Anda di halaman 1dari 36

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses yang akan dialami oleh semua wanita yang
ada di dunia. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) hal ini
dapat di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3
triwulanyaitu triwulan pertama yang dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulankedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan ketiga
daribulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008).
Kehamilan dan persalinan setiap ibu akan mengalami resiko kematian,
kesakitan ketidakpuasan baik pada bayi maupun pada ibu (Saifuddin, 2008).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu. Dengan adanya masa
nifas ini diharapkan agar ibu setelah melahirkan mendapatkan perawatan yang
baik dan dapat segera pulih kembali. Perawatan yang dilakukan harus sesuai
dengan kebutuhan ibu masing-masing, oleh karena itu kita sebagai perawat harus
mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh sang ibu.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat -
alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama 6 - 8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu,
diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam
pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis
bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir (Saifuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan
dalam mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan

1
2

miksi dan defekasi, perawatan payudara (mamma) yang ditujukan terutama untuk
kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, dan lain - lain.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa
medis P2A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

1.3. Tujuan
1 Tujuan Umum
Memperoleh kemampuan membuat dan menyajikan laporan dan asuhan
keperawatan serta pangalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien Ny. Y dengan diagnosa medis P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Ny. H di Ruang VK UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.2 Menganalisa data yang telah diperoleh dari masalah kesehatan Ny. H di
Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.3 Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Ny. H di Ruang VK UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.4 Memprioritaskan diagnosa keperawatan Ny. H di Ruang VK UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.5 Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan
pada Ny. H di Ruang VK P UPT uskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3.2.6 Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien Ny. H di
Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Teoritis
Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini diharapkan
memberikan sumbangan ilmu bagi keperawatan untuk menambah pengetahuan
untuk menambah pengetahuan mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan
3

diagnosa P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya. serta


memperkuat teori yang sudah ada.
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Penulis
1) Sebagai suatu syarat kelulusan praktik klinik
2) Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas
Pahandut Palangka Raya, serta aplikasinya.
3) Memperoleh pengalaman dalam membuat Laporan dan asuhan
keperawatan dibidang keperawatan dan memberikan informasi sebagai
bahan masukan Laporan dan asuhan keperawatan yang akan datang.
1.4.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan
Manfaat Laporan Studi Kasus bagi UPT Puskesmas Pahandut Palangka
Raya khusunya Bidan di Ruang VK adalah sebagi bahan masukan dalam
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelaksanaan serta bahan evaluasi
dan perbaikan asuhan keperawatan.
1.4.2.3 Bagi Institusi
Diharapkan menjadi sumber informasi, bacaan, dan bahan masukan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya yang terkait dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan P1A0 di Ruang VK UPT Puskesmas
Pahandut Palangka Raya.
1.4.2.4 Bagi Mahasiswa
Diharapkan menjadi sumber informasi, bacaan, dan bahan masukan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa STIKes Eka Harap Palangka Raya
khususnya yang terkait dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien P1A0 di
Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.4.2.5 Bagi Masyarakat
Diharapkan menjadi sumber informasi, bacaan, dan bahan masukan untuk
menambah wawasan bagi masyarakat Palangka Raya khususnya yang terkait
dengan P2A0 di Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356).
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak,2004:492).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2009).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama  6 minggu (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal,2002).

2.2. Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)


Adapun gejala klinis (fisiologi nifas) adalah sebagai berikut:
1) Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ
reproduksi yaitu:
a) Sistem Reproduksi
 Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan
pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi
fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi :
Tabel 1. TFU menurut masa involusi

INVOLUSI TFU BERAT UTERUS


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir  2 cm di bawah umbilicus dengan  1000 gram
bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis

4
5

1 minggu Pertengahan antara umbilikus dan 500 gram


simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 ram

2) Vagina dan Perineum


a) Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina. Macam – macam lochia :
 Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan.
 Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan.
 Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning.
Terjadi hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan.
 Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
3) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon
laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di
akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum
mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih
sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena
menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI.
Makin sering menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi.

2.3. Adaptasi Fisiologi dan Psikologi


2.3.1. Fisiologi
1) Involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang
disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim
dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
2) Inovasi tempat plasenta;setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat
permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini
6

mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas
1-2cm.
3) Perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
4) Perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi
saat nifas.
5) Dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.
6) Saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga
menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan
pyelum kembali normal dalam 2minggu.
7) Laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.

