Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN AKTUALISASI PEMBUATAN FORMAT SKRINING GIZI ANAK,

DEWASA, IBU HAMIL DAN LANSIA SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG


KONSULTASI GIZI DI UPT PUSKESMAS SUNGAYANG
UPT PUSKESMAS SUNGAYANG

BATUSANGKAR

DISUSUN OLEH :

FITRAH ILLAHI, A. Md.Gz

A61.4.33

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

ANGKATAN LXI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

TAHUN 2019
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan


tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan.
Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas.
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan gizi di puskesmas perlu
memahami tentang proses terjadinya masalah gizi sehingga dapat menentukan
diagnosis dan intervensi gizi dengan tepat dan cepat, baik pada pelayanan gizi
perseorangan maupun masyarakat. Keberhasilan proses asuhan gizi sangat ditentukan
oleh efektivitas intervensi gizi melalui edukasi dan konsultasi gizi yang efektif,
pemberian dietetik yang sesuai untuk pasien dan kolaborasi dengan profesi lain.
Proses asuhan gizi di masyarakat termasuk individu menitikberatkan kepada upaya
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Upaya pencegahan kedua berfokus pada
deteksi dini penyakit melalui skrining atau bentuk lain dalam penilaian risiko.
Konsultasi gizi adalah sebuah dukungan kegiatan kolaborasi antara konselor
dan klien untuk menetapkan pilihan makanan bergizi, aktivitas, menetapkan tujuan
untuk mengatasi masalah gizi dan meningkatkan status kesehatan. Tujuannya
membantu klien mengidentifikasi dan menganalisis masalah, memberikan alternatif
pemecahan masalah, dan membimbing kemandirian mengatasi masalah. Sasaran
konsultasi adalah individu. Skrining gizi merupakan tahap awal menentukan
malnutrisi pada pasien. Skrining gizi tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien/klien yang berisiko, tidak berisiko malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi
khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelainan metabolik, anak, geriatrik,
pasien dengan imunitas menurun, dan sebagainya.
Langkah awal yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan baik ahli gizi,
perawat atau dokter sebelum proses asuhan gizi terstandar adalah skrining. Skrining
gizi merupakan proses yang cepat dan sederhana untuk mendeteksi pasien yang
berisiko malnutrisi sebelum memasuki proses Nutrition Care Process (NCP)/ Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Skrining gizi terbukti mampu mencegah penurunan
status gizi yang biasa terjadi pada pasien. Selain itu, dengan adanya skrining gizi,
proses asuhan gizi akan lebih efektif dan efisien karena skrining gizi mampu
mengidentifikasi dengan baik kelompok-kelompok khusus yang memerlukan
intervensi gizi yang spesifik.
Alat skrining gizi yang biasa digunakan seperti Malnutrition Screening Toll
(MST) yang dikembangkan oleh American Society for Parenteral and Enteral
Nutrition (ASPEN). Terdapat banyak metode yang dapat digunakan dalam melakukan
skrining tergantung pada kelompok usia. Komponen utama skrining gizi terbagi 4 hal
yaitu (1) kondisi sekarang mencakup berat badan (BB), tinggi badan (TB), indeks
massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas(LILA), (2) kondisi yang stabil ditandai
dengan ada tidaknya kehilangan berat badan, (3) kondisi memburuk (penurunan
asupan),dan (4) pengaruh penyakit terhadap status gizi pasien.
Malnutrisi yaitu suatu kondisi dimana penderita mengalami penurunan berat
badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terkhir. Kriteria lain
yang digunakan adalah apabila saat pengukuran berat badan kurang dari 90% berat
badan ideal berdasarkan tinggi badan.
Masalah malnutrisi merupakan interaksi kompleks antara penyakit dan gizi.
Prevalensi kejadian malnutrisi yang ditemukan saat dilakukannya skrining gizi adalah
bervariasi sekitar 20-68%. Keadaan malnutrisi tersebut menyebabkan morbiditas dan
mortalitas seperti penurunan kekuatan otot dan infeksi. Malnutrisi dapat diketahui dari
parameter klinis dan biokimia. Pemeriksaan biokimia menjadi salah satu petunjuk
adanya kondisi klinis dan diimplementasikan sebagai parameter status malnutrisi.
Pelayanan yang disediakan di UPT Puskesmas Sungayang adalah konsultasi.
Konsultasi tersebut diantaranya adalah konsultasi gizi. Pelaksanaan konsultasi gizi di
UPT Puskesmas Sungayang dilakukan tanpa tolak ukur yang jelas, dimana pasien
langsung saja dikirim ke klinik gizi hanya dengan pemeriksaan fisik dan diagnosa
medis saja. Sehingga hasil yang dicapai dalam konsultasi gizi tersebut kurang
maksimal. Dengan adanya format skrining gizi ini diharapkan dapat membantu dalam
pengkajian awal pasien tersebut sebagai penentu jika pasien malnutrisi atau tidak,
sehingga dapat dilanjutkan untuk dilakukannya konsultasi gizi.
Berdasarkan data tentang pasien yang datang untuk melakukan konsultasi gizi
sekitar 42 pasien dengan berbagai masalah gizi. Konsultasi telah dilakukan pada
penyakit tidak menular (PTM), ibu hamil dengan gangguan gizi dan masalah
kesehatan lainnya, anak dengan status gizi yang bermasalah, serta lansia.
Skrining gizi awal sebaiknya dilakukan oleh petugas kesehatan seperti perawat
pada poli umum, bidan pada poli anak dan ibu. Setelah skrining dilakukan dilanjutkan
dengan menjumlahkan skor status gizi (malnutrisi) pasien. Jika pasien tersebut
beresiko malnutrisi, sebaiknya dilakukan rujukan dari poli ke bagian klinik gizi untuk
dilakukannya konsultasi gizi oleh petugas gizi. Oleh sebab itu, pelayanan konsultasi
gizi kepada pasien lebih optimal karena telah menggunakan tolak ukur yang jelas.
Berdasarkan pelaksanaan konsultasi gizi yang telah dilakukan di UPT
Puskesmas Sungayang, diperoleh data kunjungan pasien dalam 3 bulan terakhir
sebagai berikut:

Tabel 1 Pasien yang Melakukan Konsultasi Gizi di UPT Puskesmas Sungayang


No Konsultasi Jumlah Pasien
1 Skrining Awal 0
2 Tanpa Skrining Awal 42
Jumlah 42
Sumber : Perkiraan dari Penulis

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa pasien yang melakukan konsultasi gizi


tanpa dilakukannya skrining gizi awal adalah sebanyak 0 orang dan tanpa
dilakukannya skrining gizi adalah sebanyak 42 pasien.

Grafik 1 Pasien yang Melakukan Konsultasi Gizi di UPT Puskesmas Sungayang

Sumber : Perkiraan dari Penulis


Berdasarkan grafik 1 bahwa persentase pasien yang melakukan konsultasi gizi
tanpa dilakukannya skrining gizi awal adalah sebanyak 0% dan tanpa dilakukannya
skrining gizi adalah sebanyak 100%.
ANALISIS USG

Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgency,
keseriusan, dan perkembangan usy dengan menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki
total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Uraian isu tersebut adalah:
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tersebut.
b. Seriousness
Seberpa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
c. Growth
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan masalah penyebab isu yang akan memburuk jika dibiarkan.

Maka untuk penetapan isu dibuat berdasarkan tabel matriks USG

Tabel 2 Analisis USG Terhadap Masih Banyaknya Pasien Yang Melakukan Konsultasi
Gizi Tanpa Dilakukannya Skrining Gizi Awal Di UPT Puskesmas Sungayang
No Isu-isu Kriteria Total Nilai Ranking
U S G
1 Masih banyaknya pasien yang belum 4 4 4 12 1
ditentukan skor malnutrisinya untuk
dilakukan konsultasi gizi di UPT
Puskesmas Sungayang

2 Belum adanya format skrining gizi pada 3 4 3 10 2


anak, dewasa, ibu hamil, dan dewasa di
UPT Puskesmas Sungayang
3 Belum adanya sosialisasi tentang skrining 3 3 3 9 3
gizi awal pasien pada petugas poli di
UPT Puskesmas Sungayang
Keterangan :
5 = Sangat mempengaruhi
4 = Mempengaruhi
3 = Cukup mempengaruhi
2 = Kurang mempengaruhi
1 = Tidak mempengaruhi
Berdasarkan tabel matriks USG diatas maka ditetapkanlah penetapan isu sesuai
jumlah yang terbanyak yaitu “Masih banyaknya pasien yang belum ditentukan skor
malnutrisinya untuk dilakukan konsultasi gizi di UPT Puskesmas Sungayang”.
RANCANGAN AKTUALISASI

UNIT KERJA : UPT Puskesmas Sungayang

IDENTIFIKASI ISU : Masih banyaknya Pasien yang Melakukan Konsultasi Gizi tanpa
dilakukannya Skrining Gizi Awal di UPT Puskesmas Sungayang

ISU YANG DIANGKAT : Masih banyaknya Pasien yang Melakukan Konsultasi Gizi tanpa
dilakukannya Skrining Gizi Awal di UPT Puskesmas Sungayang

GAGASAN PEMECAHAN ISU : Pembuatan Format Skrining Gizi Anak, Dewasa, Ibu Hamil dan Lansia
sebagai Sistem Pendukung Konsultasi Gizi di UPT Puskesmas
Sungayang

Tabel 3 Kegiatan Aktualisasi di UPT Puskesmas Sungayang

No Kegiatan Tahapan Output/ Hasil Keterbatasan Kontribusi Penguatan


Kegiatan Substansi Terhadap Nilai
Mata Visi Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 Pelaksanaan a. Membuat a. Rencana
konsultasi rencana kegiatan
b. Foto dan
kepada kegiatan
b. Melaksanakan catatan
pimpinan
konsultasi hasil
dengan konsultasi
c. Surat
pimpinan
c. Membuat surat persetujuan
persetujuan
dengan atasan
2 Pembuatan a. Mendesain 1. Format
Format Format Skrining
Skrining Skrining Gizi Gizi
2. Foto dan
Gizi Anak, Dewasa
hasil
Ibu Hamil dan
konsultasi
Lansia

b. Mengkonsulta
sikan Format
Skrining Gizi
Anak, Dewasa
Ibu Hamil dan
Lansia ke
atasan

c. Merevisi
format
skrining yang
telah
dikonsultasika
n pada atasan
3 Pemanfaatan 1. Mempersiapka 1. SOP
Format n SOP Pengisian
Skrining Pengisian Skrining
Gizi Skrining Gizi Gizi
2. Menjelaskan 2. Format
format Skrining
pengisian Gizi yang
skrining gizi telah diisi.
ke poli umum,
anak, dan ibu
3. Mengisi
format
skrining gizi
4 Penempelan 1. Mencetak SOP 1. SOP
SOP Skrining Gizi Skrining
2. Meminta tanda
Skrining Gizi
tangan SOP
Gizi di
Skrining Gizi
setiap
pada atasan
ruangan
3. Menempel
SOP Skrining
Gizi di setiap
ruangan
5 Pelaksanaan 1. Pemantauan 1. Format
evaluasi terhadap Skrining
skrining gizi Gizi yang
yang diisi oleh telah diisi
petugas oleh
2. Pemantauan
petugas
format 2. Laporan
skrining yang Evaluasi
digunakan dan yang berisi
yang tidak pengisian
digunakan saat skrining
merujuk gizi yang
pasien untuk benar
dilakukan
konsultasi gizi
3. Memperbaiki
pengisian
skrining gizi
yan dibuat
oleh petugas
6 Pembuatan 1. Membuat draf 1. Draf
Laporan laporan laporan
2. Mengkonsulta 2. Foto dan
sikan draf hasil
laporan konsultasi
3. Laporan
kepada
akhir
pimpinan
3. Memperbaiki
laporan

Anda mungkin juga menyukai