Anda di halaman 1dari 25

BAB V

ANALISA NILAI PERMANGANAT

5.1 Prinsip Kerja


Metode ini adalah penentuan langsung larutan kalium permanganat encer.
Konsentrasi (warna merah muda ke ungu) berbanding lurus dengan absorbansi yang
diukur pada 525nm. Konsentrasi adalah yang terbaik ditentukan dari karakteristik
penyerap cahaya dari sampel yang disaring dengan menggunakan spektrofotometer
(Potassium Permanganate (4500-KMnO4)/ Spectrophotometric Method; Standard
Method or the Examination of Water and Wastewater 23rd edition, 2017).

5.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai permanganate (KMnO4)
dalam sampel air.

5.3 Tinjauan Pustaka


Nilai Kalium Permanganat (KMnO4) didefinisikan sebagai jumlah mili gram
KMnO4 yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat di dalam satu
liter contoh air yang dididihkan selama 10 menit. Kalium permanganat merupakan
oksidator kuat karena memiliki harga potensial reduksi yang besar yang berarti kalium
permanganat sangat mudah direduksi sehingga memiliki daya oksidasi (sifat oksidator)
zat lain yang menjadi lawannya (Day dan Underwood, 1999).
Adanya zat organik yang melebihi dari yang disyaratkan berarti menunjukkan
adanya pencemaran/pengotoran terhadap air tersebut. Zat organik merupakan makanan
mikroorganisme yang menyebabkan pertumbuhan menjadi pesat, sehingga
membahayakan masyarakat yang menggunakannya. Zat organik dapat menyebabkan air
menjadi berwarna, memberikan rasa, dan bau yang tak sedap. Adanya zat organik dalam
air menunjukan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia, hewan atau oleh
sumber lain. Zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme
lainnya. Makin tinggi kandungan zat organik didalam air,maka semakin jelas bahwa air
tersebut telah tercemar (Effendi, 2003).
Zat organik dalam air atau air limbah dalam bentuk Protein, Karbohidrat, serta
minyak dan lemak. Zat lain yang ada dalam air limbah dapat berupa garam, mineral
renik, pestisida dan logam. Keberadaan bahan organik dalam air diketahui menggunakan
parameter BOD (Biological Oxygen Demand = Jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk mengoksidasi zat organik secara biokimiawi), COD (Chemical
Oxygen Demand = sama seperti BOD, hanya saja secara kimiawi), dan lain-lain. Adanya
zat organik dalam air dapat ditentukan dengan mengukur angka Permanganat (KMnO4)
(Effendi, 2003).
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang
terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal
sejak lebih dari ratusan tahun lalu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung di
atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe2+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan
sebagainya. Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam
suasana asam dengan menggunakan kalium permanganat sebagai titran. Dalam suasana
penetapan basa atau asam lemah akan terbentuk endapan coklat MnO2 yang
mengganggu, oleh karena itu titrasi dilakukan dalam suasana asam karena lebih mudah
mengamati titik akhir titrasinya (Roth, 1988).

5.4 Alat dan Bahan


5.4.1 Alat
1) Erlenmeyer 250 ml
2) Gelas ukur 100 ml
3) Pipet
4) Pipet ukur 10 ml
5) Hot plate
6) Buret
7) Statif
8) Corong
5.4.2 Bahan
1) Sampel air sungai UNTAG 100 ml
2) Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 4 N bebas organik 2,5 ml
3) Larutan Kalium Permanganat KMnO4
4) Larutan Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 11 ml
5.5 Skema Kerja

Mengambil sampel air sungai depan UNTAG

Menuangkan sampel air sebanyak 100 ml ke erlenmeyer

Menambahkan 2,5 ml asam sulfat (H2SO4) 4 N bebas organik

Menambahkan larutan kalium permanganat (KMnO4) hingga berwarna merah


muda

Memanaskan erlenmeyer pada hot plate selama 1 menit

Menambahkan 10 ml larutan kalium permanganat (KMnO4)

Memanaskan kembali selama 10 menit

Menambahkan 11 ml larutan oksalat 0,1 N dan menungguhingga sampel


berwarna jernih

Menitrasi dengan larutan kalium permanganat (KMnO4) hingga warna berubah


menjadi merah muda

Hasil

Gambar 5. 1 Skema Kerja Analisa Nilai Permanganat


5.6 Hasil Pengamatan dan Analisa Perhitungan
5.6.1 Hasil Pengamatan Analisa Nilai Permanganat
Tabel 5. 1 Hasil Pengamatan Analisa Permanganat
No. Perlakuan Pengamatan Gambar
1. Mengambil sampel air Tidak terjadi
sungai depan UNTAG perubahan.

2. Menuangkan sampel air Tidak terjadi


sebanyak 100 ml ke perubahan.
erlenmeyer

3. Menambahkan 2,5 ml Tidak terjadi


asam sulfat (H2SO4) 4 N perubahan.
bebas organik

4. Menambahkan larutan Sampel berubah


kalium permanganat warna menjadi merah
(KMnO4) hingga muda.
berwarna merah muda
No. Perlakuan Pengamatan Gambar
5. Memanaskan erlenmeyer Sampel warna merah
pada hot plate selama 1 muda sedikit
menit memudar.

6. Menambahkan 10 ml Sampel berwarna


larutan kalium violet.
permanganat (KMnO4)

7. Memanaskan kembali Sampel berubah


selama 10 menit menjadi jernih.

8. Menambahkan 11 ml Tidak terjadi


larutan oksalat 0,1 N dan perubahan.
menungguhingga sampel
berwarna jernih

9. Menitrasi dengan larutan Sampel berubah


kalium permanganat menjadi warna orange
(KMnO4) hingga warna bukan merah muda
berubah menjadi merah yang artinya gagal.
muda

Sumber: Hasil Dokumentasi


5.6.2 Analisa Perhitungan
Berdasarkan praktikum analisa nilai permanganat yang telah dilakukan
mendapatkan hasil berupa penggunaan larutan KMnO4 sebanyak 30,5 ml. Berdasarkan
data tersebut dapat digunakan untuk menghitung jumlah nilai permanganat sampel air.
Dengan rumus sebagai berikut :
1000
KMnO4 (mg/L) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 [{(10 + 𝑎) × 𝑁} − (1 × 0,1)] × 31,6 × 𝑃

Diketahui : v sampel = 100 ml


a KMnO4 = 30,5 ml
N KMnO4 = 0,01 N
Ditanya : Nilai permanganat ?
Jawab :
1000
KMnO4 (mg/L) = [{(10 + 30,5) × 0,01} − (1 × 0,1)] × 31,6 × 1
100

= 10 [{(40,5) × 0,01} − 0,1 ] × 31,6


= 10 [{0,405} − 0,1] × 31,6
= 10 [0,305] × 31,6
= 3,05 × 31,6
= 96,38 mg/L
Jadi berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai permanganat dari sampel
sungai UNTAG adalah sebesar 96,38 mg/L. Berikut perbandingan hasil perhitungan
antar kelompok:
Tabel 5. 2 Data Perbandingan Nilai Kesadahan Total
Nilai Permanganat
No. Kelompok Lokasi Sampel
(mg/L)
1. 1 108,388 Sungai depan UHT
2. 2 96,38 Sungai depanUNTAG
3. 3 83,74 Sungai depan STEISIA
4. 4 109,02 Sungai Kali Bokor
5. 5 91,956 Sungai Bundaran ITS
6. 6 101,12 Sungai UNAIR Kampus C
Sumber: Data Kelompok
5.6.3 Pembahasan Analisa Nilai Permanganat
Tabel 5. 3 Data Perbandingan Nilai Kesadahan Total

Nilai Permanganat
No. Kelompok Lokasi Sampel
(mg/L)
1. 1 108,388 Sungai depan UHT
2. 2 96,38 Sungai depanUNTAG
3. 3 83,74 Sungai depan STEISIA
4. 4 109,02 Sungai Kali Bokor
5. 5 91,956 Sungai Bundaran ITS
6. 6 101,12 Sungai UNAIR Kampus C
Sumber: Data Kelompok

Nilai Permanganat (mg/L)


120 108.388 109.02
101.12
96.38
100 91.956
83.74
80
mg/L

60
Nilai Permanganat
40 (mg/L)
20

0
1 2 3 4 5 6
Sampel Air Sungai Kelompok

Gambar 5. 2 Grafik Perbandingan Nilai Permanganat Semua Kelompok


Sumber: Data Kelompok
Tujuan dari praktikum analisa nilai permanganat adalah untuk menentukan
besarnya nilai permanganat (KMnO4) dalam sampel air. Nilai Kalium Permanganat
(KMnO4) didefinisikan sebagai jumlah mili gram KMnO4 yang diperlukan untuk
mengoksidasi zat organik yang terdapat di dalam satu liter contoh air yang dididihkan
selama 10 menit. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat karena memiliki harga
potensial reduksi yang besar yang berarti kalium permanganat sangat mudah direduksi
sehingga memiliki daya oksidasi (sifat oksidator) zat lain yang menjadi lawannya.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah titrasi permanganometri.
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar
reduktor dalam suasana asam dengan menggunakan kalium permanganat sebagai titran.
10mg/L PERMENKES
5.7 Kesimpulan
5.8 Daftar Pustaka
[1] Day, Underwood. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif edisi VI. Jakarta: Erlangga.
[2] Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Lingkungan: Bagi Pengelolaan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
[3] PERMENKES. 1990. Tingkat Kekeruhan Air. PERMENKES RI Nomor 416.
[4] Rodger, B. Baird. 2017. Standard Methods for the Examination of Water
and Wastewater 23rd edition.Washington DC: American Public Health
Association.
[5] Roth J. Blaschke. G. 1988. Analisis Farmasi. Jakarta: UGM Press.
BAB IX
ANALISA KLORIDA

9.1 Prinsip Kerja


Dalam larutan netral atau sedikit basa, potasium kromat menunjukkan titik akhir
titrasi perak nitrat klorida. Perak klorida diendapkan secara kuantitatif sebelum kromat
perak merah terbentuk. (Chloride (4500-Cl-)/ Argentometric Method; Standard Method
or the Examination of Water and Wastewater 23rd edition, 2017).

9.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion klorida dalam suatu
sampel air.

9.3 Tinjauan Pustaka


Klorida adalah senyawa halogen klor.Klorida merupakan salah satu senyawa
umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa-senyawa klorida akan mengalami
proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya memiliki pengaruh
kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologis perairan. Ion klorida tidak membentuk
senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion klorida tidak dapat di oksidasi
dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Kelebihan garam klorida akan
menyebabkan kualitas air menurun. Klorida dalam jumlah banyak akan menimbulkan
rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air (Slamet, 1994).
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam
yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Argentometri merupakan salah satu cara
untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi
berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+ (Day dan Underwood, 1999).
Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut. Ada 3 macam
metode argentometri:
1. Metode Mohr
Titrasi Mohr menggunakan ion Khromat sebagai indikator. Penampilan utama yang
tetap dari endapan perak Khromat yang kemerah-merahan dianggap sebagai titik akhir
titrasi. Titrasi Mohr terbatas pada larutan dengan harga pH berkisar 6-10. Metode ini
dapat digunakan untuk titrasi analisa ion Bromida dan ion Sianida (Mulyono, 2005).
1. Metode Volhard
Metode ini berdasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat,
dengan menggunakan ion besi(III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini dapat
digunakan untuk titrasi langsung dari perak larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak
langsung dari ion klorida. Pada keadaan terakhir, perak nitrat berlebih ditambahkan dan
kelebihannya di titrasi dengan Tiosianat standart (Mulyono, 2005).
2. Metode Fajans
Apabila suatu senyawa organik berwarna diserap pada permkaan suatu endapan,
perubahan struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya kemungkinan telah berubah
dan mungkin menjadi lebih jelas. Peristiwa ini dapat digunakan untuk mengetahui titik
akhir dari titrasi pengendapan garam perak. Jika perak nitrat ditambahkan pada larutan
natrium Klorida, maka partikel perak nitrat Klorida yang terbagi halus cenderung
menahan permukaannya dan menyerap berbagai ion Klorida berlebih dalam larutan
(Mulyono, 2005).

