Anda di halaman 1dari 15

E.

Nurnasari
Buletin Tanaman Tembakau, dan
Serat & Djumali: Kondisi 2(2),
Minyak Industri ketinggian tempat,
Oktober produksi, mutu tembakau temanggung
2010:4559
ISSN: 2085-6717

Pengaruh Kondisi Ketinggian Tempat Terhadap Produksi dan Mutu


Tembakau Temanggung

Elda Nurnasari dan Djumali


Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Malang
E-mail: balittas@litbang.deptan.go.id
Diterima: 22 April 2010 disetujui: 3 Oktober 2010

ABSTRAK

Tembakau temanggung banyak dibudidayakan pada daerah pegunungan, terutama di lereng Gunung Sum-
bing dan Gunung Sindoro. Untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi dan mutu tem-
bakau temanggung maka dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pro-
duksi dan mutu tembakau temanggung. Percobaan pot dilakukan di Kabupaten Temanggung-Jawa Tengah,
pada bulan Maret–Agustus 2008 dengan 3 perlakuan lokasi tumbuh yang mempunyai perbedaan elevasi
tempat, yakni (1) Desa Tlilir berelevasi 1395 m dpl, (2) Desa Wonotirto berelevasi 1245 m dpl, dan (3) Desa
Sunggingsari berelevasi 880 m dpl dengan media tanah yang sama (seri Wonotirto). Perlakuan disusun da-
lam rancangan tersarang dengan 9 ulangan, dimana ulangan tersarang dalam perlakuan. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa lokasi tumbuh mempengaruhi produksi dan kadar nikotin tembakau yang dihasilkan.
Produksi rajangan kering tertinggi (28,3 g/tanaman) diperoleh dari tembakau yang ditanam di Desa Wono-
tirto sedangkan kadar nikotin tertinggi (6,24%) diperoleh Desa Tlilir. Perbedaan lokasi tumbuh diikuti oleh
perbedaan unsur-unsur lingkungan (temperatur udara, kelembapan udara relatif, curah hujan, dan jumlah
hari hujan) selama masa hidup tanaman. Unsur lingkungan yang mempengaruhi produksi adalah temperatur
udara, kelembapan relatif, curah hujan, dan jumlah hari hujan. Adapun unsur lingkungan yang mempenga-
ruhi kadar nikotin adalah elevasi tempat, temperatur udara, dan kelembapan relatif.

Kata kunci: Tembakau, Nicotiana tabacum, ketinggian tempat, produksi, mutu

Land Elevations Effect on Temanggung Tobacco Yield and Quality

ABSTRACT

Temanggung tobacco is cultivated in highly areas, especially at Sumbing and Sindoro mountainside. To de-
termine the effect of land elevation on yield and quality of temanggung tobacco, experiment had been con-
ducted at different land elevation. Pot experiment was conducted in the Temanggung Regency-Central Java,
on March–August 2008 with 3 treatments of growth location which has different site altitude, that is (1) Tlilir
with site altitude 1395 m above sea level (asl), (2) Wonotirto with site altitude 1245 m asl, and (3) Sung-
gingsari with site altitude 880 m asl with the same soil (Wonotirto series). The treatments were arranged in
nested design with nine replications, which the replications were nested in the treatment. Result showed
that growth location affect on yield and nicotine content. The highest production of dried sliced (28.3 g/
plant) was obtained in Wonotirto while the highest nicotine content (6.24%) was obtained in Tlilir. Differences
in growth location followed by the difference of the environmental elements (air temperature, relative humi-
dity, rainfall, and number of rainy days) during the lifetime of the plant. Environmental element that affect
the production is the air temperature, relative humidity, rainfall, and number of rainy days. The environmen-
tal elements that affect the nicotine content is the site altitude, air temperature, and relative humidity.

Keywords: Tobacco, Nicotiana tabacum, land elevation, production, quality

45
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

PENDAHULUAN dikembangkan di wilayah berelevasi rendah


(Rochman dan Suwarso, 2000).

T EMBAKAU temanggung sebagai salah satu


bahan baku rokok keretek memberi rasa
dan aroma yang khas (Harno, 2004). Kebu-
Tujuan penelitian ini adalah untuk me-
ngetahui seberapa besar pengaruh faktor ele-
vasi ketinggian dan unsur iklim (temperatur
tuhan tembakau temanggung untuk pabrik ro- udara, kelembapan udara relatif, curah hujan,
kok sekitar 31,23 ribu ton setiap tahunnya dan jumlah hari hujan) terhadap produksi dan
(Anonim, 2004; Yulianti, 2009). Namun, dari mutu tembakau temanggung.
jumlah kebutuhan tersebut Kabupaten Te-
manggung hanya mampu memenuhi 10,5 ribu
ton atau sekitar 35% sehingga kekurangan- BAHAN DAN METODE
nya banyak disuplai dari daerah lain, dengan
mutu lebih rendah dibanding dengan temba- Percobaan pot dilakukan di Temang-
kau temanggung (Yulianti, 2009). Kendala gung, Jawa Tengah mulai bulan Maret–Agus-
utama pada budi daya tembakau temang- tus 2008, dilakukan percobaan pot untuk men-
gung adalah kemunduran daya dukung lahan dapatkan jenis dan kesuburan tanah yang sa-
karena erosi dan meningkatnya intensitas be- ma. Tiga lokasi percobaan berada pada ele-
berapa serangan penyakit (Rochman et al., vasi yang berbeda, yakni (1) Desa Tlilir, Keca-
2007). Daerah penanamannya sampai saat ini matan Tlogomulyo dengan elevasi 1395 m
masih terpusat di lereng G. Sumbing dan G. dpl, (2) Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu de-
Sindoro, Kabupaten Temanggung, dan penye- ngan elevasi 1245 m dpl, dan (3) Desa Sung-
barannya meluas sampai ke Kabupaten Wono- gingsari, Kecamatan Parakan dengan elevasi
sobo, Magelang, dan Kendal yang dikenal de- 880 m dpl. Perlakuan disusun dalam rancang-
ngan sebutan tembakau temanggungan (Ba- an tersarang dengan 9 ulangan, dimana ulang-
suki et al., 2000). an tersarang dalam lokasi. Tiap perlakuan da-
Tembakau temanggung ditanam di 12 lam satu ulangan terdiri dari 4 tanaman yang
kecamatan dengan agroekosistem beragam masing-masing ditanam di polibag berukuran
(tegal, sawah tadah hujan, sawah irigasi) dan 20 kg. Varietas tanaman yang digunakan ada-
topografi wilayah mulai dari daerah datar, ber- lah Kemloko-1 dengan dosis pupuk 120 kg N
bukit-bukit, sampai pada lereng-lereng gu- + 50 kg P2O5 + 25 ton pupuk kandang per ha
nung dengan kemiringan 60o (Rochman dan atau setara dengan 6,48 g N + 2,70 g P2O5 +
Suwarso, 2000). 1,35 kg pupuk kandang per tanaman. Pupuk
Tembakau temanggung sesuai ditanam kandang dan pupuk P diberikan sehari sebe-
di daerah dengan ketinggian 700 sampai de- lum tanam dicampur rata dengan tanah, di-
ngan 1500 m dpl. Curah hujan yang dibutuh- mana sumber pupuk P berasal dari pupuk SP-
kan antara 2.2003.100 mm/tahun dengan 36. Selanjutnya pot ditata dengan jarak antar-
89 bulan basah dan 34 bulan kering (Basuki pot 90 cm x 60 cm.
et al., 2000). Curah hujan merupakan faktor Penanaman dilakukan dengan memin-
yang menentukan hasil dan mutu tembakau dahkan satu bibit yang telah berumur 40 hari
temanggung, sedangkan intensitas matahari ke dalam setiap pot. Sebelum tanam, tanah
yang tinggi sangat diperlukan pada saat pa- dalam pot diaplikasi karbofuran untuk meng-
nen dan pengeringan (Sholeh, 2000). Secara antisipasi serangan ulat tanah. Pemeliharaan
umum, elevasi yang tinggi menghasilkan mutu tanaman dilakukan dengan melakukan penyu-
tembakau yang tinggi, sedangkan elevasi ren- laman pada bibit yang mati, melakukan pen-
dah menghasilkan mutu rendah (Purlani dan dangiran bila tanah terlihat padat, dan mela-
Rachman, 2000). Secara umum pada wilayah kukan pengendalian hama dan penyakit. Pu-
berelevasi tinggi dikembangkan varietas yang puk N diberikan dua kali yaitu lima hari sete-
berpotensi mutu lebih tinggi dibanding yang lah tanam dan 25 hari setelah tanam, masing-

46
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

masing sebesar 1/3 dan 2/3 dosis pupuk N analisis kandungan nikotin, dilakukan dengan
yang bersumber dari pupuk ZA. Pengairan metode Ether-Petroleum ether.
berasal dari curah hujan yang terjadi pada
masing-masing lokasi. Pemangkasan dilaku-
kan pada awal pembungaan pada setiap per- HASIL DAN PEMBAHASAN
lakuan yang digunakan. Pengendalian penya-
kit dilakukan dengan cara mencabut tanaman 1. Unsur Iklim Selama Masa Hidup Ta-
yang sakit dan memusnahkannya. Pengendali- naman
an ulat Helicoverpa sp. dan Spodoptera litura Unsur-unsur iklim yang meliputi tempe-
dilakukan dengan aplikasi tiodikarb. Pengen- ratur udara, kelembapan udara relatif, curah
dalian Aphis sp. dilakukan dengan aplikasi imi- hujan, dan jumlah hari hujan selama masa hi-
dakloprid. Panen dilakukan secara bertahap dup tanaman pada ketiga elevasi tempat ter-
dengan cara memetik setiap daun produksi tera pada Tabel 1.
yang telah menunjukkan kemasakan, yang di- Kondisi topografi daerah penanaman
tandai dengan memudarnya warna hijau men- tembakau di Temanggung adalah datar, ber-
jadi kuning sekitar 50%. Selanjutnya daun di- gelombang sampai dengan berbukit. Sebagian
peram sampai warna daun berubah menjadi besar lahan pertanaman berupa lahan tegal
kuning kecokelatan. Daun dirajang dan dije- (± 75%) dan sisanya adalah lahan sawah
mur sampai kering serta ditimbang untuk me- (Djajadi, 2000). Lokasi penelitian berada pada
ngetahui produksi rajangan kering. ketinggian antara 8801395 m dpl dimana dae-
Pengamatan dilakukan terhadap pertum- rah tersebut merupakan daerah bergelom-
buhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, bang, berbukit, dan termasuk lahan tegal. Per-
panjang, dan lebar daun), umur tanaman, pro- bedaan ketinggian tempat di tiga lokasi terse-
duksi rajangan kering, kadar nikotin, dan un- but menyebabkan perbedaan kondisi iklim se-
sur iklim (curah hujan, jumlah hari hujan, tem- perti temperatur, dan kelembapan udara. Se-
peratur udara, dan kelembapan nisbi udara). makin tinggi tempat penanaman, temperatur
Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan udara semakin menurun, sebaliknya kelem-
sehari setelah pemangkasan, sedangkan peng- bapan udara semakin meningkat. Parameter
amatan unsur iklim dilakukan setiap hari sela- curah hujan dan hari hujan, besarnya tidak di-
ma masa pertumbuhan tanaman. pengaruhi oleh ketinggian tempat. Data curah
Produksi rajangan kering per tanaman di- hujan dan hari hujan tertinggi terdapat di lo-
hitung dengan menjumlah bobot rajangan ke- kasi dengan ketinggian 1245 m dpl, yaitu di
ring setiap panen. Adapun sampel untuk peng- Desa Wonotirto. Perbedaan kondisi inilah yang
amatan kadar nikotin berasal dari campuran dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
rajangan kering setiap panen dan selanjutnya produksi, dan mutu tembakau temanggung.
diambil contoh rajangan kering sebagai bahan

Tabel 1. Rata-rata iklim selama pertumbuhan tanaman pada ketinggian tempat


Lokasi Unsur-unsur iklim
Ketinggian tempat Temperatur Kelembapan relatif Curah hujan Jumlah hari hujan
Desa
(m dpl) (oC) (%) (mm) (hari)
Tlilir 1395 20,1 78,5 248,90 19
Wonotirto 1245 22,7 69,9 374,03 29
Sunggingsari 880 23,3 66,7 281,17 22

47
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

2. Pengaruh Ketinggian Tempat ter- daerah Sunggingsari (Tabel 3). Seperti diurai-
hadap Pertumbuhan Tanaman kan sebelumnya bahwa ketersediaan air da-
Dari hasil analisis statistik diketahui bah- lam tanah dapat meningkatkan pertumbuhan
wa perbedaan kondisi lingkungan di tiga lokasi tanaman sehingga meningkatkan produksi ra-
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, jangan kering. Daerah Wonotirto memiliki cu-
kecuali jumlah daun per tanaman (Tabel 2), rah hujan dan hari hujan yang tertinggi diban-
semakin tinggi tempat penanaman, tinggi ta- dingkan dengan dua lokasi yang lain, sehing-
naman dan ukuran daun semakin menurun. ga produksinya juga tinggi karena terjadi pe-
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan un- ningkatan ketersediaan air dalam tanah.
sur-unsur iklim di antara ketiga lokasi terse- Menurut Djumali (2008), keterbatasan
but, dimana unsur-unsur iklim sangat mempe- air tersedia dalam tanah berakibat pada pe-
ngaruhi proses fisiologi tanaman. Jumlah daun ningkatan produksi nikotin dalam akar, oleh ka-
tidak dipengaruhi oleh perbedaan elevasi tem- rena itu ketersediaan air dalam tanah sampai
pat dan unsur-unsur iklim dalam penelitian ini. batas-batas tertentu berakibat pada pening-
Hasil yang sama diperoleh Herwati et al. (2008) katan kadar nikotin dalam daun. Kadar nikotin
pada tembakau paiton. Jumlah daun merupa- tertinggi adalah 6,24% yaitu di daerah Tlilir,
kan salah satu sifat yang mempunyai heritabi- dimana di daerah tersebut memiliki curah hu-
litas tinggi sehingga kurang dipengaruhi oleh jan dan hari hujan yang terendah bila diban-
kondisi lingkungan tumbuhnya, termasuk un- dingkan dua lokasi yang lain.
sur-unsur iklim (Rachman dan Djajadi, 1991).
4. Hubungan Unsur-Unsur Lingkung-
3. Pengaruh Ketinggian Tempat ter- an dengan Pertumbuhan dan Umur
hadap Produksi dan Kadar Nikotin Tanaman
Rajangan Kering Hasil korelasi antara unsur-unsur ling-
Perbedaan ketinggian tempat juga mem- kungan dengan tinggi tanaman, jumlah daun,
pengaruhi hasil produksi dan kadar nikotin, di- panjang daun, lebar daun, dan umur panen
mana produksi tertinggi dihasilkan di daerah akhir tertera pada Tabel 4.
Wonotirto sedangkan kadar nikotin tertinggi di

Tabel 2. Pengaruh lokasi terhadap pertumbuhan tanaman


Lokasi Tinggi Jumlah Panjang
Lebar daun Umur panen akhir
Ketinggian tempat tanaman daun daun
Desa (cm) (hari)
(m dpl) (cm) (helai) (cm)
Tlilir 1395 94,17 b 15,39 a 33,28 b 15,83 b 147,67 a
Wonotirto 1245 111,94 a 16,44 a 39,78 a 20,33 a 130,56 b
Sunggingsari 880 114,33 a 15,44 a 39,28 a 19,33 a 128,00 c
KK (%) 7,16 tn 10,49 12,69 0,51

Tabel 3. Pengaruh lokasi terhadap produksi dan kadar nikotin


Lokasi Produksi rajangan kering
Kadar nikotin (%)
Desa Ketinggian tempat (m dpl) (g/tanaman)
Tlilir 1 395 10,56 c 6,24 a
Wonotirto 1 245 28,33 a 5,35 b
Sunggingsari 880 19,17 b 4,79 c
KK (%) 27,43 4,03

48
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

Hasil korelasi antara unsur-unsur ling- tertutup (Gambar 1 a), tinggi tanaman yang
kungan dengan tinggi tanaman, jumlah daun, terbaik diperoleh pada elevasi 1053 m dpl. Ke-
panjang daun, lebar daun, dan umur panen tinggian tempat (elevasi) termasuk dalam fak-
akhir tertera pada Tabel 4. tor fisiografis, sangat mempengaruhi iklim, ter-
Berdasarkan hasil korelasi terlihat bah- utama curah hujan dan temperatur udara.
wa elevasi berpengaruh terhadap tinggi ta- Menurut Sulistyono (1995), tinggi tempat ber-
naman dan umur tanaman, sedangkan tempe- pengaruh terhadap temperatur udara dan in-
ratur dan kelembapan relatif berpengaruh ter- tensitas cahaya. Temperatur dan intensitas ca-
hadap tinggi tanaman, panjang, dan lebar da- haya akan semakin kecil dengan semakin ting-
un, serta umur tanaman. Adapun curah hujan ginya tempat tumbuh. Berkurangnya tempera-
dan jumlah hari hujan selama masa hidup ta- tur dan intensitas cahaya dapat menghambat
naman berpengaruh terhadap lebar daun dan pertumbuhan karena proses fotosintesis ter-
umur tanaman (Tabel 4). ganggu. Daerah yang memiliki elevasi tinggi
jumlah konsentrasi CO2 relatif lebih kecil bila
a. Respon pertumbuhan dan umur ta- dibandingkan pada daerah yang lebih rendah
naman terhadap elevasi (Muhdi, 2004). Hal ini menyebabkan laju foto-
Elevasi berpengaruh terhadap tinggi ta- sintesis menjadi lambat, karbohidrat untuk per-
naman dan umur tanaman (Tabel 4), dimana tumbuhan menjadi berkurang, dan tinggi ta-
perubahan elevasi ditanggapi oleh tinggi ta- naman akan berkurang.
naman dengan membentuk kurva kuadratik

Tabel 4. Korelasi antara unsur-unsur lingkungan dengan pertumbuhan tanaman


Unsur-unsur lingkungan Tinggi Jumlah daun Panjang daun Lebar daun Umur tanaman
Elevasi -0,509* 0,084 -0,394 -0,373 0,788**
Temperatur 0,637* 0,174 0,564* 0,613* -0,981**
Kelembapan -0,631* -0,136 -0,550* -0,588* 0,973**
Curah hujan 0,395 0,438 0,435 0,553* -0,598*
Hari hujan 0,418 0,434 0,453 0,569* -0,633*
Keterangan: * dan ** berarti berkorelasi pada Uji F taraf 5% dan 1%.

(a) (b)
Gambar 1. Respon (a) tinggi tanaman, (b) umur tanaman terhadap elevasi

49
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

Umur tanaman menanggapi pengaruh Umur tanaman menanggapi pengaruh


elevasi dengan membentuk kurva kuadratik temperatur dengan membentuk kurva kuadra-
terbuka (Gambar 1 b), dimana umur tanaman tik terbuka (Gambar 3), dimana semakin ber-
terpendek diperoleh pada elevasi 1062 m dpl. tambahnya temperatur menyebabkan umur ta-
Umur tanaman berkaitan dengan satuan pa- naman menjadi semakin berkurang. Satuan pa-
nas (heat unit), setiap tanaman membutuhkan nas akan mudah tercukupi pada temperatur
sejumlah satuan panas untuk menyelesaikan yang tinggi sehingga umur tanaman akan ber-
satu fase pertumbuhannya. Pada elevasi ting- kurang seiring dengan meningkatnya tempe-
gi, temperatur menjadi rendah sehingga wak- ratur.
tu yang dibutuhkan untuk mendapatkan se-
jumlah satuan panas akan lebih lama dan umur c. Respon pertumbuhan dan umur ta-
tanaman menjadi lebih panjang. naman terhadap kelembapan
Sama halnya dengan temperatur, ke-
b. Respon pertumbuhan dan umur ta- lembapan juga berpengaruh terhadap tinggi
naman terhadap temperatur tanaman, perkembangan daun (panjang dan
Temperatur mempengaruhi tinggi ta- lebar daun), serta umur tanaman. Selain suhu
naman, perkembangan daun (panjang dan le- dan cahaya, kelembapan merupakan salah sa-
bar daun), serta umur tanaman (Tabel 4). Ting- tu faktor yang penting dalam pertumbuhan ta-
gi tanaman dan perkembangan daun menang- naman. Berdasarkan Tabel 4 kelembapan ber-
gapi perubahan temperatur dengan memben- pengaruh negatif terhadap tinggi tanaman
tuk kurva kuadratik tertutup (Gambar 2), di- dan perkembangan daun, sehingga semakin
mana daun terpanjang diperoleh pada tempe- tinggi kelembapan maka semakin berkurang
ratur 22,7oC dan daun terlebar pada 22,2oC. tinggi tanaman dan ukuran daun. Tinggi ta-
Hal ini disebabkan karena temperatur udara naman dan perkembangan daun menanggapi
mempengaruhi proses metabolisme dan feno- pengaruh temperatur dengan membentuk kur-
logi tanaman tembakau. Proses metabolisme va kuadratik tertutup, dimana tinggi tanaman
utama dalam tanaman tembakau adalah foto- terbesar diperoleh pada kelembapan 65,14%;
sintesis dan respirasi, kedua proses tersebut panjang daun tertinggi pada 70%; dan lebar
sangat dipengaruhi oleh temperatur udara. Pe- daun terbesar pada 71,19%.
ningkatan temperatur udara hingga 35oC di- Kelembapan dapat mempengaruhi per-
ikuti oleh peningkatan karbohidrat tersedia tumbuhan tanaman, karena dapat mempe-
untuk pertumbuhan (Djumali, 2008). Jadi pe- ngaruhi proses fotosintesis. Kelembapan yang
ningkatan temperatur udara menyebabkan pe- rendah akan menyebabkan transpirasi yang
ningkatan tinggi tanaman dan ukuran daun tinggi pada tanaman. Bila laju transpirasi lebih
(panjang dan lebar daun).

(a) (b) (c)

Gambar 2. Respon (a) tinggi tanaman, (b) panjang daun, dan (c) lebar daun terhadap temperatur udara

50
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

dratik terbuka (Gambar 5), dimana semakin


besar kelembapan maka umur tanaman sema-
kin meningkat. Kelembapan berbanding terba-
lik dengan temperatur, pada temperatur yang
tinggi maka kelembapan akan berkurang, se-
hingga satuan panas yang dibutuhkan oleh ta-
naman semakin cepat terpenuhi. Oleh karena
itu umur tanaman menjadi semakin pendek
dengan berkurangnya kelembapan.

d. Respon pertumbuhan dan umur ta-


naman terhadap curah hujan dan hari
Gambar 3. Respon umur tanaman terhadap tempe-
ratur hujan
Curah hujan dan hari hujan berpenga-
besar dari laju fotosintesis maka tanaman ruh positif terhadap lebar daun dan berpenga-
akan kekurangan air. Kelembapan yang terlalu ruh negatif terhadap umur tanaman (Tabel 4).
rendah dan terlalu tinggi akan menghambat Lebar daun menanggapi pengaruh curah hu-
pertumbuhan, oleh karena itu diperlukan ke- jan dan hari hujan dengan membentuk kurva
lembapan yang optimal agar proses-proses fi- kuadratik tertutup (Gambar 6). Curah hujan
siologis dalam tanaman dapat berlangsung de- dan hari hujan berpengaruh terhadap pertum-
ngan baik. Berdasarkan Gambar 4 maka ke- buhan daun (lebar daun) melalui penyediaan
lembapan yang optimal adalah sebesar air bagi pertumbuhan. Ketersediaan air dalam
65,14%71,19% dimana pada nilai kelembap- daun mempengaruhi proses fotosintesis, pe-
an tersebut pertumbuhan tanaman mencapai nurunan jumlah air berakibat pada penurunan
titik tertinggi dan semakin berkurang dengan pembentukan energi kimia sehingga laju foto-
bertambahnya kelembapan. Sedangkan umur sintesis menurun (Djumali, 2008). Bila laju fo-
tanaman berkorelasi positif dengan kelembap- tosintesis mengalami penurunan maka karbo-
an, dengan nilai koefisien determinasi (R2) se- hidrat yang tersedia untuk pertumbuhan daun
besar 0,966, hal ini berarti korelasinya sangat juga akan menurun. Oleh karena itu pertum-
kuat. buhan daun (lebar daun) meningkat seiring
Umur tanaman menanggapi pengaruh dengan meningkatnya ketersediaan air lewat
kelembapan dengan membentuk kurva kua- jumlah curah hujan dan hari hujan.

(a) (b) (c)

Gambar 4. Respon (a) tinggi tanaman, (b) panjang daun, dan (c) lebar daun terhadap kelembapan

51
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

Umur tanaman menanggapi pengaruh


curah hujan dan hari hujan dengan memben-
tuk kurva kuadratik terbuka (Gambar 7). Umur
tanaman tidak hanya ditentukan oleh besar-
nya satuan panas, namun juga dipengaruhi
oleh faktor ketersediaan air. Tanaman yang
tumbuh pada daerah dengan ketersediaan air
yang besar akan memacu dominasi pertum-
buhan vegetatifnya, daripada yang tumbuh pa-
da kondisi kering, sehingga umur tanaman
menjadi lebih pendek.

Gambar 5. Respon umur tanaman terhadap kelem-


bapan

(a) (b)
Gambar 6. Respon (a) lebar daun terhadap curah hujan, (b) lebar daun terhadap hari hujan

(a) (b)
Gambar 7. Respon (a) umur tanaman terhadap curah hujan, (b) umur tanaman terhadap hari hujan

52
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

5. Hubungan Kondisi Lokasi dengan ratur 22,73oC (Gambar 8 a). Besarnya tempe-
Produksi dan Kadar Nikotin ratur udara berhubungan dengan dua proses
Hasil korelasi antara unsur-unsur ling- metabolisme tanaman yaitu fotosintesis dan
kungan dengan produksi dan kadar nikotin se- respirasi. Kenaikan temperatur udara akan di-
perti tertera pada Tabel 5. ikuti oleh kenaikan laju fotosintesis dan laju
respirasi, sehingga akan terjadi peningkatan
Tabel 5. Korelasi antara unsur-unsur iklim dengan karbohidrat tersedia untuk pertumbuhan dan
produksi dan kadar nikotin memperpendek lama waktu akumulasi karbo-
Unsur-unsur lingkungan Produksi Kadar nikotin hidrat tersedia untuk pertumbuhan. Berku-
Elevasi -0,213 0,739**
rangnya temperatur udara dapat menghambat
pertumbuhan karena proses fotosintesis ter-
Temperatur 0,604* -0,772**
ganggu sehingga pembentukan karbohidrat
Kelembapan -0,556* 0,784** untuk pertumbuhan menjadi berkurang.
Curah hujan 0,775** -0,294 Sama halnya dengan pengaruh tempe-
Hari hujan 0,783** -0,327 ratur, produksi rajangan kering menanggapi
Keterangan: * dan ** berarti berkorelasi pada Uji F taraf
pengaruh kelembapan dengan membentuk
5% dan 1%. kurva kuadratik tertutup, dimana produksi ter-
tinggi dicapai pada nilai kelembapan 69,92%.
Berdasarkan hasil korelasi terlihat bah- Berdasarkan nilai koefisien determinasi (Tabel
wa produksi dipengaruhi oleh temperatur, ke- 5), menunjukkan bahwa kelembapan berpe-
lembapan relatif, curah hujan, dan hari hujan, ngaruh negatif terhadap produksi. Semakin
sedangkan kadar nikotin dipengaruhi oleh ele- tinggi kelembapan udara maka semakin ren-
vasi, temperatur, dan kelembapan relatif (Ta- dah produksi. Kelembapan udara adalah jum-
bel 5). lah uap air yang terkandung di udara. Umum-
nya semakin tinggi temperatur mengakibatkan
a. Respon produksi terhadap unsur-un- penguapan yang tinggi, sehingga kelembapan
sur lingkungan udara menjadi rendah. Kelembapan udara yang
Produksi rajangan kering tembakau te- terlalu rendah dan terlalu tinggi akan meng-
manggung dipengaruhi oleh temperatur udara hambat pertumbuhan dan pembungaan ta-
dengan membentuk kurva kuadratik tertutup, naman (Widiastuti et al., 2004).
dimana produksi tertinggi dicapai pada tempe-

(a) (b)
Gambar 8. Respon produksi terhadap (a) temperatur, (b) kelembapan

53
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

Kelembapan udara dapat mempengaruhi duksi. Semakin besar curah hujan maka terja-
pertumbuhan tanaman karena dapat mempe- di kenaikan ketersediaan air dalam tanah se-
ngaruhi proses fotosintesis. Kelembapan uda- hingga kebutuhan air untuk proses-proses me-
ra berpengaruh pada keseimbangan air dalam tabolisme tanaman akan tercukupi. Apabila ke-
tanah dan tanaman. Jika kelembapan udara butuhan air sudah tercukupi maka laju fotosin-
optimal, fotosintat akan mengalir ke bagian pu- tesis sebagai proses sintesis karbohidrat akan
cuk, sehingga meningkatkan produksi daun. meningkat, sehingga akan meningkatkan laju
Jadi kelembapan optimal untuk menghasilkan pertumbuhan daun dan meningkatkan produk-
produksi tertinggi adalah sebesar 69,92%. si.
Kondisi curah hujan selama musim ta- Pengaruh hari hujan terhadap produksi
nam tembakau temanggung bervariasi, pada sama dengan pengaruh curah hujan, seperti di-
penelitian ini kondisi curah hujan di tiga lokasi tunjukkan pada Gambar 9 (b) bahwa penga-
antara lain 248,9; 374,03; dan 281,17 mm. Se- ruh hari hujan terhadap produksi berupa kur-
bagaimana dijelaskan di atas bahwa besarnya va kuadratik tertutup, dimana produksi ter-
curah hujan berkaitan terhadap ketersediaan tinggi diperoleh pada hari hujan sebesar 29,71
air untuk proses metabolisme tanaman. Keku- hari. Besarnya hari hujan berhubungan de-
rangan air dapat menghambat laju fotosinte- ngan ketersediaan air. Semakin besar nilai ha-
sis, terutama karena pengaruhnya terhadap ri hujan maka semakin banyak ketersediaan
turgiditas sel penjaga stomata (Lakitan, 1993). air dalam tanah, hal ini karena ketersediaan
Jika air berkurang maka turgiditas sel penjaga air sangat mempengaruhi berbagai proses me-
stomata akan turun sehingga stomata akan tabolisme yang terjadi di dalam tanaman, dan
menutup. Bila stomata menutup maka akan proses-proses tersebut bermanfaat bagi per-
menghambat serapan CO2 sehingga mengham- tumbuhan tanaman.
bat sintesis karbohidrat. Sintesis karbohidrat Air dibutuhkan untuk bermacam-macam
berhubungan dengan laju pertumbuhan daun. fungsi tanaman, yaitu sebagai pelarut dan me-
Gambar 9 (a) menunjukkan pengaruh cu- dium untuk reaksi kimia, medium untuk trans-
rah hujan terhadap produksi tembakau te- por zat terlarut, bahan baku untuk fotosinte-
manggung yakni berupa kurva kuadratik ter- sis, dan evaporasi air (transpirasi). Laju foto-
tutup. Hal ini membuktikan bahwa semakin be- sintesis untuk tumbuhan tingkat tinggi seperti
sar curah hujan maka akan meningkatkan pro-

(a) (b)

Gambar 9. Respon produksi terhadap (a) curah hujan, (b) hari hujan

54
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

tembakau sangat dibatasi oleh ketersediaan peratur udara berkorelasi negatif dengan ke-
air. Air yang digunakan sebagai bahan baku tinggian, dimana semakin tinggi tempat maka
fotosintesis adalah kurang dari 5% dari air semakin turun temperatur udaranya. Menurut
yang diserap oleh tanaman. Namun hambatan Djumali (2008) semakin rendah temperatur
fotosintesis karena kekurangan air tidak ter- udara suatu wilayah semakin panjang umur
letak pada ketidaktersediaan air sebagai ba- tanaman yang diusahakan dan semakin pan-
han baku, tetapi karena pengaruhnya terha- jang akumulasi karbohidrat yang tersedia un-
dap sel penjaga stomata (Lakitan, 1993). Apa- tuk simpanan dan akumulasi nikotin dalam da-
bila kekurangan air maka turgiditas sel penja- un. Jadi semakin besar elevasi tempat maka
ga stomata akan turun sehingga stomata akan semakin besar kadar nikotinnya.
menutup dan menghambat serapan CO2. Seperti yang disebutkan di atas bahwa
elevasi tempat yang lebih tinggi akan mening-
b. Respon kadar nikotin terhadap unsur- katkan kadar nikotin. Berdasarkan Gambar 8
unsur lingkungan (b) kadar nikotin semakin berkurang seiring
Berdasarkan tabel korelasi (Tabel 5) un- dengan kenaikan temperatur udara, hal ini ka-
sur-unsur lingkungan yang berpengaruh ter- rena pada elevasi tempat yang lebih tinggi
hadap kadar nikotin adalah elevasi, tempera- temperatur udara semakin berkurang sehing-
tur, dan kelembapan. Menurut Hartono et al. ga semakin panjang akumulasi karbohidrat
(2000) mutu tembakau adalah gabungan dari dan semakin besar akumulasi nikotin dalam da-
sifat fisik, organoleptik, ekonomi, dan kimia, un. Jadi semakin tinggi elevasi, semakin ren-
yang menyebabkan tembakau tersebut sesuai dah temperatur udara menyebabkan semakin
atau tidak untuk tujuan pemakaian tertentu. tinggi kadar nikotinnya.
Salah satu parameter yang digunakan untuk Kenaikan kelembapan akan mengakibat-
menentukan mutu tembakau temanggung ada- kan penurunan aktivitas transpirasi sehingga
lah kadar nikotinnya, dimana semakin tinggi mengakibatkan penurunan penyerapan unsur
kadar nikotin maka semakin baik mutu temba- hara. Tekanan lingkungan semacam ini akan
kau temanggung tersebut. memacu pembentukan metabolit sekunder se-
Gambar 10 (b) menunjukkan pengaruh bagai mekanisme pertahanan secara fisiologis
elevasi terhadap kadar nikotin tembakau te- (Sulandjari et al., 2005). Nikotin termasuk sa-
manggung yaitu berupa kurva linier positif. lah satu senyawa metabolit sekunder, sehing-
Elevasi tempat sangat dipengaruhi iklim, teru- ga dengan semakin meningkatnya kelembap-
tama curah hujan dan temperatur udara. Tem-

(c)
(a)

(b)
Gambar 10. Respon kadar nikotin terhadap (a) elevasi, (b) temperatur, dan (c) kelembapan

55
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

an maka akan meningkatkan produksi nikotin temperatur, kelembapan, radiasi matahari, ke-
dalam akar. Hal ini sesuai dengan Gambar 10 cepatan angin, dan curah hujan. Gambar 11
(c) yaitu hubungan antara kelembapan de- menunjukkan hubungan antara tinggi tanam-
ngan kadar nikotin berupa kurva linier positif an dengan produksi dan kadar nikotin. Pada
dengan persamaan y = 0,1186x – 3,0471. Gambar 11 (a) hubungan tinggi tanaman de-
ngan jumlah produksi berupa kurva linier posi-
6. Hubungan Pertumbuhan dan Umur tif dengan persamaan y = 0,4357x  27,184
Tanaman dengan Produksi dan Ka- dengan R2 = 0,4569. Hal ini berarti semakin
dar Nikotin besar pertumbuhan tinggi tanaman maka akan
Hasil korelasi antara pertumbuhan ta- meningkatkan produksi.
naman dengan produksi dan kadar nikotin Tinggi tanaman dipengaruhi oleh inten-
tertera pada Tabel 6. sitas cahaya. Intensitas cahaya yang tinggi me-
nyebabkan tanaman pendek. Hal ini disebab-
Tabel 6. Korelasi antara pertumbuhan tanaman de- kan auksin yang mempengaruhi pemanjangan
ngan produksi dan kadar nikotin sel bekerja lebih aktif dalam kondisi gelap.
Pertumbuhan tanaman Produksi Kadar nikotin Tinggi tanaman merupakan usaha tanaman
Tinggi tanaman 0,676* -0,525*
memperoleh cahaya (Gardner et al., 1985).
Pada elevasi tempat yang tinggi maka jumlah
Jumlah daun 0,483 -0,139
produksi semakin turun (Gambar 5 a) karena
Panjang daun 0,842** -0,368 pada tempat yang tinggi suhu dan intensitas
Lebar daun 0,875** -0,409 cahaya yang diterima oleh tanaman akan ber-
Umur tanaman -0,589* 0,744** kurang sehingga menurunkan laju fotosinte-
Keterangan: * dan ** berarti berkorelasi pada Uji F
sis. Apabila laju fotosintesis berkurang maka
taraf 5% dan 1%. pertumbuhan akan terhambat dan tinggi ta-
naman menjadi kecil sehingga produksi men-
Berdasarkan hasil korelasi terlihat bah- jadi turun.
wa produksi dipengaruhi oleh tinggi tanaman, Hubungan produksi dan perkembangan
panjang daun, lebar daun, dan umur panen daun (panjang dan lebar daun) adalah sama
akhir sedangkan kadar nikotin dipengaruhi oleh yaitu berupa kurva linier positif (Gambar 11),
tinggi tanaman dan umur tanaman (Tabel 6). hal ini berarti semakin besar perkembangan
daun maka semakin besar jumlah produksi.
a. Bentuk hubungan antara produksi de- Daun merupakan organ fotosintetik utama pa-
ngan pertumbuhan dan umur tanam- da tumbuhan, dimana proses-proses metabo-
an lisme utama tumbuhan terjadi di dalam daun,
Pertumbuhan tinggi tanaman dipenga- seperti fotosintesis, transpirasi, pertukaran gas
ruhi oleh faktor klimatik lingkungan seperti CO2/O2. Cukupnya kebutuhan tanaman terha-

(a) (b) (c)


Gambar 11. Respon produksi terhadap (a) tinggi tanaman, (b) panjang daun, dan (c) lebar daun

56
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

dap unsur-unsur pertumbuhan akan merang- dengan semakin bertambahnya umur tanam-
sang pertambahan tinggi tanaman dan pem- an. Hal ini karena setelah panen pertama,
bentukan daun-daun baru. Apabila panjang jumlah daun akan berkurang sehingga penye-
dan lebar daun bertambah berarti meningkat rapan cahaya oleh daun juga akan berku-
pula penyerapan cahaya oleh daun, sehingga rang, padahal cahaya diperlukan untuk terja-
akan meningkatkan laju fotosintesis. Laju fo- dinya proses fotosintesis, sehingga laju foto-
tosintesis yang naik akan mendorong pertum- sintesis akan turun. Dengan demikian jumlah
buhan dan perkembangan daun sehingga jum- karbohidrat yang dihasilkan menjadi sedikit,
lah produksi menjadi naik. padahal karbohidrat tersebut akan dibagi un-
tuk semua organ tumbuhan. Hal inilah yang
menyebabkan produksi menjadi turun.

b. Bentuk hubungan antara kadar niko-


tin dengan pertumbuhan dan umur
tanaman
Kadar nikotin yang diperoleh terkait de-
ngan tinggi tanaman dan umur tanaman (Ta-
bel 6). Besarnya kandungan nikotin dalam da-
un salah satunya dipengaruhi oleh laju per-
tumbuhan daun. Laju pertumbuhan daun yang
meningkat akan menyebabkan peningkatan
bobot daun. Apabila pertumbuhan pucuk lebih
Gambar 12. Respon produksi terhadap umur ta-
naman besar daripada pertumbuhan akar maka kan-
dungan nikotin yang disintesis di dalam akar
Hubungan antara umur tanaman de- menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan Gam-
ngan produksi rajangan kering tembakau di- bar 13 (a) yaitu hubungan antara tinggi tanam-
tunjukkan pada Gambar 12 yaitu berupa kurva an dengan kadar nikotin, berupa kurva linier
kuadratik tertutup. Berdasarkan grafik terse- negatif. Jadi semakin besar tinggi tanaman ma-
but maka produksi tertinggi dicapai pada umur ka semakin kecil kadar nikotinnya.
tanaman 134,77 hari dan semakin berkurang

(a) (b)

Gambar 13. Respon kadar nikotin terhadap (a) tinggi tanaman, (b) umur tanaman

57
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 2(2), Oktober 2010:4559

Berdasarkan grafik hubungan antara nelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Ma-
umur tanaman dengan kadar nikotin terlihat lang.
bahwa kadar nikotin tertinggi dicapai pada Djumali. 2008. Produksi dan mutu tembakau te-
umur panen 148,28 hari. Dari Gambar 13 (b) manggung (Nicotiana tabacum L.) di daerah
terlihat bahwa semakin lama umur tanaman tradisional serta faktor-faktor yang mempe-
ngaruhinya. Disertasi. Program Pascasarjana,
maka semakin tinggi kadar nikotinnya. Hal ini Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Ma-
karena setelah panen pertama, maka jumlah lang.
daun akan berkurang. Dalam kondisi laju aku- Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985.
mulasi nikotin yang tetap, maka penurunan Physiology of crops plant. The Iowa State Uni-
jumlah daun akan meningkatkan kadar nikotin. versity Press, Iowa, USA.
Harno, R. 2004. Tembakau dilihat dari sudut pan-
dang pabrik rokok. Seminar Revitalisasi Sis-
KESIMPULAN tem Agribisnis Tembakau Bahan Baku Rokok
tanggal 12 oktober 2004. Balai Penelitian Ta-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke- naman Tembakau dan Serat, Malang.
tinggian tempat mempengaruhi produksi dan Hartono, J., A.D. Hastono, dan S. Tirtosastro. 2000.
kadar nikotin yang dihasilkan. Perbedaan ke- Penilaian dan penetapan mutu tembakau ra-
tinggian tempat diikuti oleh perbedaan unsur- jangan temanggung. Hal. 8791 Dalam Mo-
nograf Tembakau Temanggung. Balai Peneli-
unsur lingkungan (temperatur udara, kelem-
tian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang.
bapan udara relatif, curah hujan, dan jumlah
Herwati, A., Suwarso, dan S. Yulaikah. 2008. La-
hari hujan) berpengaruh terhadap produksi
poran akhir hasil penelitian. Pengembangan
dan mutu tembakau temanggung. Unsur ling- varietas lokal tembakau. Balai Penelitian Ta-
kungan yang mempengaruhi produksi adalah naman Tembakau dan Serat dan Dinas Per-
temperatur udara, kelembapan relatif, curah kebunan Provinsi Jawa Timur, Malang.
hujan, dan jumlah hari hujan. Unsur lingkung- Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan.
an yang mempengaruhi kadar nikotin adalah Raja Grafindo Persada, Jakarta.
elevasi tempat, temperatur udara, dan kelem- Muhdi. 2004. Pengaruh elevasi terhadap pertum-
bapan relatif. Produksi rajangan kering ter- buhan dan kualitas kayu. Program Ilmu Kehu-
tinggi (28,3 g/tanaman) diperoleh Desa Wo- tanan, Fakultas Pertanian, Universitas Suma-
notirto (1245 m dpl), sedangkan kadar nikotin tra Utara, Medan.
tertinggi (6,24%) diperoleh Desa Tlilir (1395 Purlani, E. dan A. Rachman. 2000. Budi daya tem-
m dpl). bakau temanggung. Hal. 1931 Dalam Mono-
graf Tembakau Temanggung. Balai Penelitian
Tembakau dan Tanaman Serat, Malang.

DAFTAR PUSTAKA Rachman, A. dan Djajadi. 1991. Pengaruh dosis pu-


puk N dan K terhadap sifat-sifat agronomis
Anonim. 2004. Masalah pertembakauan dan indus- dan susunan kimia daun tembakau temang-
tri rokok. Seminar Revitalisasi Sistem Agribis- gung di lahan sawah. Penelitian Tanaman
nis Tembakau Bahan Baku Rokok tanggal 12 Tembakau dan Serat 6(1):2131.
Oktober 2004. Balai Penelitian Tanaman Tem- Rochman, F., Suwarso, dan A.S. Murdiyati. 2007.
bakau dan Serat, Malang. Galur harapan tembakau temanggung pro-
Basuki, S., F. Rochman, dan S. Yulaikah. 2000. Bio- duksi tinggi dan tahan penyakit lincat. Jurnal
logi tembakau temanggung. Hal. 16 Dalam Littri. 13(2):5965.
Monograf Tembakau Temanggung. Balai Pe- Rochman, F. dan Suwarso. 2000. Kultivar lokal tem-
nelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Ma- bakau temanggung dan usaha perbaikannya.
lang. Hal. 713 Dalam Monograf Tembakau Te-
Djajadi. 2000. Erosi dan usaha konservasi lahan manggung. Balai Penelitian Tembakau dan Ta-
tembakau di Temanggung. Hal. 4045 Dalam naman Serat, Malang.
Monograf Tembakau Temanggung. Balai Pe-

58
E. Nurnasari dan Djumali: Kondisi ketinggian tempat, produksi, mutu tembakau temanggung

Sholeh, M. 2000. Curah hujan dan waktu tanam Skripsi Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas
tembakau temanggung. Hal. 1418 Dalam Mo- Kehutanan IPB, Bogor.
nograf Tembakau Temanggung. Balai Peneli- Widiastuti, L., Tohari, dan E. Sulistyaningsih. 2004.
tian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang. Pengaruh intensitas cahaya dan kadar dami-
Sulandjari, S. Pramono, S. Wisnubroto, dan D. In- nosida terhadap iklim mikro dan pertumbuhan
dradewa. 2005. Hubungan mikroklimat de- tanaman krisan dalam pot. Ilmu Pertanian
ngan pertumbuhan dan hasil pule pandak 11(2):3542.
(Rauvolfia serpentina Benth.). Agrosains 7(2): Yulianti, T. 2009. Pengelolaan patogen tular tanah
7176. untuk mengembalikan kejayaan tembakau te-
Sulistyono. 1995. Pengaruh tinggi tempat terhadap manggung di Kabupaten Temanggung. Pers-
Pinus merkusii Jungh et de Vriese di KPH Pro- pektif 8(1):0116.
bolinggo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

59

Anda mungkin juga menyukai