2.3.2. Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva-Rubin terbagi menjadi dalam
3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal
ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan
hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya
dan menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk
7

menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu


berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air
kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995: ) Sedangkan
stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan
kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut
dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

2.4. Patofisiologi dan Pathway


Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
“involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan
yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala.
8

Nifas dibagi dalam tiga periode :


1) Post partum daini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2) Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3) Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
9

PATHWAY POST PARTUM

POST PARTUM

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologi

Kelahiran bayi

SISTEM ENDOKRIN SISTEM SISTEM


REPRODUKSI KARDIOVASKULER
Perubahan dalam
Vulva vagina keluarga
Esterogen dan
progresteron menurun Involusi Perdarahan post
partum
Luka pada jalan Tidak Beradaptasi
Peningkatan prolaktin Servik lahir beradaptasi
dan eksitosin vagina Kehilangan asasi
rerineum vaskuler berlebih
Resiko Infeksi Inkompeten
 Trauma
 Odem Kekurangan
Isapan bayi Isapan tidak  Luka volume cairan
Resiko
adekuat bayi adekuat  Jahitan perubahan
menjadi orang
tua
Oksitosin Pembendungan ASI Gangguan
istirahat tidur
10

Duktus dan Payudara bengkak Ketidakefektifan


alveoli menyusui
kontraksi

Kontraktifitas otot
Tidak efektif
uterus meningkat
Efektif

Kepala bayi
ASI ASI tidak
masuk PAP
keluar keluarkeluar

TFU
Ibu tidak tahu meningkat
cara menyusui
bayi Pembukaan serviks dan
ketuban pecah
Kurang
pengetahuan Lendir pada kanalis
servikalis keluar
11

Sumber : ARLENE BURROUGH, (2007)


12

2.5. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan dari nifas adalah sebagai berikut:
1) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
3) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4) Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5) Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

2.6. Komplikasi
Adapun penatalaksanaan dari nifas adalah sebagai berikut:
1) Pembengkakan payudara
2) Mastitis (peradangan pada payudara)
3) Endometritis (peradangan pada endometrium)
4) Post partum blues
5) Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan
pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam
persalinan atau sesudah persalinan.
13

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Asuhan keperawatan pada ibu post partum


1. Pengkajian
Pengkajian Fisik
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,
management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
1. Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2. Spesifik: depresi postpartum.
3. Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan
libido.
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2) Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan
saluran kemih.
3) Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi;
diet yang tidak seimbang; trauma persalinan.
4) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peregangan perineum; luka
episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
5) Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
6) Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan;
perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
14

7) Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.

3. Intervensi keperwatan
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri akut b/d NOC : Pain Management
agen injuri
v Pain Level, § Lakukan · Mengetahui tingkat
fisik v Pain control, pengkajian nyeri pengalaman nyeri
(peregangan v Comfort level secara klien dan tindakan
perineum; luka Setelah dilakukan komprehensif keperawatan yang
episiotomi; askep selama …x termasuk lokasi, akan dilakukan untuk
involusi uteri; 24 jam, karakteristik, mengurangi nyeri
hemoroid; diharapkan nyeri durasi, frekuensi, · Reaksi terhadap
pembengkaka berkurang kualitas dan faktor nyeri biasanya
n payudara). Kriteria Hasil : presipitasi ditunjukkan dengan
v Mampu (PQRST) reaksi non verbal
mengontrol nyeri§ Observasi reaksi tanpa disengaja.
(tahu penyebab nonverbal dari · Mengetahui
nyeri, mampu ketidaknyamanan pengalaman nyeri
menggunakan § Gunakan teknik
tehnik komunikasi
nonfarmakologi terapeutik untuk
untuk mengurangi mengetahui · Penanganan nyeri
nyeri, mencari pengalaman nyeri tidak selamanya
bantuan) pasien diberikan obat. Nafas
v Melaporkan bahwa§ Ajarkan tentang dalam dapat
nyeri berkurang teknik non membantu
dengan farmakologi mengurangi tingkat
menggunakan § Evaluasi nyeri
manajemen nyeri keefektifan kontrol · Mengetahui
v Mampu mengenali nyeri keefektifan control
nyeri (skala,§ Motivasi untuk nyeri
intensitas, meningkatkan · Mengurangi rasa
frekuensi dan asupan nutrisi yang nyeri Menentukan
tanda nyeri) bergizi. intervensi
v Menyatakan rasa§ Tingkatkan istirahat keperawatan sesuai
nyaman setelah§ Latih mobilisasi skala nyeri.
nyeri berkurang miring kanan· Mengidentifikasi
v Tanda vital dalam miring kiri jika penyimpangan dan
rentang normal kondisi klien mulai kemajuan
TD : 120-140 /80 membaik berdasarkan involusi
– 90 mmHg · Kaji kontraksi uteri.
RR : 16 – 24 uterus, proses
x/mnt involusi uteri. · Mengurangi
N : 80- 100 x · Anjurkan pasien ketegangan pada luka
mnt untuk membasahi perineum.
T : 36,5o C – perineum dengan
15

