Anda di halaman 1dari 16

KODE ETIK GURU INDONESIA

Pada dasarnya, para pelaku profesi guru di Indonesia menyadari bahwa pendidikan
merupakan bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, Negara serta
Kemanusiaan.

Guru Indonesia pun selayaknya memiliki jiwa pancasila dan setia pada Undang-undang
Dasar 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia turut serta dalam menunaikan karyanya melalui
pedoman dasar-dasar kode etik guru. Dalam kode etik tersebut tertuang bahwa :
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tnetnag peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingna dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sabaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan bertanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan beresama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijasanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
IKRAR GURU INDONESIA

1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita dan
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pembela dan pengamal
Pancasila yang setia pada UUD’45
3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan
Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan
bangsa yang berwatak kekeluargaan.
5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap Bangsa, Negara
serta kemanusiaan.
TATA TERTIB GURU
1. Berkewajiban datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
2. Berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan
yang pancasila.
3. Memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
4. Mengadakan komunikasi tertutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,
tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
5. Menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
6. Memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
7. Secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
8. Menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan
lingkungan kerja, maupun dalam hubungan keseluruhan.
9. Secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru
profesional sebagai sarana pengabdian.
10. Melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
11. Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga dan profesi.
12. Meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
13. Memotivasi peserta didik dalam memanfaatkan waktu untuk belajar diluar jam
sekolah.
14. Memberikan keteladanan dalam meciptakan budaya membaca, budaya belajar dan
budaya bersih.
15. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
16. Mentaati tata tertib dan peraturan perundang-undangan, kode etik guru serta nilai-nilai
agama dan etika.
17. Berpakaian yang menutup aurat bagi yang beragama Islam dan sesuai norma sosial
masyarakat/norma kepatuhan bagi yang beragama lain.
18. Tidak merokok selama berada di lingkungan satuan pendidikan.
PENGERTIAN PEMBIASAAN
Pembiasaan merupakan kata jadian yang berasalan dari kata pe-biasa-an. Kata dasarnya
adalah biasa dan kata imbuhannya adalah pe-an. Biasa artinya kegiatan yang dilaksanakan
secara rutin, konsisten, terus menerus. Imbuhan pe-an yang berarti penanaman ataupun
penerapan. Jadi kata pembiasaan artinya suatu penanaman kegiatan yang bertujuan agar siswa
dapat melaksanakan secara terus tanpa adanya komando dari guru atau orang lain.

II. Bentuk Kegiatan Pembiasaan


Bentuk kegiatan pembiasaan di kelas antara lain:
 Mengisi daftar hadir harian siswa. Kegiatan ini mendidik siswa untuk jujur, dimana
siswa mengisi daftar hadir hariannya yng berisi pukul berapa siswa sampai si sekolahnya.
Ada siswa yang sampai di sekolah pukul 06.15 WIB maka siswa menuliskan di buku
kehadirannya sesuai waktu kehadirannya, demikian juga siswa lain dan hari-hari berikutnya.
 Mengerjakan tugas pagi. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai,
tepatnya dari pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul 07.00. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempersiapkan sikap dan mental siswa untuk mengikuti pelajaran inti nantinya. Kegiatan ini
juga bisa menekan aktifitas siswa yang kurang terarah misalnya siswa yang suka main bola
pagi hari maka siswa tidak main bola yang melelahkan tetapi mengerjakan kegiatan yang
lebih positif.
 Berdoa sebelum pelajaran. Kegiatan ini diusahakan diterapkan ke siswa dengan
memberikan mandat ke petugas pemimpin doa harian. Secara rutin tepat pukul 07.00 WIB
maka petugas pemimpin doa memimpin doa teman-temannya. Hal ini dapat menghindari
ramainya kelas. Jika saat guru berhalangan hadir dan tugas sudah sampai di kelas maka
secara otomatis siswa berdoa dan mengerjakan tugas.
 Disiplin dalam mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas tepat waktu
Penanaman ini sangat membantu kelancaran pembelajaran yang ada di kelas.
 Berdoa sesudah pelajaran. Kegiatan ini sama seperti kegiatan berdoa sebelum
pelajaran. Kegiatan ini diusahakan diterapkan ke siswa dengan memberikan mandat ke
petugas pemimpin doa harian. Secara rutin tepat pada akhir pelajaran maka petugas
pemimpin doa memimpin doa teman-temannya. Hal ini dapat menghindari adanya siswa
yang suka membolos. Saat guru tidak ada dan tugas sudah selesai maka secara otomatis
siswa mengumpulkan tugasnya dan berdo.
 Melaksanakan piket kelas. Piket harian siswa sangat perperan dalam menanamkan
sikap disiplin dan tanggungjawab terhadap benda-benda yang telah dipakai, misalnya meja,
kursi, papan tulis maupun lantainya. Mereka harus membersihkan kembali agar pagi harinya
langsung bisa dipakai lagi.
III. Hasil Kegiatan Pembiasaan