9.4 Alat dan Bahan


9.4.1 Alat
1) Erlenmeyer 250 ml
2) Gelas ukur 100 ml
3) Pipet
4) Pipet ukur 10 ml
5) Buret
6) Statif
7) Corong
9.4.2 Bahan
1) Sampel air sungai UNTAG sebanyak 25 ml
2) Larutan AgNO3 sebanyak 1,5 ml
3) Larutan K2Cr2O4 10%
4) Asam Nitrat pekat (HNO3)
5) Serbuk Kristal ZnO atau MgO

9.5 Skema Kerja

Mengambil sampel air sungai UNTAG


Menuangkan sampel air ke dalam gelas ukur menggunakan corong sebanyak 25
ml

Menuangkan sampel air ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml

Menambahkan 3 tetes larutan HNO3 pekat

Menambahkan 5 tetes K2CrO4 10 %

Menambahkan satu spatula bubuk MgO

Menitrasi dengan larutan AgNO3 sebanyak 1,5 ml

Hasil

Gambar 9. 1 Skema Kerja Analisa Klorida


9.6 Hasil Pengamatan dan Analisa Perhitungan
9.6.1 Hasil Pengamatan Analisa Klorida
Tabel 9. 1 Hasil Pengamatan Analisa Klorida
No. Perlakuan Pengamatan Gambar
1. Mengambil sampel air Tidak terjadi
sungai UNTAG perubahan.

2. Menuangkan sampel air Tidak terjadi


ke dalam gelas ukur perubahan.
menggunakan corong
sebanyak 25 ml

3. Menuangkan sampel air Tidak terjadi


ke dalam erlenmeyer perubahan.
berukuran 250 ml

4. Menambahkan 3 tetes Tidak terjadi


larutan HNO3 pekat perubahan.
No. Perlakuan Pengamatan Gambar
5. Menambahkan 5 tetes Sampel air berubah
K2CrO4 10 % menjadi warna
kuning.

6. Menambahkan satu Tidak terjadi


spatula bubuk MgO perubahan.

7. Menitrasi dengan Muncul endapan dari


larutan AgNO3 serbuk MgO berwarna
sebanyak 1,5 ml merah bata.

Sumber: Hasil Dokumentasi


9.6.2 Analisa Perhitungan
Berdasarkan praktikum analisa klorida yang telah dilakukan mendapatkan hasil
berupa penggunaan larutan AgNO3 sebanyak 1,5 ml. Berdasarkan data tersebut dapat
digunakan untuk menghitung jumlah konsentrasi ion klorida dalam sampel air. Dengan
rumus sebagai berikut :
1000
Klorida (mg/L) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑙 𝐴𝑔𝑁𝑂3 − 0,3 𝑚𝑙) × 𝑁 𝐴𝑔𝑁𝑂3

Diketahui : v sampel = 25 ml
ml AgNO3 = 1,5 ml
N AgNO3 = 0,505 N
Ditanya : Konsentrasi ion klorida ?
Jawab :
1000
Klorida (mg/L) = (1,5 − 0,3 𝑚𝑙) × 0,505
25

= 40 (1,2) × 0,505
= 48 × 0,505
= 24,24 mg/L
Jadi berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai konsentrasi ion klorida dari
sampel sungai UNTAG adalah sebesar 24,24 mg/L. Berikut perbandingan hasil
perhitungan antar kelompok:
Tabel 9. 2 Data Perbandingan Konsentrasi Ion Klorida
Konsentrasi Ion
No. Kelompok Lokasi Sampel
Klorida (mg/L)
1. 1 13,13 Sungai depan UHT
2. 2 24,24 Sungai depanUNTAG
3. 3 8,585 Sungai depan STEISIA
4. 4 99,6 Sungai Kali Bokor
5. 5 99,6 Sungai Bundaran ITS
6. 6 33,583 Sungai UNAIR Kampus C
Sumber: Data Kelompok
9.6.3 Pembahasan Analisa Klorida
Tabel 9. 3 Data Perbandingan Konsentrasi Ion Klorida
Konsentrasi Ion
No. Kelompok Lokasi Sampel
Klorida (mg/L)
1. 1 13,13 Sungai depan UHT
2. 2 24,24 Sungai depanUNTAG
3. 3 8,585 Sungai depan STEISIA
4. 4 99,6 Sungai Kali Bokor
5. 5 99,6 Sungai Bundaran ITS
6. 6 33,583 Sungai UNAIR Kampus C
Sumber: Data Kelompok
Konsentrasi Ion Klorida (mg/L)
120
99.6 99.6
100

80
mg/L

60
Konsentrasi ion klorida
40 33.583
(mg/L)
24.24
20 13.13 8.585
0
1 2 3 4 5 6
Sampel Air Sungai Kelompok

Gambar 9. 2 Grafik Perbandingan Konsentrasi Ion Klorida


Sumber: Data Kelompok
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi ion klorida dalam
sampel air. Klorida adalah senyawa halogen klor.Klorida merupakan salah satu senyawa
umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa-senyawa klorida akan mengalami
proses disosiasi dalam air membentuk ion.
Untuk sampel digunakan kelompok 2 untuk praktikum ini berasal dari sungai
depan UNTAG. Pada praktikum ini, tercatat nilai konsentrasi ion klorida adalah sebesar
24,24 mg/L. Kadar klorida dalam air berhubungan dengan lokasi maupun waktu tertentu
yang menunjukkan adanya percampuran dengan perairan lain maupun pencemaran
terhadap perairan.
Untuk nilai konsentrasi ion klorida tertinggi berasal dari sungai Kali Bokor dan
sungai Bundaran ITS yaitu sebesar 99,6 mg/L. Dan untuk nilai konsentrasi ion klorida
terendah berasal dari sungai depan STEISIA yaitu sebesar 8,585 mg/L.
Baku mutu kadar maksimum kandungan klorida yang diperbolehkan pada air
bersih berdasarkan PERMENKES No. 416 Tahun 1990 adalah sebesar 600 mg/L dan
untuk air minum sebesar 250 mg/L. Dari keenam sampel air sungai yang diujikan dapat
dinyatakan bahwa semua sampel tidak melebihi batas maksimum yang diperbolehkan
oleh PERMENKES untuk dijadikan sumber air bersih.

9.7 Kesimpulan
9.8 Daftar Pustaka
[1] Day, Underwood. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif edisi VI. Jakarta: Erlangga.
[2] Ham, Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung: Bumi Aksara.
[3] PERMENKES. 1990. Tingkat Kekeruhan Air. PERMENKES RI Nomor 416.
[4] Rodger, B. Baird. 2017. Standard Methods for the Examination of Water
and Wastewater 23rd edition.Washington DC: American Public Health
Association.
[5] Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.
BAB XI
ANALISA MANGAN

11.1 Prinsip Kerja


Persulfate oksidasi senyawa mangan terlarut menjadi dari permanganat dilakukan
dengan adanya perak nitrat. Warna yang dihasilkan stabil selama setidaknya 24 jam jika
terdapat kelebihan persulfat dan bahan organik tidak ada. (Manganese (3500-Mn)/
Persulfate Method; Standard Method or the Examination of Water and Wastewater 23rd
edition, 2017).

11.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa kadar Mangan (Mn) yang
terlarut dalam sampel air.

11.3 Tinjauan Pustaka


Mangan (Mn) merupakan logam berwarna abu-abu keputihan, memiliki sifat
seperti besi (Fe), merupakan logam keras, mudah diretas, dan mudah teroksidasi.
Logam Mn merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar dalam tanah,
dalam bentuk oksida maupun hidroksida. Umumnya berada dalam keadaan senyawa
dengan berbagai macam valensi. Di dalam hubungannya dengan kualitas air yang
sering dijumpai adalah senyawa mangan dengan valensi 2, valensi 4, valensi 6. Di
dalam sistem air alami dan juga di dalam sitem pengolahan air, senyawa mangan dan
besi berubah-ubah tergantung derajat keasaman (pH) air (Eaton,2005)
Kadar Mn dalam lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktifitas
manusia dan industri. Mangan yang bersumber dari aktivitas manusia dapat masuk ke
lingkungan air, tanah, udara, dan makanan. Kadar mangan dalam dosis tinggi bersifat
toksik. Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan
kadar yang tinggi, Mn4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi
Mn2+ yang bersifat larut. Mn2+ berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida, dan larut
dalam air. Mangan dan besi valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki
kondisi anaerob (Cole, 1988).
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan metode
pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ini digunakan sering disebut
dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi
radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh
suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang
berbeda. Spektrofotometri dengan metode persulfat dimana senyawa mangan terlarut
dioksidasi oleh persulfat dan dengan adanya perak nitrat membentuk permanganat.
Apabila ada persulfat berlebih dan tidak ada zat organik, maka warna yang dihasilkan
akan atabil dalam waktu tidak lebih dari 24 jam (Rodger, 2017).

11.4 Alat dan Bahan


11.4.1 Alat
1) Erlenmeyer 250 ml
2) Gelas ukur 100 ml
3) Pipet
4) Pipet ukur 10 ml
5) Buret
6) Statif
7) Corong
11.4.2 Bahan
1) Sampel air sungai UNTAG 25 ml
2) Asam Nitrat pekat (HNO3) sebanyak 3 tetes
3) Larutan AgNO3 1⁄35,45 N sebanyak 4,4 ml

4) Serbuk Kristal K2S2O8 sebanyak 1 spatula


5) Larutan standart KMnO4
11.5 Skema Kerja

Mengambil sampel air sungai depan UNTAG

Menuangkan sampel air ke dalam gelas ukur menggunakan corong sebanyak 25


ml

Menuangkan sampel air ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml

Menambahkan 3 tetes larutan HNO3 pekat

Menitrasi dengan larutan AgNO3 hingga muncul endapan

Memanaskan menggunakan hot plate dan menambahkan 1 spatula K2S2O8

Menunggu hingga mendidih dan berubah warna menjadi violet

Mengitung kadar Mn dengan membandingkan warna sampel dengan warna


pada tabung Nessler

Hasil

Gambar 11. 1 Skema Kerja Analisa Mangan


11.6 Hasil Pengamatan dan Analisa Perhitungan
11.6.1 Hasil Pengamatan Analisa Mangan
Tabel 11. 1 Hasil Pengamatan Analisa Mangan
No. Perlakuan Pengamatan Gambar
1. Mengambil sampel air Tidak terjadi
sungai UNTAG perubahan.

2. Menuangkan sampel air Tidak terjadi


ke dalam gelas ukur perubahan.
menggunakan corong
sebanyak 25 ml

3. Menuangkan sampel air Tidak terjadi


ke dalam erlenmeyer perubahan.
berukuran 250 ml

4. Menambahkan 3 tetes Tidak terjadi


larutan HNO3 pekat perubahan.
No. Perlakuan Pengamatan Gambar
5. Menitrasi dengan Muncul endapan
larutan AgNO3 hingga berwarna putih pekat.
muncul endapan

6. Memanaskan Sampel berwarna


menggunakan hot plate putih pekat.
dan menambahkan 1
spatula K2S2O8

7. Menunggu hingga Sampel berubah


mendidih dan berubah warna menjadi sedikit
warna menjadi violet violet.

8. Mengitung kadar Mn Sampel tetap


dengan berwarna sedikit
membandingkan warna violet.
sampel dengan warna
pada tabung Nessler

Sumber: Hasil Dokumentasi


11.6.2 Analisa Perhitungan
Berdasarkan praktikum analisa mangan yang telah dilakukan mendapatkan hasil
berupa penggunaan larutan AgNO3 sebanyak 4,4 ml. Berdasarkan data tersebut dapat
digunakan untuk menghitung kadar mangan dalam sampel air.
Dengan rumus sebagai berikut :
1000 𝐵𝐸 𝑀𝑛
Mangan (mg/L) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑛 × 𝑎 × 𝐵𝐸 𝐾𝑀𝑛𝑂
4

Diketahui : v sampel = 25 ml
ml AgNO3 = 4,4 ml
n KMnO4 = 0,01 N
a = 0,2 (hasil membandingkan dengan tabung Nessler)
Ditanya : Kadar Mn ?
Jawab :
BE berasal dari Mr pada tabel periodik.
𝐵𝐸 𝑀𝑛 = 54,94
𝐵𝐸 𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 39,1 + 54,94 + 64
= 158,04
1000 54,94
Mangan (mg/L) = × 0,01 × 0,2 × 158,04
25

= 40 × 0,002 × 0,35
= 40 × 0,0007
= 0,028 mg/L
Jadi berdasarkan perhitungan diatas diperoleh kadar mangan dari sampel sungai
UNTAG adalah sebesar 0,028 mg/L. Berikut perbandingan hasil perhitungan antar
kelompok:
Tabel 11. 2 Data Perbandingan Kadar Mangan
No. Kelompok Mangan (mg/L) Lokasi Sampel
1. 1 0,0418 Sungai depan UHT
2. 2 0,028 Sungai depanUNTAG
3. 3 0,028 Sungai depan STEISIA
4. 4 0,001388 Sungai Kali Bokor
5. 5 0,00136 Sungai Bundaran ITS
6. 6 0,028 Sungai UNAIR Kampus C
Sumber: Data Kelompok
11.6.3 Pembahasan Analisa Mangan
Tabel 11. 3 Data Perbandingan Kadar Mangan
No. Kelompok Mangan (mg/L) Lokasi Sampel
No. Kelompok Mangan (mg/L) Lokasi Sampel
1. 1 0,0418 Sungai depan UHT
2. 2 0,028 Sungai depanUNTAG
3. 3 0,028 Sungai depan STEISIA
4. 4 0,001388 Sungai Kali Bokor
5. 5 0,00136 Sungai Bundaran ITS
6. 6 0,028 Sungai UNAIR Kampus C
Sumber: Data Kelompok

Mangan (mg/L)
0.045 0.0418
0.04
0.035
0.03 0.028 0.028 0.028
mg/L

0.025
0.02
0.015 Klorida (mg/L)
0.01
0.001388
0.005 0.00136
0
1 2 3 4 5 6
Sampel Air Sungai Kelompok

Gambar 11. 2 Grafik Perbandingan Kadar Mangan


Sumber: Data Kelompok
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa kadar mangan (Mn) yang terlarut pada
sampel air. Mangan (Mn) merupakan logam berwarna abu-abu keputihan, memiliki sifat
seperti besi (Fe), merupakan logam keras, mudah diretas, dan mudah teroksidasi. Logam Mn
merupakan salah satu logam dengan jumlah sangat besar dalam tanah, dalam bentuk oksida
maupun hidroksida. Kadar Mn dalam lingkungan meningkat sejalan dengan meningkatnya
aktifitas manusia dan industri.

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran


serapan sinar monokromatis oleh suatu larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Spektrofotometri dengan metode persulfat dimana senyawa
mangan terlarut dioksidasi oleh persulfat dan dengan adanya perak nitrat membentuk
permanganat. Apabila ada persulfat berlebih dan tidak ada zat organik, maka warna yang
dihasilkan akan atabil dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai