Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HEPATITIS B

DISUSUN OLEH

ARIS ANDAYANI
NIM : P17120019004/RPL

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA I
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
HEPATITIS B

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan


Topik : Hepatitis B
Sasaran : Individu
Hari :
Tanggal : November 2019
Jam : 08.00 s.d 08.20 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruangan Satkes Pusdokkes Polri

1. Diagnosa
Meningkatkan pengetahuan kepada Personel Polri dalam rangka mencegah penyakit
Hepatitis B
2. Latar Belakang :
Personel Polri yang mempunyai mobilitas sangat tinggi dalam pelaksanaan tugas di
lapangan dan adanya penugasan penugasan Personel Polri ke wilayah - wilayah konflik di
seluruh pelosok negeri dan merupakan faktor predisposisi dalam penularan berbagai
macam penyakit menular, pada kesempatan kali ini kami berkesempatan untuk
mempromosikan bagaimana cara pencegahan terhadap penyakit hepatitis B yang
menyerang organ hati,

3. Tujuan
A. Instruksional Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1 kali pertemuan selama 20 menit, diharapkan
personel Polri yang mengikuti penyuluhan mengerti tentang penyebab, cara penularan,
penata laksanaan dan pencegahan penyakit Hepatitis B.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Personel Polri yang mengikuti penyuluhan dapat
menjelaskan kembali tentang :
1. Menjelaskan pengertian Hepatitis B
2. Menjelaskan penyebab hepatitis B
3. Menjelaskan cara penularan Hepatitis B
4. Tanda dan gejala Hepatitis B
5. Menjelaskan penata laksanaan hepatitis B
6. Menjelaskan pencegahan Hepatitis B

4. Sasaran
Personel Polri di lingkungan Satker Mabes Polri

5. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik

6. METODE
Metode yang digunakan dengan cara penyuluhan, diskusi dan tanya jawab.

7. STRATEGI PELAKSANAAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 08.00-08.05 Orientasi :
- Memberi salam Menjawab salam
- Menjelaskan tujuan pembelajaran mendengarkan dan
- Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 08.05-08.15 Tahap Kerja :
Menjelaskan materi penyuluhan secaraMenyimak dan
berurutan dan teratur. memperhatikan materi
Materi :
1. Bertanya kepada pasien tentang
sejauh mana pengetahuan tentang
penyakit Hepatitis B

2. Arti Hepatitis B.
3. Penyebab Hepatitis B
4. Cara Penularan Hepatitis B
5. Tanda dan gejala Hepatitis B
6. Penata laksanaan Hepatitis B
7. Pencegahan penularan Virus
Hepatitis B
3. 08.15 – 08.20 Evaluasi
- 1. Tanya Jawab tentang materi yang telahBertanya dan menjawab
diberikan pertanyaan
2. Menyipulkan materi yang telah
disampaikan
-

8. KRITERIA EVALUASI
A. Struktur
Berkoordinasi dengan pihak Satkes Pusdokkes Polri untuk waktu dan tempat
pelaksanaan penyuluhan tentang Hepatitis B

B. Proses
Peserta penyuluhan dapat mengikuti proses penyuluhan hingga ahir acara dan peserta
sangat antusias mengikuti jalannya penyuluhan terbukti dari banyaknya pertanyaan yang
berikan kepada pembicara. Setelah diadakan penyuluhan peserta diarahkan untuk
melaksanakan screning pemeriksaan HbsAG dan Anti HbsAG.

C. Hasil
Setelah diberikan penyuluhan pembicara memberikan pertanyaan kepada peserta dengan
memberikan beberapa bingkisan kepaa Personel Polri.
a. Pertanyaan:
1. Bagai mana cara penularan virus Hepatitis B?
Jawaban: Cara penularan virus HbsAG dengan cara penularan vertikan dan
horisontal. Penularan vertikal yaitu penularan Hepatitis B dari ibu yang mempunyai
HbsAG positif kepada bayi yang dilahirkkan yang terjadi selama masa perinatal,
resiko penularan mencapai 50-60%.
Penularan horisontal yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap
virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya misalnya melalui hubungan seksual,
transpalasi organ, percikan darah, bertukar pemakaian alat pribadi.
2. Siapa saja yang beresiko terkena infeksi Hepatitis B?
- Seseorang yang suka berganti-ganti pasangan sexual
- Petugas kesehatan
- Keluarga penderita Hepatitis B
3. Apa tanda dan gejala pasien yang terinfeksi Hepatitis B?
- Gejala Pre Ikterik Mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, nyeri daerah hati
dan meningkatnya fungsi hati ditandai dengan naiknya SGOT dan SGPT.
- Ikterik: adanya warna kuning pada kulit,kuku dan sklera mata, warna urine
menjadi seperti warna teh, warna faeses menjadi pucat seperti dempul.

