Anda di halaman 1dari 4

1.

Waktu paruh

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga konsentrasi obat

dalam darah berkurang setenngah dari nilai awalnya (Neal. 2006. 13).

2. Interaksi obat

Berinteraksi dengan obat betakaroten, digoxin, vitamin D dan

levonorgestrel oral (Medscape. 2019).

3. Perhitungan dosis

a. Untuk dewasa

Minimum : 15 ml/75 ml x 150 ml

: 30 ml

Maksimum : 45 ml/75 ml x 150 ml

: 90 ml

Maka dosis untuk dewasa 30 ml – 90 ml

b. Untuk anak diatas 12 tahun

Minimum : 15 ml/75 ml x 150 ml

: 30 ml

Maksimum : 45 ml/75 ml x 150 ml

: 90 ml

Maka dosis untuk anak diatas 12 tahun 30 ml – 90 ml

c. Anak 6 sampai 11 tahun

Minimum : 5 ml/75 ml x 150 ml

: 10 ml

Maksimum : 15 ml/75 ml x 150 ml

: 30 ml

Maka dosis untuk anak 6 sampai 11 tahun 10 ml – 30 ml


4. Cara kerja

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dukur paraffin liquid sebanyak 75ml dan ditimbang tween 20 sebanyak

6,3gram; span 20 sebanyak 8,7gram; natrium benzoate sebanyak 1,5gram;

dan sorbitol sebanyak 22,5gram

c. Dicampurkan paraffin liquid dan span 20, homogenkan (fase minyak)

d. Dicampurkan aquadest, tween 20, natrium benzoate dan sorbitol,

homogenkan (fase air)

e. Digabungkan fase minyak dan fase air lalu homogenkan dengan

homogenizer dengan kecepatan 7.000rpm selama 5 menit

f. Dimasukkan ke dalam wadah, beri etiket

(Iswandana. 2018: 44).

5. Jelaskan pembuatan sirup simpleks

Dibuat sirup simpleks dengan cara melarutkan metal paraben sebanyak

0,25gram dalam 100ml air panas, kemudian ditambahkan sukrosa sebanyak

65gram aduk hingga homogen (Syakri. 2017: 75).

6. Fase air dan minyak

Fase minyak terdiri dari span 20 dan paraffin liquid sedangkan fase air

terdiri dari aquadest, tween 20, sorbitol, dan naterium benzoate (Iswandana.

2018: 44).

7. Perhitungan PGA

PGA = 0,870 x 75 = 65,25gram

Emulsi dengan paraffin liquidum dibuat dengan PGA sama bera dengan

paraffin liquidum (Anief. 2009: 135).


8. Farmakokinetik

Bekerja dengan melunakkan, menghambat penyerapan kolon air,

mengurangi penyerapan air dan melumasi usus, yang memudahkan buang air

besar (Medscape. 2019).

9. Farmakodinamik

Laksatif emolien bekerja dengan cara melapisi feses dan memberikan efek

licin sehingga mempermudah jalannya feses. Selain itu, paraffin liquid juga

menempel di dinding kolon dan memberikan efek hidrofobik yang

menghambat penyerapan air dikolon sehingga massa feses menjadi lebih besar,

zat aktif ini bekerja lokal dikolon dan tidak perlu diabsorbsi. diekskresikan

melalui fases.

10. Inkompabilitas

a. Aquadest, dalam formulasi farmasi air dapat bereaksi dengan obat-obatan

dan excipient lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam

keberadaan air atau uap air) pada lingkungan dan suhu tinggi (Rowe, 2009:

769).

b. Tween, perubahan warna terjadi dengan berbagai zat terutama fenol,

tannin, tar, dan bahan mirip tar. Aktivitas antimikroba dari pengawet

paraben berkurang dengan adanya polisorbat (Rowe, 2009: 549).

c. Span, tidak ada inkompatibilitas (Rowe, 2009: 675).

d. Natrium benzoate, tidak cocok dengan senywa gelatin, besi, garam kalsium

dan garam logam berat ternasuk perak dan merkuri (Rowe, 2009: 627).

e. Sorbitol, membentuk kelat yang larut dalam air dengan banyak ion logam

divalent dan dalam kondisi sangat asam dan sangat basa (Rowe, 2009: 679).
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta. UGM Press. 2009.

Iswandana, Raditya. Formulation dan Preparation Enhacement Activity of Sticks


Containing Caffeine. Jakarta: UI Press. 2018.

Medscape. 2019.

Neal. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.


2006.

Rowe. Handbook of Pharmacetuical Exipient. USA: Pharmacetuical Press. 2009.

Syakri, Samsuri. Formulasi dan Uji Aktivits Sirup Sari Buah Sawo Manila
Terhadap Beberapa Mikroba Penyebab Diare. Makassar: UINAM Press.
2017.

Anda mungkin juga menyukai