. Letakkan kain penutup steril yang berlubang.
6. Anestesi lokal: Digunakan anestesi lokal dengan
menggunakan lidokain 2%.
7. Lakukan anestesi blok pada n. dorsalis penis dengan
memasukkan jarum pada garis medial di bawah simphisis
pubis sampai menembus fascia Buck (seperti menembus
kertas) suntikkan 1,5 ml, tarik jarum sedikit, tusukkan
kembali miring kanan/kiri menembus fascia dan
suntikkan masing-masing 0,5 ml; lakukan aspirasi dahulu
MELAKUKAN TINDAKAN SIRKUMSISI

No Dokumen No Revisi Halaman

086/SPO/KMR- 00 3/3
BDH/KBR/2018

sebelum menyuntik untuk mengetahui apakah ujung


jarum berada dalam pembuluh darah atau tidak. Jika
darah yang teraspirasi maka pindahkan posisi ujung
jarum, aspirasi kembali. Bila tidak ada yang teraspirasi,
masukkan zat anastesi.
8. Lakukan anestesi infiltrasi di lapisan subkutis ventral
penis 0,5-0,75 ml untuk kedua sisi.
9. Pembersihan glans penis: Buka glans penis sampai
sampai sulkus korona penis terpapar. Bila ada
perlengketan, bebaskan dengan klem arteri atau dengan
kassa steril. Bila ada smegma, bersihkan dengan kassa
mengandung larutan sublimat.
10. Periksa apakah anestesi sudah efektif: Caranya dengan
melakukan penjepitan pada daerah frenulum dengan
klem.
11. Pasang klem pada preputium di arah jam 6, 11, dan 1
dengan ujung klem mencapai ± 1,5 cm dari sulkus korona
penis. Tujuannya sebagai pemandu tindakan dorsumsisi
dan sarana hemostasis.
12. Lakukan dorsumsisi dengan menggunting kulit dorsum
penis pada jam 12 menyusur dari distal ke proksimal
sampai dengan 0,3-0,5 cm dari korona.
13. Pasang jahitan kendali dengan menjahit batas ujung
dorsumsisi kulit agar pemotongan kulit selanjutnya lebih
mudah dan simetris.
14. Gunting secara melingkar (tindakan sirkumsisi) dimulai
dari dorsal pada titik jahitan jam 12 melingkari penis,
sisakan mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum,
pengguntingan membentuk huruf V di kiri dan kanan
klem. Pemotongan harus simetris, dan sama panjang
antara kulit dan mukosa.
15. Atasi perdarahan yang timbul ada jepitan klem, kemudian
lakukan penjahitan hemostasis dengan benang catgut.
MELAKUKAN TINDAKAN SIRKUMSISI

No Dokumen No Revisi Halaman

086/SPO/KMR- 00 4/3
BDH/KBR/2018

16. Lakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa


jahit kiri dan kanan glans biasanya masing-masing 2-3
simpul. Prinsipnya adalah mempertemukan pinggir kulit
dan pinggir mukosa.
17. Jahit mukosa distal frenulum (jam 6) dengan jahitan
angka 8 atau 0.
18. Setelah penjahitan selesai, gunting mukosa frenulum di
sebelah distal dari jahitan sebelumnya, dan bersihkan
dengan iodine 10% lalu beri salep kloramfenikol 2%.
19. Pembalutan: Gunakan kassa yang telah diolesi salep
antibiotik, Jangan sampai penis terpuntir saat membalut.
20. Pemberian obat-obatan: Analgasik oral (misalnya
parasetamol), antibiotik oral (ampisilin, amoksisilin, atau
eritromisin). Serta pemberian obat-obatan ini dapat
dimulai 2-3 jam sebelum sirkumsisi.
21. Anjuran pasca operasi: Penjelasan pada pasien atau
orang tua. balutan dibuka 4-5 hari kemudian membasahi
perban dengan rivanol. Bila ada infeksi, pemberian
antibiotik diteruskan hingga hari ke 6-7.
22. Asisten membersihkan pasien, membawa keruang
pemulihan untuk observasi lebih lanjut.
23. Perawat instrumen merapikan alat dan membawa ke
CSSD.
24. Tim bedah cuci tangan dan membuat dokumentasi pada
formulir catatan keperawatan.

Sikap petugas kesehatan :


1. Perhatian terhadap perubahan kondisi
2. Hati – hati dan jangan terburu – buru
3. Komunikasi selama tindakan

UNIT TERKAIT Kamar Bedah

Anda mungkin juga menyukai