Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANAJEMEN FARMASI

PENGELOLAAN SDM DAN ORGANISASI

INSTALASI FARMASI RS. H. DARJAT

Dosen Pengampu : Dra. Pudiastuti RSP, MM., Apt.

Disusun Oleh :
(Kelas B)
Irene Elisabeth maneak 1920374128
Jessica Betsy Umboh 1920374130
Nanda Novika. R 1920374150
Ningrum Sindayani P 1920374152
Regina TiaSeptiani 1920374164

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER XXXVII


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
INSTALASI FARMASI RS. H. DARJAT

1. Definisi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit atau
bagian dari suatu Rumah Sakit di bawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
dan kompeten secara professional, tempat, atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian.

2. VisidanMisi
Visi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Pelayanan Farmasi professional dari aspek manajemen maupun klinik dengan
orientasi kepada kepentingan sebagai individu, berwawasan lingkungan dan keselamatan
kerja berdasarkan kode etik.
Misi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1. Bertanggung jawab atas pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang berdaya
guna dan berhasil guna.
2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada tercapainya hasil
pengobatanyang optimal bagi pasien.
3. Berperan serta dalam program-program pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk
meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik pasien maupun tenaga
kerja rumah sakit

3. Tujuan IFRS
1. Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi kesehatan, dan
kepada profesi farmasi oleh Apoteker rumah sakit yang kompeten dan memenuhi
syarat.
2. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleg apoteker rumah sakit
yang memenuhi syarat.
3. Menjamin praktek profesional yang bermutu tinggi melalui penetapan dan
pemeliharaan standar etika profesional, pendidikan dan pencapaian, dan melalui
peningkatan kesejahteraan ekonomi.
4. Meningkatkan penelitian dalam praktek farmasi rumah sakit dalam ilmu farmasetik
pada umumnya.
5. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran informasi antara
para apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan spesialis yang serumpun.
6. Memperluas dan memperkuat kemampuan Apoteker rumah sakit:
1) Secara efektif mengelola suatu pelayanan farmasi yang terorganisir.
2) Mengembangkan dan memberikan pelayanan klinik.
3) Melakukan dan berpartisipasi dalam penelitian klinik dan program edukasi untuk
praktisi kesehatan penderita, mahasiswa, dan masyarakat.
7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktek farmasi rumah sakit kontemporer
bagi masyarakat, pemerintah, industri farmasi dan profesianal kesehatan lainnya.
8. Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk Instalasai Farmasi
Rumah Sakit.
9. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.

4. Ruang Lingkup Farmasi


Ruang lingkup farmasi terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Farmasi klinik yaitu ruang lingkup farmasi yang dilakukan dala program rumah
sakit, yaitu : pemantaian terapi obat (PTO), evaluasi penggunaan obat (EPO),
penanganan bahan sitotoksik, pelayanan di unit perawatan klinis, pemeliharaan
formularium; penelitian, pengendalian infeksi di rumah sakit, seratainformasiobat.
2. Farmasi non-klinik mencakup : perencanaan; penetapan spesifikasi produk dan
pemasok, pengadaan, pembelian, produksi, penyimpanan, pengemasan dan
pengemasan kembali, distribusi dan pengendalian semua perbekalan keesehatan
yang beredar yang digunakan di rumahsakitsecarakeseluruhan.

5. Jabatan yang dibutuhkan

Jabatan Fungsi Kualifikasi

Kepala instalasi Mengorganisir dan Apoteker, Apoteker pascasarjana


mengarahkan. farmasi rumah sakit, kursus
manajemen disesuaikan dengan
akreditasi IFRS.
Koordinator Mengkoordinir Apoteker, Apoteker pascasarjana
beberapa penyelia. farmasi rumah sakit, kursus
farmasi rumah sakit sesuai ruang
lingkup.
Penyelia/ Menyelia beberapa Apoteker, kursus FRS.
Supervisor pelaksana (3-5
pelaksana
membutuhkan 1
penyelia).
Pelaksana teknis Melaksanakan tugas- Apoteker, Sarjana Farmasi,
kefarmasian tugas tertentu. Asisten Apoteker.

