Kel. 4 Konstruksi Alat Ukur Psikologi
Kel. 4 Konstruksi Alat Ukur Psikologi
Mata Kuliah
Konstruksi Alat Ukur Psikologi
Dosen Pengampu
Dina Nisrina, M.Psi, Psikolog
Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami susun dengan
maksimal semata-mata untuk memahami tentang Skala Thurstone, langkah-langkah
penggunaannya, serta kelebihan dan kekurangannya.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki
banyak kekurangan diberbagai hal, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Terakhir, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi kami pribadi.
Pemakalah
1
DAFTAR ISI
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Makalah................................................................................... 3
BAB II .PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4
B. Pembahasan ......................................................................................... 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
B. PEMBAHASAN
1
Farida Agus Setiawi, Perbandingan Penskalaan Metode Interval Tampak Setara (Tipe
Thurstone) dan Summated Rating (Tipe Likert), dalam Makalah Seminar Nasinoal Jurusan Psikologi
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta April 2011, Hlm. 1-2
2
Weksi Budiaji, Skala Pengukuran dan Jumla Respon Skala Likert, dalam Jurnal Ilmu
Pertanian dan Perikanan Vol.2 No.2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang BantenDesember
2013, Hlm. 128
4
subjectively appearing equal intervals. Metode tersebut terdiri dari kumpulan
pendapat yang memiliki rentang dari sangat positif ke arah sangat negatif
terhadap objek sikap. Subjek diminta untuk menentukan pendapatnya pada
suatu rentang dari 11 sampai dengan 1, angka 1 yang mencerminkan paling
positif (menyenangkan atau disukai) dan angka 11 menandakan paling
negative (tidak menyenangkan atau tidak disukai).
Skala ini mula-mula dikembangkan oleh L.L Thurstone dari metode
psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri
atau kriteria tertentu. Skala ini menggunakan ukuran interval dimana
didalamnya dipilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam skala, serta cara
memberi nilai untuk setiap item tersebut.
Pendekatan klasik Thurstone untuk konstruksi skala sikap meliputi 2
tahap utama. Tahap pertama, sejumlah besar pernyataan sikap ditulis untuk
menjangkau setiap opini yang memungkinkan, dan item-item tersebut
diskalakan dengan berdasarkan ketidaksukaan atau kesukaan menurut objek
sikap yang diberikan.
Pada tahap kedua, partisipan atau responden diminta untuk
menunjukkan pernyataan sikap yang mereka setujui. Perkiraan sikap
dikembangkan untuk setiap individu dengan menghitung nilai mean yang
terkait dengan item yang didukung, dan kemudian perkiraan sikap ini
digunakan untuk mengembangkan kurva karakteristik operasi empiris pada
setiap item.
Terakhir, skala Thurstone terbatas pada item yang relevan dengan nilai
skala yang kurang terdistribusi secara merata diseluruh kontinum atau skala
sikap. Item yang relevan adalah item yang menarik dukungan terutama dari
5
partisipan atau responden yang sikapnya sebanding atau sesuai dengan
perasaan yang diungkapkan dari item tersebut.3
3
James S Roberts, Validity Issues in The Likert and Thurstone Approaches to Attitude
Measurement dalam artikel Educational and Psychological Measurement, Vol. 59 No. 2Medical
University of Carolina , April 1999 Hlm. 212-213
6
Pernyataan harus dapat menggambarkan semua kemungkinan secara
lengkap suatu pendapat terhadap masalah.4
4
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009) Hlm. 169-170
5
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) Hlm. 393-394
7
contoh dibawah ini, ditulis diantara tanda kurung di belakang tiap
pernyataan) tidak dimuat dalam formulir yang diserahkan kepada
responden.
(___) Tidak ada alasan yang dapat diterima untuk membenarkan perang (0,2)
(___) Perang adalah perjuangan sia-sia yang mengakibatkan kehancuran diri sendiri
(1,4)
(___) Manfaat perang tidak seimbang dengan kesengsaraan dan penderitaan yang
diakibatkannya (3,2)
(___) Kami lebih suka tidak banyak peperangan jika memang bisa dicegah tanpa
menimbulkan malu (4,5)
(___) Pada kondisi tertentu, perang perlu dilakukan untuk menegakkan keadilan (7,5)
(___) Perang member stimulasi kepada rakyat kea rah perjuangan mereka yang paling
mulia (9,8)
(___) Tugas terbesar tiap orang adalah berperang demi kejayaan bangsanya (10,8)6
6
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) Hlm.
194-195
8
C. Kelebihan dan Kekurangan Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan salah satu skala sikap yang sering dipakai,
selain skala Likert. Skala Thurstone memiliki kelebihan yaitu skala yang
dibuat adalah dalam bentuk skala interval, dibandingkan dengan skala Likert
yang masih berbentuk nominal. Dalam skala Thurstone jarak antar skala
sudah diketahui sebelumnya dalam bentuk interval, berbeda dengan skala
Likert yang jarak antar skala belum diketahui secara pasti karena berbentuk
nominal.7
Sedangkan kekurangan dari skala Thurstone antara lain ialah terlalu
banyaknya pernyataan atau item yang harus dikerjakan oleh juri atau ahli
terlebih dahulu sebelum mendapatkan item yang akan disebarkan kepada
responden atau partisipan, kemudian nilai pada skala yang diberikan kepada
juri atau ahli sangat dipengaruhi oleh sikap individu juri atau ahli tersebut
terhadap sikap yang akan diukur, dan terakhir apabila item yang diajukan ke
responden lebih dari dua, maka keefektifan nilai item yang diukur dirasa
kurang karena nilai dari setiap item merupakan rata-rata nilai yang ada pada
skala yang telah dibuat dan diserahkan kepada ahli dan memungkinkan
responden yang mempunyai sikap berbeda akan mempunyai nilai yang sama
pada skala ini.8
7
https://www.psychologymania.com/2019/01/teknik-penyusunan-skala-thurstone.html
diakses pada 30-08-2019
8
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Hlm.394-396
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Skala Thurstone merupakan salah satu dari beberapa macam bentuk skala
pengukuran dalam meneliti perilaku individu. Skala ini digunakan untuk menduga
preferensi atau kesukaan atau selera individu dengan menggunakan nilai frekeuensi
responnya. Pada Tahun 1928 L.L Thurstone mulai mengemukakan pendapat bahwa
sikap individu dapat diukur menggunakan skala pendapat.
Dalam menggunakan skala ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui
sebelum pernyataan-pernyataan yang akan diajukan kepada responden dirasa sudah
mencapai hasil akhir dan mulai bisa diisi oleh responden. Setiap penggunaan skala
pengukuran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak terkecuali dengan
skala Thurstone ini yang memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
B. SARAN
Kami sangat menyadari bahwasanya tulisan kami masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.. Sekian tulisan makalah kami apabila ada kritik mohon
diiringi dengan saran yang membangun.
10
DAFTAR PUSTAKA
Budiaji,Weksi. Skala Pengukuran dan Jumla Respon Skala Likert, dalam Jurnal Ilmu
Pertanian dan Perikanan Vol.2 No.2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
BantenDesember 2013,
https://www.psychologymania.com/2019/01/teknik-penyusunan-skala-thurstone.html
diakses pada 30-08-2019
Nazir,Moh. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
11
No Nama / NIM Pertanyaan Jawaban Sanggahan
Banjarmasin, 2019
Moderator
……………………………
12