PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
klinikus. Klinikus berperan dalam menentukan jenis serta cara pengambilan bahan
pengiriman bahan, agar bahan yang dikirim tersebut tetap dalam keadaan prima.
dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi dapat dilihat dengan bantuan
setiap tempat. Mikroorganisme terdiri atas bakteri, fungi, protozoa dan virus.
1.2 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. (Pratiwi,
bakteri, archaea, fungi (kapang dan khamir), protozoa, alga mikroskopis, dan
2008).
kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop ( bahasa Yunani: mikros = kecil, bios=
hidup, logos= kata atau ilmu). Mahluk-mahluk kecil itu disebut mikroba atau jasad renik.
(Waluyo, 2016).
pada tahun 1664. Melalui mikroskopisnya yang terdiri atas dua lensa sederhana.
Hooke mampu melihat ruang-ruang yang ia sebut sebagai sel, yang mengarah
2
pada munculnya teori sel yang menyatakan bahwa seluruh makhluk hidup
namun tidak adanya metode pewarnaan yang menyebabkan Hooke tidap dapat
menempel di giginya serta dari air hujan, dan pada masa selanjutnya kita kenal
Hingga pertegahan abad ke-19 banyak ilmuwan dan filsuf percaya bahwa
makluk hidup muncul secara spontan dari benda tak hidup. Teori ini dikena
sebagai teori generatio spontanea yang meyakini bahwa belatung dapat muncul
dari materian busuk, ular dan tikus dapat lahir dari tanah lembap, dan lalat dapat
timbul dari rabuk. Teori ini dipercaya sampai pada tahun 1668, saat seorang
menunjukkan bahwa belatung busn berasal dari daging yang busuk (Pratiwi,
2008).
ditutup rapat berisi daging busuk serta tiga buah tabung terbuka yang juga berisi
daging busuk. Hasil percobaan Redi menunjukkan adanya belatung diatas daging
3
busuk pada tabung yang tidak tertutup, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak
untuk terjadinya teori generatio spontanea . Tidak adanya belatung pada tabung
berisi daging busuk yang tertutup rapat disebabkan oleh tidak timbulnya generatio
spontanea akibat tidak adanya udara segar pada tabung (Pratiwi, 2008).
tutup tabung menggunakan kain tipis yang berlubang halus untuk memungkinkan
masuknya udara segar kedalam tabung dan mencegah masuknya lalat. Pada
percobaan ini Redi berhasil membuktikan bahwa belatung tidak terjadi secara
mendadak dari daging yang busuk. Lalat yang tertarik pada daging busuk bertelur
pada tabung yang ditutup kain, lalat hanya dapat bertelur diatas kain tipis penutup
tabung sehingga tidak ditemukan adanya belatung pada daging meskipun terdapat
4
Dua puluh tahun kemudia, seorang ilmuwan italia bernama Lazzaro
telah masuk kedalam kaldu milik Needham setelah kaldu tersebut didihkan.
menyatakan bahwa daya vital yang ada untuk terjadinya proses generatio
spontanea generatio spontanea telah dirusak oeh pemanasan, dan tidak dapat
masuk kedalam kaldu karena adanya sumbat dalam botol. Pendapat Needham
mengemukakan teori biogenesis, yang menyatakan bahwa semua sel hidup hanya
dapat timbul dari sel yang ada sebelumnya. Pada tahun 1861, seorang iomuwan
Pasteur mengisi beberapa botol berleher pendek dengan kaldu sapi dan
mendingin. Beberapa botol lainnya segera ditutup setelah kaldu mendidih. Setelah
5
Dari hasil ini, Pasteur berpendapat bahwa mikrororganisme di udara
meruakan agen yang bertanggung jawab atas terjadinya kontaminasi pada kaldu
menunjukkan bahwa mikroorganisme terdapat pada benda tak hidup, benda padat,
benda cair, maupun udara. Lebih lanjut Pasteur juga mendemostrasikan bahwa
tidak dikehendaki, yang saat ini menjadi standar kerja di laboratorium serta
biokimia, dan sumber energi (sinar matahari atau bahan kimia) (Pratiwi, 2008).