37,5 o C air hangat sebelum


berkemih. · Melatih ibu
· Anjurkan dan mengurangi
latih pasien cara bendungan ASI dan
merawat payudara memperlancar
secara teratur. pengeluaran ASI.
· Jelaskan pada ibu· Mencegah infeksi
tetang teknik dan kontrol nyeri
merawat luka pada luka perineum.
perineum dan
mengganti PAD
secara teratur · Mengurangi
setiap 3 kali sehari intensitas nyeri
atau setiap kali denagn menekan
lochea keluar rangsnag nyeri pada
banyak. nosiseptor.
· Kolaborasi dokter
tentang pemberian
analgesic
Resiko defisit
v Fluid balance Fluid management · Mengidentifikasi
volume cairan
v Hydration · Obs Tanda-tanda penyimpangan
b/d Setelah dilakukan vital setiap 4 jam. indikasi kemajuan
pengeluaran askep selama …x · Obs Warna urine. atau penyimpangan
yang 24 jam, Pasien· Status umum dari hasil yang
berlebihan; dapat setiap 8 jam. diharapkan.
perdarahan; mendemostrasika · Pertahankan · Memenuh
diuresis; n status cairan catatan intake dan i kebutuhan cairan
keringat membaik. output yang akurat tubuh klien
berlebihan. Kriteria evaluasi:· Monitor status · Menjaga
tak ada hidrasi ( status balance cairan
manifestasi kelembaban klien
dehidrasi, resolusi membran mukosa,
oedema, haluaran nadi adekuat,
urine di atas 30 tekanan darah
ml/jam, kulit ortostatik ), jika · Memenuh
kenyal/turgor kulit diperlukan i kebutuhan cairan
baik. · Monitor masukan tubuh klien
makanan / cairan · Memenuh
dan hitung intake i kebutuhan cairan
kalori harian tubuh klien
· Lakukan terapi IV
· Berikan cairan · Temuan-temuan ini
· Dorong masukan menandakan
oral hipovolemia dan
· Beritahu dokter perlunya peningkatan
bila: haluaran urine cairan.
< 30 ml/jam, haus,
takikardia, gelisah,· Mencegah pasien
16

TD di bawah jatuh ke dalam


rentang normal, kondisi kelebihan
urine gelap atau cairan yang beresiko
encer gelap. terjadinya oedem
· Konsultasi dokter paru.
bila manifestasi· Mengidentifikasi
kelebihan cairan keseimbangan cairan
terjadi. pasien secara adekuat
· Pantau: cairan dan teratur.
masuk dan cairan
keluar setiap 8 jam.
Perubahan Setelah dilakukan · Kaji haluaran· Mengidentifikasi
pola eleminasi askep selama …x urine, keluhan serta penyimpangan dalam
BAK (disuria) 24 jam, Pola keteraturan pola pola berkemih pasien.
b/d trauma eleminasi (BAK) berkemih. · Ambulasi dini
perineum dan pasien teratur. · Anjurkan memberikan
saluran kemih. Kriteria hasil: pasien melakukan rangsangan untuk
eleminasi BAK ambulasi dini. pengeluaran urine dan
lancar, disuria · Anjurkan pengosongan bladder.
tidak ada, bladder pasien untuk· Membasahi bladder
kosong, keluhan membasahi dengan air hangat
kencing tidak ada. perineum dengan dapat mengurangi
air hangat sebelum ketegangan akibat
berkemih. adanya luka pada
· Anjurkan bladder.
pasien untuk· Menerapkan pola
berkemih secara berkemih secara
teratur. teratur akan melatih
· Anjurkan pengosongan bladder
pasien untuk secara teratur.
minum 2500-3000· Minum banyak
ml/24 jam. mempercepat filtrasi
· Kolaborasi pada glomerolus dan
untuk melakukan mempercepat
kateterisasi bila pengeluaran urine.
pasien kesulitan· Kateterisasi
berkemih. memabnatu
pengeluaran urine
untuk mencegah
stasis urine.
Perubahan Setelah dilakukan · Kaji pola BAB,· Mengidentifikasi
pola eleminasi askep selama …x kesulitan BAB, penyimpangan serta
BAB 24 jam, Pola warna, bau, kemajuan dalam pola
(konstipasi) eleminasi (BAB) konsistensi dan eleminasi (BAB).
b/d kurangnya teratur. jumlah. · Ambulasi dini
mobilisasi; Kriteria hasil:· Anjurkan merangsang
diet yang tidak pola eleminasi ambulasi dini. pengosongan rektum
seimbang; teratur, feses · Anjurkan pasien secara lebih cepat.
17

