Anda di halaman 1dari 13

SKALA THURSTONE

Mata Kuliah
Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Dosen Pengampu
Dina Nisrina, M.Psi, Psikolog
Oleh:

Muhammad Rizky Dharmawan (170104040007)


Rusmini (170104040032)
Orient Sri Indah Sari (170104040239)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
PSIKOLOGI ISLAM
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami susun dengan
maksimal semata-mata untuk memahami tentang Skala Thurstone, langkah-langkah
penggunaannya, serta kelebihan dan kekurangannya.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki
banyak kekurangan diberbagai hal, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Terakhir, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi kami pribadi.

Banjarmasin, Agustus 2019

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ........................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Makalah................................................................................... 3

BAB II .PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4
B. Pembahasan ......................................................................................... 4

BAB III . PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian-penelitian tentang perilaku seseorang yang mengukur sifat-sifat


individu selalu dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang dibuat oleh peneliti,
baik itu melalui pre-test ataupun eliciting (bertanya pada ahli) karena tidak ada alat
ukur yang pasti. Alat ukur yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan yang
dianggap sebagai indikator dari perilaku tertentu seperti pengetahuan ataupun sikap
individu. Penggunaan butir pertanyaan tersebut mengikuti pedoman beberapa skala
pengukuran yang digunakan, salah satunya yaitu skala thurstone.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan skala Thurstone?

2. Bagaimana cara penggunaan skala tersebut?

3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan skala Thurstone?

C. TUJUAN

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan mampu mengetahui apa


yang dimaksud dengan Skala Thurstone, dan bagaimana cara penggunaan, serta
mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan skala Thurstone tersebut.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Penskalaan instrument atau alat ukur untuk mengukur karakteristik psikis


manusia sudah dilakukan oleh beberapa ahli pengukuran. Thurstone mengembangkan
penskalaan yang disebut dengan metode interval tampak setara atau metods of
equaling interval. Dengan menggunakan aturan tiap stimulus akan berpasanga
dengan stimulus lain akan didapatkan jumlah item tertentu agar semua item saling
berpasangan. Cara tersebut akan membatasi item-item yang dikembangkan dalam tipe
Thurstone baik dari jumlah maupun aspek yang diukur dan juga akan diketahui
konsistensi responden atau subjek dalam memberi respon pada tiap item pertanyaan.1

B. PEMBAHASAN

A. Definisi dan Sejarah


Skala Thurstone merupakan salah satu dari beberapa macam bentuk
skala pengukuran dalam meneliti perilaku individu. Skala ini digunakan untuk
menduga preferensi atau kesukaan atau selera individu dengan menggunakan
nilai frekeuensi responnya.2
Pada tahun 1928 L.L. Thurstone percaya bahwa sikap dapat diukur
dengan skala pendapat. Mula-mula usaha mengukur sikap ini terdiri atas
sejumlah daftar pernyataan yang diduga berhubungan dengan sikap. Dan pada
tahun 1929 Thurstone dibantu dengan E.J Chave mengembangkan dan lebih
menyempurnakan metode skala tersebut yang kemudian disebut the method of

1
Farida Agus Setiawi, Perbandingan Penskalaan Metode Interval Tampak Setara (Tipe
Thurstone) dan Summated Rating (Tipe Likert), dalam Makalah Seminar Nasinoal Jurusan Psikologi
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta April 2011, Hlm. 1-2
2
Weksi Budiaji, Skala Pengukuran dan Jumla Respon Skala Likert, dalam Jurnal Ilmu
Pertanian dan Perikanan Vol.2 No.2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang BantenDesember
2013, Hlm. 128

4
subjectively appearing equal intervals. Metode tersebut terdiri dari kumpulan
pendapat yang memiliki rentang dari sangat positif ke arah sangat negatif
terhadap objek sikap. Subjek diminta untuk menentukan pendapatnya pada
suatu rentang dari 11 sampai dengan 1, angka 1 yang mencerminkan paling
positif (menyenangkan atau disukai) dan angka 11 menandakan paling
negative (tidak menyenangkan atau tidak disukai).
Skala ini mula-mula dikembangkan oleh L.L Thurstone dari metode
psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri
atau kriteria tertentu. Skala ini menggunakan ukuran interval dimana
didalamnya dipilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam skala, serta cara
memberi nilai untuk setiap item tersebut.
Pendekatan klasik Thurstone untuk konstruksi skala sikap meliputi 2
tahap utama. Tahap pertama, sejumlah besar pernyataan sikap ditulis untuk
menjangkau setiap opini yang memungkinkan, dan item-item tersebut
diskalakan dengan berdasarkan ketidaksukaan atau kesukaan menurut objek
sikap yang diberikan.
Pada tahap kedua, partisipan atau responden diminta untuk
menunjukkan pernyataan sikap yang mereka setujui. Perkiraan sikap
dikembangkan untuk setiap individu dengan menghitung nilai mean yang
terkait dengan item yang didukung, dan kemudian perkiraan sikap ini
digunakan untuk mengembangkan kurva karakteristik operasi empiris pada
setiap item.
Terakhir, skala Thurstone terbatas pada item yang relevan dengan nilai
skala yang kurang terdistribusi secara merata diseluruh kontinum atau skala
sikap. Item yang relevan adalah item yang menarik dukungan terutama dari

5
partisipan atau responden yang sikapnya sebanding atau sesuai dengan
perasaan yang diungkapkan dari item tersebut.3

B. Penggunaan Skala Thurstone


Dalam melakukan penskalaan menggunakan skala Thurstone, terdapat
langkah-langkah yang harus dilalui, antara lain:
 Memilih dan mendefinisikan setepat mungkin sikap yang akan diukur.
 Merumuskan sejumlah pertanyaan tentang objek sikap. Dalam hal ini perlu
dilakukan perbaikan ataupun editing untuk menyempurnakan pernyataan
tersebut.
 Membagikan daftar pernyataan tersebut kepada sejumlah responden secara
objektif dan bebas yang akan mengisi pernyataan-pernyataan yang telah
disiapkan. Setiap responden kemudian memilih angka antara 1 sampai 11
yang menggambarkan skala tersebut. Angka 1 menunjukkan posisi positif
yang kuat sampai seterusnya dan diangka 11 yang akan menunjukkan
posisi negatif yang sangat kuat. Sedangkan angka 6 menunjukkan pilihan
netral responden, yaitu tidak positif dan tidak juga negatif.
 Kemudian, nilai skala menunjukkan tingkat kepositifan dan kenegatifan
terhadap objek, yang dihitung untuk setiap pernyataan.
Selain itu, dalam melakukan editing seperti yang terdapat dalam poin
kedua, terdapat beberapa kriteria, yaitu:
 Pernyataan harus pendek.
 Pernyataan harus merumuskan sedemikian rupa sehingga responden dapat
membenarkan atau menolak.
 Pernyataan harus relevan dengan masalahnya.
 Pernyataan harus tidak mengandung pengertian ganda.

3
James S Roberts, Validity Issues in The Likert and Thurstone Approaches to Attitude
Measurement dalam artikel Educational and Psychological Measurement, Vol. 59 No. 2Medical
University of Carolina , April 1999 Hlm. 212-213

6
 Pernyataan harus dapat menggambarkan semua kemungkinan secara
lengkap suatu pendapat terhadap masalah.4

Sebelum menyebarkan alat ukurnya kepada responden, peniliti


biasanya mengikuti prosedur berikut:

 Peneliti mengumpulkan sejumlah pernyataan yang kiranya berhubungan


dengan masalah atau sikap yang ingin diukur.
 Kemudian pernyataan-pernyataan tersebut diserahkan kepada beberapa juri
ataupun ahli untuk menilai setiap butir pernyataan tersebut.
 Juri juga diminta mengelompokkan setiap butir pernyataan tersebut dalam
11 kelompok dan memberi skor antara 1 sampai dengan 11.
 Pernyataan yang nilainya sangat menyebar atau tidak banyak memiliki skor
dibuang, sedangkan pernyataan yang mempunyai nilai atau skor yang
relatif sama dengan juri satu dengan lainnya digunakan dalam membuat
skala.
Setiap pernyataan akan memiliki skor atau nilainya masing-masing,
dimana nilai tersebut didapatkan dari rata-rata nilai yang telah diberikan
oleh juri atau ahli pada pernyataan tersebut. Skala ini akan menghasilkan
sejumlah pernyataan yang akan dibagikan kepada responden untuk diisi
setiap butir pernyataan tersebut berdasarkan kesukaan dan ketidaksukaan
dari responden yang tercerminkan dari angka 1 sampai dengan 11.5

Sebagai contoh, dipaparkan 11 pernyataan yang dimaksudkan untuk


meneliti sikap responden terhadap peperangan. Dalam contoh ini
pernyataan yang bernilai skala 0,0 menunjukkan sikap paling anti
peperangan. Pernyataan yang bernilai skala 11,0 menunjukkan sikap paling
menyetujui perang. Perlu digaris bawahi bahwa, nilai skala tersebut (dalam

4
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009) Hlm. 169-170
5
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) Hlm. 393-394

7
contoh dibawah ini, ditulis diantara tanda kurung di belakang tiap
pernyataan) tidak dimuat dalam formulir yang diserahkan kepada
responden.

(___) Tidak ada alasan yang dapat diterima untuk membenarkan perang (0,2)

(___) Perang adalah perjuangan sia-sia yang mengakibatkan kehancuran diri sendiri
(1,4)

(___) Perang adalah pemborosan nyawa manusia yang sia-sia (2,4)

(___) Manfaat perang tidak seimbang dengan kesengsaraan dan penderitaan yang
diakibatkannya (3,2)

(___) Kami lebih suka tidak banyak peperangan jika memang bisa dicegah tanpa
menimbulkan malu (4,5)

(___) Sulit memastikan apakah perang lebih mendatangkan kerugian ketimbang


keuntungan (5,5)

(___) Ada banyak argument untuk menyetujui peperangan (6,6)

(___) Pada kondisi tertentu, perang perlu dilakukan untuk menegakkan keadilan (7,5)

(___) Perang adalah cara memuaskan untuk memecahkan masalah masalah


internasional (8,5)

(___) Perang member stimulasi kepada rakyat kea rah perjuangan mereka yang paling
mulia (9,8)

(___) Tugas terbesar tiap orang adalah berperang demi kejayaan bangsanya (10,8)6

6
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) Hlm.
194-195

8
C. Kelebihan dan Kekurangan Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan salah satu skala sikap yang sering dipakai,
selain skala Likert. Skala Thurstone memiliki kelebihan yaitu skala yang
dibuat adalah dalam bentuk skala interval, dibandingkan dengan skala Likert
yang masih berbentuk nominal. Dalam skala Thurstone jarak antar skala
sudah diketahui sebelumnya dalam bentuk interval, berbeda dengan skala
Likert yang jarak antar skala belum diketahui secara pasti karena berbentuk
nominal.7
Sedangkan kekurangan dari skala Thurstone antara lain ialah terlalu
banyaknya pernyataan atau item yang harus dikerjakan oleh juri atau ahli
terlebih dahulu sebelum mendapatkan item yang akan disebarkan kepada
responden atau partisipan, kemudian nilai pada skala yang diberikan kepada
juri atau ahli sangat dipengaruhi oleh sikap individu juri atau ahli tersebut
terhadap sikap yang akan diukur, dan terakhir apabila item yang diajukan ke
responden lebih dari dua, maka keefektifan nilai item yang diukur dirasa
kurang karena nilai dari setiap item merupakan rata-rata nilai yang ada pada
skala yang telah dibuat dan diserahkan kepada ahli dan memungkinkan
responden yang mempunyai sikap berbeda akan mempunyai nilai yang sama
pada skala ini.8

7
https://www.psychologymania.com/2019/01/teknik-penyusunan-skala-thurstone.html
diakses pada 30-08-2019
8
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Hlm.394-396

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Skala Thurstone merupakan salah satu dari beberapa macam bentuk skala
pengukuran dalam meneliti perilaku individu. Skala ini digunakan untuk menduga
preferensi atau kesukaan atau selera individu dengan menggunakan nilai frekeuensi
responnya. Pada Tahun 1928 L.L Thurstone mulai mengemukakan pendapat bahwa
sikap individu dapat diukur menggunakan skala pendapat.

Dalam menggunakan skala ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui
sebelum pernyataan-pernyataan yang akan diajukan kepada responden dirasa sudah
mencapai hasil akhir dan mulai bisa diisi oleh responden. Setiap penggunaan skala
pengukuran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak terkecuali dengan
skala Thurstone ini yang memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

B. SARAN

Kami sangat menyadari bahwasanya tulisan kami masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.. Sekian tulisan makalah kami apabila ada kritik mohon
diiringi dengan saran yang membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawi,Farida. Perbandingan Penskalaan Metode Interval Tampak Setara


(Tipe Thurstone) dan Summated Rating (Tipe Likert), dalam Makalah Seminar
Nasinoal Jurusan Psikologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta April 2011

Ahmadi,Abu. Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009

Budiaji,Weksi. Skala Pengukuran dan Jumla Respon Skala Likert, dalam Jurnal Ilmu
Pertanian dan Perikanan Vol.2 No.2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
BantenDesember 2013,

Faisal,Sanapiah. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,


1982)

https://www.psychologymania.com/2019/01/teknik-penyusunan-skala-thurstone.html
diakses pada 30-08-2019
Nazir,Moh. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

S Roberts,James. Validity Issues in The Likert and Thurstone Approaches to Attitude


Measurement dalam artikel Educational and Psychological Measurement, Vol. 59 No.
2, Medical University of Carolina April 1999

11
No Nama / NIM Pertanyaan Jawaban Sanggahan

Banjarmasin, 2019

Moderator

……………………………

12

Anda mungkin juga menyukai