KLP 4 PK
KLP 4 PK
PERILAKU KEKERASAN
OLEH:
(KELAS B12-B)
2019
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Perilaku
Kekerasan”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Jiwa II.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku dan sumber
lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini
kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok
miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
untuk menyempurnakan makalah ini.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................90
B. Saran ...............................................................................................................90
iii
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................91
iv
BAB I
PENDAHULUAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku pada diri sendiri dapat
berupa melukai diri sendiri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Maka perilaku kekerasan dapat dilakukan
secara verbal, diarahakan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. (Deden
Dermawan, 2013)
perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri orang lain maupun orang lain.
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap
2.1.2 Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi klien perilaku kekerasaan dibagi menjadi 5 faktor sebagai berikut:
1) Faktor neorologi
7
dan pesan-pesan yang akan mempunyai sifat agresif sistem limbik sangat terlibat
2) Faktor genetik
Dalam gen manusia terdapat domant (potensi) agresif yang sedang tidur akan
bangun jika terstimulasi oleh faktor eksternal. Genetik pada umumnya dimiliki
oleh penghuni pelaku tindak kriminal dan orang-orang hukum akibat perilaku
agresif.
Menurut penelitian pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan
menjelang berakhir pekerjaan sekitar jam 9 dan 13. Pada jam tertentu orang lebih
4) Faktor biokimia
GABA (Gama Amino Batric Acid) yang bertugas sebagai pengontrol respon
Gangguan pada sistem limbik pada lobus temporal, sindrom otak organik, tumor
b. Faktor Presipitasi
Menurut Direja (2011), ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut:
8
1. Klien: kelemahan fisik, keputus asaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal dari
lingkungan.
Menurut Yosep (2013), ada beberapa tanda dan gejala perilaku kekerasaan
diantarnya:
1. Fisik: muka merah dan tegang, mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal,
rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku dan jalan
mondar-mandir.
4. Emosi: tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
menuntut.
6. Spritual: merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
9
2.1.4 Rentan Respon
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang di terima sesuai norma-norma sosial budaya
yang berlaku. Individu dalam batas norma, jika menghadapi masalah akan dapat
b. Respon Maladaptif
koping yang umum digunakan adalah mekanisme ego seperti displacement, sublimasi,
10
Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan pada objek lain seperti meremas
adonan kue, meninju tembok dan sebagainya, tujuan hal tersebut adalah untuk
ke alam sadar.
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
psikomotornya.
2. Terapi okupasi
Terapi ini bukan pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk
11
itu dalam pemberian terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala
bentuk kegiatan seperti membaca koran, main catur dapat dijadikan media
4. Terapi somatik
Bahwa terapi somatik terapi yang di berikan kepada pasien dengan gangguan
Terapi kejang listrik atau electric convulsive therapy (ECT) adalah bentuk
pasien.
2.2.1 Pengkajian
12
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah klien. Data yang
dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spritual. Data pengakajian
penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki klien (Stuart & Laria, 2001
dalam Direja 2011). Adapun komponen dari pengkajian adalah sebagai berikut:
1. Identitas Klien
Identitas klien di tulis lengkap seperti nama, usia, jenis kelamin, nomor rekam
medis, dan diagnosa medis. Data ini bisa didapatkan dengan melihat rekam
2. Alasan Masuk
3. Faktor Predisposisi
a. Faktor psikologis
tidak menyenangkan.
c. Rasa frustasi.
dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangan ego dan membuat
13
f. Teori pembelajaran, perilku kekerasan adalah suatu perilaku yang di pelajari
dari masa kecil, sebagai contoh orang tua yang mendidik anaknya dengan
h. Faktor biologis
kekerasan, yaitu:
gangguan serebral, tumor otak (khusunya pada limbik dan lobus temporal),
4. Faktor Presipitasi
berikut:
14
a. Klien: kelemahan fisik, kepuasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun ekternal
dari lingkungan.
perilaku kekerasan.
5. Pemeriksaan Fisik
merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama
seperti rahang mengatup, tangan mengepal, tubuh kaku dan reflek cepat. Hal
6. Aspek psikososial
a. Genogram
dengan keluarganya, tinggal serumah dengan siapa saja, ada atau tidak faktor
keluarganya. Selain itu genogram dapat dikaji melalui 3 jenis kajian menurut
1) Kajian adopsi
Kajian adopsi yang membandikan sifat antara anggota keluarga biologis satu
15
2) Kajian kembar
kembar identik secara genetik dengan saudara kandung yang tidak kembar.
3) Kajian keluarga
kandung).
b. Konsep Diri
Konsep diri adalah semua jenis pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
dengan orang lain. Konsep diri ada melalui pembelajarn (dipelajari) setelah
lahir sebagai hasil pengalaman unik dalam dirinya, bersama orang terdekat
1) Citra tubuh
masa lalu atau sekarang, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi dirinya.
2) Identitas diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
16
Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya dia berprilaku berdasarkan
5) Harga diri
baik perilaku sesuai dengan ideal dirinya. Harga diri tinggi merupakan
perasaan yang berakar dalam menerima dirinya tanpa syarat, meskipun telah
c. Hubungan sosial
Kaji apakah pasien pernah atau tidak melakukan kegiatan kelompok atau
masyarakat.
Kaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain, apakah ada hambatan
d. Spritual
7. Status mental
17
Pengkajian pada aspek status mental dapat dilakukan pada penampilan,
berikut:
a. Penampilan
klien yaitu penampilan usia, cara berpakian, kebersihan, sikap tubuh, cara
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
Aktivitas motorik klien tegang, melempar atau memukul benda atau orang
lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak
yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan dengan sedikit
emosi klien dengan perilaku kekerasaan biasanya tidak adekuat, tidak aman
18
lawan bicara), defensif (selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
f. Persepsi sensorik
g. Proses pikir
dan sarkasme.
h. Tingkat kesadaran
yang baik dalam hal waktu, tempat, orang dan lingkungan sekitarnya.
daya ingat.
Khusus data-data ini harus dikaji untuk mengetahui masalah yang mungkin
akan terjadi atau akan dihadapi klien, keluarga atau masyarakat sekitarnya
pada saat klien pulang atau setelah klien pulang dari rumah sakit dan klien
19
b. Kegiatan hidup sehari-hari ADL (Activity of Daily Living)
c. Kemampuan klien
9. Mekanisme koping
sendiri pada orang lain yang dianggap berkaitan. Respresi dimana individu
orang terdekat, sehingga rasa marahnya tidak terungkap dan ditekan sampai ia
melupakannya.
h. Masalah lainnya
11. Pengetahuan
20
Bagaimana pengetahuan klien atau keluarga saat ini tentang penyakit atau
gangguan jiwa.
Jelaskan aspek medis klien (dapat dilihat rekam media) tentang diagnosa
Menurut Direja (2011) data yang perlu dianalisa meliputi data subyektif dari
data obyektif.
a. Data subjektif
1) Klien mengancam
6) Klien meremehkan
b. Data objektif
2) Mengepal
3) Rahang mengatup
4) Wajah memerah
6) Suara keras
21
a. Resiko Perilaku Kekerasan sendiri, orang lain dan lingkungan, dan verbal)
b. Perilaku kekerasan
Effect
Perilaku kekerasan
Core Problem
Causa
2.2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik
1. Perilaku kekerasan
2.2.3 Perencanaan
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan
(P) dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus
telah tercapai.
tertentu. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau dimiliki
pasien. Kemampuan pasien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu
keperawatan, kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat teratasi dan
kemampuan afektif yang perlu dimiliki agar pasien percaya pada kemampuan
Menurut Damaiyanti dan Iskandar (2012) adapun rencana keperawatan pada klien
Diagnose
No Keperawa Tujuan Intervensi
tan
1 Perilaku 1. TUK 1 : Klien dapat 1) Beri salam panggil nama
Kekerasan membina hubungan klien
saling percaya dengan 2) Sebutkan nama perawat
perawat sambil jabat tangan
Kriteria hasil: 3) Jelaskan maksud
Setelah diberikan hubungan interaksi
asuhan keperawatan 4) Jelaskan tentang kontrak
selama ....x.... yang akan dibuat
pertemuan diharapkan 5) Beri rasa aman dan sikap
23
klien: empati
1) Klien mampu 6) Lakukan kontak singkat
membalas salam tapi sering
2) Klien mau berjabat 7) Bantu klien
tangan mengungkapkan
3) Klien mau menyebut perasaan marahnya
namanya 8) Motivasi klien untuk
4) Klien mau tersenyum menceritakan penyebab
5) Klien mau kontak mata rasa kesal atau jengkel
6) Klien mengetahui 9) Dengarkan tanpa
nama perawat menyela atau member
penilian setiap ungkapan
perasaan klien
2. TUK 2: Klien dapat 1) Bantu pasien
mengidentifikasi mengungkapkan
penyebab perilaku perasaan marahnya.
kekerasan 2) Motivasi klien untuk
Kriteria hasil: menceritakan
Setelah diberikan penyebab rasa kesal
asuhan keperawatan atau jengkel
selama ...x.... 3) Dengarkan tapa
pertemuan diharapkan menyela atau memberi
klien: penilaian setiap
1) Klien dapat ungkapan perasaan
mengungkapkan klien
perasaannya
2) Klien dapat
mengungkapkan
penyebab perasaan
jengkel/kesal(dari diri
sendiri, dari
lingkungan/orang lain)
3. TUK 3 : klien dapat 1) Bantu klien
24
mengidentifikasi tanda mengungkapkan tanda-
dan gejala perilaku tanda perilaku kekerasaan
kekerasan yang dialaminya.
Kriteria hasil: 2) Motivasi klien
Setelah diberikan menceritakan kondisi
asuhan keperawatan fisik (tanda-tanda fisik)
selama ...x... saat perilaku kekerasan
pertemuan diharapkan terjadi.
klien: 3) Motivasi klien
1) Klien dapat menceritakan kondisi
mengungkapkan tanda emosinya (tanda-tanda
fisik mata merah, emosional) saat terjadi
tangan mengepal, perilaku kekerasan.
ekspresi tegang. 4) Motivasi klien
menceritakan kondisi
hubungan dengan orang
lain (tanda-tanda sosial)
saat terjadi perilaku
kekerasan.
4. TUK 4 : klien dapat 1) Diskusikan dengan
mengidentifikasi jenis klien perilaku
perilaku kekerasan kekerasan yang
yang pernah dilakukan selama ini
dilakukanya. 2) Motivasi klien
Kriteria hasil: menceritakan jenis-
Setelah diberikan jenis tindak kekerasan
asuhan keperawatan yang selama ini pernah
selama...x...pertemuan dilakukannya.
diharapkan klien: 3) Motivasi klien
1) Klien dapat menceritakan perasaan
mengungkapkan jenis- klien setelah tindak
jenis ekspresi kekerasaan tersebut
kemarahan yang terjadi
25
selama ini telah 4) Diskusikan apakah
dilakukannya. dengan tindak
2) Klien dapat kekerasan yang
mengungkapkan dilakukannya, masalah
perasaannya saat yang dialami teratasi.
melakukan kekerasaan
3) Klien dapat
mengetahui efektifitas
cara yang dipakai
dalam menyelesaikan
masalah.
5. TUK 5: Klien dapat 1) Diskusikan dengan klien
mengiditifikasi akibat akibat negatif (kerugian)
perilaku kekerasan cara yang dilakukan
Kriteria hasil: kepada:
Setelah diberikan a) Diri sendiri
asuhan keperawatan b) Orang
selama....x.... lain/lingkungan
pertemuan diharapkan c) Lingkungan
klien: 2) Bersama klien
1) Klien dapat menjelasan menyimpulkan akibat
akibat dari cara yang cara yang digunakna
digunakan klien Diri oleh klien
sendiri: luka, dijauhi
teman. Orang
lain/keluarga, luka,
tersingguang,
ketakutan.
Lingkungan: barang
atau benda rusak.
6. TUK 6 : Klien dapat 1) Diskusikan dengan klien:
mengidentifikasi cara a) Apakah klien mau
konstruktif dalam mempelajari cara baru
26
merespon terhadap mengungkan marah
kemarahan yang sehat
Kriteria hasil: b) Jelaskan berbagai
Setelah diberikan alternatif untuk
asuhan keperawatan pilihan
selama....x.... mengungkapkan
pertemuan diharapkan marah selain perilaku
klien: kekerasan yang
1) Klien dapat diketahui klien
menjelaskan cara-cara c) Jelaskan cara-cara
sehat mengungkapkan sehat untuk
marah mengungkapkan
marah
2) Cara fisik: nafas dalam,
pukul bantal/kasur, olah
raga
3) Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal pada orang lain
4) Sosial: latihan asertif
dengan orang lain
5) Spritual:sembahyang/doa
, meditasi, sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing.
7. TUK 7: Klien dapat 1) Diskusikan cara yang
mendemonstrasikan mungkin dipilih dan
cara mengontrol anjurkan klien memeilih
perilaku kekerasan cara yang mungkin
Kriteria hasil: mengungkapkan
Seleah diberikan kemarhan
asuhan keperawatan 2) Latih klien
selama ....x.... memperagakan cara yang
27
pertemuan diharapan dipilih
klien: a) Peragakan cara
1) Klien dapat melaksanakan cara
mendemonstrasikan yang dipilih
cara mengontrol b) Jelaskan manfaat
perilaku kekerasan cara tersebut
a) Fisik: tarik nafas c) Anjurkan klien
dalam, pukul menirukan peragan
bantal/kasur, olah yang sudah
raga dilakukan
b) Vebal: d) Beri pujian pada
mengungkapkan klien perbaiki cara
bahwa dirinya yang masih belum
sedang kesal pada sempurna
orang lain e) Anjurkan klien
c) Susial: latihan menggunakan cara
asertif dengan yang sudah dilatih
orang lain saat marah/jengkel
d) Spritual:
sembahyang/doa,
jikir, meditasi,
sesuai keyakin
agamanya masing-
masing
8. TUK 8: Klien 1) Diskusikan pentingnya
mendapat dukungan peran keluarga sebagai
keluarga dalam pendukung klien untuk
mengontrol perilaku mengatasi perilaku
kekerasan kekerasan
Kreteria hasil: 2) Diskusikan potensi
Setelah dilakukan keluarga untuk
asuhan keperawatan membantu klien
selama....x...pertemuan mengatasi perilaku
28
diharapkan klien: kekerasan
1) Keluarga klien dapat: 3) Jelaskan pengertian,
a) Menjelaskan cara penyebab, akibat, dan
merawat klien cara merawat klien
dengan perilaku perilaku kekerasan yang
kekerasan dapat dilaksanakan oleh
b) Mengungkapkan keluarga
rasa puas dalam 4) Peragakan cara merawat
merawat klien klien(menangani
c) Tanyakan perasaan perilaku kekerasan)
keluarga setelah 5) Beri kesempatan
mencoba cara yang keluarga untuk
dilakukan memperagakan ulang
6) Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan.
9. TUK 9: Klien dapat 1) Jelaskan manfaat
menggunakan obat- menggunakan obat
obat yang diminum secara teratur dan
dan kegunaannya kerugian jika tidak
(jenis, waktu, dosis minum obat
dan efek) 2) Jelaskan kepada pasien:
Kriteria hasil a) Jenis obat(nama,
Setelah diberikan warna, dan bentuk
asuhan keperawatan obat)
selama...x...pertemuan b) Dosis yang tepat
diharapkan klien: untuk kien
1) Klien dapat c) waktu pemakian
menjelaskan. cara pemakian
a) Manfaat minum d) cara pemakian
obat e) efek yang akan
b) Kerugian tidak dirasakan klien
minum obat 3) Anjurkan klien:
29
c) Nama obat a) Minta dan
d) Bentuk dan warna menggunakan obat
obat tepat waktu
e) Dosis yang b) Lapor ke perawat
diberikan kepadana atau dokter jika
f) Waktu pemakian mengalami efek
g) Cara pemakian yang tidak biasa
h) Efek yang c) Beri pujian apabila
dirahasakan klien teratur minum
obat
2.2.4 Implementasi
rencana tindakan keperawtan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Menurut Damaiyanti (2012), tindakan keperawtan pada klien dengan perilaku kekerasan
a. Untuk pasien
1) SP1 Pasien
a) Mengidentifikasi penyebab Pk
d) Mengidentifikasi akibat PK
b) Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2: pukul kasur dan bantal
3) SP3 Pasien
4) SP4 Pasien
5) SP5 Pasien
a. Untuk keluarga
1) SP1 Keluarga
b) Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala perilaku kekerasan, serta proses
terjadinya PK
2) SP2 Keluarga
31
3) SP3 Keluarga
(discharge planning).
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan “Selamat pagi juga pak, baik pak salam kenal, nama
saya Tn. G panggil Tn. G saja. Saya tinggal di singaraja ”
- Pasien mengatakan diantar oleh keluarga ke RSJ dan sudah1 bulan di
rawat
- Pasien mengatakan di bawa ke RSJ karena pasien mengamuk, dan
merusak sanggah yang merupakan tempat sembhyang dia di rumah
Data Objektif
- Pasien mau menjawab salam, berkenala dengan perawat dan kontak mata
terjaga dengan tatapan tajam dan rahang mengantup
- Tangan pasien tampak mengepal
- Pasien menyebutkan nama kesukaannya
- Pasien mau berjabat tangan dengan perawat
32
- Pasien mau duduk berhadapan dengan perawat
- Pasien mau menjawab pertanyaan perawat tetapi dengan singkat, nada
tinggi saat ditanyai mengenai masalahnya
- Pasien tampak rapi
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan
a. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan pasien
c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disuka pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima pasien dengan apa adanya
g. Beri perhatian pada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan kalau ia marah merasakan tangan mengepal, mata
melotot, dan rahangnya terkatup kuat
- Pasien mengatakan kalau marah yang dilakukan selama ini adalah
mengamuk, berteriak, memecahkan gelas dan melukai diri sendiri
- Pasien mengatakan mau belajar cara mengontrol marah
Data Objektif
35
d. Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
f. Pasien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan
g. Pasien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan yaitu
dengan (Relaksasi nafas dalam)
h. Pasien dapat memuaskan latihan kedalam jadwal kegiatan harian
i. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
j. Perkenalkan diri dengan pasien
k. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disuka pasien
l. Jelaskan tujuan pertemuan
m. Jujur dan menepati janji
n. Tunjukan sikap empati dan menerima pasien dengan apa adanya
o. Beri perhatian pada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
4. Tindakan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien mengungkapkan perasaan marahnya
c. Membantu pasien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan
d. Membantu pasien mengungkapkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
yang dialaminya
e. Diskusikan dengan pasien perilaku kekerasan yang selama ini dilakukan
f. Diskusikan dengan pasien akibat negatif (kerugian) dari perilaku
kekerasan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan
g. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik 1 yaitu : relaksasi nafas dalam
h. Menganjurkan pasien untuk memasukkan latihan ke dalam kegiatan
harian
36
Bagaimana perasaan bapak sekarang? saya lihat bapak sering tampak
marah dan kesal, apakah sekarang bapak masih merasa marah dan
kesal?
c. Kontrak
Topik
Bapak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
hal-hal yang membuat bapak kesal atau marah dan bagaimana cara
mengontrolnya?
Waktu
Bapak, sesuai persetujuan tadi pagi bagaimana kalau kita
mengobrolnya 20 menit?
Tempat
Untuk tempatnya bagaimana kalau di tempat yang tadi pak?
2. Fase Kerja
Sekarang coba bapak ceritakan sama saya apa yang membuat bapak
marah?
Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus penyebabnya apa?
Apakah sama dengan sekarang? Lalu saat bapak marah apa yang bapak
rasakan? Apakah bapak merasa kesal, tangan mengepal, mata melotot dan
rahang mengantup dan ingin mengamuk? setelah itu apa yang bapak
lakukan? apakah kalau bapak marah atau kesl masalah itu akan teratasi?
Adakah cara lain baik tanpa menimbulkan kerugian?
Baiklah pak, apa berapakah cara mengontrol marah? ada 5 ya pak, salah
satunya dengan teknik nafas dalam. Kalau bapak sudah tahu tanda dan
gejala marah tadi sudah bapak rasakan, bapaka langsung duduk atau
berdiri lalu tarik nafas hidung, tahan sebentasr, lalu keluarkan perlahan-
lahan dari mulut. Ayo pak, sekarang bapak praktekkan apa yang sudah
saya ajarkan tadi! ulangi sekali lagi pak. Bagus sekali.
Nah sekarang bapak sudah bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam,
sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga sewaktu-waktu
bila rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
3. Fase Terminasi
37
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah berbincang-bincang dengan
saya? Apakah bapak merasa lega?
2) Evalusi objektif
Sekarang coba bapak sebutkan tanda dan gejala marah dan
bagaimana cara mengontrol?
b. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian? bapak mau berapa kali melakukannya?
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan “Selamat pagi pak widana”
- Pasien mengatakan sudah melakukan teknik nafas dalam
- Pasien mengatakan mau mengontrol emosi dengan memukul bantal
- Pasien mengatakan mau memasukan kegiatan itu dalam kegiatan
hariannya
Data Objektif
3. Tujuan Khusus
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan fisik II (Memukul
bantal/kasur)
4. Tindakan
a. Mengevaluasi masalah yang dialami pasien dan mengevaluasi pasien
dalam melakukan latihan nafas dalam
b. Mengajarkan pasien latihan fisik II yaitu : memukul bantal/kasur
c. Membantu pasien mengungkapkan perasaan marahnya.
II. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang bapak, apakah bapak masih ingat nama saya?
39
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang? Adakah hal-hal yang membuat
bapak marah sekarang?
c. Kontrak
Topik
Pak, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan cara yang kedua yaitu: memukul bantal / kasur?
Waktu
Sesuai persetujuan pagi tadi, bagaimana kalau kita berbincang-
bincangnya 20 menit?
Tempat
Untuk tempatnya bagaimana kalau di tempat yang tadi pak?
2. Fase Kerja
Pak, sekarang coba bapak ceritakan barang kali ada hal – hal yang
membuat bapak marah dan muncul perasaan kesal, tangan mengepal,
mata melotot dan rahang mengantup. Selain nafas dalam, bapak juga
bisa memukul bantal/kasur. Sekarang saya akan melatihkan cara
mengontrol marah dengan cara yang kedua, yaitu dengan memukul
bantal/kasur. Kalau misalnya nanti bapak merasa kesal atau ingin
marah – marah, bapak langsung saja masuk ke ruangan bapak,
kemudian bapak lampiaskan kemarahan bapak dengan memukul
bantal atau kasur. Sekarang coba bapak lakukan, pukul bantal ini, nah
bagus pak, coba ulang sekali lagi. Sekarang kalau bapak merasa kesal
atau marah bapak bisa lakukan cara ini dan cara yang pertama yaitu
nafas dalam, kemudian setelah itu, bapak jangan lupa merapikan lagi
tempat tidurnya.
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah latihan cara menyalurkan marah
dengan saya?
b) Evalusi objektif
Sekarang coba bapak sebutkan ada berapa cara yang sudah kita
latihkan dari kemarinn sampai sekarang?
40
2. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian? bapak mau berapa kali melakukannya?
3. Kontrak yang akan datang
Topik
Pak, nanti kita belajar lagi cara yang ketiga cara mengontrol
marah dengan cara bicara yang baik
Waktu
Kita ketemu lagi besok pukul 09.30 Wita, lamanya kurang lebih
20 menit, apakah bapak setuju?
Tempat
Tempatnya disini lagi ya pak?
41
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan bersedia mempraktekkan cara mengontrol
marahnya dengan berbicara baik-baik kepada siapapun yang ia kenal
- Pasien tampak berbincang – bincang dengan Tn. S dan saling
mengungkapkan perasaan masing – masing
- Pasien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan nada yang
tenang
Data Objektif
42
Bagaimana perasaan bapak sekarang ? Adakah hal – hal yang
membuat bapak marah sekarang ?
Kontrak
Topik
Pak, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan cara yang kedua yaitu : memukul bantal/kasur ?
Waktu
Sesuai persetujuan pagi tadi, bagaimana kalau kita berbincang –
bincangnya 20 menit ?
Tempat
Untuk tempatnya bagaimana kalau di tempat yang tadi pak ?
2. Fase Kerja
Sekarang kita melakukan latihan yang ketiga, bagaimana kalau bapak
peragakan cara yang pertama dan kedua, apakah bapak masih ingat ?
Bagus sekali, berarti bapak sudah menguasai apa yang sudah kita pelajari
kemarin. Sekrang kita akan melakukan latihan cara bicara yang baik
untuk mencegah marah. Kalau marah sudah tersalurkan dengan cara
nafas dalam dan memukul – mukul bantal atau kasur, maka perlu kita
bicara dengan orang yang membuat kita marah ada tiga cara :
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada rendah dan tidak
kasar, contoh : “ pak saya perlu uang, saya boleh gak minta uang
atau saya minum nanti kalau saya sudah punya uang saya ganti”
b. Menolak dengan baik, contoh : “mohon maaf pak, saya tidak punya
uang. Jadi, saya tidak bisa ngasih bapak”
c. Mengungkapkan rasa kesal, jika ada perlakuan teman bapak yang
membuat bapak kesal, jengkel maka bapak bilang “saya tidak suka
dengan kelakuaan bapak, karena disini kita sama – sama jadi pasien.
d. Nah, sekarang coba bapak ulangi apa yang saya ajarkan. Bagus
sekali, bagaimana kalau latihan ini kita masukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian ?
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subjektif
43
Bagaimana perasaan bapak, setelah latihan cara menyalurkan
marah dengan cara bicara yang baik ?
b. Evalusi objektif
Sekarang coba bapak sebutkan ada berapa cara yang sudah kita
latihkan dari kemarinn sampai sekarang dan cara bicara yang baik
?
2. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian ? bapak mau berapa kali melakukannya ? nanti siang kita akan
belajar cara yang keempat, bagaimana bapak bersedia ?
3. Kontrak yang akan datang
Topik
Pak, nanti kita belajar lagi cara yang keempat cara mengontrol
marah dengan cara berdoa atau beribadah
Waktu
Kita ketemu lagi nanti pukul 12.50 Wita, lamanya kurang lebih 20
menit, apakah bapak setuju ?
Tempat
Tempatnya disini lagi ya pak ?
44
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Mengontrol PK
Secara Spiritual
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan tidak bisa mempraktekkan cara sembahyang kalau
sendiri dia ingin sembahyang berdua atau bersama dengan teman -
teman”
45
- Pasien mengatakan “Saya akan rajin sembhyang pak biar cepat
sembuh dan pikiran saya menjadi rileks tidak marah – marah lagi “
- Pasien mengatakan mau memasukkan cara mengontrol marahnya
dengan cara sembahyang ke dalam jadwal kegiatan hariannya.
Data Objektif
46
Sekarang kita akan melanjutkan berbincang – bincang tentang
cara mengontrol perilaku kekerasan
Waktu
Waktu yang diperlukan 20 menit ya pak ? Apa bapak setuju ?
Tempat
Untuk tempat kita pakai tempat yang kemarin saja yang tadi ya
pak ?
2. Fase Kerja
a. Baiklah pak, coba bapak ceritakan pada saya ibadah yang biasa
bapak lakukan di rumah ?
b. Dari berbagai macam cara ibadah, menurut bapak kira-kira yang
efektif yang bapak bisa lakukan di rumah sakit apa ?
c. Baik bapak, bapak memilih untuk berdoa di tempat tidur ?
d. Kalau bapak sedang marah, bapak langsung duduk di tempat tidur
atau kursi, lalu bapak tarik nafas dalam, kemudian bapak berdoa
dengan cara bapak atau keyakinan bapak
e. Mari kita coba pak, bagus sekali bapak bisa lakukan kegiatan ini
secara teratur untuk meredakan kemarahan bapak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah kita bercakap – cakap
tentang cara mengendalikan marah dengan cara melakukan
ibadah ?
2) Evalausi objektif
Coba bapak ceritakan lagi atau sebutkan lagi beberapa cara
mengendalikan marah yang suda kita pelajari
b. Rencana tindak lanjut
Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Berapa kali bapak mau melakukan ibadah
c. Kontrak yang akan datang
Topik
47
Nanti saya akan datang lagi untuk membicarakan tentang
latihan yang selama ini kita pelajari dan cara mengontrol. PK
dengan cara yang kelima yakni dengan minum obat.
Waktu
Kita ketemu besok siang ya pak setelah makan siang ya pak,
waktunya hanya 20 menit saja ?
Tempat
Tempatnya dsini lagi ya pak ?
Mengontrol PK
I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Data Subyektif
- Pasien mengatakan sudah minum obat sesuai jadwal yang diberikan
oleh perawat yaitu : pagi dan sore.
- Pasien mengatakan “obat saya warnanya biru, orange dan putih tapi
lupa nama obatnya apa”
- Pasien mengatakan obatnya diminum melalui mulut (per oral)
48
- Pasien mengatakan bersedia untuk memasukkan kegiatan ini ke jadwal
kegiatan hariannya
Data Objektif
49
Tempatnya di tempat tadi saja ya pak ?
2. Fase Kerja
a. Berapa macam obat yang bapak minum ?
b. Warna obatnya apa saja pak ?
c. Jam berapa bapak minum obat ?
d. Bagaimana cara pemberiannya pak ?
e. Bila nanti bapak setelah minum obat terus mulut bapak terasa
kering bapak bisa minum air putih yang banyak untuk mengatasinya
ya pak
f. Bila terasa mata bapak berkunang – kunang, bapak sebaiknya
istirahat dan jangan banyak melakukan aktivitas
g. Nanti kalau bapak sudah di rumah, sebelum bapak minum obat,
bapak harus lihat terlebih dahulu labelnya, benar nama bapak
tertulis di wadah obatnya atau tidak. Berapakah dosis yang harus
bapak minum, dan baca juga ya pak apakah obatnya sudah benar ?
h. Sekarang kita masukan ya waktu minum obat ke dalam jadwal
kegiatan harian.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak, setelah kita berbincang – bincang
dengan saya mengenai cara minum obat yang benar ?
2) Evalausi objektif
Coba bapak sebutkan lagi warna obat yang bapak minum ? dan
bagaimana cara minum obat yang benar ? Nah, sudah berapa cara
yang saya ajarkan untuk mengontrol perasaan marah yang sudah
kita pelajari ?
3) Rencana tindak lanjut
Sekarang kita tambahkan lagi, jadwal kegiatan hariannya dengan
minum obat ya pak
b. Kontrak yang akan datang
Topik
50
Besok kita ketemu lagi, kita evaluasi mengenai sejauh mana
bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana mencega rasa
marah tersebut ya pak ?
Waktu
Besok kita berbincang – bincang pukul 09.00 Wita. Kita
ngobrolnya 20 menit, bagaimana apakah bapak setuju ?
Tempat
Kita berbincang – bincang disini lagi atau dimana ?
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi menurut Keliat (2010) adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu evaluasi proses atauformatif dan evaluasi hasil atausumatif yang dilakukan
dengan membandingkan respon pasien dengan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan
menurut Direja (2011) evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien.
dalam?”
Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat tindakan dilakukan
atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau member umpan balik sesuai
A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah
51
P: perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analis pada respon klien yang terdiri
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2019 pukul 08.00 wita di Ruang
Abimanyu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di Bangli. Data diperoleh melalui wawancara
dengan klien, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan medik.
Identitas Klien Penanggung
Nama : “MA” “NK”
Umur : 37 tahun -
Jenis kelamin : Laki-laki Laki-laki
Pendidikan : Tamat SMA SD
Pekerjaan :- Buruh
Agama : Hindu Hindu
Status perkawinan : Menikah Menikah
Suku / bangsa : Bali / Indonesia Bali / Indonesia
Alamat : Br. Uma Buluh, Canggu, Kuta, Badung
Hubungan dengan klien : Ayah
Klien dibawa oleh orangtuanya ke BPK Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali di
Bangli pada tanggal 10 September 2019 pada pukul 09.30. Klien datang diantar
52
keluarga memakai baju kaos abu-abu dan celana panjang coklat, tampak menunduk,
tidak mau menatap mata pemeriksa. Pasien hanya berbisik-bisik sendiri, tidak jelas apa
yang dikatakan. Pasien tidak mau menyahut dan asik bicara sendiri dengan suara
pelan. Tiba-tiba tersenyum dan tertawa sendiri. Pasien dikeluhkan memukul ibunya ± 7
hari SMRS secara tiba-tiba tanpa sebab. Muka merah dan tegang, bicara
53
kasar, mengancam secara verbal dan fisik. Sebelumnya pasien sudah terlihat aneh sejak
pulang dari RS tahun ± 2009. Pasien hanya berdiam diri di rumah, mengumpulkan
barang-barang dan menyusun bambu di bale-bale sekitar rumah. Pasien sudah 3x masuk
RSJ. Pertama sakit sekitar tahun 2001. Awalnya pasien jatuh dari motor sebanyak 2x
pada tahun 2000 dan mengalami patah kaki dan dioperasi. ± 7 bulan kemudian pasien
mulai aneh seperti mengumik dan mengamuk. Setelah pulang pada tahun 2009, pasien
tidak pernah kontrol, hanya dicarikan obat, akan tetapi pasien tidak mau minum obat.
Pasien pernah disuntik 1 bulan tetapi karena tidak adsa biaya akhirnya pasien tidak
pernah lagi diberikan obat.
2. Faktor Predisposisi
Adapun pengkajian yang didapatkan adalah :
- Klien mengatakan “Sudah tiga kali saya ke sini”.
- Klien sebelumnya pernah dirawat di RSJ sebanyak 3 kali.
- Klien tidak kontrol secara rutin ke Rumah Sakit Jiwa. Klien juga dikatakan
tidak minum obat secara rutin.
- Ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu paman pasien.
- Pengalaman masa lalu klien : “Saya pernah mukul ibu saya”, kata klien.
Saat ditanya kenapa klien melakukan hal itu klien mengatakan “Tidak tahu”.
- Klien juga pernah mengamuk di rumahnya. Klien mengamuk karena
merasa “inguh”.
3. Pemeriksaan Fisik
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,20C
Tinggi badan :-
Berat badan :-
- Keluhan fisik :
- “Tidak ada badan saya yang sakit, mual juga ngak”, kata klien.
53
- Klien tidak mengeluhkan rasa nyeri pada anggota tubuh, tidak merasa mual,
dan tidak mengalami luka.
4. Psikososial
Genogram
Klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Klien tinggal dengan kedua
orang tuanya, saudara laki-laki, kedua paman beserta istri dan masing- masing anak
mereka. Di dalam keluarga klien ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa, yaitu
paman klien (kakak dari ibu klien). Orang yang terdekat dengan klien adalah istrinya.
5. Konsep diri
a. Citra tubuh
- “Semua saya sukai, yang paling disuka itu alis”, kata klien.
- Klien menyukai semua bagian tubuh, tetapi bagian tubuh yang paling disukai
klien adalah alisnya.
b. Identitas diri
- “Kalau di rumah saya biasanya memelihara ayam, burung, dan kura-kura.
Kalau tidak, saya jalan-jalan naik motor. Trus kalau ada odalan saya
ke pura.”, kata klien. Dari wawancara klien juga mengatakan “Saya senang
menjadi laki-laki”.
- Sebelum dirawat klien kuliah di salah satu Universitas di Singaraja. Klien
merasa senang bisa kuliah di sana. Klien mengatakan senang menjadi
seorang laki-laki.
c. Peran diri
54
- Klien mengatakan “Saya punya saudara 3 orang, 1 cowok dan 1 lagi sudah
meninggal karena digugurkan oleh ibu saya.” Klien merupakan anak pertama
dari 3 bersaudara.
d. Ideal diri
- “Saya pingin cepat sembuh biar bisa pulang ke rumah”, kata klien. Klien
juga mengatakan “Bosen disini gag bisa jalan-jalan naik motor”.
- Klien berharap klien masih mampu melakukan aktivitas seperti sebelum
sakit, klien juga berharap agar bisa cepat pulang ke rumahnya.
e. Harga diri
- Klien mengatakan “Di rumah saya punya banyak teman, sering saya jalan-
jalan sama teman saya”.
- Klien merasa tidak memiliki masalah dalam berhubungan dengan anggota
keluarga dan orang lain, dibuktikan dengan klien tidak takut ketika bertemu
dengan perawat dan kontak mata cukup baik.
6. Hubungan sosial
- Orang terdekat klien adalah ibunya.
- Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien mengatakan
“Sebelum kesini saya senang di rumah, bisa ke banjar, sembahyang ke pura,
dan jalan- jalan”.
- Sebelum sakit, klien aktif dalam kegiatan banjar di rumahnya. Setelah di
rawat di Rumah Sakit Jiwa klien tidak dapat beraktivitas seperti sebelum
dirawat.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak memiliki
kesusahan untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dapat dilihat dari
klien mau untuk berbicara dengan orang lain dan klien mengatakan “Saya
punya temen banyak di rumah”.
7. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : klien mengatakan “Beragama Hindu”. Klien juga
mengatakan “Sang Hyang Widhi itu ada”.
- Klien beragama Hindu dan yakin dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi
Wasa.
55
- Kegiatan ibadah : Klien mengatakan “saya sembahyang pernah pas purnama,
sembahyangnya di padmasana, habis itu dapat jajan”.
8. Status Mental
- Penampilan : klien berpakaian bersih, klien menggunakan baju kaos putih,
celana pendek jeans, dan rambut klien tersisir rapi. “Saya sudah mandi kok,
sudah juga ganti baju”, kata klien. Walaupun klien mengatakan seperti itu tapi
badan klien agak bau keringat dan klien tampak memakai baju yang sudah
dipakainya kemarin. Badan klien yang bau itu dikarenakan klien tidak
mengganti pakaian secara teratur.
9. Pembicaraan
- Klien berbicara dengan pelan dan keras. Selama proses wawancara klien
berbicara tentang satu topik
12. Afek
- Dari hasil observasi, afek yang ditunjukkan klien labil. Emosi klien berubah
dengan cepat.
56
14. Persepsi
- Ketika perawat bertanya pada klien “Apakah Eka pernah melihat sesuatu yang
aneh atau mendengar hal yang aneh seperti suara-suara ?” klien mengatakan
“Tidak”.
18. Memori
- Klien mampu mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu
maupun saat ini dibuktikan dengan perkataan klien “Saya pernah kecelakaan
tahun 2000 dan kaki kiri saya patah. Saya sudah 3x masuk sini” kata klien .
Masalah keperawatan : tidak ada
57
19. Tingkat konsentrasi dan berhitung
- Selama wawancara tingkat konsentrasi klien kurang. Kien mampu
menyelesaikan hitungan sederhana tapi pada bilangan kecil saja.
a. Makan : Klien dapat makan dan mengambil makanan secara mandiri. Dalam 1
hari klien makan sebanyak 3 kali.
b. Defekasi / berkemih : Klien mengatakan “Buang air besar 1 kali sehari dan
kencing kurang lebih 5-7 kali sehari”. Saat ditanya waktu kencing atau
buang air besar dibantu apa tidak ? klien menjawab “Gag, bisa sendiri”. Klien
dapat buang air besar dan kencing secara mandiri
c. Mandi : Saat ditanya “Berapa kali bapak mandi ? Pake handuk dan sabun ga ?
Klien mengatakan “mandi 2 kali. Kadang-kadang saja pake handuk dan sabun”.
Klien dalam sehari mandi dua kali terkadang dengan menggunakan sabun dan
dapat mandi secara mandiri. Tetapi kadang-kadang klien masih bau walaupun
klien mengatakan sudah mandi dikarenakan cara mandi klien yang tidak benar
d. Berpakaian / berhias : Klien dapat mengambil pakaian dan berpakaian secara
mandiri. Klien mengatakan mengganti pakaian 1 kali sehari. Kadang-kadang
klien tidak mengganti baju dengan alasan baju bersih klien habis. Dibuktikan
58
dengan klien tampak memakai baju yang sama di hari besoknya dan baju yang
dipakai klien agag bau keringat.
e. Istirahat dan tidur : “Saya tidur siang jam satu bangunnya jam 3 kalau malam
tidur jam setengah sembilan dan bangun jam 6”, kata kien. Klien tidur malam
dari pukul 20.30 sampai 06.00 Wita. Setelah bangun tidur pagi klien biasanya
cuci muka, kemudian membersihkan tempat tidur.
f. Penggunaan obat : Klien selalu meminum obat yang diberikan oleh perawat
sebanyak dua kali sehari. Klien mampu untuk minum obat secara mandiri tetapi
masih dalam pengawasan perawat.
g. Pemeliharaan kesehatan : Klien tidak rutin melakukan kontrol ke Rumah
Sakit Jiwa dan minum obat kalau sudah pulang ke rumah.
h. Aktivitas di dalam rumah : Klien mengatakan kebiasaan di dalam rumah yaitu
Pasien hanya berdiam diri di rumah, mengumpulkan barang-barang dan
menyusun bambu di bale-bale sekitar rumah
i. Aktivitas di luar rumah : Klien mengatakan suka pergi jalan-jalan.
j. Mekanisme Koping : Klien mengatakan jika ia memiliki masalah ia kadang
menceritakan pda istrinya. Terkadang klien memendamnya sendiri.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
59
C. PERENCANAAN (INTERVENSI)
Perencanaan
Hari / tgl Diagnosa Kep
Tujuan Kriteria evaluasi intervensi
Jumat, 25 Perilaku kekerasan TUM :
Oktober Klien tidak mencederai diri Setelah diberikan tindakan Berikan salam terapeutik
2019 sendiri, orang lain, dan keperawatan 1 x setiap interaksi.
lingkungan- nya. 15 menit selama 6 jam Perkenalkan nama perawat,
TUK 1 : Klien dapat membina diharapkan klien nama panggilan, dan tujuan
hubungan saling percaya dengan menunjukkan tanda-tanda interaksi.
perawat. percaya pada perawat : Tanyakan nama lengkap
Klien tersenyum klien dan nama panggilan
saat disapa. kesukaan klien.
TUK 2 : Setelah diberikan tindakan Beri kesempatan
Klien dapat mengiden- tifikasi keperawatan 1 x 15 menit mengungkapkan penyebab
penyebab perilaku kekerasan. selama 6 jam diharapkan klien klien melakukan perilaku
dapat menjelaskan penyebab kekerasan.
perilaku kekerasan yang dialami Bantu klien mengungkapkan
klien. perasaan jengkel/kesal.
Dengarkan klien tanpa
menyela saat klien
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3 : Setelah diberikan Motivasi klien untuk
Klien dapat mengidenti- fikasi tindakan keperawatan 1 x mengungkap- kan kondisi
tanda- tanda perilaku kekerasan. 15 menit selama 6 jam fisik (tanda- tanda fisik)
yang klien rasakan ketika
diharapkan klien dapat perilaku kekerasan terjadi.
menyebutkan Observasi tanda
tanda-tanda perilaku perilaku kekerasan.
60
kekerasan. Simpulkan bersama klien
tanda-tanda perilaku
kekerasan yang dialami
klien.
TUK 4 : Klien dapat Setelah diberikan tindakan Motivasi klien untuk
mengidenti- fikasi perilaku keperawatan 1 x mengungkap- kan
kekerasan yang biasa 15 menit selama 6 jam tindakan- tindakan
dilakukan. diharapkan klien dapat kekerasan yang selama ini
memyebutkan perilaku sudah dilakukan.
kekerasan yang biasa Motivasi klien untuk
dilakukan klien. mengungkap- kan
perasaan yang klien
rasakan setelah
melakukan tindakan
kekerasan itu.
Bantu bermain peran
sesuai dengan perilaku
kekerasan yang biasa
dilakukan. Tanyakan
"Apakah dengan cara
yang dilakukan
masalahnya selesai ?"
TUK 5 : Klien dapat Setelah diberikan tindakan Bicarakan dengan klien
mengidenti- fikasi akibat keperawatan 1 x apa yang dirasakan klien
dari perilaku kekerasan. 15 menit selama 6 jam setelah klien dapat
diharapkan klien dapat melakukan perilaku
menyebutkan akibat yang kekerasan.
61
ditimbulkan dari perilaku Bersama dengan klien
kekerasan. simpulkan dampak dari
perilaku kekerasan baik itu
pada diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
TUK 6 : Klien dapat Setelah diberikan tindakan Motivasi klien untuk
mengidenti- fikasi cara keperawatan 1 x mempelajari cara baru
konstruktif dalam berespon 15 menit selama 6 jam mengungkap- kan marah
terhadap kemarahan. diharapkan klien dapat yang sehat.
menyebutkan Jelaskan berbagai alternatif
cara-cara dalam berespon pilihan untuk
terhadap kemarahan. mengungkap- kan marah
selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
Jelaskan cara-cara sehat
untuk mengungkap- kan
marah, antara lain :
Cara fisik: nafas dalam,
pukul bantal atau kasur,
atau olah raga.
Verbal: mengungkap- kan
bahwa dirinya sedang
kesal kepada orang lain.
Sosial: latihan asertif
dengan orang lain.
Spiritual: sembahyang/
62
doa, zikir, meditasi, dan
sebagainya sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing.
Beri pujian jika mengetahui
cara lain yang sehat.
TUK 7 : Klien dapat Setelah diberikan tindakan Diskusikan cara yang
mengidenti- fikasi cara keperawatan 1 x mungkin dipilih dan
mengontrol perilaku 15 menit selama 6 jam anjurkan klien memilih
kekerasan. diharapkan klien dapat cara yang mungkin untuk
menyebutkan mengungkap- kan
cara-cara untuk mengontrol kemarahan.
perilaku kekerasan. Latih klien memperagakan
cara yang dipilih.
Peragakan cara mengontrol
perilaku kekerasan yang
dipilih klien.
Jelaskan manfaat dari
cara yang dipilih klien.
Anjurkan klien menirukan
peragaan yang sudah
dilakukan.
Beri penguatan pada
klien, perbaiki cara yang
masih belum sempurna.
Anjurkan klien
menggunakan cara yang
63
sudah dilatih saat
marah/jengkel.
TUK 8 : Klien mendapat Setelah diberikan tindakan Diskusikan pentingnya
dukungan dari keluarga. keperawatan 1 x peran serta keluarga
15 menit selama 6 jam sebagai pendukung
diharapkan klien mendapat klien untuk mengatasi
dukungan dari keluarga. perilaku kekerasan
Diskusikan potensi
keluarga untuk membantu
klien mengatasi perilaku
kekerasan
Jelaskan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan
yang dapat
dilaksanakan oleh
keluarga.
Peragakan cara merawat
klien (menangani
perilaku kekerasan).
Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan
ulang.
Beri pujian kepada keluarga
setelah peragaan.
Tanyakan perasaan kelurga
64
setelah mencoba cara yang
dilatih.
TUK 9 : Setelah diberikan Diskusikan
Klien dapat menggunakan tindakan keperawatan 1 x dengan klien tentang obat
obat dengan benar (sesuai 15 menit selama 6 jam (nama, dosis, frekuensi,
program). diharapkan klien dapat efek dan efek samping).
menggunakan Anjurkan
obat sesuai program. untuk klien agar meminum
obatnya.
Bantu klien mengungkap-
kan obat dengan prinsip 5
benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu).
Anjurkan untuk
membicarakan efek dan
efek samping obat yang
dirasakan.
65
D. IMPLEMENTASI
Hari/ tgl Diagnosa implementasi Evaluasi formatif paraf
Keperawatan (TUK)
Jumat, 25 Prilaku kekerasan “Selamat Pagi, Adik” “Perkenalkan saya S : “Ya..panggil saja
Oktober (TUK 1) Putu Trisma Eka”.
2019 Prathama Dewi, biasanya saya O : Klien mengulurkan tangannya
dipanggil Trisma. Saya mahasiswa ntuk berjabat tangan sambil
Wira Medika Jurusan Keperawatan. melihat perawat.
Selama kurang lebih 7 hari kedepan
saya yang akan merawat Adik. Jika
nanti Adik membutuhkan bantuan,
Adik bisa memanggil saya. Apakah
benar Adik bernama Eka Januarsa ?
Adik suka dipanggil siapa ?”
66
mengobrolnya selama 15 menit ?”
“Dimana Eka ingin mengobrol dengan S : “Di ruangan sini saja
saya ? apakah di Mbok Trisma”.
ruangan ini atau di luar ruangan
saja ?”
67
bisa melakukan hal yang disenangi
?”
S : “Gag, itu saja”.
“Apakah ada hal lain yang Eka senangi
?”
S : “Saya pernah ngamuk dirumah”.
“Bagaimana awal mulanya Eka sampai
bisa dirawat disini ?”
S : “Masih, saya kesini sama orang
tua
“Apa Eka masih ingat, siapa yang saya”.
membawa Eka ke sini ?”
S : “Oh ya..ya”.
68
dulu ya.,”. S ; “Baik”.
69
Oktober (TUK 1) O : Klien mau menjawab sapaan dan
2019 melihat ke arah perawat.
S : “Oh..siapa ya?
“Apa Eka masih ingat dengan saya ?” Mbok Trisma ya ?”
“Ya Eka, benar sekali saya Trisma.
Bagus sekali Eka masih ingat
dengan saya”.
“Eka, sesuai janji saya kemarin, sekarang S : “Oh..ya..ya. Di sini saja Mbok”.
kita akan mengobrol tentang keadaan O :Klien kooperatif dan
Eka kurang lebih selama 15 menit di klien duduk sofa.
ruangan sini saja. Apakah Eka setuju
?”.
70
saya dan saudara yang ketiga
sudah
meninggal karena “cetik”. Kalau
Ibu
bersaudara berlima,
3 adiknya cowok dan satu cewek.
Ada saudara ibu yang keempat
juga mengalami
gangguan jiwa”. O : Klien
tampak
“Kalau di rumah, Eka dekat dengan bersemangat untuk memulai
siapa ?” ceritanya.
71
menenangkan diri”.
S : “Tanggal 24 Mei
2011”.
“Kapan Eka dibawa kesini ?”. “Dari
S : “Saya suka bagian wajah”
72
mengobrol dengan saya ?”
73
S : “Ya..saya mau”.
“Eka, sesuai dengan janji saya kemarin, O : Klien kooperatif dan kontak mata
sekarang kita akan mengobrol tentang klien sudah baik.
apa yang menyebabkan Eka mengamuk
(perilaku kekerasan). Apakah Eka
setuju ?”
S : “Gag”.
S : “Gag ada”.
74
S : “Sebentar jak, paling
“Apakah sebelum Eka mengamuk beberapa menit saja”.
punya masalah dengan orang atau
kesal dengan orang lain ?”
“Eka, biasanya berapa lama
perasaan marah atau perilaku
mengamuk itu Eka rasakan ? Kira-kira
sampai berbulan- bulan atau dalam
hitungan menit ?” S : “Oh ya..”
“Saya merasa baik dan seneng”.
“Baiklah Eka, sudah 15 menit kita O : “Klien mau
mengobrol. Saya sudahi dulu menjawab pertanyaan perawat,
mengobrolnya. Jika masih ada yang kontak mata sudah lebih baik.
ingin Eka ceritakan, Eka bisa Klien mau menatap perawat yang
ceritakan lagi pada saya saat kita diajak bicara.”.
bertemu lagi”.
“Bagaimana perasaan Eka setelah
mengobrol dengan saya ?”.
S : “Oh..besok libur ya..
Ya hari senin lagi ngobrolnya”.
O : Klien bersedia mengobrol lagi
“Eka, besok saya libur. Hari senin dengan perawat, kontak mata
saya dinas pagi lagi. Saya ada di pun sudah baik.
sini dari pukul
08.30 sampai 13.30 wita. Bagaimana
kalau hari senin sore sekitar pukul
10.00 Wita kita mengobrol tentang
75
tanda- tanda perilaku kekerasan atau
tanda-tanda saat Eka mengamuk. S : “Sama ja kayak sekarang”.
Apakah Eka mau mengobrol dengan
S : “Di sini ja ya”.
saya
lagi ?”
76
“Kita akan mengobrol kurang lebih
selama 15 menit ya, Ka?”.
S : “Baik”.
“Kita mengobrolnya di sini saja?”
“Selain inguh dan kepala pusing, apa S : “Inguh dan kepala saya
ada hal lain yang dirasakan ?” pusing”.
77
S : “Iya (gemetaran, tangan mengepal
dan
ingin merusak barang- barang yang
ada)”.
“Baiklah Eka, sudah 15 menit kita
O: Klien berusaha menyebutkan tanda-
mengobrol. Saya sudahi dulu
tanda yang klien alami.
mengobrolnya. Jika masih ada yang
ingin Eka ceritakan, besok kita
mengobrol lagi”.
O : S : “Oya..ya”.
O : Klien kooperatif dan kontak mata
“Bagaimana perasaan Eka setelah
klien sudah baik.
mengobrol dengan saya ?”.
“Eka, besok saya dinas sore, saya ada di
sini dari pukul 13.30 sampai 19.30 wita.
Bagaimana kalau besok pagi sekitar
S “Senang”.
pukul
15.00 Wita kita mengobrol tentang
perilaku kekerasan yang biasa Eka
S : “Jam 3 sore ya.., Ya kita
lakukan. Apakah Eka mau mengobrol
mengobrol lagi”.
dengan saya
lagi ?”
78
saya ?
S : “Sama seperti sekarang
“Kalau begitu di dalam ruangan ya, ya”.
disofa depan televisi itu, mau Ka
?” S : “Dimana aja boleh”. S : “Boleh”.
“Baiklah Eka, sampai besok ya”.
S : “Ya”.
Selasa, 29 Prilaku kekerasan “Selamat sore, Ka” “Bagaimana tidur S : “Sore. Tidurnya nyenyak.”
Oktober (TUK 4) siangnya, O : “Klien tampak antusias dan
2019 nyenyak gak? ” kooperatif, kontak mata klien juga
baik.
S : “Baik.”
“Bagaimana keadaan Eka sekarang
?”
S : “Ya..ya”
O : Kontak mata klien baik.klien
“Eka, sesuai janji saya kemarin, sekarang mau menoleh kea rah perawat.
kita akan mengobrol tentang perilaku
kekerasan yang biasa Eka lakukan.
Apakah Eka mau mengobrol dengan
saya?” S : “Ya..saya setuju.”
79
“Eka, kita mengobrol di sofa ini saja ya ?
Sesuai dengan permintaan Eka
S : “Dulu pernah mukul orang waktu
kemarin”.
kecil, mengamuk di rumah dan
merusak meja.”
“Eka, apa Eka masih ingat tindakan O : Klien mengingat- ingat kejadian
kekerasan apa saja yang pernah Eka yang pernah terjadi.
lakukan ?”.
S : “Biasa saja.”
S : “Tidak.”
“Bagaimana perasaan Eka setelah
melakukan hal tersebut ?”. S : “Saya pukul-pukul meja sampai
rusak.”
“Oh..biasa saja, apa tidak merasa O : Klien menunjukkan cara
bersalah ?”. memukul meja dengan tangan
“Coba Eka tunjukkan kepada saya mengepal.
contoh dari tindakan perilaku kekerasan
yang pernah dilakukan ! Apa Eka mau S : “Tidak. Saya kan tidak punya
mencontohkan- nya ?” masalah.”
S : “Oh…sudah ya.”
“Apakah dengan cara yang dilakukan
masalah Eka bisa diselesaikan ?”
“Baiklah Eka, sudah 15 menit
kita mengobrol. Saya sudahi dulu
mengobrolnya. Jika masih ada yang
80
ingin Eka ceritakan, Eka bisa
ceritakan lagi pada saya saat kita
S : “Baik”
bertemu lagi”.
81
2019 tugas dapurnya?”
82
perilaku kekerasan yang telah O : Klien menjawab
Eka lakukan ?” dengan mengerutkan
alisnya.
S : “Barang-barang dirumah saya rusak”.
“Ada lagi gag, Ka ?”
S : “Hmm, tangan saya juga sakit
setelah merusak meja”.
“nah yang eka sebutkan tadi adalah
akibat dari tindakan yang eka
lakukan dapat merugikan eka dan S: “Oh gitu ya.”
orang lain.”
83
perilaku kekerasan yang Eka lakukan. S: “15 menit”
Apakah Eka mau mengobrol dengan
saya
lagi ?”
84
F. EVALUASI
Diagnosa Keperawatan/
Hari/tgl Evaluasi Sumatif paraf
TUK
Sabtu, 26 Prilaku kekerasan (TUK 1) S : “Ya..panggil saja Eka” “Baik”.
Oktober “Ya..ya”. “Ya..”.
2019 “Di sini saja Mbok”.
“19 tahun”.“Dari Banjar Kawan, Desa Kawan, Bangli”.
“Saya masih mahasiswa, kuliah di suatu Universitas di Singaraja”.
“Saya senang jalan-jalan naik motor”.
“Kadang-kadang ke pantai sama ke rumah teman”. “Senang”.
“Gag, itu saja”.
“Saya pernah ngamuk dirumah”.
“Masih, saya kesini sama orang tua saya”.
“Ya, gitu aja, nyapu, main tenis meja, main bulu tangkis, makan, sembahyang, gitu jak”.
“Oh ya..ya”.
“Baik”.
“Oh ya…Mbok Trisma”. “Sama seperti sekarang saja”. “Ya”.
“Di sini, Mbok”. “Oh ya..”
O : Klien mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sambil melihat perawat. Klien
85
tampak kooperatif. Klien menjawab dengan singkat pertanyaan yang diberikan
dan dengan suara agak keras. Klien menjawab sambil menoleh ke arah perawat.
A : Tujuan tercapai sebagian.
P : Lanjutkan TUK 2
Minggu, Prilaku kekerasan (TUK 2) S : “Pagi.”
27 “Mbok Trisma kan ?” “Baik”.
Oktober “Ya..saya mau”.
2019 “Baik…disini saja ya ngobrolnya”.
“Inguh tidak dikasi uang, makanya saya ngamuk”. “Gak..kalau tidak pusing saya
tidak ngamuk”. “Dulu pernah, itu dah karena inguh dan terkadang karena
pusing”.
“Gag”. “Gag ada”.
“Sebentar jak, paling beberapa menit saja”. “Oh ya..”
“Saya merasa baik dan seneng”.
“Oh..besok libur ya.. Ya hari senin lagi ngobrolnya”. “Sama ja kayak sekarang”.
“Di luar ja ya”. “Baik Mbok”.
O : Klien tampak sedang mengingat-ingat.
Klien kooperatif dan kontak mata klien sudah baik. Klien mengulang lagi
jawaban yang sudah
dikatakan. Kontak mata masih baik.
86
Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak mata sudah lebih baik. Klien
mau menatap perawat yang diajak bicara.
Klien bersedia mengobrol lagi dengan perawat, kontak mata pun sudah baik.
A : TUK 2 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 3.
Senin, 28 Prilaku kekerasan (TUK 3) S : “Pagi. Oh..nyenyak”.
Oktober “Baik”. “Oh..setuju”. “Baik”.
“Di sini saja, lebih suka disini”. “Inguh dan kepala saya pusing”.
2019 “Badan saya gemetaran juga, Mbok”.
“Itu dah, saya gemetaran, mengepalkan tangan juga, dan ingin merusak barang-
barang yang ada”.
“Gag, itu aja”.
“Iya (gemetaran, tangan mengepal, dan ingin merusak barang-barang yang
ada)”.
“Oya..ya”.
“Senang”.
“Jam 3 sore ya.., Ya kita mengobrol lagi”. “Sama seperti sekarang ya”.
“Dimana aja boleh”.
“Boleh”. “Ya”.
O : Klien berusaha menyebutkan tanda-tanda yang klien alami.
Klien kooperatif dan kontak mata klien sudah baik.
A : TUK 3 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 4.
Selasa, 29 Prilaku kekerasan (TUK 4) S : “Sore. Tidurnya nyenyak.”
“Baik”. “Ya..ya” “Ya..setuju”
87
Oktober “Ya, di sini saja”
2019 “Dulu pernah memukul orang waktu kecil, mengamuk dirumah, dan
merusak meja”.
“Biasa saja”. “Tidak”.
“Saya pukul-pukul meja sampai rusak” “Tidak, saya kan tidak punya
masalah”. “Oh..sudah ya”.
“ Baik”. “Baik..baik”.
“Kayak sekarang jak”
“Ya”
“Di luar jak”. “Ya”.
O : Klien tampak antusias dan kooperatif, kontak mata
klien juga baik.
Kontak mata klien baik. Klien mau menoleh ke arah perawat.
Klien duduk dengan posisi tegap, dan kontak mata
baik”.
Klien mengingat-ingat kejadian yang pernah terjadi. “Klien menunjukkan cara
memukul meja dengan tangan mengepal”.
A : “TUK 4 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 5.
Rabu, 30 Prilaku kekerasan (TUK 5) S : “Sore, Baik”
Oktober “Ya sudah tadi.” “Baik, Mbok.” “Oh ya, mau”.
“Setuju”.
2019 “Ya, Mbok, di sini saja”
“Biasa saja, tidak ada yang aneh” “Tidak, masih inguh”.
“Barang-barang dirumah saya rusak”.
“Hmm, tangan saja juga sakit setelah merusak meja”.
88
“Apa ?”
“Oh gitu ya. Nanti saya coba”. “Oh ya”.
“Baik-baik”
“Oh ya..ya..”
O : Klien menjawab pertanyaan perawat dengan jelas dan kontak mata baik.
Klien menjawab dengan mengerutkan alisnya.
Kontak mata klien baik.
Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak mata baik dan menoleh ke
arah perawat
A : TUK 5 tercapai.
P : Lanjutkan TUK 6
89
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
90
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A,. 2009. Model Praktek Keperawatan Jiwa Profesional. Jakarta : EGC
Kusumawati, farida. 2010.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :salemba medika
Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
Dermawan, Deden. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Keliat, B. A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. (Edisi 2). Jakarta: EGC.
91