trauma lunak dan warna untuk minum· Cairan dalam


persalinan. khas feses, bau banyak 2500-3000 jumlah cukup
khas feses, tidak ml/24 jam. mencegah terjadinya
ada kesulitan penyerapan cairan
BAB, tidak ada· Kaji bising usus dalam rektum yang
feses bercampur setiap 8 jam. dapat menyebabkan
darah dan lendir, · Pantau berat feses menjadi keras.
konstipasi tidak badan setiap hari. · Bising usus
ada. · Anjurkan pasien mengidentifikasikan
makan banyak pencernaan dalam
serat seperti buah- kondisi baik.
buahan dan sayur-· Mengidentifiakis
sayuran hijau. adanya penurunan BB
secara dini.
· Meningkatkan
pengosongan feses
dalam rektum.
Gangguan Setelah dilakukan · Kaji toleransi · Parameter
pemenuhan askep selama …x pasien terhadap menunjukkan respon
ADL b/d 24 jam, ADL dan aktifitas fisiologis pasien
immobilisasi; kebutuhan menggunakan terhadap stres
kelemahan. beraktifitas pasien parameter berikut: aktifitas dan indikator
terpenuhi secara nadi 20/mnt di atas derajat penagruh
adekuat. frek nadi istirahat, kelebihan kerja
Kriteria hasil: catat peningaktan jnatung.
- Menunjukkan TD, dispnea, nyeri
peningkatan dada, kelelahan
dalam beraktifitas. berat, kelemahan, · Menurunkan kerja
- Kelemahan dan berkeringat, pusing miokard/komsumsi
kelelahan atau pinsan. oksigen , menurunkan
berkurang. · Tingkatkan resiko komplikasi.
- Kebutuhan ADL istirahat, batasi
terpenuhi secara aktifitas pada dasar · Stabilitas fisiologis
mandiri atau nyeri/respon pada istirahat penting
dengan bantuan. hemodinamik, untuk menunjukkan
- frekuensi berikan aktifitas tingkat aktifitas
jantung/irama dan senggang yang individu.
Td dalam batas tidak berat.
normal. · Kaji kesiapan
- kulit hangat, untuk · Komsumsi oksigen
merah muda dan meningkatkan miokardia selama
kering aktifitas contoh: berbagai aktifitas
penurunan dapat meningkatkan
kelemahan/kelelah jumlah oksigen yang
an, TD stabil/frek ada. Kemajuan
nadi, peningaktan aktifitas bertahap
perhatian pada mencegah
aktifitas dan peningkatan tiba-tiba
18

perawatan diri. pada kerja jantung.


· Dorong · Teknik penghematan
memajukan energi menurunkan
aktifitas/toleransi penggunaan energi
perawatan diri. dan membantu
keseimbangan suplai
· Anjurkan keluarga dan kebutuhan
untuk membantu oksigen.
pemenuhan · Aktifitas yang maju
kebutuhan ADL memberikan kontrol
pasien. jantung,
· Jelaskan pola meningaktkan
peningkatan regangan dan
bertahap dari mencegah aktifitas
aktifitas, contoh: berlebihan.
posisi duduk
ditempat tidur bila
tidak pusing dan
tidak ada nyeri,
bangun dari tempat
tidur, belajar
berdiri dst.