6
Beberapa bentuk dasar bakteri yaitu bulat (tunggal: coccus, jamak:cocci),
batang atau silinder (tunggal: bacillus, jamak: bacilli). dan spiral yaitu berbentuk
menyerupai rantai disebut stretococci. cocci yang membelah dalam 2 bidang dan
membelah dalam 3 bidang dan tetap melekat membentuk kubus dengan 8 coccus
disebut sarcina, sedangkan cocci yang membelah pada banyak bidang dan
2008).
dari pasangan bacilli setelah pembelahan dan streptobacilli muncul dalam bentuk
2008). Bentuk spiral bakteri memiliki satu atau lebih lekukkan dan tidak dalam
vibrio.Bakteri yang berpilin kaku disebut spirilla, sedangkan bakteri yang berpilin
1. Dinding sel
Pada bakteri adanya dinding sel yang trepisah dari protoplasmanya. Hal
7
ini dibuktikan dengan proses plasmolysa. Dinding sel yang kaku dan kuat
pengaruh buruk dari luar. Karena dinding sel bersifat lebih kaku, maka
mengerut dan terlepas dari dinding sel, sehingga dinding sel akan jelas
2. Protoplasma (cytoplasma)
melekat pada dinding sel. Membran ini merupakan bagian yang sangat
menolak zat-zat yang tidak dibutuhkan ataupun bersifat racun bagi bakteri.
4. Nukleus (inti)
8
Bakteri mempunyai sifat yang tetap, yaitu suatu hal yang mungkin bila
sifat-sifat tetap itu dipegang oleh inti, karena didalam inti terdapat pembawa
inti dan ditemukan mikroskop elektron, telah dapat dibuktikan adanya inti di
dalam cytoplasma walaupun masih primitif. Inti bakteri bisa 1 atau lebih
dari 1 juga bisa tersebar secara difusi didalam cytoplasma (Entjang, 2003).
5. Kapsul
Banyak sekali jenis bakteri yang mampu membentuk lendir secara tebal
bakteri disebut kapsul. Kapsul ini bersifat antigen dan diduga merupakan
pelindung bakteri terhadap zat-zat anti yang berada di dalam cairan badan.
Kapsul juga dapat melihat akan keganasan suatu bakteri. Bakteri yang
6. Flagel
Salah satu sifat bakteri adalah sifat dapat bergerak. Alat gerak bakteri
a. Bakteri monotrich
b. Bakteri amphitrich
9
c. Bakteri kpitrich
d. Bakteri peritrich
e. Bakteri atrich
f. Bakteri lopotrich
bersifat obligate parasit, yaitu hanya dapat tumbuh dan berkembang biak di
dalams el yang masih hidup (sel host). Diluar sel host virus berupa partikel yang
disebut virion, dimana di dalamnya terdapat bahan genetik (pembawa sifat) yang
terdiri atas DNA dan RNA. Virion tidak melakukan metabolisme ataupun
reproduksi dan hanya dapat menyebabkan infeksi pada sel host yang cocok
bergantung kepada jenis virusnya. Kebanyakan virus ketika berada di dalam host,
bahan gentiknya akan mendorong terjadinya virus baru (repliakasi) yang akan
menyebabkan kematian sel host. Dalam keadaan lain infeksi virus meungkin tidak
menyebabkan kematian sel host. Bahkan tidak menunjukkan kelainan yang jelas
virus. Struktur kapsid sangat ditentukan oleh asam nukleat virus. Kapsid tersusun
10
atas subunit-subunit proten yang disebut kapsomer (Pratiwi, 2008).
2.2.3 Fungi
untuk nutrisinya (sumber karbon dan energi). Bila sumber nutrisi tersebut
diperoleh dari bahan organik mati, maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi
menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana. Dalam hal ini, fungi bersifat
menguntungkan sebagai elemen daur ulang yang vital. Beberapa fungi yang
(mushroom), dan beberapa fungi dapat bersimbiosis dengan akar tanaman tertentu
yang membantu penyerapan air dan mineral tanah oleh akar. Simbiosis ini dikenal
dengan nama mikoriza. Beberapa fungi dapat bersifat parasit dengan memperoleh
senyawa organik dari organisme hidup. Dalam hal ini, fungi bersifat merugikan
11
karena menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tanaman (Pratiwi,
2008).
berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih besar
dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5 mm dan panjang berkisar 5-30
mm. Pada kapang, tubuh kapang (thallus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu
disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut
hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi
disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha), karena pemanjangannya
sekat (septa).
2. Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel sel uninukleat. Septa membagi
hifa menjadi ruang-ruang yang berisi 1 inti, dan pada tiap sekat
Fungi tumbuh baik pada pH ± 5 yang terlalu asam bagi bakteri; lebih tahan
terhadap tekanan osmotik sehingga dapat tumbuh baik pada kadar garam atau
kadar gula yang tinggu; dapat hidup pada substansi dengan kondisi kelembaban
sangat rendah; memerlukan lebih sedikit nitrogen dibandingkan bakteri; dan dapat
12
memetabolisme karbohidrat kompleks seperti lignin sehingga dapat tumbuh pada
substrat-substrat seperti dindng kamar mandi, sepatu kulit, dan sampah kertas
(Pratiwi, 2008).
2.2.4 Parasit
makhluk hidup yang lain. Organisme yang ditumpangi biasanya lebih besar
daripada parasit itu sendiri, disebut host atau hospes arau tuan rumah yang
Meliputi pemeriksaan secara mikroskopis langsung dari sampel dengan atau tanpa
pewarnaan dengan cara dibuat sediaan/preparal pada obyek glass. Termasuk pemeriksaan
pallidum dari sekret ulcus durum penderita sifilis, menggunakan mikroskop medan
gelap dan pemeriksaan jamur penyebab panu dari kerokan kulit dengan penambahan
KOH 10 %.
Bahan pemeriksaan diletakkan pada obyek glass dan diberi larutan garam fisiologis
atau pewarna tunggal seperti eosin, yodium, metilen blue, lactofenol cotton blue
13
(untuk px jamur) KOH 10% (kerokan kulit), KOH 20% ( kuku) lalu ditutup gelas
Digunakan berbagai metode atau teknik pembuatan preparat (hapus, smear) dan
metode pewarnaan yang sesuai dengan jenis dan sifat cat biologis dan materi vang
diwarnai. Selain pewarnaan umum, terdapat metode pewarnaan khusus yang herfungsi
al.,2018).
14
merah, dan pemeriksaan ini untuk mendeteksi mycobacterium
tubercolosis
2.3.2.1. Kultur/Biakan
jenis media atau bahan yang digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan
khusus, tepi, bentuk koloni atau fisiologis (reaksi biokimia) uji kepekaan,
toksisitas.
15
EMB (eosin metilen blue) agar Bakteri batang gram negatif
hemolitik
Fungsi :Fungsi alat yaitu bisa mengecek jenis kuman, alat ini juga
antibiotik.
16
Gambar 2. BIOMÉRIEUX VITEK® 2 SYSTEM
A. Imunoflueresensi
(Sacher, 2012)
17
Keunggulan utama DFA adalah kecepatan hasil
penyangga FA.
B. Aglutinasi partikel
18
yang kental tidak mungkin di lakukan karena terjadi aglutinasi non
yang telah dilapisi oleh antibodi dan partikel kontrol yang telah
kontrol.
C. Immunoassay Optis
19
streptokokus grup A, streptokokus grup B, dan Chlamydia
(Sacher, 2012)
buter plastik, atau dinding bagian dalam tabung plastik atau sumur
20
konjugat enzim-antibodi yang tidak terikat. Langkah terakhir
bersih.
2012)
21
EIA memiliki beberapa keunggulan. Pemeriksaan ini
dua kali lipat atau lebih karena enzim yang terkonjugasi antibodi
E. Imunokromatografi
22
partikel berwarna. Kompleks imun yang terbentuk kemudian
menit.
falciparum.
23
pan LDH yang diproduksi oleh P. vivax, P. falciparum, P. ovale,
dan P. malariae.
Prosedur :
"A".Mulai timer
atau asam amino dari substansi penyusun dari antigen antibodi, komponen
sel, enzim, toksin, dan lain-lain. Selain itu dapat digunakan teknik
24
a. PCR (Polymerase Chain Reaction)
urutan DNA tertentu. PCR saat ini sangat umum dan sering
hanya membutuhkan bagian yang kecil dari DNA. PCR juga dapat
Denaturasi
suhu 90 oC – 97 oC.