9. MATERI
I. PENDAHULUAN

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.
Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan nama
antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah
menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan dan dianggap sebagai persoalan
kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain prevalensinya tinggi,
virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis
hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B
akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak
tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma hepatoselluler (hepatoma).
Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana
respon imun belum berkembang secara sempurna.
Pada saat ini didunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier)
HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia. Berdasarkan
pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi Hepatitis B
berkisar antara 2,50-36,17 % (Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis
B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45% pengidap adalah karena infeksi perinatal.
Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B dan termasuk
negara yang dihimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi).
(Siregar)

II. Pengertian Hepatiti B dan penyebab Hepatitis B


Adalah infeksi virus Hepatitis B yang menyerang organ hati dan bersifat akut dan
bisa menahun yang sebagian bisa menyebabkan serosis hepatis atau kanker hati.

virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus.

Gambar 1. Virus hepatitis B


(sumber: http://penyakithepatitisb.com/)
Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut "Partikel
Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti (core).
Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat Hepatitis B core
antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg)
terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik proteinnya virus Hepatitis B dibagi
menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini secara epidemiologis penting,
karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam penyebarannya. Virus
hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari. (Siregar)

III. Cara Penularan dan Patogenesis Hepatitis B


Sumber penularan virus Hepatitis B dapat berupa darah, saliva, kontak dengan
mukosa penderita virus hepatitis B, feces dan urine, dan lain sebagainya seperti sisir,
pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi virus hepatitis B.
Selain itu dicurigai penularan melalui nyamuk atau serangga penghisap darah. (Sunata,
2009)

Gambar 2. Penularan Hepatitis B


(Sumber: http://kainahealthcare.blog.inharmonyclinic.com/harga-vaksin-hepatitis-
b-anak-dan-dewasa/)
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :
a. Parenteral
Dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau benda
yang sudah tercemar virus hepatitis B, contohnya pemakaian jarum secara bergantian
pada proses pembuatan tattoo
b. Non Parenteral
Karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B.
Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting yaitu:
a. Penularan vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif
kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada
bayi mencapai 50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan
kelompok etnik.
b. Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap
virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.

IV. Tanda dan gejala Hepatitis B


Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis hepatitis B
dibagi 2 yaitu :
1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu yang
sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B
dari tubuh kropes. Hepatitis B akut terdiri atas 2 yaitu :
a. Hepatitis B akut yang khas
Bentuk hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus yang jelas.
Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :
1. Fase Praikterik (prodromal)
Gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia,
mual, nyeri didaerah hati disertai perubahan warna air kemih menjadi gelap.
Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati (kadar bilirubin serum,
SGOT dan SGPT, Fosfatose alkali, meningkat).
2. Fase lkterik
Gejala demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali dan
splenomegali. timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada minggu
kedua. setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan laboratorium
tes fungsi hati abnormal.
3. Fase Penyembuhan
Fase ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase.
pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaan
laboratorium menjadi normal.
b. Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar
mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir
dengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus yang
berat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaan
fisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga koma, mual dan
muntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuria
dan uremia.
2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu
dengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk
menghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.

V. Komplikasi Hepatitis B
Hepatitis B yang bersifat kronis berisiko menyebabkan komplikasi penyaki hati yang serius. Ada
beberapa komplikasi yang dapat muncul, yaitu:
 Sirosis
Infeksi hepatitis B dapat menyebabkan peradangan yang memicu terbentuknya jaringan
parut pada organ hati.

 Kanker hati
Jika hepatitis B kronis tidak segera ditangani, maka infeksi dapat memicu kemunculan sel
kanker yang dapat berkembang menjadi kanker hati.

 Gagal hati
Kondisi ini terjadi ketika infeksi hepatitis B telah menyebabkan kerusakan hebat pada
organ hati, sehingga hati tidak berfungsi lagi.

Hepatitis B akut juga dapat menyebabkan komplikasi, meskipun jarang terjadi. Komplikasi
muncul ketika infeksi hepatitis B akut memicu sistem imun untuk menyerang organ hati.
Gangguan sistem imun ini dapat menyebabkan kerusakan hati, sehingga membahayakan nyawa
penderitanya. Kondisi ini dikenal dengan hepatitis B fulminan.

VI. Penatalaksanaan HEPATITIS B


Infeksi hepatitis B akut biasanya tidak memerlukan pengobatan karena kebanyakan orang
dewasa membersihkan infeksi secara spontan . Pengobatan antivirus dini mungkin hanya
diperlukan dalam kurang dari 1 % dari pasien , yang infeksi mengambil kursus sangat agresif
( hepatitis fulminan ) atau yang immunocompromised . Di sisi lain , pengobatan infeksi
kronis mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko sirosis dan kanker hati . Individu kronis
terinfeksi terus menerus tinggi serum alanine aminotransferase , penanda kerusakan hati , dan
tingkat HBV DNA adalah kandidat untuk terapi .
Meskipun tidak ada obat yang tersedia dapat membersihkan infeksi , mereka dapat
menghentikan virus dari replikasi , sehingga meminimalkan kerusakan hati . Saat ini , ada
tujuh obat berlisensi untuk pengobatan infeksi hepatitis B di Amerika Serikat . Ini termasuk
obat antivirus lamivudine ( Epivir ) , adefovir ( Hepsera ) , tenofovir ( TDF) , telbivudine
(Tyzeka ) dan entecavir ( Baraclude ) dan dua modulator sistem kekebalan interferon alfa - 2a
dan pegylated interferon alfa - 2a ( Pegasys ) . Penggunaan interferon , yang membutuhkan
suntikan harian atau tiga kali seminggu , telah digantikan oleh long-acting interferon
pegilasi , yang disuntikkan hanya sekali seminggu .
Bayi yang lahir dari ibu diketahui membawa hepatitis B dapat diobati dengan antibodi
terhadap virus hepatitis B ( hepatitis B immune globulin atau HBIG ) . Ketika diberikan
dengan vaksin dalam waktu dua belas jam dari lahir , risiko tertular hepatitis B berkurang 90
% . Perawatan ini memungkinkan seorang ibu untuk menyusui anaknya dengan selamat .
Pada bulan Juli 2005 , peneliti dari A * STAR dan National University of Singapore
mengidentifikasi hubungan antara protein DNA - binding milik kelas protein heterogen
ribonucleoprotein nuklir K ( hnRNP K ) dan replikasi HBV pada pasien . Mengontrol tingkat
hnRNP K dapat bertindak sebagai pengobatan yang mungkin untuk HBV . (Wikipedia, 2013)

VII. PENCEGAHAN HEPATITIS B


Menurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :
1. Health Promotion, usaha peningkatan mutu kesehatan
2. Specifik Protection, perlindungan secara khusus (Imunisasi)
3. Early Diagnosis dan Prompt Treatment, pengenalan dini terhadap penyakit, serta
pemberian pengobatan yang tepat
4. Usaha membatasi cacat
5. Usaha rehabilitasi Dalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai pendapat
Effendi dilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan dan pencegahan
penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik pada hospes
maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan. Health Promotion terhadap
host berupa pendidikan kesehatan, peningkatan higiene perorangan, perbaikan gizi, perbaikan
sistem transfusi darah dan mengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang berpotensi
menularkan virus VHB.
Pencegahan virus hepatitis B melalui lingkungan, dilakukan melalui upaya: meningkatkan
perhatian terhadap kemungkinan penyebaran infeksi VHB melalui tindakan melukai seperti
tindik, akupuntur, perbaikan sarana kehidupan di kota dan di desa serta pengawasan
kesehatan makanan yang meliputi tempat penjualan makanan dan juru masak serta pelayan
rumah makan.
Perlindungan Khusus Terhadap Penularan Dapat dilakukan melalui sterilisasi benda-benda
yang tercemar dengan pemanasan dan tindakan khusus seperti penggunaan sarung tangan
bagi petugas kesehatan, petugas laboratorium yang langsung bersinggungan dengan darah,
serum, cairan tubuh dari penderita hepatitis, juga pada petugas kebersihan, penggunaan
pakaian khusus sewaktu kontak dengan darah dan cairan tubuh, cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan penderita pada tempat khusus selain itu perlu dilakukan pemeriksaan
HBsAg petugas kesehatan (Onkologi dan Dialisa) untuk menghindarkan kontak antara
petugas kesehatan dengan penderita.
Selain itu, pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun pasif
1. Immunisasi Aktif Pada negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada bayi
yang lahir dari ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang prevalensi rendah immunisasi
diberikan pada orang yang mempunyai resiko besar tertular. Vaksin hepatitis diberikan secara
intra muskular sebanyak 3 kali dan memberikan perlindungan selama 2 tahun. Program
pemberian sebagai berikut: Dewasa:Setiap kali diberikan 20 µg IM yang diberikan sebagai
dosis awal, kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan. Anak
:Diberikan dengan dosis 10 µg IM sebagai dosis awal , kemudian diulangi setelah 1 bulan
dan berikutnya setelah 6 bulan.
2. Immunisasi Pasif Pemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi
pasif dimana daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksius
dengan menggumpalkannya. HBIG dapat memberikan perlindungan terhadap Post Expossure
maupun Pre Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAs positif diberikan HBIG
0,5 ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebih dari 24 jam). Pemberian ulangan pada
bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yang terkontaminasi dengan HBsAg positif diberikan HBIG
0,06 ml/Kg BB diberikan dalam 24 jam post expossure dan diulang setelah 1 bulan. (Siregar)
Gambar 3. Vaksin Hepatitis B
(Sumber : http://penyakithepatitisb.com/)

DAFTAR PUSTAKA

Hepatitis b mekanisme. (2010). News Medical.


Siregar, F. A. (n.d.). HEPATITIS B DITINJAU DARI KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYA
PENCEGAHAN . Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Sunata, A. (2009). Virus Hepatitis B. Jakarta: Akademi Keperawatan Kabupaten Subang.
Wikipedia. (2013). Pengobatan Hepatitis B. News Medical.

Anda mungkin juga menyukai