Resiko infeksi Setelah dilakukan · Pantau: vital sign,· Mengidentifikasi


b/d trauma askep selama …x tanda infeksi. penyimpangan dan
jalan lahir. 24 jam, Infeksi kemajuan sesuai
tidak terjadi. · Kaji pengeluaran intervensi yang
Kriteria hasil: lochea, warna, bau dilakukan.
tanda infeksi tidak dan jumlah. · Mengidentifikasi
ada, luka · Kaji luka kelainan pengeluaran
episiotomi kering perineum, keadaan lochea secara dini.
dan bersih, takut jahitan. · Keadaan luka
berkemih dan perineum berdekatan
BAB tidak ada. dengan daerah basah
· Anjurkan pasien mengakibatkan
membasuh vulva kecenderunagn luka
setiap habis untuk selalu kotor
berkemih dengan dan mudah terkena
cara yang benar infeksi.
dan mengganti· Mencegah infeksi
PAD setiap 3 kali secara dini.
perhari atau setiap
kali pengeluaran
lochea banyak.
· Pertahnakan teknik
septik aseptik· Mencegah
dalam merawat kontaminasi silang
pasien (merawat terhadap infeksi.
19

luka perineum,
merawat payudara,
merawat bayi).

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP yang operasional
dengan pengertian :
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh klien dan keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O :adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan.
A :adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan criteria dan standar
yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan klien.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai Asuhan
Keperawatan Post Partum Normal (episiotomi) yaitu :
1) Rasa nyeri teratasi
2) Tingkat pengetahuan ibu bertambah mengenai perawatan payudara
3) Pemenuhan ADL terpenuhi.
4) Resiko cidera tidak terjadi
5) Infeksi tidak terjadi.
20

BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN

Nama Mahasiswa : Krisnoveliana


NIM : 2019.NS.A.07.049
Ruang Praktik : VK (UPT Puskesmas Pahandut)
Tanggal Praktik : 18 – 23 November 2019
Tanggal dan Jam Pengkajian : 20 November 2019, pukul 12.00 WIB

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. A
Tempat/Tgl Lahir : Banjarmasin,
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Gol. Darah :O
Alamat : Jln. Riau Gang Batam no 26
Diagnosa Medis : P1A0
Penghasilan Perbulan :-
Tanggal MRS : 20 November 2019
Tanggal Pengkajian : 20 November 2019
3.1.2 Identitas Suami
Nama : Tn. H
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah :A
Alamat : Jln. Riau Gang Batam no 26

20
21

3.1.3Status Kesehatan
3.1.3.1 Keluhan Utama
Klien mengatakan “ Nyeri dibagian perinium bekas jahitan”.P: nyeri
saat bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: lokasi nyeri dibagian
perinium, S: skala nyeri 1-10 (4 nyeri sedang), T: dengan durasi 1-2
menit.
3.1.3.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan “Pada saat dirumah selama 5 hari mengeluh nyeri
perut dan keluar darah dari jalan lahir. Pada tanggal 20 November 2019
klien di bawa ke Ruang VK UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
Klien tiba di Ruang VK pukul 09.00 WIB dengan keluhan nyeri perut
yang disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah, lalu dilakukan
VT oleh bidan dan didapatkan hasil ibu sudah masuk pembukaan 8.
Lalu ibu mendapatkan tindakan pemasangan infus ditangan kiri RL 20
tpm. Pada pukul 11.30 WIB kembali dilakukan VT dan didapatkan hasil
ibu sudah masuk pembukaan 10 (lengkap) dan pada pukul 11.40 WIB
ibu melahirkan bayi perempuan dengan berat badan 3.000 gram dan
panjang 47 cm, bayi lahir langsung menangis, kemudian pada pukul
11.50 WIB plasenta dilahirkan spontan dengan dibantu bidan. Terdapat
robekan perineum dan mendapatkan 4 jahitan dalam dan 4 jahitan luar.
Setelah dilakukan tindakan hecting klien mengeluh nyeri saat bergerak,
dengan P: nyeri saat bergerak, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: lokasi
nyeri dibagian perinium, S: skala nyeri 1-10 (4 nyeri sedang), T:
dengan durasi 1-2 menit. Keadaan umum klien tampak nyeri dan
tampak lemah.
3.1.3.3 Riwayat Kesehatan yang lalu (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Klien mengatakan “Belum Pernah dirawat di Rumah Sakit dan belum
pernah melakukan tindakan operasi”.
3.1.3.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan “Di dalam anggota keluarga tidak ada penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, stroke, jantung. Serta tidak ada
penyakit menular seperti hepatitis, TB Paru, dll”.
22

