Nama Kelompok :
1. Kumala A;yuninnata
2. Nur Afdhalia Surya
3. Qyan Fariska
4. Resta Tultuffia Sari
Kelas : XI Agama
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah karena atas rahmat,
nikmat, dan hidayah-Nya sehingga kami telah dapat menyusun makalah ini untuk
memenuhi tugas Akidah Akhlak yang diberikan oleh Ibu Bahjatussaniah S.Pd.I
kepada kami dengan materi “ Memahami Ilmu Kalam “ .
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-
teman. Dan dimohon kepada ibu dan teman-teman untuk memberikan saran dan
kritik yang membangun, demi perbaikan penulisan lebih lanjut.
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
a) Latar belakang ........................................................................ 1
b) Masalah .................................................................................. 1
c) Submasalah ............................................................................ 2
d) Tujuan penulisan ..................................................................... 2
Bab 2 Pembahasan
a) Pengertian Ilmu Kalam ............................................................ 3
b) Dasar Pembahasan Ilmu Kalam ............................................... 4
c) Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Kalam ............................... 5
d) Fungsi Ilmu Kalam .................................................................. 6
e) Sejarah Ilmu Kalam ................................................................. 6
f) Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu-Ilmu lain ....................... 10
g) Peranan Ilmu Kalam dalam kehidupan ................................... 14
Bab 3 Penutup
a) Kesimpulan ............................................................................ 14
b) Kritik atau Saran ..................................................................... 14
Daftar Pustaka ................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a) Latar belakang
Sebagai salah satu Ilmu keislaman, Ilmu kalam sangat lah penting untuk
di ketahui oleh seorang muslim yang mana pembahasan dalam ilmu kalam ini
adalah pembahasan tentang aqidah dalam Islam yang merupakan inti
dasar agama. Memang, pembahasan pokok dalam Agama Islam adalah aqidah,
namun kenyataannya masalah pertama yang muncul di kalangan umat Islam
bukanlah masalah teologi, melainkan masalah di bidang politik, hal ini di dasari
dengan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa, titik awal munculnya persolan
pertama ini di tandai dengan lahirnya kelompok-kelompok dari kaum muslimin
yang telah terpecah yang semuanya itu di awali dengan persoalan politik yang
kemudian memunculkan kelompok-kelompok dengan berbagai Aliran teologi
dan berbagai pendapat yang berbeda disetiap kelompoknya.
b) Masalah
1
c) Sub masalah
d) Tujuan pembelajaran
2
BAB II
Selain itu, definisi Ilmu Kalam juga mempunyai banyak pendapat, antara lain:
2. Al-Farabi
“Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang memungkinkan, mulai yang berkenaan dengan
masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandasan doktrin islam.
Stressing akhirnya artinya memproduksi ilmu ketuhanan secara Filosofis”
3. Ibnu Kaldun
“Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung
berbagaiargumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil
rasional”
3
6. Menurut Musthafa Abdul Razak
“Ilmu Kalam ialah ilmu yang berkaitan dengan akidah imani yang di bangun
dengan argumentasi-argumentasi rasional”
1. Al-Qur’an
Sebagai sumber ilmu kalam, Al Qur’an banyak menyinggul hal yang
berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah :
a. Q.S Al Ikhlas [112]: 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak
beranak dan tidak diberanakkan, serta tidak sesuatupun di dunia ini
yang menyamai-Nya.
b. Q.S Asy Syura [42]: 7. Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan tidak
menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha mendengar dan Maha
Mengetahui.
c. Q.S Al Furqon [25]: 59. Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan yang
Maha Penyanyang bertahta diatas “Arsy”. Ia menciptakan langit dan
bumi dan segala sesuatu yang ada di antaranya.
d. Q.S Al Fath [48]: 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan memiliki
“tangan” yang selalu berada diatas tangan orang-orang yang
melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh pada ajaran
Allah.
a. Q.S An Nisa [4]: 125. Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan
menueunkan aturan berupa agama. Seseorang akan dikatakan telah
melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan
ikhlas karena Allah.
b. Q.S Ali Imran [3]: 83. Ayat ini menjelasakan bahwa Tuhan adalah
tempat kembali segala sesuatu, baik secara terpaksa maupun secara
sadar.
c. Q.S Al Anbiya [21]: 92. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia dalam
berbagai suku, ras atau etnis dan agama apapun adalah umat Tuhan
yang satu. Oleh karena itu, semua umat dalam kondisi dan situasi
apapun harus mengarahkan pengabdiannya hanya kepada-Nya,
d. Q.S Al Hajj [22]: 78. Ayat ini menjelaskan bahwa seseorang yang
ingin melakukan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh akan
dikatakan sebagai “jihad” apabila dilakukannya hanya karena Allah
SWT semata.
4
2. Al Hadits
Hadits Nabi pun banyak membicarakan masalah-masalah yang
dibahas dalam ilmu kalam. Keberadaan hadits Nabi yang berkaitan
dengan perpecahan umat, pada dasarnya merupakan prediksi Nabi dengan
melihat yang tersimpan dalam hati para sahabat. Oleh sebab itu, sering
dikatakan bahwa hadits-hadits seperti itu lebih dimaksudkan sebagai
peringatan bagi para sahabat dan umat Nabi tentang bahayanya
perpecahan dan pentingnya persatuan.
3. Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik dalam pemikiran umat
Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Keharusan
untuk menggunakan rasio ternyata mendapat pijakan dari beberapa ayat
Al Qur’an, diantaranya :
Artinya : “Maka tidakkah mereka menghayati Al Qur’an ataukah hati
mereka sudah terkunci.” ( Q.S. Muhammad [47]: 24 )
Adapun sumber ilmu kalam berupa pemikiran yang berasal dari luar
Islam dapat diklasifikasikan dalam dua kategori. Pertama, pemikiran non
muslim yang telah menjadi peradaban lalu ditransfer atau di asimilasikan
dengan pemikiran umat Islam. Proses transfer dan asimilasi ini dapat
dimaklumi karena sebelum Islam masuk dan berkembang, dunia Arab
atau timur tengah adalah suatu wilayah tempat diturunkannya agama-
agama samawi lainnya.Kedua, berupa pemikiran-pemikiran nonmuslim
yang bersifat akademis, seperti filsafat (terutama dari yunani), sejarah dan
sains.
4. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh sebab itu
kepercayaan adanya tuhan telah berkembang sejak adanya manusia
pertama.
5
D. Fungsi Ilmu Kalam
6
Di Mekkah, Nabi Muhammad hanya sebagai pemuka agama,
sedangkan di Yasrib selain menjadi pemuka agama beliau juga menjadi
pemimpin negara. Beliaulah yang mendirikan kekuasaan politik yang
dipatuhi di kota ini. Ketika beliau wafat tahun 632 M daerah kekuasaan
Madinah bukan hanya terbatas pada kota itu saja, tetapi boleh dikatakan
meliputi seluruh Semenanjung Arabia. Negara Islam di waktu itu, seperti
digambarkan oleh W.M. Watt, telah merupakan kumpulan suku-suku bangsa
Arab, yang mengikat tali persekutuan dengan (Nabi) Muhammad dalam
berbagai bentuk, dengan masyarakat Madinah dan mungkin juga masyarakat
Mekkah sebagai intinya.
Islam sendiri, seperti kata R. Strothmann, disamping merupakan sistem
agama juga merupakan sistem politik, dan Nabi Muhammad di samping
Rasul telah pula menjadi seorang ahli. Jadi, wajar saja ketika Rasulullah
wafat, selain penguburan Rasulullah, umat Islam sibuk memikirkan
pengganti Nabi Muhammad sebagai kepala negara atau disebut juga khilafah.
Dengan berbagai permusyawarahan dipilihlah Abu Bakar Ash-
Shiddiq (632-634 M) sebagai pengganti Rasulullah. Setelah beliau wafat,
kemudian digantikan oleh Umar bin Khattab (634-644 M), dan selanjutnya
digantikan oleh Usman bin ‘Affan (644-656 M). Masalah politik yang
akhirnya menimbulkan permasalahan teologi atau ilmu kalam ini diawali
oleh peristiwa terbunuhnya khalifah Usman bin ‘Affan. Khalifah Usman
termasuk dalam golongan pedagang Quraisy yang kaya raya. Keluarga
beliau pun merupakan orang yang karena pengalaman dagang mereka,
mempunyai pengetahuan tentang administrasi yang bermanfaat dalam
memimpin administrasi daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yang
bertambah banyak masuk ke bawah kekuasaan Islam.
Oleh karena itu, Usman mengganti semua gubernur yang telah diangkat
oleh Umar bin Khattab dengan keluarganya. Tindakan yang beliau lakukan
ini mendapat banyak tantangan dari berbagai kalangan sehingga muncul
golongan yang tidak menyukai beliau, termasuk dari Mesir karena
dijatuhkannya ‘Umar bin Al-‘As yang digantikan oleh ‘Abdullah ibn Sa’ad
Ibn Abi Sarh salah seorang anggota keluarga Usman. Golongan dari Mesir
inilah yang akhirnya membunuh beliau.
Setelah ‘Usman wafat ‘Ali adalah calon terkuat untuk mejadi khalifah
keempat dan kemudian diba’iat oleh beberapa sahabat, meskipun ada
sebagian golongan yang tidak setuju dengan pengangkatan Ali bin Abi
Thalib (656-661 M). Setelah menjalankan pemerintahan tetap ada beberapa
golongan yang tidak menyukai beliau. Salah satu faktor mereka menentang
yaitu karena penundaan Qisas terhadap pembunuh khalifah Usman, sebagian
ulama berbpendapat bahwa Ali belum mau melakukannya karena belum
pasti siapa pelakunya.
7
Di antara golongan yang menentang Ali yaitu Aisyah, Thalhah dan
Zubair, sehingga terjadi perang Jamal yang dimenangkan oleh Ali.
Kemudian pertentangan juga dilakukan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan yang
merupakan kerabat khalifah Usman dan juga Gubernur Damaskus, sehingga
terjadi Perang Shiffin yang hampir dimenangkan oleh Ali. Namun, ketika
Ali hampir menang, ‘Amr bin ‘Ash dari pihak Muawiyah meminta
melakukan perdamaian dengan mengangkat Al-Qur’an ke atas.
Sebagian Qurra’ yang ada di pihak Ali mendesak untuk menerima
perdamaian (arbitrase) itu, sehingga Ali menerimanya. Akhirnya pada hari
yang ditentukan, mereka kedua pihak sepakat untuk mengirim utusan, yakni
di pihak Ali yaitu Abu Musa Al’Asy’ari, dan di pihak Muawiyah yaitu ‘Amr
bin ‘Ash untuk melakukan arbitrase tersebut.
Dalam kesepakatan dikatakan bahwa kedua belah pihak meletakkan
jabatannya dan kemudian langsung dipilih oleh umat Islam siapa yang paling
berhak menjadi khalifah. Tapi karena kelicikan ‘Amr bin ‘Ash, Abu Musa
Al-‘Asy’ari dipersilahkan untuk memulai duluan karena usianya lebih tua
untuk mengumumkan peletakan jabatan Ali bin Abi Thalib. Tapi kemudian
‘Amr bin ‘Ash tidak menjalankan arbitrase itu sesuai kesepakatan, dia
menolak peletakan jabatan Muawiyah bin Abi Sufyan, dan dengan begitu
Muawiyah pun menjadi khalifah secara ilegal.
Setelah peristiwa ini, banyak orang Islam yang terbagi menjadi beberapa
golongan. Di antaranya orang yang tidak puas dengan keputusan Ali untuk
melakukan arbitrase yang dinamakan kaum Khawarij, kemudian mereka
yang tetap mendukung Ali dinamakan kaum Syi’ah, dan mereka yang tetap
menjadi pengikut Muawiyah. Setelah arbitrase ini, kaum Khawarij
memandang bahwa Ali dan juga Muawiyah adalah orang yang bersalah dan
berbuat dosa, sehingga mereka berusaha untuk membunuh keduanya.
Namun, usaha untuk membunuh Muawiyah tidak berhasil dan usaha
membunuh Khalifah Ali berhasil. Khalifah Ali terbunuh oleh Abdurrahman
ibn Muljam. Dan setelah itu dengan beberapa proses akhirnya Muawiyah
mendapat pengakuan umat Islam sebagai Khalifah.
Hal-hal yang terjadi pada masa sahabat ini sangat berpengaruh pada
perkembangan tauhid, terutama lahir dan tumbuhnya aliran-aliran teologi
dalam Islam. Aliran-aliran inilah yang pada akhirnya membicarakan
beberapa persoalan teologis yaitu status dan nasib pelaku dosa besar,
perbuatan manusia dan kaitannya dengan perbuatan tuhan, sifat-sifat tuhan,
dan lain sebagainya. Persoalan-persoalan inilah yang dikemudian hari
menjadi materi atau pembahasan dalam Ilmu Kalam dan aliran-aliran teologi
yang lahir dalam Islam merupakan paham yang timbul akibat perbedaan cara
memahami materi atau pembahasan tersebut.
8
2) Firqah Ilmu Kalam
a) Khawarij
Golongan yang keluar dari barisan pendukung Ali, menentang Ali dan
Muawiyah. Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara
kaum muslimih. Oleh karenanya mereka menolak pandangan bahwa khalifah
harus dari suku quraisy.
b) Murjiah
Golongan yang timbul pada saat pertikaian anatara Ali, khawarij dan
golongan Mu’awiyah. Golongan ini bersifat netral tidak memihak salah satu
golongan ini. Ajaran mereka yaitu orang yang melakukan dosa besar maupun
kecil tidak dihukumi kafir tetapi tidak juga mukmin. Melainkan dikembalikan
kpd Allah subhannallhu wata’ala.
c) Jabariyah
Golongan yang timbul bersamaan dengan Qadariyah yaitu timbul karena
menentang kebijakan politik Bani Umayyah yang dianggap kejam. Ajaran
mereka yaitu apapun yang dilakukan manusia baik dan buruk adalah terpaksa
karena semua yang dilakukan manusia telah diatur oleh Allah.
d) Qodariyah
Pertumbuhan golongan ini karena pertentangan terhadap kebijakan Bani
Umayyah yang snagat kejam. Ajaran mereka yaitu Allah itu adil maka Allah
akan menghukum orang orang yang berbuat jahat dan memberi kebaikan
kepada orang yang berbuat baik.
9
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya ilmu kalam dan filsafat
tidak memiliki hubungan karena obyek kajiannya berbeda. Kalam obyek
kajiannya lebih mendasar pada ketuhanan sedangkan filsafat Islam objek
kajiannya tentang alam manusia yang berada pada syari’atnya.
10
2) Berfungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-
perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam
dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan
rasional disamping muatan naqliyah, ilmu kalam dapat bergerak kearah
yang lebih bebas. Disinilah ilmu Tasawuf berfungsi memberi muatan
rohaniah sehingga ilmu kalam terkesan sebagai dialektika keIslaman
belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati.
11
G. Peranan Ilmu Kalam dalam Kehidupan
1) Memahami kembali makna ajaran islam dengan argumen logika yang
benar.
2) Memahami keberagaman keyakinan dengan sikap toleran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu Kalam adalah salah satu Ilmu kajian Islam yang didalamnya
membahas mengenai aspek ketuhanan dan di dalam kajian-kajian tersebut berisi
argumen-argumen rasional dalam arti menggunakan dalil-dalil ‘aqliyah untuk
membela aqidah-aqidah imannya dengan bukti yang yakin.
Pada dasarnya, Ilmu Kalam muncul sejak terjadinya peristiwa al Fitnah al
Kubra yakni ketika terbunuhnya Khalifah Usman, tetapi ilmu kalam mulai
bentuknya yang definisi sejak masa pertumbuhannya yang ditandai dengan
masuknya filsafat Yunani. Dalam sejarah mula-mula muncul Ilmu Kalam pada
masa Khalifah Al-Makmun dari Daulah Abbasiyah dan diciptakan oleh Kaum
Mu’tazilah. Alasan dinamakan Ilmu Kalam karena masalah yang paling
menonjol adalah mengenai salah satu sifat Allah.
Dalam perkembangannya ilmu kalam merupakan respon terhadap
diaspora filsafat yunani dan ilmu kalam menjadi bukti adanya sense of social
dari para pemikir islam. Dan dalam perkembangannya juga meliputi faktor
internal yang mengundang perbedaan pendapat, sehingga mengajak umat untuk
berfikir dan juga meliputi faktor eksternal yang berupa filsafat Yunani dan juga
paham-paham keagamaan non Islam tertentu yang mempengaruhi sebagian
paham agama Islam.
B. KRITIK / SARAN
Melalui makalah ini kami berharap semoga dapat lebih mempermudah
dalam memahami pembahasan yang ada dalam mata kuliah Ilmu Kalam
ini, selain itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila masih terdapat
kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah ini, untuk
itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca, untuk kesempurnaan
dari makalah kami ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/11/pengertian-ilmu-kalam-menurut-para-
ahli-ruang-lingkupnya.html
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Kalam1.html
https://didanel.wordpress.com/2010/12/28/faktor-faktor-timbulnya-imu-kalam/
http://dingklikkelas.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-ilmu-kalam.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/11/pengertian-ilmu-kalam-menurut-para-
ahli-ruang-lingkupnya.html
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Doktrin/Kalam1.html)
https://didanel.wordpress.com/2010/12/28/faktor-faktor-timbulnya-imu-kalam/
13