Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEDOKTERAN ISLAM

TADARUS AL –QUR’AN

DI BUAT OLEH :
NINING ANISMA (10542061315)
SITI NASTITI DEVIYANA ( 10542063915)
RASYIDAH HELFIANA (10542052313)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
Tadarus Al-Qur’an

1. Defenisi Al-Qur’an

Dalam istilah ilmu al-Qur’an, orang yang membaca al-Qur’an disebut dengan ‘’Qori’’.
Sedangkan orang yang memiliki kemampuan membaca al-Qur’an dengan baik, sesuai dengan
ilmu tajwid, serta memahami beranekaragam jenis bacaan al-Qur’an disebut dengan ‘’Qurro’’.
Biasanya, para qurro itu sekaligus menjadi ‘’al-Hafid’’ yang artinya telah menghafalkan 30
juzz. Wajar, jika banyak ditemukan banyak mufassir yang namanya diawali dengan ‘’al-Hafid
Ibn Katsir’’. Tentunya, seorang ulama’ yang memiliki gelar al-Hafid bukan hanya sekedar
mampu membaca al-Qur’an, tetapi mampu memahami kandunganya serta mampu
menganalisis ayat-ayat Allah swt dengan kemampuan yang dimilikinya.

Al-Qur’an artinya adalah bacaan (kitab suci), sedangkan orang yang membacanya
disebut dengan ‘’al-qori’’ yang artinya pembaca. Sedangkan al-Qira’aat adalah jamak dari kata
qiro’ah yang berasal dari qara’a – yaqra’u – qirâ’atan. Menurut istilah ilmu al-Qur’an al-Qira’at
ialah salah satu aliran dalam pelafalan/pengucapan Al-Qur’an yang dipakai oleh salah seorang
imam qura’ yang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan Al-Qur’anul Karim. Qira’at ini
berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah Saw. Biasanya orang-orang yang
memiliki kemampuan dalam bidang al-Qur’an, tidak sempurna kecuali telah menguasai tujuh
model gaya bacaan yang lebih populer dengan istilah ‘’qiroah sab’ah’’.

Kegiatan membaca saja disebut tilawah. Sedangkan lebih luas lagi, membaca dan
menelaah disebut qiraah. Maka, ayat pertama yang turun, “iqra”, sesungguhnya tidak sekedar
membaca dalam arti harfiah mengeja huruf-huruf melainkan membaca dalam pengertian
memahami, menelaah dan menganalisa. Adapun “tadarus” berasal dari akar kata “da-ra-sa”
yang artinya belajar. Maka, di dalam tadarus tidak saja terkandung pengertian membaca, tetapi
juga menelaah dan mempelajari. Kaum muslimin sekarang ini umumnya masih berada pada
level tilawah, meskipun kegiatannya bertajuk tadarus

2. Sejarah tadarus Al – Qur’an

Setiap Ramadhan, Malaikat Jibril AS dan Nabi Muhammad SAW saling membacakan
Al-Quran silih berganti terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan: Jibril membaca, Rasul
menyimaknya, silih berganti. Inilah tradisi tadarus pertama. Pada tahun wafatnya Rasul, Allah
SWT mengutus Jibril turun dua kali selama bulan Ramadhan untuk bertadarus dengan Rasul,
seolah menyiratkan bahwa Allah SWT ingin memastikan bahwa seluruh ayat-ayat Al-Quran
yang telah diwahyukan benar-benar dihafal, dikuasai dan dimengerti oleh kekasih-Nya itu

Tradisi tadarus ini diteruskan oleh kaum muslimin sepanjang waktu hingga kini.
Masjid, mushola dan surau bergemuruh lantunan ayat-ayat Al-Quran pada musim Ramadhan;
ada yang mampu mengkhatamkannya sekali, dua kali, tiga kali, dan bahkan ada yang sampai
30 kali mengkhatamkan Al-Quran selama Ramadhan dengan asumsi sehari 30 juz.

Membaca Al-Quran termasuk kegiatan ibadah, karena menurut Rasul huruf-hurunya


saja jika dibaca mengandung pahala. Namun demikian, hendaknya kaum muslimin tidak
berhenti pada bacaan saja, tetapi mestinya naik pada level memahami, menelaah dan
mempelajari kandungan makna yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Quran
Malam turunnya Al-Qur’an

” (Qs. Al-Baqarah [2]: 185). Maka, malam turunnya Al-Quran itu disebut pula dengan
malam kemuliaan atau Lailatul Qadr. “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam
kemuliaan (lailatul qadr).” (Qs. Al-Qadr [97]: 1)

3. Hadist tadarus Al- Qur’an

َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّاس قَا َل َكانَ َر‬ ٍ ‫ َع ِن اب ِْن َعب‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ضانَ ِحينَ يَ ْلقَاهُ ِجب ِْري ُل‬ َ ‫ َو َكانَ أَجْ َود ُ َما يَ ُكونُ فِى َر َم‬، ‫اس‬ِ َّ‫أَجْ َود َ الن‬
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ فَلَ َر‬، َ‫سهُ ْالقُ ْرآن‬ َ ‫ َو َكانَ يَ ْلقَاهُ فِى ُك ِل لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َم‬،- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫سلَ ِة‬
ُ ‫ضانَ فَيُدَ ِار‬ َ ‫الريحِ ْال ُم ْر‬
ِ َ‫أَجْ َود ُ بِ ْال َخي ِْر ِمن‬

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah
hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada
pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati
Rasulullah melebihi hembusan angin."

Hadits di atas adalah hadits ke-6 dalam Shahih Bukhari (‫)صحيح البخارى‬, di bawah
Kitab Bad’il Wahyi (‫( )كتاب بدء الوحى‬Permulaan Turunnya Wahyu). Hadits ini, di
samping menjelaskan sifat murah hati Rasulullah (terlebih saat Ramadhan), juga
menginformasikan bahwa Rasulullah melakukan tadarus Al-Qur'an bersama Jibril pada
malam bulan Ramadhan.

4. Penjelasan Hadits

َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ِ َّ‫أَجْ َودَ الن‬
ُ ‫ َكانَ َر‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اس‬

(Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati)

Kalimat (‫ ) ُج ْود‬artinya adalah memberi sesuatu kepada yang berhak


menerimanya. Ia lebih umum daripada sedekah. Sifat ini adalah sifat Allah SWT yang
Ia sukai jika manusia juga memilikinya.

‫إن هللا جواد يحب الجود‬

Sesungguhnya Allah Maha Pemurah, Dia mencintai orang yang bermurah hati. (HR.
Tirmidzi)

Sebaik-baik manusia yang dicintai oleh Allah adalah Rasulullah. Dan beliau
manusia terbaik pemilik sifat ini. Maka banyak kita dapatkan riwayat yang menjelaskan
sifat murah hati beliau. Misalnya dalam riwayat Anas bin Malik:

‫أنا أجود ولد آدم وأجودهم بعدي رجل علم علما فنشر علمه ورجل جاد بنفسه في سبيل هللا‬
Saya adalah keturunan anak Adam yang paling bermurah hati dan orang yang
paling bermurah hati setelahku adalah orang yang memiliki ilmu dan menyebarkan
ilmunya serta orang yang menyerahkan dirinya untuk berjuang di jalan Allah.

Dalam riwayat yang lain Anas bin Malik menyebutkan:

‫كان النبي صلى هللا عليه و سلم أشجع الناس وأجود الناس‬

Nabi SAW adalah orang yang paling berani dan paling murah hati

‫ضانَ ِحينَ يَ ْلقَاهُ ِجب ِْري ُل‬


َ ‫َو َكانَ أَجْ َود ُ َما يَ ُكونُ فِى َر َم‬

(Rasulullah lebih pemurah lagi ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan)