GENOGRAM KELUARGA

Bagan 3.1 Genogram keluarga klien Ny.H

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan keluarga
: Tinggal satu rumah
: Klien

3.1.3.5 Riwayat Ginekologi dan Obstetric


1) Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Menarce pada usia 12 tahun dengan lamanya haid 4-5 hari, siklus 28 hari,
dalam 1 hari 3x ganti pembalut, dengan sifat darah cair, berwarna merah
dan berbau amis, HPHT 15 Maret 2019, dan taksiran persalinan 19
November 2019.
2) Riwayat perkawinan
Lamanya pernikahan sudah 1 tahun 1 bulan dengan pernikahan yang ke 1.
3) Riwayat keluarga berencana
Klien belum pernah menggunakan KB sebelumnya.
23

2) Riwayat Obstetric
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: P1A0
No Tgl Umu Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaa
. Partus r Partus Penolon Kelamin n Anak
Ham g Hml Lhr Nifa By
il s
1. 20 38 Norm Bidan Perempu 3 mual - - - Hidup
Nov mgg al an Kg
2019
b. Riwayat kehamilan sekarang
Keluhan klien waktu hamil mual,muntah, dan tidak nafsu makan pada tri
semester I, imunisasi TT dilakukan tiga kali, penambahan berat badan
selama hamil 9 kg, pemeriksaan kehamilan teratur dilakukan di
Puskesmas Pahandut.
c. Riwayat persalinan sekarang
P1A0, tanggal melahirkan 20 November 2019, jenis persalinan normal,
jenis kelamin bayi perempuan, berat badan bayi 3 kg, dan panjang bayi
47 cm.
3) Pemeriksaan Fisik
a. Ibu
1) Keadaan umum
Kesadaran compos menthis, klien tampak meringis, klien tampak
lemah, berat badan sebelum hamil 50 kg, Suhu 36,7OC, Nadi 102
x/menit, pernapasan 20x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, berat
badan saat hamil 59 kg, tinggi badan 156 cm.
2) Kepala
Warna rambut hitam dan merata, keadaan rambut bersih, tidak edema
pada muka, mukosa mulut dan bibir lembab, keadaan gigi bersih dan
tidak ada karies, fungsi pengecapan dapat merasakan asam asin dan
manis, keadaan mulut bersih, fungsi menelan baik, konjunctiva merah
muda, sclera tidak ikterik berwarna putih, fungsi penglihatan baik
klien dapat membaca buku yang diberikan oleh perawat dengan benar,
24

tidak ada peradangan/perdarahan pada hidung dan keadaan hidung


bersih, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Daerah dada
Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 (lup, dup), tidak ada
retraksi dada, tidak ada hiperpigmentasi aerola, keadaan puting susu
bersih, dan tidak ada nyeri pada payudara.
4) Abdomen
Tinggi pundus 2 jari diatas pusat, tidak ada kontraksi uterus,tidak ada
asites, dan bising usus 10 x/menit.
5) Genitalia eksterna
Tidak ada edema,dan ada pengeluaran lochea.
6) Anus
Tidak terdapat haemoroid
7) Ekstermitas atas dan bawah
Refleks pattela positif kanan dan kiri, ekstermitas simetris, dan tidak
ada edema.
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari, jenis makanan nasi, sayur, buah dan lauk-pauk
dengan porsi makan 1 piring, makanan yang disukai soup, tidak ada alergi
terhadap makanan, dan jenis minuman seperti susu, air putih dan teh.
b) Eliminasi
1) Buang air besar (BAB)
BAB 1x/hari, warna kuning kecoklatan, bau khas dengan konsistensi
lunak, dan tidak ada keluhan BAB.
2) Buang air kecil (BAK)
Frekuensi 4-5 kali/sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak dan
tidak ada keluhan BAK.
c) Pola tidur dan istirahat
Tidur saat siang ± 2 jam dan malam ± 7-8 jam, tidak ada masalah dalam
istirahat dan tidur
25

d) Pola aktivitas dan latihan


Mengurus rumah. Selama hamil klien beraktivitas seperti biasa saja. Saat
datang ke Ruang VK Puskesmas Pahandut klien hanya mampu terbaring
ditempat tidur. Kegiatan diwaktu luang klien beristirahat. Latihan yang
dilakukan klien seperti miring, duduk dan berjalan.
e) Personal hygiene
Kulit berwarna kuning langsat dan tampak bersih, rambut rapi, mulut dan
gigi lembab tidak ada karies gigi, dan cara berpakaian rapi.
f) Ketergantungan fisik
Tidak ada merokok, minum minuman keras, obat-obatan
5) Aspek Psikososial dan Spiritual
a) Pola pikir dan presepsi
Klien bingung dan tidak tahu bagaimana cara menyusui yang baik dan
benar.
b) Persepsi diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti
biasanya.
c) Konsep diri
Klien adalah seorang wanita, klien sebagai ibu rumah tangga, klien ingin
cepat sembuh, Ny. A adalah seorang klien yang berusia 23 tahun.
d) Hubungan/komunikasi
Klien berkomunikasi dengan jelas dan relevan, bahasa utama yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa banjar, suami klien mempunyai
peranan penting dalam rumah tangganya, dan suami klien tidak merokok.
e) Kebiasaan seksual
Tidak ada masalah dalam hubungan seksual
f) Sistem nilai-kepercayaan
Sumber kekuatan adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan klien beragama
Islam dan taat beribadah di Masjid.
6) Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
26

7) Pengobatan
No. Jenis Obat Indikasi Kontra Indikasi
1. Infus RL 20 tpm Mengembalikan Kelainan ginjal,
keseimbangan elektrolit. kerusakan sel hati
2. Methyl Ergometrian 3x1
3. Paracetamol 3x1 tab
4. Vitamin C 3x1 tab
5. Vitamin BC 3x1 tab
6. FE 2x1 tab
7. Vitamin 1x1 Capsul
Tabel 3.1 Penatalaksanaan medis pada Ny. A pada tanggal 20 November 2019 di
Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Palangka Raya, 20 November 2019


Mahasiswa,

Krisnoveliana
27

3.2 Analisa data

Kemungkinan
Data subjektif dan data objektif Masalah
penyebab
DS: Kontraksi otot uterus Nyeri Akut
Klien mengatakan“Nyeri dibagian meningkat
perinium”.
Dengan : Kepala bayi masuk
PAP
P: Nyeri saat bergerak
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk Trauma pada jalan lahir
R: Lokasi nyeri dibagian perinium
Post partum fisiologis
S: Skala nyeri (4 nyeri sedang)
Episiotomi
T: Dengan durasi 1-2 menit
DO: Terputusnya
inkotinyuitas jaringan
- Klien tampak meringis
- Klien tampak lemah Luka jahitan perinium
- Tampak Terdapat luka jahitan
perineum dengan D = 4, L = 4
- TTV
TD = 120/80 mmHg
N = 102x/mnt
S = 36,7oC
RR = 20x/mnt
28

DS: Klien mengatakan “Bagaimana cara Esterogen dan Kurang


menyusui yang baik dan benar”. progesteron menurun Pengetahuan
DO:
- Klien tampak bingung Peningkatan prolaktin
- Klien tampak bertanya dan oksitosin
bagaimana cara menyusui yang
baik dan benar Isapan bayi adekuat

Oksitosin meningkat

Duktus dan alveoli


efektif

ASI keluar

Ibu tidak tau cara


menyusui

Kurang terpaparnya
informasi
29

3.3 Prioritas Masalah

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jalan lahir.


2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar nya
informasi tentang cara menyusui yang baik dan benar.
30

3.4 Intervensi Keperawatan


Nama Pasien: Ny. A
Ruang Rawat: VK Puskesmas Pahandut
Diagnosa Tujuan (Kriteria
Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil)
1. Nyeriakut Setelah dilakukan 1. Ukur tanda-tanda vital klien 1. Vital Sign dapat mempengaruhi saat nyeri
berhubungan tindakan keperawatan 2. Kaji skala nyeri klien timbul
dengan trauma kurang lebih 1 × 24 jam 3. Ajarkan Teknik relaksasi dan 2. Mengetahui keadaan nyeri klien
jalan lahir diharapkan masalah distraksi pada klien. 3. Untuk mengalihkan perhatian klien dan
klien nyeri 4. Berikan lingkungan yang nyaman mengurangi rasa nyeri
hilang/berkurang 5. Kolaborasi dalam pemberian 4. Membuat klien lebih nyaman
dengan kriteria hasil: analgetik 5. Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat
- Klien mengatakan dilakukan dengan pemberian analgetik.
“nyeri berkurang” Untuk peatalaksaan jangka pendek terhadap
- Klien tampak rileks nyeri akut sedang sampai berat setelah
- TTV normal prosedur bedah.
TD = 120/80 mmHg
N = 60-100x/mnt
S = 36,5-37,5oC
31

RR = 16-20x/mnt

2. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan ibu tentang cara 1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu
pengetahuan tindakan keperawatan menyusui yang baik dan benar tentang perawatan post partum (nifas).
berhubungan kurang lebih 1 × 24 jam 2. Berikan informasi tentang cara 2. Menambah pengetahuan ibu tentang
dengan kurang diharapkan menyusui yang baik dan benar, perawatan bayi sehingga bayi tumbuh
terpaparnya pengetahuan ibu perawatan bayi (perawatan tali dengan baik.
informasi tentang perawatan nifas pusat, memandikan dan imunisasi). 3. Membantu mencegah infeksi,
tentang cara dan bayi bertambah 3. Berikan informasi tentang mempercepat penyembuhan dan berperan
menyusui dengan kriteria hasil: perawatan dini (perawatan pada adaptasi yang positif dari perubahan
yang baik dan - Ibu dapat perineal) perubahan fisiologi, fisik dan emosional.
benar mengungkapkan lochea, perubahan peran, istirahat, 4. Memperjelas pemahaman ibu tentang apa
kebutuhan pada masa KB. yang sudah dipelajari
post partum dan 4. Sarankan agar mendemonstrasikan
dapat melakukan apa yang sudah dipelajari
aktivitas yang perlu
dilakukan seperti
perawatan bayi, cara
menyusui yang baik
32

dan benar, perawatan


perinium

Tabel 3.2 Intervensi keperawatan Ny. H di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya
33

3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Jam dan Nama
Perawat
Rabu, 1. Mengukur tanda-tanda vital klien S: Klien mengatakan “ nyeri berkurang“
20 November 2019 2. Mengkaji skala nyeri klien Dengan:
Pukul 15.00 WIB 3. Mengajarkan Teknik relaksasi dan distraksi P: Nyeri saat bergerak
pada klien. Q: Nyeri terasa ditususk-tusuk.
4. Memberikan lingkungan yang nyaman R: Lokasi nyeri bagian perinium
S: Skala (2 nyeri ringan) Krisnoveliana
T: Dengan durasi 1-2 menit
O:
- Klien masih tampak nyeri
- Klien mengikuti cara teknik relaksasi dan
distraksi seperti yang sudah diajarkan.
- TTV klien :
TD = 110/70 mmHg
N = 80x/mnt
S = 36,5oC
RR = 20 x/mnt
34

A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian.


P: Lanjutkan intervensi : 1, 2, dan 3.
35

Senin, 1. Mengkaji pengetahuan ibu tentang cara S: Klien mengatakan “saya sudah memahami
20 November 2019 menyusui yang baik dan benar bagaimana cara cara menyusui yang baik dan
Pukul 14.00 WIB 2. Memberikan informasi tentang cara benar.
menyusui yang baik dan benar, perawatan O:
bayi (perawatan tali pusat, memandikan dan - Klien tidak mengetahui bagaimana cara
imunisasi). menyusui yang baik dan benar
3. Memberikan informasi tentang perawatan - Klien dapat memahami dan menjelaskan Krisnoveliana
dini (perawatan perineal) perubahan kembali tentang perawatan bayi
fisiologi, lochea, perubahan peran, istirahat, - Klien dapat memahami dan menjelaskan
KB. tentang perawatan dini (perawatan perineal)
4. Menyarankan agar mendemonstrasikan apa - Klien dapat mendemostrasikan apa yang
yang sudah dipelajari sudah dipelajari

A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
Tabel 3.3 Implementasi dan evaluasi keperawatan pada Ny. A di Ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya
36

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi


VIII, Philadelphia, Lippincot Company, USA

Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi :


Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II,
EGC, Jakarta.

Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-


2002,Philadelphia,USA.

Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai