Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN

PENCEMARAN TANAH DAN AIR

DISUSUN OLEH :

EKSEL APRIAWAN 9F221 16 144)

PUTRI EVIVANIA A. SISANG (F221 19 074)

MOH FARDI F KAMARU (F221 19 038)

NIA WULANDARI (F221 19 037)

MOHAMMAD FACHRISYAH (F221 19 107)

NUR HALIMA (F221 19 009)

ALFI SYAHRIN (F221 19 096)

MOH. BAKTI AGUNG (F221 19 106)

MOH. ADITYA NUGRAHA (F221 19 078)

REZA FAUZI HASFA (F221 19 089)

RIANA PUSPITA SARI (F221 19 095)

HAYRIL ANWAR (F221 19 071)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama


dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia.
Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya
dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah
mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan
ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai
dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai
mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya
dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke
zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung
merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh


pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap
dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran
akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat
dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan
itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan
oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di
mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan
manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti
makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin
banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara
maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang
terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang
besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena
itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat
antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik
macam maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia
mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.


Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran udara. Di Indonesia,
kerusakan lingkungan akibat pencemaran tanah, air dan udara sudah sangat kritis.
Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pencemaran tanah dan pencemaran air;
penyebabnya; serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat
pencemaran dapat diminimalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah dan pencemaran air?

2. Bagaimana ciri-ciri tanah dan air yang tercemar?


3. Apa yang menyebabkan pencemaran tanah dan air?

4. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tanah dan air?

5. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah dan air?

6. Bagaimana cara mencegah pencemaran tanah dan air?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu pencemaran tanah dan pencemaran air

2. Mengetahui ciri-ciri tanah dan air yang tercemar

3. Mengetahui sumber atau penyebab pencemaran tanah dan air

4. Mengetahui efek atau dampak yang ditimbulkan dari pencemaran tanah dan
air

5. Mengetahui cara-cara menanggulangi pencemaran tanah dan air

6. Mengetahui cara-cara mencegah pencemaran tanah dan air


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia


masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang


Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu
komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral
dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah.
Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria
baku kerusakan tanah”.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,


maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.2 Penyebab Pencemaran Tanah

Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik,


limbah industri, dan limbah pertanian .

A. Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-


an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di
dalam tanah.

B. Limbah industri

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-


an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan


industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,
plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan
industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron
adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
C. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan


tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman
misalnya DDT.

2.3 Dampak Pencemaran Tanah

a. Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai
macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua
populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan
kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat


meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena
dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.
PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat
dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung
klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf
pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang
disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat
menyebabkan kematian.

b. Pada Ekosistem

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah,
bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada
burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak


dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air
dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di
dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati
karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada


akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

2.4 Penanganan

a. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.


Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian


dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.

b. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbon dioksida dan air).

2.5 Pencegahan

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya


pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan
pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut:

Langkah pencegahan

Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya
bahan pencemar, antara lain:

1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme


antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara
tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.

2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat


dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.

3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.

4) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun


sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.

5) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang


dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

2.6 Tanah Tercemar dan Tidak Tercemar

A. Tanah tercemar

Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia


pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk
mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia
tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini
menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi.
Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah
begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.

Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar
adalah :

1. Tanah tidak subur

2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)

3. Berbau busuk

4. Kering

5. Mengandung logam berat


6. Mengandung sampah anorganik

B. Tanah tidak tercemar

Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya
sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah
tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang
paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar
besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah
yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda.

Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar
adalah :

1. Tanahnya subur

2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8

3. Tidak berbau busuk

4. tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal

5. Tidak Mengandung logam berat

6. Tidak mengandung sampah anorganik

2.7 Pencemaran Air

Air adalah unsur alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan
meresap. Apabila jalur aliran - alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir.
Pencemaran air terjadi karena kurangnya rasa disiplin masyarakat, misalnya
dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.

Kita hidup di zaman serba canggih dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Akan
tetapi, dampak negative yang dihasilkan sangatlah besar, yaitu polusi yang mana
merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lain yang
merugikan lingkungan dari akibat aktivitas manusia atau proses alami. Serta
menyebabkan polusi yang disebut polutan yang mana bila:

• Kadar melebihi/kurang dari batas normal.


• Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.

Polutan sendiri dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk
hidup, zat-zat hasil dari makhluk hidup, dsb. Dan bila polutan berlebihan,
ekosistem tidak dapat seimbang dan tidak dapat melakukan regenerasi
(pembersihan sendiri).

“Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen lainnya


didalam air sehingga kualitas air terganggu yang mana dapat ditandai dengan
adanya perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak murni lagi”

Namun, menurut Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan


Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan “polusi/pencemaran air
adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan unsur atau
komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya”

Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.

Akan tetapi, fenomena alam seperti gunung merapi, badai, gempa bumi, tsunami,
dll dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap kualitas air, hal ini tidak
dianggap sebagai pencemaran air.

2.8 Ciri-Ciri Air Berpolusi


a. Adanya perubahan suhu air

Air biasanya digunakan sebagai pendingin untuk mesin-mesin di pabrik. Air


pendingin ini akan menjadi hangat karena menyerap panas dari mesin-mesin
tersebut dan jika di buang ke sungai, maka air sungai menjadi lebih hangat.
Kondisi ini akan mengurangi kandungan oksigen dalam air yang sangat di
butuhkan oleh tumbuhan dan hewan jika demikian yang terjadi, maka kehidupan
tumbuhan dan hewan air akan terganggu bahkan mati.

b. Adanya perubahan warna,bau,dan rasa

Air yang bersih keadaan fisiknya yaitu tidak berwarna,berbau,dan tidak berasa.
Limbah industri dan sumber lainnya seringkali berupa bahan organik dan
anorganik yang dapat larut dalam air. Karena itu, warna air berubah dengan
adanya bahan-bahan pencemar.

c. Adanya endapan dan bahan terlarut

Limbah industri dapat berupa bahan padat yang tidak larut dalam air. Limbah
tersebut kemudian mengendap di dasar atau melayang-layang di dalam air
bersama-sama dengan bahan terlarut lainnya.

d. Adanya mikroorganisme

Mikroorganisme berperan dalam menguraikan bahan-bahan pencemar yang di


buang ke dalam air. Jika bahan buangan bertambah banyak, maka
mikroorganisme juga berkembangbiak untuk menambah jumlahnya. Diantara
oragnisme-organisme tersebut dimungkinkan adanya mikroba patogen, yaitu
mikroba pembawa penyakit.

2.9 Sifat-Sifat Polusi Air

Untuk mengetahui terpolusinya air dapat diamati dengan terjadinya perubahan-


perubahan antara lain :

1. Nilai pH
Air yg memenuhi syarat untuk kehidupan, mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 .
Perubahan pH sebagai akibat dari limbah industri yang dibuang ke perairan akan
mengganggu kehidupan organisme air.

2. Suhu

Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga
sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu
pas di ukuran 0o celcius.

3. Warna, bau dan rasa


• Warna : Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya
(jernih dan bening).
• Bau : Bau dapat timbul langsung dari limbah industri (makanan), dapat
juga berasal dari proses degradasi limbah organik (protein) oleh mikroba.
Biasanya juga tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan
kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau
amis dan busuk).
• Rasa : Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut.
Apabila air berasa, berarti telah terjadi pelarutan garam-garaman. Adanya
perubahan rasa pada air ini dapat diikuti pula dengan perubahan pH air.
4. Jumlah padatan
5. Nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand)/COD (Chemical Oxygen Demand)
6. Pencemaran mikroorganisme pathogen
7. Kandungan minyak
8. Kandungan logam berat
9. Kandungan bahan radio aktif

2.10 Macam-Macam Sumber Air yang Berpolutan

Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air


dapat dibedakan antara lain :

1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian
dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk
mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai
oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan
membuang sisa obat ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air
dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi,
ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bendungan akan cepat dangkal dan biota air
akan mati karenanya (busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah
menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri.
Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
agar tidak terjadi pencemaran.

2. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah
rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan,
nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian
ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium,
dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran
air, dan mengakibatkan banjir.

Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat.
Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan
jamur.

3. Limbah Industri

Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan


yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik
(berbau busuk), polutan anorganik (berbau, berwarna), atau mungkin berupa
polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air
menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan
pencemaran air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.

Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal dari industri,
rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan
buangan:

1. Bahan buangan padat

Adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus,
misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan
akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.

2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan

Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan
menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak
tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang
pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk
buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan
organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan
mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi
senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal NH3).

3. Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya


adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah
ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah
industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb),
Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca),
Magnesium (Mg) dll.
4. Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung


menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang
volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis
minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau
ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada
tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air.
Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
Untuk itu, polusi thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika
akan membuang air buangan ke perairan harus memperhatikan hal ini.

6. Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini
akan dikelompokkan menjadi :

a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),

b. Bahan pemberantas hama (insektisida),

c. Zat warna kimia,

d. Zat radioaktif

Selain itu bahan pencemaran air dapat berupa:

1. Fosfat : Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan
detergen.
2. Nitrat dan nitrit : Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan
yang berlebihan dan proses pembusukan materi organik.

3. Poliklorin bifenil ( PCB) : Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-


bahan pelumas, plastik dan alat listrik.

4. Residu pestisida organiklorin : Residu ini berasal dari penyemprotan


pestisida pada tanaman untuk membunuh seranagga.

5. Minyak dan hidrokarbon : Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari


kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.

6. Radio nuklida : Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran
tanki penyimpanan limbah radioaktif.

7. Logam-logam berat : Logam berat berasal dari industri bahan kimia,


penambangan dan bensin.

8. Limbah pertanian : Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan


tempat penyimpanan makanan ternak.

9. Kotoran manusia : Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja


manusia

2.12 Bahaya yang Ditimbulkan

Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat
beracun dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia. Kenapa?
Karena polutan memerlukan banyak sekali kandungan O2, akan tetapi apabila
kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan pembusukan. Karena proses
penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna sehingga timbulah polusi pada
air.
Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah
disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut,
atau got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.

Contoh kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang dibuang oleh


sebuah industri plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga meninggal.

Kebanyakan kandungan-kandungan yang terkandung dalam polutan


berasal dari bahan-bahan kimia yangmana dapat merusak organ tubuh manusia
hingga kanker, antara lain: arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,
tetraklorida, karbon, dll. Apalagi setiap manusia yang mengomsumsi air yang
tercemar secara langsung/tak langsung, maka organ tubuhnya akan berbahaya.

Bahan logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gr/cm3 dan yang
bersifat tahan urai inilah yang menyebabkan bahan ini semakin terakumulasi
didalam perairan. Apabila bahan ini masuk kedalam air yang selanjutnya akan
masuk kedalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung
maka akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.

Maksud dari secara langsung dan tidak langsung adalah. Bila secara
langsung, misalnya air tersebut diminum. Tapi, bila tak langsung seperti barang
yang mana sebelumnya sudah terkontaminasi dengan air berpolusi sebelum dibuat
dan dikonsumsi, air didalam pembuatan kue, dll.

2.12 Akibat Polusi Air

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain :

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan


oksigen (O-2)
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrifikasi)
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama
dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama
predator
7. Kematian biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung
8. Mutasi sel, kanker, dan leukimia

Akibat dari timbulnya air yang tercemar menurut situs wikipedia, antara
lain:Dapat menyebabkan banjir, Erosi, Kekurangan sumber air, Dapat membuat
sumber penyakit,Tanah longsor, Dapat merusak ekosistem sungai.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori :

1. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya


kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan
kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun
yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah


yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah
menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi
kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.

2. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.

3. Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :


a. air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b. air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c. jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri

d. air sebagai media untuk hidup vector penyakit

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-
daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat
masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain,
bakteri, protozoa dan metazoa.

4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan,


maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau
yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau,
limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan
limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat
banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

2.13 Usaha-Usaha Guna Mengatasi dan Mencegah

a. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau


mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
b. Tidak membuang sampah ke sungai.
c. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
d. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
e. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih
lainnya tidak tercemar.
f. Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
g. Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan
sebagai tempat kakus.

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu

1. Penanggulangan secara non-teknis

Yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara


menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya
meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan
perilaku disiplin.

2. Penanggulangan secara teknis

Bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya


dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat
dimulai dari diri kita sendiri.

Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara


mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,
kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah
tersebut.

Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi


pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan
dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.
Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan
berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan
didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat. Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran
tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.

Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainya ke
dalam air sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain limbah
industri, pertanian, dan rumah tangga. Polusi air juga dapat menimbulkan bencana
diantaranya banjir. Bahan atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah
dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker.
Akibat yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan
kelahiran bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat
diatasi dengan membersihkan saluran air dari penyumbatan.

Anda mungkin juga menyukai