PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu Isolasi sosial
2. Mengetahui Penyebab isolasi sosial
3. Mengetahui rentang respon isolasi sosial
4. Mengetahui proses terjadinya masalah isolasi sosial
5. Mengetahui tanda dan gejala isolasi sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting
dalam masa ini, agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
2) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan
faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga
disebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu
keluarga, seperti anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan
sosial.
3) Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas
mempengaruhi adalah otak . Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan
pada keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita
skizofrenia. Klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam
hubungan sosial terdapat kelainan pada struktur otak seperti atropi,
pembesaran ventrikel, penurunan berat volume otak serta perubahan
struktur limbik.
b. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal meliputi:
1) Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan
seperti perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian
karena ditinggal jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
(Damaiyanti, 2012: 79)
4
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan,
mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Individu juga
harus membina saling tergantung yang merupakan keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan Respon adaptif
Respon maladaptif
5
a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing
dari lingkungannya, merasa takut dan cemas.
b. Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina
hubungan dengan orang lain.
c. Ketergantungan (dependen) akan terjadi apabila individu gagal
mengembangkan rasa percaya diri akan kemampuannya. Pada
gangguan hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan sebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan
individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan
pada orang lain.
d. Manipulasi adalah individu memperlakuakan orang lain sebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan
individu cenderung berorientasi pada diri sendiri.
e. Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
f. Narcisisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh, selalu
berusaha untuk mendapatkan penghargaan dan pujian yang terus
menerus, sikapnya egosentris, pencemburu, dan marah jika orang lain
tidak mendukungnya. (Trimelia, 2011: 9)
6
mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti
lansia, orang cacat, dan penderita penyakit kronis.
4. Faktor komunikasi dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang
dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya
menginformasikan hal-hal yang negative dan mendorong anak
mengembangkan harga diri rendah. Seseorang anggota keluarga
menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar
keluarga.
b) Stressor presipitasi
1. Stressor sosial budaya
Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan
faktor keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan
berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya
karena dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologis
Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan
dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan
untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan
kecemasan tingkat tinggi.(Prabowo, 2014: 111)
2.5 Tanda Dan Gejala
Gejala subjektif
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Klien merasa bosan
d. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
e. Klien merasa tidak berguna
Gejala objektif
7
a. Menjawab pertanyaan dengan singkat, yaitu “ya” atau “tidak” dengan
pelan
b. Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada
c. Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
d. Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
e. Mondar-mandir atau sikap mematung atau melakukan gerakan secara
berulang-ulang
f. Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
g. Ekspresi wajah tidak berseri
h. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
i. Kontak mata kurang atau tidak ada dan sering menunduk
j. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
(Trimelia, 2011: 15)
2.6 Pohon Masalah
Resiko Menciderai diri, Resiko Persepsi Sensori
Orang lain, Lingkungan Halusinasi
8
Mengeluh hidup tidak bermakna
Tidak memiliki kelebihan apapun
Merasa jelek
2. Obyektif:
Kontak mata kurang
Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Isolasi Sosial : Menarik diri
1. Subyektif :
Mengatakan malas berinteraksi
Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
Merasa orang lain tidak selevel
Menyendiri
Mengurung diri
Tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi
Subyektif : Mengatakan mendengar suara bisikan/melihat bayangan
Obyektif :
Bicara sendiri
Tertawa sendiri
Marah tanpa sebab
9
No. Dx. Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi
interensi
31/9/19 1. Isolasi sosial a. Klien mampu Setelah bernteraksi klien 1) Tanyakan kpd klien
menyebutkan mampu menyebutkan ttg:
penyebab minimal satu penyebab Orang yang tinggal
menarik diri menarik diri dari : serumah / teman
Diri sendiri
sekamar klien.
Orang lain dan
lingkungan Orang yang paling
dekat dengan klien di
rumah/ di ruang
Perawatan Apa yang
membuat klien dekat
dengan orang
tersebut
Orang yang tidak
dekat dengan klien di
rumah/di ruang
Perawatan Apa yang
membuat klien tidak
dekat dengan orang
tersebut
Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2) Diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang lain.
3) Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
b. Klien mampu Setelah berinteraksi 1) Tanyakan pada klien
menyebutkan dengan klien dapat tentang :
keuntungan menyebutkan keuntungan Manfaat Hubungan
berhubungan berhubungan sosial, sosial dan Kerugian
social dan misalnya: menarik diri.
menarik diri Banyak teman
10
Tidak kesepian 2) Diskusikan bersama
Bisa diskusi klien tentang manfaat
Saling menolong dan berhubungan sosial
kerugian menarik diri, dan kerugian menarik
misalnya: sendiri, diri.
kesepian, tidak bisa 3) Beri pujian terhadap
diskusi. kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya.
11
mengungkapkan
perasaannya.
e. Klien Setelah pertemuan 1) Diskusikan
mendapat keluarga dapat pentingnya peran
dukungan mempraktekkan cara serta keluarga
keluarga
merawat klien menarik sebagai pendukung
dalam
memperluas diri. untuk mengatasi
hubungan prilaku menarik
sosisal diri.
2) Diskusikan potensi
keluarga untuk
membantu klien
mengatasi perilaku
menarik diri
3) Jelaskan pada
keluarga tentang :
Pengertian
menarik diri
Tanda dan gejala
menarik diri
Penyebab akibat
menarik diri
Cara merawat
klien menarik diri
4) Latih keluarga cara
merawat klien
menarik diri.
5) Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
6) Beri motivasi keluarga
agar membantu klien
untuk bersosialisasi.
7) Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah sakit.
12
f. Klien dapat Setelah berinteraksi 1) Beri pujian jika klien
memanfaatkan klien menggunakan obat
mendemontrasikan dengan benar
obat dengan
2) Diskusikan akibat
baik. penggunaan obat dgn
berhenti minum obat
benar tanpa konsultasi
Setelah berinteraksi dengan dokter
klien menyebutkan 3) Anjurkan klien untuk
akibat berhenti minum konsultasi kepada
obat tanpa konsultasi dokter/perawat jika
terjadi hal–hal yang
dokter
tidak di inginkan .
13
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Isolasi social adalah keadaan dimana seseorang individu meningkat
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu tinggal dengan orang lain
sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Salah satu gangguan berhubungan social, perilaku menarik diri atau isolasi
social karena perasaan tidak berharga yang bisa dialami pasien dengan latar
belakang yang penuh dengan masalah, istirahat, kekecewaan, berbicara.
3.2 Saran
Demikian yang dapat saya jelaskan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya refrensi
yang ada hubungannya dengan makalah saya ini.
Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan dalam makalah – makalah yang selanjutnya akan saya tulis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell
Mukhripah Damaiyanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:
PT Refika Aditama.
Trimeilia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur: TIM.
15