6. Analisa KebutuhanTenaga
1. Jenis Ketenagaan
a. Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga :
 Apoteker
 SarjanaFarmasi
 AsistenApoteker (Ahli madya Farmasi)
b. Untuk pekerjaan administrasi dibutuhkan tenaga :
 Operator Komputer /Teknisi yang memahamikefarmasian
 TenagaAdministrasi
c. Pembantu Pelaksana
2. Beban Kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang
berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:
 Kapasitas tempat tidur.
 Jumlah resep atau formulir per hari
 Volume perbekalan farmasi
 dealnya 30 tempattidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian)
3. Pendidikan
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan
tenaga harus dipertimbangkan :
 Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/tugas fungsi
 Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
 Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas.
4. Waktu Pelayanan
 Pelayanan 3 shift (24 jam)
 Pelayanan 2 shift
 Pelayanan 1 shift

Disesuaikan dengan sistem pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit.

5. Jenis Pelayanan
 Pelayanan IGD (InstalasiGawat Darurat)
 Pelayanan rawat inap intensif
 Pelayanan rawat inap
 Pelayanan rawat jalan
 Penyimpanan dan pendistribusian
 Produksi obat.
6. Alur Perekrutan Karyawan
7. Struktur Organisasi
8. Motivasi untuk perusahaan
 Karyawan adalah mereka yang menghayati makna karyawan, yaitu orang yang
berkarya, bukan buruhataupekerja.
 “Saya selalu termotivasi oleh keinginan untuk melakukan pekerjaan di posisi apapun
untuk menjadi yang paling unggul dan bias sukses dalam pekerjaan saya, baik
uuntuk kepuasan pribadi atau pimpinan.”
 Bekerja adalah ibadah karena menafkahi keluarga dan memberikan manfaat bagi
orang lain.
 Menggaris bawahi pentingnya kejadian penting dalam hidup. Ulang tahun adalah
hari yang spesial dalam kehidupan karyawan. Penting sekali untuk kita
menunjukkan bahwa kita juga berbahagia.
 Memberikan penghargaan untuk karyawan berprestasi
Sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada para karyawan yang terbaik di
perusahaan, maka dapat diberikan penghargaan atau bonus/insentif yang setimpal
dengan prestasi yang diraih. Cara tersebut akan mendongkrak semangat para
karyawan yang lain untuk menghasilkan suatu prestasi yang terbaik untuk
perusahaan.
 Mempererat kekeluargaan sesama karyawan
Hubungan kekeluargaan yang cukup erat antara sesama karyawan akan membuat
mereka merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas terhadap
perusahaan akan semakin meningkat pula. Hal ini dapat dibangun dengan
mengadakan gathering atau pertemuan rutin untuk setiap bulan dalam menjalin
keakraban para karyawan di perusahaan.
 Mengenali kekurangan dan kelebihan setiap karyawan
Setiap karyawan di perusahaan tentu memiliki sifat atau karakteristik tersendiri.
Para pemimpin perusahaan perlu untuk mengenali kekurangan dan kelebihan mereka
supaya dapat mengoptimalkan kinerja karyawan. Dengan melakukan pendekatan ini,
maka akan membantu karyawan yang kesulitan di dalam mengerjakan tugasnya
untuk dapat meraih prestasi seperti rekan yang lain.
 Memberikan training karyawan secara rutin dan berkala
Kadang-kadang melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya akan membuat
para karyawan menjadi jenuh dan juga bosan. Training karyawan dapat memberikan
suatu motivasi untuk membangkitkan kembali semangat kerja merekan.
 Memberikan perhatian dan human touch
Tentu setiap karyawan ingin mendapat perhatian dari atasannya, sehingga
atasan perlu memberikan kepedulian kepada karyawan, tetapi tetap dalam batas
wajar. Memberi hak cuti kepada karyawan yang sedang ditimpa musibah atau
bencana bisa jadi salah satu bentuk kepedulian atasan kepada karyawan sebagai
wujud simpati atasan yang memperhatikan bawahannya.

Anda mungkin juga menyukai