Sifat murah hati Rasulullah yang demikian besar, bertambah hebat lagi pada
waktu bulan Ramadhan. Pada hari biasa saja kedermawanan Rasulullah sulit untuk
dilakukan. Seperti dalam riwayat Ahmad: "Tidak ada sesuatu yang diminta dari beliau
kecuali beliau memberikannya." Sedangkan riwayat dari Jabir "Tidak pernah ada
sesuatu yang diminta dari beliau lalu dijawab 'tidak'"

َ‫سهُ ْالقُ ْرآن‬ َ ‫َو َكانَ َي ْلقَاهُ فِى ُك ِل لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َم‬


ُ ‫ضانَ فَيُدَ ِار‬

(Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-
Qur'an)

Kalimat inilah yang menyebabkan mengapa hadits ini ditaruh pada kitab bad'il
wahyi (permulaan turunnya wahyu). Sebab Rasulullah SAW biasa melakukan tadarus
bersama Jibril pada setiap Ramadhan. ‫مدرسه‬menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani artinya
adalah menghafal Al-Qur'an. Pada prakteknya, Rasulullah membaca Al-Qur'an (tentu
saja dengan menghafalnya) di hadapan Jibril dan Jibril yang mengeceknya. Ini untuk
memastikan bahwa tidak ada satu huruf pun yang salah. Seluruh Al-Qur'an harus sama
sebagaimana adanya di lauh mahfudz. Tidak boleh ada perbedaan sedikitpun. Maka
proses ini merupakan upaya berikutnya setelah pada hadits sebelumnya dijelaskan
bagaimana Rasulullah dimudahkan Allah dalam menghafal Al-Qur'an, tanpa
diperkenankan untuk langsung menirukan Jibril hingga Jibril selesai menyampaikan
ayat-ayat yang diturunkan pada saat itu.

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadits ini juga menjadi bukti bahwa Al-Qur'an
diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan. Lalu setiap Ramadhan dicek, bahkan
pada Ramadhan terakhir sebelum Rasulullah wafat, pengecekan (tadarus) ini
berlangsung dua kali.

َ ‫الريحِ ْال ُم ْر‬


ُ ‫فَلَ َر‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫سلَ ِة‬
َّ ‫سو ُل‬
ِ‫َّللا‬ ِ َ‫أَجْ َود ُ بِ ْال َخي ِْر ِمن‬

(Maka sifat murah hati Rasulullah –di bulan Ramadhan- melebihi hembusan angin)
‫سلَ ِة‬ ْ
َ ‫ال ُم ْر‬artinya adalah berhembus dengan cepat. Digambarkan demikian karena
kedermawanan Rasulullah lebih cepat dari hembusan angin. Dan kedermawanan
Rasulullah selalu ada sebagaimana hembusan angin yang selalu ada pula.

5. Keutamaan Tadarus Al-Qur’an

1. Menjadi sebaik-baiknya manusia

Dari shahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

(( ُ‫علَّ َمه‬ َ ‫ رواه البخاري )) َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن ت َ َعلَّ َم ا ْلقُ ْر‬.


َ ‫آن َو‬
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
[Al-Bukhari 5027]

2. Memperoleh kebaikan berlipat

Dari shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda :

((
َ ‫آخر‬
‫ين‬ َ َ‫ب أ ْق َواما ً َوي‬
ِ ‫ض ُع ِب ِه‬ ِ ‫إن هللاَ يَ ْرفَ ُع بِ َهذَا ال ِكتَا‬
َّ )) ‫ رواه مسلم‬.
“Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur`an ini mengangkat suatu kaum, dan
menghinakan kaum yang lainnya.” [HR. Muslim 269]

3. Mendapat syafaat dihari akhir

Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
« ‫ص َحابِه‬ َ ‫آن فَ ِإنَّهُ يَأْتِى يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة‬
ْ َ ‫ش ِفيعًا أل‬ َ ‫»ا ْق َر ُءوا ا ْلقُ ْر‬
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari
Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.”
[HR. Muslim 804]

4. Dikumpulkan disurga bersama malaikat

Dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, bahwa Rasulullah


shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

((ُ ‫ َوالَّذِي يَ ْق َرأ‬،‫سفَ َر ِة ال ِك َر ِام البَ َر َر ِة‬


َّ ‫آن َو ُه َو َما ِه ٌر ِب ِه َم َع ال‬َ ‫الَّذِي يَ ْق َرأ ُ القُ ْر‬
‫ان‬
ِ ‫أج َر‬ ْ ُ‫َاق لَه‬
ٌّ ‫علَ ْي ِه ش‬ َ ‫علَ ْي ِه))ا ْلقُ ْر‬
َ ‫آن َويَتَت َ ْعت َ ُع فِي ِه َو ُه َو‬ َ ‫ق‬
ٌ ‫متف‬
“Yang membaca Al-Qur`an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat
yang mulia. Sedangkan yang membaca Al-Qur`an namun dia tidak tepat dalam
membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” [Al-Bukhari
4937, Muslim 244]

5. Mengangkat derajat

Dari shahabat An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabi radhiallahu ‘anhu berkata : saya
mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

« ُ‫ورة‬ َ ‫س‬ُ ُ‫ون ِب ِه ت َ ْق ُد ُمه‬ َ ‫آن يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َوأ َ ْه ِل ِه الَّذ‬


َ ُ‫ِين كَانُوا يَ ْع َمل‬ ِ ‫يُ ْؤتَى ِبا ْلقُ ْر‬
‫اح ِب ِه َما‬
ِ ‫ص‬َ ‫ان ع َْن‬ َ ‫»ا ْلبَقَ َر ِة َوآ ُل ِع ْم َر‬.
ِ ‫ان ت ُ َحا َّج‬
“Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin
membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah
surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran, keduanya akan membela orang-orang yang
rajin membacanya.” [HR. Muslim 805]

6. Menjadi pembeda

Dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

((
‫آن َمث َ ُل األُتْ ُر َّج ِة‬ َ ‫ َمث َ ُل ا ْل ُم ْؤ ِم ِن الَّذِي يَ ْق َرأ ُ القُ ْر‬: ‫ب‬ ٌ ِ‫ط ْع ُم َها َطي‬َ ‫ب َو‬ ٌ ِ‫طي‬َ ‫ِري ُح َها‬
‫آن َك َمث َ ِل الت َّ ْم َر ِة‬َ ‫ َو َمث َ ُل ا ْل ُم ْؤ ِم ِن الَّذِي الَ يَ ْق َرأ ُ القُ ْر‬،: ‫ط ْع ُم َها ُح ْل ٌو‬
َ ‫الَ ِري َح لَ َها َو‬
‫الريحانَ ِة‬ َّ ‫القرآن َك َمث ِل‬َ ‫ق الَّذِي يقرأ‬ ِ ِ‫ َو َمث ُل ال ُمنَاف‬،: ‫ب َو َط ْع ُم َها ُم ٌّر‬ ٌ ِ‫طي‬َ ‫ري ُح َها‬
‫آن َك َمث ِل ال َح ْن َظلَ ِة‬ َ ‫ق الَّذِي الَ َي ْق َرأ ُ القُ ْر‬ ِ ‫ َو َمث َ ُل ال ُمنَا ِف‬،: ‫س لَ َها ِري ٌح َو َط ْع ُم َها‬ َ ‫لَ ْي‬
‫علَ ْي ِه )) ُم ٌّر‬َ ‫ق‬ ٌ ‫ متف‬.
“Perumpaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah
Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min
yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada
aromanya namun rasanya manis.

Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti


buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpaan
seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah
Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” [Al-Bukhari 5427,
Muslim 797]
6. Kewajiban muslim tadarus Al-Qur’an

1. Mengimaninya

ُ ‫س ِل ِه ََل نُفَ ِر ُق بَيْنَ أَ َح ٍد ِم ْن ُر‬


ۚ ‫س ِل ِه‬ َّ ‫سو ُل ِب َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَ ْي ِه ِم ْن َر ِب ِه َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ ۚ ُك ٌّل آ َمنَ ِب‬
ُ ‫اَّللِ َو َم ََلئِ َكتِ ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو ُر‬ ُ ‫الر‬
َّ َ‫آ َمن‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ ْ
ِ ‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َو ِإلَيْكَ ال َم‬
ُ ۖ ‫ط ْعنَا‬َ َ‫س ِم ْعنَا َوأ‬ َ ‫َوقَالُوا‬

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami
tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya",
dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". ( Q.S Al-Baqarah : 285 )

2. Membacanya

َ‫َاب َيتْلُونَهُ َح َّق ِت ََل َو ِت ِه أُو َٰلَئِكَ يُؤْ ِمنُونَ ِب ِه ۗ َو َم ْن َي ْكفُ ْر ِب ِه فَأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ْالخَا ِس ُرون‬
َ ‫الَّذِينَ آت َ ْينَا ُه ُم ْال ِكت‬

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya


dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang
ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.( Q.S Al-Baqarah : 121 )

3. Mendengarkannya

ِ ‫ئ ْالقُ ْرآنُ فَا ْست َِمعُوا لَهُ َوأَ ْن‬


َ‫صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬ َ ‫َو ِإذَا قُ ِر‬

Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah


dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. ( Q.S Al- A’raf : 204 )

4. Mentadaburrinya

ً ِ‫اختِ ََلفًا َكث‬


‫يرا‬ َّ ‫أَفَ ََل يَتَدَب َُّرونَ ْالقُ ْرآنَ ۚ َولَ ْو َكانَ ِم ْن ِع ْن ِد َغي ِْر‬
ْ ‫َّللاِ لَ َو َجد ُوا فِي ِه‬

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran


itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya. ( Q.S An-Nissa : 82 )

5. Menghafal dan menjaga hafalannya

ِ ‫ِإنَّا نَحْ نُ ن ََّز ْلنَا‬


ُ ‫الذ ْك َر َو ِإنَّا لَهُ لَ َحا ِف‬
َ‫ظون‬

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-


benar memeliharanya. ( Q.S Al-Hijr : 9 )
6. Mengamalkannya

‫وف َويَ ْن َها ُه ْم َع ِن‬ِ ‫اْل ْن ِجي ِل يَأ ْ ُم ُر ُه ْم بِ ْال َم ْع ُر‬


ِ ْ ‫ي الَّذِي يَ ِجد ُونَهُ َم ْكتُوبًا ِع ْندَ ُه ْم فِي الت َّ ْو َراةِ َو‬ َّ ‫ي ْاْل ُ ِم‬
َّ ِ‫سو َل النَّب‬ ُ ‫الر‬َّ َ‫الَّذِينَ يَتَّبِعُون‬
‫َت َعلَ ْي ِه ْم ۚ فَالَّذِينَ آ َمنُوا بِ ِه‬
ْ ‫ص َر ُه ْم َو ْاْل َ ْغ ََل َل الَّتِي كَان‬ ْ ِ‫ض ُع َع ْن ُه ْم إ‬
َ َ‫ث َوي‬ َ ِ‫ت َويُ َح ِر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬ ِ ‫طيِبَا‬ َّ ‫ْال ُم ْنك َِر َوي ُِح ُّل لَ ُه ُم ال‬
َٰ
َ‫ور الَّذِي أ ُ ْن ِز َل َمعَهُ ۙ أُولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِلحُون‬ َ ُّ‫ص ُروهُ َوات َّ َبعُوا الن‬ َ َ‫َو َع َّز ُروهُ َون‬

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. ( Q.S Al-A’raf :157 )

7. Manfaat tadarus Al-Qur’an bagi kesehatan

Sebuah survey yang dilakukan oleh Dr Ahmed Al-Qadhi di Klinik Besar Florida,
Amerika Serikat, telah berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci
Alquran, ternyata memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar. Termasuk salah
satunya dapat menangkal berbagai macam penyakit. Hal tersebut, kemudian dikuatkan lagi
oleh penemuan Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston.

Dalam Islam, bagi mereka yang sedang mengaji disarankan untuk bersuara atau
minimal terdengar oleh telinga sendiri. Rupanya, setiap sel di dalam tubuh manusia
bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun dalam
getaran ini akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh.

"Sel-sel yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan


keseimbangannya," tutur Muhammad Salim dalam hasil penelitiannya itu.

Dr Al Qadhi menemukan, membaca Alquran dengan bersuara, akan memberikan


pengaruh yang luar biasa terhadap sel-sel otak untuk mengembalikan keseimbangannya.
Penelitian berikutnya, membuktikan sel kanker dapat hancur dengan menggunakan
frekuensi suara saja.

Ini membuktikan, membaca Alquran memiliki dampak hebat dalam proses


penyembuhan penyakit sekaliber kanker, tentu harus dengan keyakinan dan tawakal. Tidak
hanya itu, virus dan kuman juga berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Alquran, dan di
saat yang sama, sel-sel sehat menjadi aktif.

Pengembalian keseimbangan tubuh itu dengan baca Alquran, juga tertulis dalam
Surat Al Isra 17: 82. "Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian"

Umat Islam harus lebih sering lagi rajin dalam membaca Alquran, karena dalam
sebuah penelitian lainnya, ditemukan bahwa suara yang paling memiliki pengaruh kuat
terhadap sel-sel tubuh, adalah suara si pemilik tubuh itu sendiri. Hal itu juga tertulis dalam
Surat Al-Araf 7: 55, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas"

Untuk itu, sebaiknya bacalah Alquran di pagi hari dan malam hari sebelum tidur,
untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal. Kurangi mendengarkan musik hingar
bingar, ganti saja dengan murotal yang jelas memberikan efek menyembuhkan. Perbaiki
membaca Alquran (baca dengan tartil, penuhi Hukum Tajwid), karena efek suara kita
sendirilah yang paling dahsyat dalam penyembuhan.

8. Pahala yang didapatkan tadarus Al-Qur’an saat ramadhan

Berbeda dengan bulan lainnya, Ramadan memiliki keistimewaan yang luar biasa.
Di mana seluruh umat muslim amat menanti datangnya bulan penuh berkah dan ampunan
itu.

Ramadan selalu mengandung kebaikan dalam setiap detiknya. Tidak heran jika
seluruh umat muslim di seluruh jagat raya berlomba-lomba demi mendapatkan pahala.
Tadarus Alquran biasanya dilakukan di malam hari Ramadan, di mana masjid-masjid ramai
menyuarakan lantunan merdu ayat suci Alquran.

Rasullulah pernah bersabda seperti yang diriwayatkan Abu Huraira RA: " Barang
siapa yang memeriahkan bulan Ramadan dengan ibadah dengan penuh keimanan dan
keikhlasan, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu" , (Shahih Bukhari).

Alquran selalu memberikan kebaikan pada setiap umat muslim yang ikhlas
membacanya pada malam Ramadan. Rasullulah juga mengatakan bahwasanya membaca
Alquran pada bulan suci ramadan merupakan sunah, yang dapat dilakukan semampunya.

Orang yang melakukan Tadarus Alquran diibaratkan layaknya limau yang harum
baunya dan lezat rasanya. Alquran bagai suatu hidangan yang tak pernah membosankan,
semakin sering dinikmati dan dibaca maka di situlah bertambah nikmatnya, karena Allah
SWT akan melipat gandakan pahala bagi orang yang rajin melakukan Tadarus Alquran saat
Ramadan.

9. Ayat yang memerintahkan tadarus Al-Qur’an

َ‫َاب يَتْلُونَهُ َح َّق ِت ََل َوتِ ِه أُو َٰلَئِكَ يُؤْ ِمنُونَ ِب ِه ۗ َو َم ْن َي ْكفُ ْر ِب ِه فَأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ْالخَا ِس ُرون‬
َ ‫الَّذِينَ آت َ ْينَا ُه ُم ْال ِكت‬
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang
ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.( Q.S Al-Baqarah : 121 )

Anda mungkin juga menyukai