Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 19

Disusun oleh: KELOMPOK G6


Tutor:
Siti Tiara Khairunissa 04011381621171
Saphira Nada Khalishah 04011381722156
Nadiah Putri 04011381722158
Natsha Yosefany M.H. 04011381722182
Muhammad Rizky 04011381722186
Muhammad Shafriedho D. 04011381722195
Sindy Bintang Permata 04011381722196
Athallah Zhafira 04011381722206
Callista Zahra Aidi 04011381722212
Peksi Saphira Miradalita 04011381722213
Fitri Aulia Rahmi 04011381722216

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang
berjudul “Laporan Tutorial Skenario B Blok 19” sebagai tugas kompetensi
kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di
masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur,
hormat, dan terimakasih kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi
tutorial.
2. selaku tutor kelompok G6
3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017
Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu
dalam lindungan Tuhan.

Palembang, 20 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. ii

Daftar Isi…………………………………………………………………… 3

Kegiatan Diskusi…………………………………………………………... 4

Skenario……………………………………………………………………. 5

I. Klarifikasi Isitlah………………………………………………………. 7

II. Identifikasi Masalah……………………………………………………. 8

III. Analisis Masalah………………………………………………………..

IV. Kerangka Konsep………………………………………………………

V. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan………………………………………….

VI. Sintesis …………………………………………………………………

VII. Kesimpulan……………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………………...

3
KEGIATAN DISKUSI

Tutor :
Moderator : Muhammad Shafriedho D.
Sekretaris 1 : Saphira Nada Khalishah
Sekretaris 2 : Nadiah Putri
Presentan : M. Guszaldo Hamanda P.
Pelaksanaan : 18 November 2019 (10.00-12.00 WIB)
20 November 2019 (10.00-12.00 WIB)

Peraturan selama tutorial :


1. Jika bertanya atau mengajukan pendapat harus mengangkat tangan terlebih
dahulu,
2. Jika ingin keluar dari ruangan izin dengan moderator terlebih dahulu,
3. Boleh minum,
4. Tidak boleh ada forum dalam forum,
5. Tidak memotong pembicaraan orang lain,
6. Menggunakan handphone saat diperlukan.

4
Skenario B BLOK 19 Tahun 2019

Nn. MY, 29 Tahun, datang dibawa keluarga ke klinik dengan keluhan tidak tidur
selama dua hari. Selama di ruang tunggu pemerikaaan, ia tampak banyak berceloteh
dengan orang-orang disekitarnya. Sebelum pemeriksaan, ia sekali berusaha masuk ke
ruang periksa, sebelum ditarik keluarganya.
Ketika akhirnya dipanggil, Nn. MY langsung duduk di kursi pasien, lalu
mempersilakan dokternya duduk. Ia memulai dengan bertanya apa yang diinginkan
oleh dokter. Ia melarang keluarga bercerita, mengatakan ia cukup fasih untuk bercakap
dengan dokter. Ia kemudian mengatakan bahwa keluarganya bermasalah, namun
bereaksi berlebihan dengan mendatangi dokter. Menurutnya, ia sedang
menyelesaikannya, dengan penuh semangat, selama 2 hari terakhir. Ia kemudian
bercerita bahwa ia ditegur atasannya, padahal ia adalah karyawan terbaik. Ia dianggap
melakukan pelanggaran, sedangkan ia hanya melakukan pendekatan ekstra dengan
beberapa klien sepekan terakhir, sehingga memerlukan pertemuan di waktu dan tempat
yang lebih kreatif, intensif, dan berani.
Menurut keluarga, perilaku seperti ini baru pertama kali ditunjukkan Nn. MY,
sejak 10 hari lalu. Keluarga juga menambahkan, bahwa di lingkungan RT-nya ia
menjadi lebih aktif, mengunjungi tetangga- tetanggannya, terkadang di jam istirahat.
Beberapa tetangga kemudian mendatangi keluarga untuk mengembalikan barang
mewah yang diberikan Nn. MY kepada mereka. Sebelumnya ia tidak pernah
berperilaku sebagaimana orang depresi.
Dokter menyatakan bahwa Nn. MY perlu dirawat inap. Diruang perawatan, Nn.
MY menerima obat sodium divalproat dan lorazepam. Selama di bangsal, Nn. MY aktif
membantu perawat mengurus pasien lain, meskipun tenang dan dapat berinteraksi
dengan wajar lagi. ketika kontrol ke klinik selanjutnya, Nn. MY menanyakan mengenai
gangguan menstruasi yang ia alami kepada dokter. Diketahui bahwa Nn. MY pernah
mengalami kista dikandungannya. ia lalu dikonsulkan ke bagian obgyn.
Ketika gejala gangguannya telah mereda dengan bermakna, diketahui bahwa Nn.
MY memiliki perangai yang mudah bergaul dan disenangi orang. Ia merupakan pekerja

5
keras yang sering mencapai target performa kerjanya. Beberapa kali ia memiliki pacar,
namun putus karena Nn. MY lebih mengutamakan pekerjaannya. Ketika di wawancara,
ia berulang kali mengatakan bahwa kesuksesan kerjanya merupakan hal yang harus ia
capai agar tidak bergantung pada suaminya nanti. Ia juga menyatakan kurang setuju
dengan atasannya yang memperlakukan salah seorang karyawan dengan lebih lunak,
hanya karena karyawan tersebut lebih lemah.
Nn. MY melanjutkan terapinya bersama dokter, dengan frekuensi pertemuan
sekali setiap bulannya. Selanjutnya diketahui bahwa ia adalah anak pertama dari tiga
bersaudara perempuan, kedua adiknya sudah menikah. Ibunya seringkali
membanggakannya, dan berharap ia mendapatkan suami yang baik. Pada satu kali
pertemuan, secara spontan ia mengatakan kekesalannya karena ibunya terlalu mengatur
kehidupannya. Kala itu, ia memang barusan diceramahi ibunya mengenai sopan santun.
ia juga kesal karena ibunyalah membuat ayahnya harus kerja keras. Sempat tercetus
bahwa ia ingin sesekali melanggar ajaran ibunya, untuk menunjukkan bahwa ia bisa
melanggar jika mau, yang kemudian langsung disambung bahwa ia bangga bisa
menahan diri sedemikian rupanya. Ia tampak memuja ayahnya yang lebih memberikan
dukungan sehingga ia bisa menjadi yang terbaik dibanding saudari-saudarinya, yang
disebutnya menikah namun masih bergantung dengan orang tua. Dokter kemudian
menawarkan untuk memperbaiki pola relasi tersebut.

6
I. Klarifikasi istilah
No. Klasifikasi Definisi

1. Depresi Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan


mumculnya gejala penurunan mood, kehilangan minat
terhadap sesuatu, perasaaan bersalah, kehilangan energi,
gangguan tidur atau napsu makan dan penurunan
konsentrasi (WHO)

2. Berceloteh Bercakap- cakap tidak karuan, mengobrol, mengoceh.


(KBBI)

3. Obgyn Obstetri dan ginekologi.


Obstetri adalah ilmu bedah kedokteran yang khusus
mempelajari cara memperlakukan wanita dan bayi selama
masa kehamilan, proses kelahiran, puer perium/ setelah
kelahiran.
Ginekologi: cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
tentang berbagai macam penyakit dalam sistem reproduksi
wanita.

4. Kista Kista adalah tumor jinak yang berbentuk kistik dan bias
berisi udara, cairan, ataupun nanah.

5. Sodium divalporat Obat golongan antikonvulsan yang bekerja sebagai agonis


reseptor GABA yang biasa digunakan untuk penyakit
bipolar, epilepsi, dan pencegahan migrain.

6. Lorazepam Termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai


benzodiazepine yang bekerja pada otak dan sistem saraf
pusat untuk menghasilkan efek menenangkan.

7
7. Perangai Sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan
perbuatan, watak : tidak seorangpun mampu mengubahnya.

8. Pola : relasi Pola : proses yang cukup lama dan berulang-ulang.


Relasi : hubungan timbal balik antar individu yang satu dan
yang lain dan saling mempengaruhi. Dapat disebut juga
hubungan social yang merupakan hasil dari interaksi
(rangkaian tingkah laku) yang sistematis antara dua orang
atau lebih.