Dari hasil kegiatan pembiasaan ini diharapkan akan tercipta suasana pembelajaran yang
menyenangkan, damai dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian maka pembelajaran dapat mencapai
ketuntasan secara maksimal.
ANALISIS KETERKAITAN SKL, KI, dan KD

MATA PELAJARAN :SEJARAH INDONESIA


KELAS :X
MATERI AJAR :
Teknik
Aktivitas/Kegiatan
Kompet dan
Standar Kompetensi Lingkup Belajar Siswa
Domain Kompetensi Inti ensi Bentuk
Lulusan Materi untuk Mencapai
Dasar Instrumen
Kompetensi
Penilaian
Sikap Memiliki perilaku yang Menghargai dan
mencerminkan sikap orang menghayati ajaran
beriman, berakhlak mulia, agama yang dianutnya
percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam Menghargai dan
berinteraksi secara efektif menghayati perilaku
dengan lingkungan sosial jujur, disiplin,
dan alam tanggungjawab, peduli
dalam jangkauan pergaulan (toleransi, gotong
dan keberadaannya royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
Pengetah Memiliki pengetahuan Memahami
uan Faktual, konseptual dan pengetahuan (faktual,
prosedural dalam konseptual, dan
Ilmu pengetahuan, prosedural)
teknologi, seni, dan budaya berdasarkan rasa ingin
dengan wawasan tahunya tentang ilmu
kemanusiaan, kebangsaan, pengetahuan,
kenegaraan, dan teknologi, seni, budaya
peradabanterkait fenomena terkait fenomena dan
dan kejadian yang tampak kejadian tampak mata
mata
Keteram Memiliki kemampuan pikir Mencoba, mengolah,
pilan dan tindak yang efektif dan dan menyaji dalam
kreatif dalam ranah abstrak ranah konkret
dan konkret Sesuai dengan menggunakan,
yang dipelajari di sekolah mengurai, merangkai,
atau sumber lain yang sama modifikasi, dan
Teknik
Aktivitas/Kegiatan
Kompet dan
Standar Kompetensi Lingkup Belajar Siswa
Domain Kompetensi Inti ensi Bentuk
Lulusan Materi untuk Mencapai
Dasar Instrumen
Kompetensi
Penilaian
dengan yang diperoleh dari membuat) dan ranah
sekolah abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

SKL-KI-KD-INDIKATOR- SILABUS

MAKALAH

Oleh : Saipuddin, S.Pd

A. Pendahuluan
1. Pengantar
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu
memang tidak akan pernah selesai sebab substansi yang ditransformasikan selama proses
pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih
menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak
tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan
yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan
sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan
harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti
dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri
bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.
Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat
perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency
and character besed curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap
dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi. Dalam
kerangka inilah, perlunya pengembangan Kurikulum 2013, untuk menghadapi berbagai
masalah dan tantangan masa depan yang semakin lama semakin umit dan kompleks.
Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi ,
diharapkan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai
tambah dan nilai jual yang dapat ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia.
Dengan demikian, kita dapat bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa
lain dalam percaturan global.

Dalam usaha mewujudkan implementasi kurikulum, guru dituntut secara professional


merancang pembelajaran efektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan pembelajarn yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukkan
kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan yang semuanya tertuang
dalam perangkat-perangkat pembelajaran.
2. Tujuan
a. Mengetahui gambaran umum pengembangan dan pelaksanaan kurikulum 2013.
b. Mengetahui isi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum 2013.
c. Mengetahui Kompetensi Inti dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013.
d. Mengetahui Kompetensi Dasar dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013.
e. Mengetahui Indikator dan Silabus dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013.

B. Pegembangan Kurikulum 2013


Kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Penyempurnaan
pola pikir perumusan kurikulum 2004 dan KTSP 2006 dengan kurikulum 2013 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 1
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Masalah
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan Standar Kompetensi Lulusan
1.
dari Standar Isi. diturunkan dari kebutuhan
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Standar Isi diturunkan dari Standar
2.
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Kompetensi Lulusan melalui
Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci Kompetensi Inti yang bebas mata
menjadi Standar Kompetensi dan pelajaran
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran.
Pemisahan anatar mata pelajaran pembentuk Semua mata pelajaran harus
sikap, pembentuk keterampilan, dan berkontribusi terhadap
3.
pembentuk pengetahuan. pembentukkan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran. Mata pelajaran diturunkan dari
4.
kompetensi yang ingin dicapai.
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, Semua mata pelajaran diikat oleh
5.
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah. kompetensi inti (tiap kelas).
Sumber: Materi Uji Publik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter


(competency and character based curriculum). Kurikulm berbasis kompetensi merupakan
kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan
pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran
yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Sementara itu, kurikulum berbasis
karakter merupakan kurikulum yang dirancang untuk mengarahkan pembentukkan budi
pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan
standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Dengan demikian, melalui
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum 2013, diharapkan keseimbangan antara soft skills
dan hard skills peserta didik dapat tercapai sehingga peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.

C. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013


Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
kelulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi
Lulusan digunakan sebagai acuan utama Pengembangan Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Secara garis besar ketentuan
tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut:
1. Merupakan konstruksi yang holistik.
2. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
3. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau mata
kuliah.
4. Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Terintegrasi secara vertikal maupun horisontal.
Isi standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk
jenjang pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2
Standar Kompetensi Lulusan - Domain Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
DIKTI-
Domain SD SMP SMA/SMK
SARJANA
Memiliki perilaku Memiliki perilaku Memiliki Memiliki
yang yang perilaku yang perilaku yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan mencerminkan
sikap sikap sikap sikap
Orang beriman, Orang beriman, Orang beriman, Orang beriman,
berakhlak mulia, berakhlak mulia, berakhlak mulia, berakhlak mulia,
percaya diri, dan percaya diri, dan percaya diri, dan mandiri, kreatif,
bertanggung bertanggung bertanggung bertanggung
jawab dalam jawab dalam jawab dalam jawab ,
berinteraksi secara berinteraksi berinteraksi berbudaya, dan
efektif dengan secara efektif secara efektif berinteraksi
lingkungan sosial dengan dengan secara efektif
dan alam lingkungan sosial lingkungan dengan
Di sekitar rumah, dan alam sosial dan alam lingkungan
Sikap sekolah, dan Dalam jangkauan Serta dalam sosial dan alam
tempat bermain. pergaulan dan menempatkan Serta
keberadaannya. dirinya sebagai berkontribusi
cerminan bangsa aktif dalam
dalam pergaulan kehidupan
dunia. berbangsa dan
bernegara
termasuk
berperan dalam
pergaulan dunia
dengan
menjunjung
tinggi
penegakan
hukum..
Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
pengetahuan pengetahuan pengetahuan pengetahuan
Faktual dan Faktual, Prosedural dan Prosedural dan
konseptual dalam konseptual dan metakognitif metakognitif
Pengetahuan
ilmu pengetahuan, prosedural dalam dalam ilmu dalam konsep
teknologi, seni, ilmu pengetahuan, teoritis bidang
budaya, pengetahuan, teknologi, seni, pengetahuan
humaniora, teknologi, seni, budaya, tertentu secara
dengan wawasan budaya, humaniora, umum dan
kebangsaan, humaniora, dengan wawasan khusus serta
kenegaraan, dan dengan wawasan kebangsaan, mendalam
peradaban terkait kebangsaan, kenegaraan, dan dengan wawasan
fenomena dan kenegaraan, dan peradaban terkait kebangsaan,
kejadian di peradaban terkait penyebab kenegaraan, dan
lingkungan fenomena dan fenomena dan peradaban
rumah, sekolah, kejadian yang kejadian. terkait dg
dan tempat tampak mata. fenomena dan
bermain. kejadian yang
mencakup
penyebab,
alternatif solusi,
kendala dan
solusi akhir.
Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
kemampuan pikir kemampuan pikir kemampuan kemampuan
dan tindak yang dan tindak yang pikir dan tindak pikir dan tindak
efektif dan kreatif efektif dan kreatif yang efektif dan yang efektif,
dalam ranah dalam ranah kreatif dalam kreatif dan
abstrak dan abstrak dan ranah abstrak inovatif dalam
konkret terkait konkret terkait dan konkret ranah abstrak
dengan yang dengan yang terkait dengan dan konkret
ditugaskan dipelajari di pengembangan terkait dengan
kepadanya (sesuai sekolah (sesuai dari yang pengembangan
dengan apa yang dengan yang dipelajarinya di diri sesuai
Keterampilan dipelajari di dipelajari di sekolah (dari dengan bakat,
sekolah yang sekolah dan dari berbagai sumber minat, dan
ditugaskan berbagai sumber berbeda dalam kemampuannya
kepadanya) lainnya yang informasi dan serta mampu
sama dalam sudut sudut memberikan
pandang /teori). pandang/teori petunjuk dalam
yang memilih
dipelajarinya di berbagai
sekolah, alternatif solusi
masyarakat, dan secara mandiri
belajar mandiri) dan/ atau
kelompok

D. Kompetensi Inti Dalam Pembelajaran dengan Kurikulum 2013


Berdasarkan PP No. 32 Tahun 2013, kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar.
Kompetensi inti yang dimaksud mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau
program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Organisasi vertikal
kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang
pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Sementara
itu, organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata
pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi inti yang terdiri dari empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan
(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4) menjadi acuan dari
kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara
integaratif. Contoh penurunan kompetensi inti dari SKL dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3
Contoh Penurunan Kompetensi Inti dari SKL untuk SMA Kelas X
Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti SMA Kelas X
Memiliki [melalui menerima, menjalankan, Menghayati dan menamalkan ajaran agama
menghargai, menghayati, mengamalkan] yang dianutnya.
perilaku yang mencerminkan sikap orang Menghayati dan mengamalkan perilaku
beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
bertanggungjawab dalam berinteraksi secara (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
efektif dengan lingkungan sosial dan alam santun, responsif, dan pro-aktif dan
serta dapat menempatkan dirinya sebagai menunjukkan sikap sebagai bagian dari
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Memiliki [melalui mengetahui, memahami, Memahami, menerapkan, menganalisis
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual, konseptual, dan
pengetahuan prosedural dan metakognitif prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, humaniora, dengan wawasan budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
terkait fenomena dan kejadian yang tampak peradaban terkait fenomena dan kejadian,
mata. serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Memiliki [melalui mengamati, menanya, Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
mencoba, mengolah, menyaji, menalar, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
mencipta] kemampuan pikir dan tindak dengan pengembangan diri yang dipelajari
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak di sekolah secara mandiri, dan mampu
dan konkret sebagai pengembangan dari menggunakan metoda sesuai kaidah
yang dipelajari di sekolah secara mandiri keilmuan.
[sesuai dengan bakat dan minatnya].

E. Kompetensi Dasar dalam Pembelajaran dengan Kurikulum 2013


Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang
harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi
konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Oleh
karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik maka nama mata pelajaran dan
isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah
filosofi esensialisme dan perenialisme.
Contoh penurunan kompetensi dasar dari kompetensi inti dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4
Contoh Penurunan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti Fisika SMA Kelas X
Kompetensi Inti Kelas X Kompetensi Dasar Fisika SMA Kelas X
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari
agama yang dianutnya hubungan keteraturan dan kompleksitas alam
dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan air sebagai unsur utama
kehidupan dengan karakteristik yang
memungkinkan bagi makhluk hidup untuk
tumbuh dan berkembang

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
tanggung jawab, peduli, santun, ramah ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
lingkungan, gotong royong, kerjasama, hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
cinta damai, responsif dan proaktif) dan kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud
menunjukan sikap sebagai bagian dari
implementasi sikap dalam melakukan
solusi atas berbagai permasalahan bangsa
percobaan dan berdiskusi
dalam berinteraksi secara efektif dengan 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
lingkungan sosial dan alam serta dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa implementasi melaksanakan percobaan dan
dalam pergaulan dunia. melaporkan hasil percobaan.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan 3.1 Memahami konsep besaran fisika dan
faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengukurannya
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan 3.2 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, gerakan benda pada gerak lurus
3.3 Menganalisis besaran fisika pada gerak
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
melingkar dengan laju konstan dan
terkait fenomena dan kejadian, serta
penerapannya dalam teknologi
menerapkan pengetahuan prosedural pada 3.4 Mendeskripsikan sifat elastisitas bahan dan
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
bakat dan minatnya untuk memecahkan 3.5 Mendeskripsikan hukum-hukum pada fluida
masalah. statik dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan
kalor pada berbagai kasus nyata
3.7 Mendeskripsikan cara kerja alat optik
menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1 Menggunakan peralatan dan teknik yang tepat
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dalam melakukan pengamatan dan pengukuran
dengan pengembangan dari yang besaran fisika untuk suatu penyelidikan ilmiah
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan4.2 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan
untuk menyelidiki sifat gerak benda yang
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
bergerak lurus beraturan (GLB) dan tidak
keilmuan.
beraturan (GLBB)
4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
hubungan antara gaya, massa, dan percepatan
pada gerak lurus
4.4 Merancang dan membuat suatu peralatan yang
memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk
mempermudah suatu pekerjaan
4.5 Menyelidiki sifat elastisitas suatu bahan melalui
percobaan
4.6 Menyajikan rancangan sebuah alat optik dengan
menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan
pada cermin dan lensa
4.7 Melakukan percobaan untuk menyelidiki
karakteristik termal suatu bahan, terutama
kapasitas dan konduktivitas kalor.
F. Indikator dan Silabus dalam Pembelajaran dengan Kurikulum 2013
1. Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan
potensi daerah. Indikator juga digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/ diobservasi. Prinsip
pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (urgensi), kesinambungan
(kontinuitas), kesesuaian (relevansi), dan kontekstual.
Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain
untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten.
2. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi inti, Kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
tidak dikembangkan oleh guru, tetapi sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum, baik
di tingkat pusat maupun wilayah. Pengembangan silabus untuk setiap bidang studi dilakukan
oleh tim pengembang kurikulum yang mencakup berbagai jenis lembaga pendidikan, dengan
berbagai kegiatan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis kompetensi dan tujuan setiap bidang studi.
b. Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan, serta mengelompokkannya sesuai
dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (keterampilan), nilai, dan sikap.
c. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaian.
Contoh silabus dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

G. Penutup
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran
dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Revitalisasi dan penekanan
karakter dalam pengembangan kurikulum 2013 diharapkan dapat menyiapkan SDM yang
berkualitas, sehingga masyarakat dan bangsa Indonesia dapat menjawab berbagai masalah
dan tantangan yang semakin rumit dan kompleks. Hal ini penting, sebab dalam era
globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung begitu pesat,
dan tingginya mobilitas manusia karena jarak ruang dan waktu menjadi sangat relatif.
Implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi harus
melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-komponen yang ada dalam
system pendidikan itu sendiri. Komponen-komponen tersebut antara lain kurikulum, rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan
pembelajaran, pengelolaan sekolah/madrasah, pelaksanaan pengembangan diri peserta didik,
pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah/madrasah.
Dengan terlibatnya secara aktif semua komponen dalam sistem pendidikan,
diharapkan keberhasilan pengimplementasian kurikulum 2013 dapat tercapai. Dengan iklim
pendidikan yang demikian, diharapkan pula mampu melahirkan calon-calon penerus
pembangunan masa depan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan
siap menghadapi barbagai macam tantangan dengan tetap bertawakal terhadap sang
penciptanya.
- See more at: http://wawasanedukasi.blogspot.co.id/2014/12/mengkaji-kurikulum-2013-skl-
ki-kd.html#sthash.SQO5z2jl.dpuf

Anda mungkin juga menyukai