Penempelan primer
25
primer. Pada proses annealing ini, ikatan hidrogen akan
terjadi pada suhu 72oC. Primer yang telah menempel tadi akan
26
Gambar 3. Alat PCR
identifikasi bakteri:
karbohidrat.
b. Cara pengujian
c. Hasil
27
Uji positif terbentuk warna merah uji negatif terbentuk warna
kuning
karbinol).
b. Cara Pengujian
c. Hasil
d. Reaksi Biokimia
28
( dalam reagen barrit) atau kreatin ( dalam reagen o’meara) yang
b. Cara uji
c. Hasil
kuning
d. Reaksi biokimia:
4. Uji Citrat
b. Cara uji
lalu inkubasi.
c. Hasil
29
Uji positif media berwarna biru, dan negatif tetap berwarna
hijau
d. Reaksi biokimia:
warna biru.
5. Uji Urea
b. Cara uji
c. Hasil
berwarna kuning.
d. Reaksi biokimia
merah.
30
6. Uji Sulfida, Asam, dan Gas
b. Cara uji
c. Hasil
,bila lereng kuning dan dasar merah maka di tulis K/A, bila
d. Reaksi biokimia:
I. Sulfida (H2S) atau terjadi reaksi antara ion S2- dan ion Fe3+
31
trayek ph (6.8-8.4) sehingga suasana asam maka media akan
b. Cara uji: Media SIM (sulfida indol motilitas) agar tegak diinokulasi
c. Hasil
II. Indol :di tambah 5 tetes reagen erlich A dan 5 tetes erlich B.
warna merah
bekas tusukan.
d. Reaksi biokimia
Sulfida (H5S) atau terjadi reaksi antara ion S2- dan ion Fe3+ maka
32
a. Tujuan: Mengetahui terbentuk nya sulfida, deaminasi atau
dekarbok-silasi lisin.
b. Cara uji
c. Hasil
d. Reaksi biokimia:
akan terbentuk H2S yang akan bereaksi dengan ion Fe2+ maka akan
33
indikator BCP ( bromo creasol purple) trayek pH 5.2 -6.8 akan
tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit
yang mudah menular dan menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan
kultur dalam media gal (empedu) dari bahan pemeriksaan darah, yang sebaiknya
dilakukan dalam minggu pertama hingga 10 hari pertama demam. Kultur darah
yang dilakukan pada 10 hari pertama demam dan saat terjadinya relaps, akan
positif setelah hari ke-10 sakit. Hasil positif kultur feses akan meningkat hingga
kurang dari 50% penderita setelah minggu ke-3, yaitu antara minggu ke 4-5. Hasil
34
kultur feses yang menunjukkan Salmonella typhi tetap positif setelah bulan ke-4,
ini menunjukkan penderita tersebut adalah seorang karier (3%) (Irianto, 2013).
Kultur Salmonella dari bahan pemeriksaan urine hanya dilakukan bila hasil
kultur darah negatif, dilakukan pada minggu ke 2-3 sakit, menunjukkan hasil
positif pada 25% penderita. Kultur Salmonella typhi yang menjadi positif kembali
setelah 1-2 minggu penderita dinyatakan sembuh, ini menunjukkan adanya relaps
tifoid. Pada relaps, titer hasil pemeriksaan widal tetap tinggi. yang menjadi positif
adanya relaps tifoid. Pada relaps, titer hasil pemeriksaan widal tetap tinggi
(Irianto, 2013).
Deskripsi
35
Sensitivitas dan spesifisitas tes ini tidak tinggi (sedang).
Tes ini memberikan hasil negatif pada 30% kasus yang mungkin
tes diagnosis baru. Tes ini tidak perlu dilakukan bila telah
Belanda.
Salmonella typhi
36
Reaksi yang terjadi pada pemeriksaan Tubex®TF yaitu
dalam suatu medan magnet dan tingkat inhibisi yang terjadi adalah
Akut
2.4.2 Malaria
denganinfeksi sel darah merah oleh protozoa spesies Plasmodium yang ditularkan
37
malaria,yaitu: P. vivax, P. falciparum, P. ovale, P. tertiana. Malaria bersifat
endemik didaerah tropis dan sub tropis (papua, NTB). Penyakit ini bersifat akut
merah.Pada titik ini, semakin banyak parasit yang dilepaskan ke dalam sirkulasi
(Irianto, 2013).
Implikasi klinik :
2.4.3 Hepatitis
Terdapat minimal empat jenis virus hepatitis. Bentuknya secara klinis sama,
38
virus hepatitis: (1) hepatitis A; infeksius hepatitis, (2) hepatitis B; hepatitis serum
dahulu non A atau non B. Orang yang berisiko hepatitis: pasien dialisis, pasien
(Anonim, 2011).
a) Hepatitis A
2011).
b) Hepatitis B
39
HbeAb antibodi ditemukan 8-16 minggu sesudah terinfeksi,
hepatitis B.
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang terdiri dari 2 spesies yaitu HIV-1 dan
HIV-2 . HIV adalah Retrovirus yang mempunyai sepasang materi genetic asam
identic dan enzim reverse transcriptase. HIV dapat merusak sistem kekebalan
tubuh sehingga daya tahan tubuh penderita menurun atau hilang, akibatnya
penyakit akibat infeksi HIV, minimal ditemukan dua gejala mayor dan satu gejala
minor. Gejala-gejala yang timbul sebenarnya tidak spesifik untuk infeksi HIV
40
tetapi merupakan gejala-gejala penyakit lain yang merupakan penyakit penyerta
(Irianto, 2013).Infeksi primer HIV akut menunjukkan spectrum gejala mulai dari
saat virus masuk ke dalam tubuh, tetapi umurnya baru terdeteksi sebagai penderita
HIV bila jumlah virus dalam darah penderita sudah cukup banyak jumlahnya,
sehingga pada pemeriksaan akan menunjukkan hasil uji anti-HIV positif (Irianto,
2013).
HIV adalah retrovirus (virus RNA), yang menyerang sel sistem imun
infeksi oportunistik dan Acquired Immune Defi ciency Syndrome (AIDS) pada
hampir semua kasus. Beberapa tes digunakan untuk menentukan pasien yang
kemungkinan terinfeksi HIV, yaitu: antibodi HIV, tes Western Blot, tes antigen
Deskripsi :
41
positif, atau tidak dapat ditetapkan. Hasil tes positif dan tidak dapat
Western Blot.
Implikasi klinis :
Blot.
konfirmasi.
Prinsip:
42
1. Memisahkan antigen (lisat virus) dengan menggunakan sodium
membrane nitroselulose
Implikasi klinik:
43
2.4.5. Kandidiasis
yang terjadi bila C. albicans masuk ke dalam aliran darah terutama ketika
ketahanan fagositik host menurun. Respons imun cell-mediated terutama sel CD4
muncul beberapa bulan sebelum munculnya infeksi oportunistik yang lebih berat.
satu indikator progresivitas HIV dapat muncul dalam tiga bentuk, yaitu
rekurens dapat disebabkan oleh strain yang sama atau strain yang berbeda
(Mutiawati, 1989).
tidak mudah dibedakan dari infectious agent yang telah ada. Diagnosis
dengan biakan. Bahan pemeriksaan bergantung pada kelainan yang terjadi, dapat
berupa kerokan kulit atau kuku, dahak atau sputum, sekret bronkus, urin, tinja,
44
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Secara langsung
Tidak langsung.
mikroskopis.
4. Pemeriksaan secara tidak langsung yaitu pemeriksaan dari segi fisiologis baik
45
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.CareStart™Malaria*,
http://www.accessbio.net/eng/products/products01_02.asp, diakses pada
15 November 2019
Entjang, I., 2003, Mikrobiologi dan Parasitologi, Citra Aditya Bakti, Bandung
FKUI, 1994. Buku Ajar Kedokteran
Sacher, R.A & McPherson, R.A. 2012. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suryawati, B., Saptawati, L., Feabyane, A., dan Aphridasari, J., 2018, Sensitivitas
Metode Pemeriksaan Mikroskopis Fluorokrom dan Ziehl-Neelseen untuk
Deteksi Mycobacterium Tubercolosis pada Sputum, Smart Medical Journal,
1(1).
46