II. Identifikasi Masalah


No. Fakta Ketidaksesuaian Prioritas

1. Nn. MY, 29 Tahun, datang dibawa


keluarga ke klinik dengan keluhan tidak tidur
selama dua hari. Selama di ruang tunggu
pemerikaaan, ia tampak banyak berceloteh
dengan orang-orang disekitarnya. Sebelum
pemeriksaan, ia sekali berusaha masuk ke
ruang periksa, sebelum ditarik keluarganya.
Ketika akhirnya dipanggil, Nn. MY
VVV
langsung duduk di kursi pasien, lalu
mempersilakan dokternya duduk. Ia memulai
dengan bertanya apa yang diinginkan oleh
dokter. Ia melarang keluarga bercerita,
mengatakan ia cukup fasih untuk bercakap
dengan dokter. Ia kemudian mengatakan
bahwa keluarganya bermasalah, namun
bereaksi berlebihan dengan mendatangi

8
dokter. Menurutnya, ia sedang
menyelesaikannya, dengan penuh semangat,
selama 2 hari terakhir. Ia kemudian bercerita
bahwa ia ditegur atasannya, padahal ia adalah
karyawan terbaik. Ia dianggap melakukan
pelanggaran, sedangkan ia hanya melakukan
pendekatan ekstra dengan beberapa klien
sepekan terakhir, sehingga memerlukan
pertemuan di waktu dan tempat yang lebih
kreatif, intensif, dan berani.
Menurut keluarga, perilaku seperti ini
baru pertama kali ditunjukkan Nn. MY, sejak
10 hari lalu. Keluarga juga menambahkan,
bahwa di lingkungan RT-nya ia menjadi lebih
aktif, mengunjungi tetangga- tetanggannya,
terkadang di jam istirahat. Beberapa tetangga
kemudian mendatangi keluarga untuk
mengembalikan barang mewah yang diberikan
Nn. MY kepada mereka. Sebelumnya ia tidak
pernah berperilaku sebagaimana orang
depresi.
2. Dokter menyatakan bahwa Nn. MY perlu
dirawat inap. Diruang perawatan, Nn. MY
menerima obat sodium divalproat dan
lorazepam. Selama di bangsal, Nn. MY aktif
VV
membantu perawat mengurus pasien lain,
meskipun tenang dan dapat berinteraksi
dengan wajar lagi. ketika kontrol ke klinik
selanjutnya, Nn. MY menanyakan mengenai

9
gangguan menstruasi yang ia alami kepada
dokter. Diketahui bahwa Nn. MY pernah
mengalami kista dikandungannya. ia lalu
dikonsulkan ke bagian obgyn.
4. Ketika gejala gangguannya telah mereda
dengan bermakna, diketahui bahwa Nn. MY
memiliki perangai yang mudah bergaul dan
disenangi orang. Ia merupakan pekerja keras
yang sering mencapai target performa
kerjanya. Beberapa kali ia memiliki pacar,
namun putus karena Nn. MY lebih
mengutamakan pekerjaannya. Ketika di
wawancara, ia berulang kali mengatakan
bahwa kesuksesan kerjanya merupakan hal
yang harus ia capai agar tidak bergantung pada
suaminya nanti. Ia juga menyatakan kurang
setuju dengan atasannya yang memperlakukan V

salah seorang karyawan dengan lebih lunak,


hanya karena karyawan tersebut lebih lemah.
Nn. MY melanjutkan terapinya bersama
dokter, dengan frekuensi pertemuan sekali
setiap bulannya. Selanjutnya diketahui bahwa
ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara
perempuan, kedua adiknya sudah menikah.
Ibunya seringkali membanggakannya, dan
berharap ia mendapatkan suami yang baik.
Pada satu kali pertemuan, secara spontan ia
mengatakan kekesalannya karena ibunya
terlalu mengatur kehidupannya. Kala itu, ia

10
memang barusan diceramahi ibunya mengenai
sopan santun. ia juga kesal karena ibunyalah
membuat ayahnya harus kerja keras. Sempat
tercetus bahwa ia ingin sesekali melanggar
ajaran ibunya, untuk menunjukkan bahwa ia
bisa melanggar jika mau, yang kemudian
langsung disambung bahwa ia bangga bisa
menahan diri sedemikian rupanya. Ia tampak
memuja ayahnya yang lebih memberikan
dukungan sehingga ia bisa menjadi yang
terbaik dibanding saudari-saudarinya, yang
disebutnya menikah namun masih bergantung
dengan orang tua. Dokter kemudian
menawarkan untuk memperbaiki pola relasi
tersebut.
Alasan prioritas:
Karena hal tersebut yang membawa Nn. MY dibawa ke Klinik.

III. Analisis Masalah


1. Nn. MY, 29 Tahun, datang dibawa keluarga ke klinik dengan keluhan tidak
tidur selama dua hari. Selama di ruang tunggu, ia tampak banyak berceloteh
dengan orang disekitarnya. Sebelum pemeriksaan, ia sekali berusaha masuk
ke ruang periksa, sebelum ditarik keluarganya.
Saat dipanggil, Nn. MY langsung duduk di kursi pasien, lalu mempersilakan
dokternya duduk dan mulai bertanya apa yang diinginkan oleh dokter. Ia
melarang keluarga bercerita, mengatakan ia cukup fasih untuk bercakap
dengan dokter. Kemudian ia mengatakan bahwa keluarganya bermasalah,
namun bereaksi berlebihan dengan mendatangi dokter. Menurutnya, ia
sedang menyelesaikannya, dengan penuh semangat, selama 2 hari terakhir.
Ia kemudian bercerita bahwa ia ditegur atasannya padahal dia adalah

11
karyawan terbaik. Ia dianggap melakukan pelanggaran hanya karena
melakukan pendekatan ekstra dengan beberapa klien sepekan terakhir,
sehingga memerlukan pertemuan di waktu dan tempat yang lebih kreatif,
intensif, dan berani.
Menurut keluarga, perilaku seperti ini baru pertama kali ditunjukkan Nn.
MY, sejak 10 hari lalu. Keluarga juga menambahkan, bahwa di lingkungan
RT-nya ia menjadi lebih aktif, mengunjungi tetangga- tetanggannya,
terkadang di jam istirahat. Beberapa tetangga kemudian mendatangi
keluarga untuk mengembalikan barang mewah yang diberikan Nn. MY
kepada mereka. Sebelumnya ia tidak pernah berperilaku sebagaimana orang
depresi.
a. Apa saja yang dapat menyebabkan sulit tidur, banyak bicara, aktif ? ami, nada,
ned
b. Bagaimana mekanisme sulit tidur, banyak bicara, aktif ? nada, ned, syin
c. Apa makna Nn. MY aktif (membagikan barang) 10 hari yang lalu? Ned, syin,
edho
d. Apa saja gejala yang ditunjukkkan pada pasien yang depresi? Edho, sasa, thala
e. Apa saja kemungkinan penyakit yang menyebabkan gejala- gejala pada
pasien? Sasa, thala,zahra

2. Dokter menyatakan bahwa Nn. MY perlu dirawat inap. Diruang perawatan,


Nn. MY menerima obat sodium divalproat dan lorazepam. Selama di bangsal,
Nn. MY aktif membantu perawat mengurus pasien lain, meskipun tenang
dan dapat berinteraksi dengan wajar lagi. ketika kontrol ke klinik
selanjutnya, Nn. MY menanyakan mengenai gangguan menstruasi yang ia
alami kepada dokter. Diketahui bahwa Nn. MY pernah mengalami kista
dikandungannya lalu ia dikonsulkan ke bagian obgyn

a. Apa indikasi rawat inap berdasarkan gejala yang ditunjukkan Nn. MY? Thala,
Zahra, peksi

12
b. Apa indikasi pemberian obat sodium divalporat? Peksi rizko ami

13
c. Apa farmakodinamik dan farmakokinetik sodium divalproat? Rizko ami nada
d. Apa efek samping dari obat sodium divalproat? Ami nada ned
e. Apa indikasi pemberian obat lorazepam? Nada ned syin
f. Apa farmakodinamik dan farmakokinetik lorazepam? Ned syin edho
g. Apa efek samping dari obat lorazepam? Syin edho sasa
h. Bagaimana hubungan riwayat kista dengan gangguan menstruasi ? edho sasa
thala

3. Ketika gejala gangguannya telah mereda dengan bermakna, diketahui bahwa


Nn. MY memiliki perangai yang mudah bergaul, disenangi orang dan
merupakan pekerja keras yang sering mencapai target performa kerjanya.
Beberapa kali ia memiliki pacar, namun putus karena Nn. MY lebih
mengutamakan pekerjaannya. Ketika di wawancara, ia berulang kali
mengatakan bahwa kesuksesan kerjanya merupakan hal yang harus dicapai
agar tidak bergantung pada suaminya nanti. Dia juga menyatakan kurang
setuju dengan atasannya yang memperlakukan salah seorang karyawan
dengan lebih lunak, hanya karena karyawan tersebut lebih lemah.
Nn. MY melanjutkan terapinya bersama dokter, dengan frekuensi
pertemuan sekali setiap bulannya. Diketahui bahwa ia adalah anak pertama
dari tiga bersaudara perempuan, kedua adiknya sudah menikah. Ibunya
seringkali membanggakannya, dan berharap ia mendapatkan suami yang
baik. Pada satu kali pertemuan, secara spontan ia mengatakan kekesalannya
karena ibunya terlalu mengatur kehidupannya. Kala itu, ia memang barusan
diceramahi ibunya mengenai sopan santun. Ia juga kesal karena ibunyalah
membuat ayahnya harus kerja keras. Sempat tercetus bahwa ia ingin sesekali
melanggar ajaran ibunya, untuk menunjukkan bahwa dia bisa melanggar
jika mau, yang kemudian langsung disambung bahwa dia bangga bisa
menahan diri sedemikian rupanya. Ia tampak memuja ayahnya yang lebih
memberikan dukungan sehingga ia bisa menjadi yang terbaik dibanding

14
saudari-saudarinya, yang disebutnya menikah namun masih bergantung
dengan orang tua. Dokter kemudian menawarkan untuk memperbaiki pola
relasi tersebut.

a. Bagaimana membangun kepercayaan antar dokter dan pasien pada saat terapi?
Sasa thala zahra
b. Bagaimana makna dari Nn. MY kesal kepada ibunya karena terlalu mengatur
kehidupannya? Thala Zahra peksi
c. Apa makna dokter menawarkan untuk memperbaiki pola relasi? Zahra peksi
rizko

4. Riwayat penggunaan napza (-)


Riwayar Penyakit kronis, neurologis, kelainan bawaan (-)
Riwayat gangguann jiwa dalam keluarga
Sepupu : dua kali rawat inap, tampak semangat, bahagia berlebihan, tidak
disiplin menjalankan terapi
Paman : sedih berkepanjangan dan berakhir bunuh diri.
a. Bagaimana hubungan riwayat keluarga dengan keluhan Nn. MY? Rizko
ami nada

Pertanyaan Tambahan
1. Algoritma penegakkan diagnosis? Ami nada ned
2. Apa etiologi pada kasus? Nada ned syin
3. Apa diagnosis kerja pada kasus? Ned syin edho
4. Apa diagnosis banding pada kasus? Syin edho sasa
5. Apa defisinisi dari diagnosis kerja? edho sasa thala
6. Bagaimana epidemiologi dari diagnosis kerja? sasa thala zahra
7. Apa saja faktor risiko dari diagnosis kerja? thala Zahra peksi
8. Apa saja klasifikasi dari diagnosis kerja? Zahra peksi rizko

15
9. Bagaimana patogenesis & patofisiologi dari diagnosis kerja? peksi rizko ami
10. Bagaimana manifestasi klinis dari diagnosis kerja? rizko ami nada
11. Bagaimana tata laksana dari diagnosis kerja? ami nada ned
12. Bagaimana komplikasi dari diagnosis kerja? nada ned syin
13. Bagaimana prognosis dari diagnosis kerja? ned syin edho
14. Bagaimana KIE (kajian informasi dan edukasi) dari diagnosis kerja? syin edho
sasa
15. Bagaimana SKDI dari diagnosis kerja? edho sasa thala

Hipotesis : Nn. MY 29 tahun datang dengan keluhan sulit tidur diduga mengalami
gangguan bipolar.

Learning Issue
 Gangguan Afektif (Manik) semua
 Gangguan Kepribadian (Ego Defense) semua

IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan


Learning Issue What I What I What I Have How I Learn
Know Don’t Know to Prove
Gangguan Afektif
(Manik)
Gangguan
Kepribadian (Ego
Defense)

V. Kerangka Konsep
VI. Sistesis
VII. Kesimpulan

16
17

Anda mungkin juga menyukai