Anda di halaman 1dari 17

Bina Gogik, Volume 4 No.

1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

PENGARUH PENDEKATAN SCIENCE, ENVIRONMENT,


TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP, BERPIKIR KREATIF DAN PEDULI LINGKUNGAN
SISWA KELAS IV SD NGABLAK

Mahlianurrahman

STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail: Sbsrahman@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan SETS terhadap: (1)
pemahaman konsep; (2) berpikir kreatif; (3) peduli lingkungan siswa kelas IV di SD Ngablak.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain eksperimen yang digunakan adalah
pretest-posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas IV di SD
Ngablak dan SD Banyakan. Sedangkan sampel penelitiannya adalah Kelas IVa sebagai kelompok
eksperimen 1, kelas IVb sebagai kelompok eksperimen 2 di SD Ngablak dan kelas IV di SD
Banyakan sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa
tes dan angket. Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas
data menggunakan Box’M test dan Levene’s Test. Data dianalisis dengan uji MANOVA. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS)
berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa kelas IV di SD Ngablak, dengan nilai sig. 0.002;
(2) pendekatan SETS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV di SD
Ngablak, dengan nilai sig. 0.000; (3) pendekatan SETS berpengaruh terhadap peduli lingkungan
siswa kelas IV di SD Ngablak, dengan nilai sig. 0.001.

Kata-kata kunci: SETS, pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan peduli lingkungan.

PENDAHULUAN
maupun dalam praktik. Ada beberapa
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
implikasi yang terdapat dalam IPA, yaitu: 1)
merupakan cara ideal untuk memperoleh
Praktik IPA adalah suatu aktivitas manusia.
kompetensi (keterampilan-keterampilan,
Manusia melakukan observasi, menggunakan
memelihara sikap-sikap, dan mengembangkan
metode ilmiah, dan memperoleh pengetahuan.
hasil belajar-konsep yang berkaitan dengan
2) IPA mempunyai limitas. Segala sesuatu
pengalaman sehari-hari). Jika siswa
yang ada di luar kemampuan manusia pada
memperoleh pengalaman yang seimbang di
prinsipnya ada di luar IPA. 3) Di dalam IPA
antara keterampilan, sikap, dan konsep, maka
terdapat otoritas. Otoritas praktis adalah
akan memungkinkan mereka memperoleh ide-
observasi, dan otoritas utama ialah tentang
ide atau fakta-fakta baru, menggunakan cara -
apa yang diobservasi. 4) Terdapat suatu
cara bekerja yang pasti, serta sikap positif
pembentukan otoritas. Metode ilmiah
yang nantinya dapat diaplikasikan dalam
berdasarkan observasi tetapi tidak dibatasi
kehidupan sehari-hari.
oleh observasi (Suastra, 2009: 4).
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang
Pembelajaran IPA harus lebih
dinamis, tidak statis, baik dalam prinsip
menekankan pada aspek proses, baik proses

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 23


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

aktivitas fisik maupun proses aktivitas mental, dengan ciri khasnya yaitu pembelajaran
dan berfokus pada siswa, yang berdasar pada berpusat pada guru (teachers oriented).
pengalaman keseharian siswa dan minat Akibatnya guru menjadi satu-satunya sumber
siswa. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pengetahuan. Ciri khas dari metode ini ada
(SD) mempunyai tiga tujuan utama: siswa mendengar, kemudian mencatat apa
mengembangkan keterampilan ilmiah, yang disampaikan guru lalu terakhir
memahami konsep IPA, dan mengembangkan menghafal materi tersebut.
sikap yang berdasar pada nilai-nilai yang Guru kurang memperhatikan keter-
terkandung dalam pembelajarannya. libatan siswa dalam memecahkan masalah dan
Pada masa sekarang IPA berkembang siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih
pesat ditengah masyarakat yang mengharus- menemukan suatu pengetahuan. Materi yang
kan guru meningkatkan kemampuan dan dijelaskan tidak di kaitkan dalam kehidupan
mengembangkan keahliannya. Dalam pem- sehari-sehari siswa, sehingga pembelajaran
belajaran IPA siswa tidak hanya sekedar kurang menggali pengalaman siswa secara
paham konsep-konsep IPA, tetapi juga langsung. Kurangnya kegiatan yang
diperlukan siswa yang mampu berpikir kreatif mendorong siswa berpikir kreatif dan
dalam penyelesain masalah dan isu-isu sosial mengembangkan kreativitas siswa, sehingga
yang berkembang di tengah-tengah masya- berdampak pada rendahnya pemahaman siswa
rakat. Pendidikan yang baik tidak hanya terhadap konsep-konsep IPA, bahkan sering
menekankan pada perkembangan ranah kali proses belajar mengajar bersifat verbal
kognitif saja, perkembangan pada ranah dan didominasi oleh guru itu sendiri.
afektif (sikap dan perasaan) perlu diperhatikan Guru kelas IVa dan IVb SD Ngablak
dan harus ada kegiatan yang menuntut siswa menjelaskan bahwa tingkat kepedulian siswa
untuk berpikir kreatif sehingga siswa terhadap lingkungannya sangat rendah.
terangsang untuk berpikir, bersikap, dan Rendahnya kepedulian siswa terhadap
berperilaku kreatif. lingkungannya ditunjukkan dengan sikap
Berdasarkan hasil observasi dan siswa yang membuang sampah tidak pada
wawancara dengan guru kelas IVa dan IVb tempatnya. Ruang kelas tempat siswa
SD Ngablak pada hari selasa tanggal 7 Juli melaksanakan kegiatan pembelajaran terlihat
2015 bahwa pada saat proses pembelajaran tidak bersih, banyak sampah kertas dan
guru mengunakan pendekatan konvensional bungkus makanan berserakan di dalam kelas.
saat mengajar, sehingga siswa dihadapkan Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya sikap
dengan sejumlah materi yang harus dihafalkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.
tanpa diberi kesempatan untuk memaknai Berdasarkan permasalahan yang
materi yang dipelajari. Sebagaimana yang diuraikan sebelumnya, maka diperlukan
dikemukakan oleh Handika & Wangid. berbagai upaya dalam proses pembelajaran
(2013:86), bahwa pembelajaran konvensional khususnya di kelas IV SD Ngablak. Persiapan

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 24


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

materi pelajaran dan pelaksanaan proses tetapi juga tentang siapa yang menerima
pembelajaran dengan pendekatan pelajaran, apa makna belajar bagi siswa dan
pembelajaran yang tepat harus dimiliki guru kemampuan apa yang ada pada siswa dalam
agar dapat mengelola pembelajaran yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
kreatif dan inovatif. Penerapan pendekatan Pendekatan SETS pada dasarnya
SETS dalam pembelajaran akan membantu memberikan pemahaman tentang kaitan antara
guru dalam penyampaian materi. Untuk IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
membuktikan hal tersebut, maka perlu serta wahana untuk melatih kepekaan
dilakukan penelitian mengenai Pengaruh penilaian siswa terhadap dampak lingkungan
Penerapan Pendekatan SETS Terhadap sebagai akibat perkembangan IPA dan
Pemahaman Konsep, Berpikir Kreatif dan teknologi (Poedjiadi, 2010:134). Pendekatan
Peduli Lingkungan Siswa Kelas IV SD SETS dapat menjadikan pembelajaran IPA
Ngablak. lebih bermakna karena langsung berkaitan
Solusi yang tepat untuk meningkatkan dengan permasalahan yang muncul dalam
pemahaman konsep, berpikir kreatif dan kehidupan sehari-hari, dapat meningkatkan
kepedulian siswa terhadap lingkungan adalah kemampuan mengaplikasikan konsep,
dengan menerapkan pendekatan Science, keterampilan proses, kreativitas dan sikap
Environment, Technology and Society mengahrgai produk teknologi serta
(SETS). Pendekatan sebagai titik tolak atau bertanggung jawab atas masalah yang muncul
sudut pandang terhadap proses pembelajaran, di lingkungan siswa.
yang merujuk pada pandangan tentang Proses pendekatan SETS dapat
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih memberikan pengalaman belajar bagi siswa
sangat umum, di dalamnya mewadahi, dalam mengidentifikasi potensi masalah,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari mengumpulkan data yang berkaitan dengan
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis masalah, mempertimbangkan solusi alternatif,
tertentu. dan mempertimbangkan konsekuensi
Kemahiran guru menggunakan suatu berdasarkan keputusan tertentu. Pendekatan
pendekatan juga tergantung pada jenis teori SETS dalam pembelajaran yang dimaksudkan
pembelajaran yang didukung. Pendekatan untuk mengetahui, dimana IPA dapat
yang ingin dipilih dan yang ingin diterapkan, menghasilkan teknologi untuk perbaikan
guru perlu tahu dengan mendalam segala lingkungan sehingga bermanfaat bagi
langkah prosedur yang perlu diikuti. Guru masyarakat.
harus menggambarkan cara berpikir dan sikap Tahapan pembelajaran menggunakan
dalam menyelesaikan persoalan yang pendekatan SETS siswa akan lebih aktif
dihadapi. Guru yang profesional tidak hanya dalam pembelajaran. Siswa lebih menaruh
berpikir tentang apa yang dihadapi, apa yang perhatian dan lebih berminat pada konsep
akan diajarkan dan bagaimana diajarkan, yang akan dipelajari karena materi pelajaran

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 25


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

berkaitan dengan kehidupan mereka di Pemahaman konsep sangat penting,


masyarakat. Dengan adanya keterkaitan karena pemahaman konsep to be successful,
teresebut, siswa dalam pembelajaran tidak students must be able to make connections
hanya menghafalkan materi pelajaran yang between the new information and their
terasa asing bagi mereka melainkan existing knowledge (Villafane, 2011:102).
memahami konsep IPA, aplikasinya dalam Kemampuan pemahaman merupakan unsur
teknologi dan keterkaitannnya dengan yang sangat penting dalam pembelajaran
masyarakat. dengan memberikan pengertian kepada siswa
Pendekatan SETS memiliki keunggulan bahwa materi-materi bukan hanya sebagai
apabila dibandingkan dengan pendekatan- hafalan, namun lebih dari itu yaitu mampu
pendekatan yang lain. Keunggulan menerjemahkan, mengiterpretasikan dan
pendekatan SETS antara lain: Pendekatan mampu mengekstrapolasi. Dengan
SETS dapat membantu siswa mengem- kamampuan pemahaman konsep yang
bangkan keterampilan intelektual dalam dimiliki, maka siswa dapat lebih mengerti
berpikir kreatif, memecahkan masalah- akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
masalah dalam kehidupan sehari-hari, dapat Kreatif merupakan kemampuan khusus
membantu siswa mengenal dan memahami untuk menciptakan dan mendapatkan sesuatu
IPA, lingkungan dan teknologi, besarnya yang baru sekalipun dari sumber yang
peranan IPA dan teknologi dalam berbeda. Pengajuan masalah dalam
meningkatkan kualiats hidup dalam pembelajaran dapat meningkatkan
masyarakat dan dapat membantu siswa lebih kemampuan kreativitas siswa, terutama dalam
bebas berkreativitas selama proses memecahkan masalah, sehingga siswa mampu
pembelajaran berlangsung. menghasilkan kreativitas baru. Widyastuti &
Pemahaman konsep merupakan aspek Pujiastuti (2014: 191) menyatakan bahwa
yang sangat penting, bahkan dalam kegiatan proses berpikir siswa dilatih dimana siswa
belajar mengajar aspek ini sangat ditonjolkan. dapat mengaitkan pengetahuan yang telah
Bila melakukan kegiatan belajar mengajar diperolehnya untuk mempelajari pengetahuan
yang pertama-tama adalah memahami atau baru sehingga akan lebih meningkatkan
mengerti yang dipelajari. Pemahaman struktur kognitifnya. Dengan demikian
merupakan salah satu aspek dalam ranah pengetahuan baru akan terbentuk dalam
kognitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar. proses berfikir dengan menyatukan
Pembelajaran bermakna (meaning full pengetahuan-pengetahuan lama yang sudah
learning) merupakan suatu proses dimiliki oleh siswa
dikaitkannya informasi baru pada konsep- Kemampuan yang berkaitan dengan
konsep relevan yang terdapat dalam struktur berpikir kreatif ini ada delapan kemampuan,
kognitif seseorang (Salimin, 2011:208). empat dari ranah kognitif dan empat dari
ranah afektif. Adapun indikator kemampuan

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 26


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

berpikir dari ranah kognitif secara rinci adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari
1) Berpikir lancer, menghasilkan banyak lingkungan (Sulistyowati, 2012:20).
gagasan atau jawaban yang relevan dan arus Pembentukan kesadaran terhadap
pemikiran lancer; 2) Berpikir luwes kondisi yang ada di lingkungannya dapat
(fleksibel), menghasilkan gagasan-gagasan ditempuh melalui pendidikan yang ada di
yang bervariasi, mampu mengubah cara atau sekolah. Sekolah seharusnya memainkan
pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda- perannya dalam membentuk kesadaran
beda; 3) Orisinil, memberikan jawaban yang terhadap lingkungan. Perlu ada pembentukan
tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang karakter terhadap lingkungan pada diri siswa.
jarang diberikan kebanyakan orang; 4) Karakter ini bisa dimulai dari persoalan
Terperinci (elaborasi), mengembangkan, sepele, seperti penyediaan tempat sampah
menambah, memperkaya suatu gagasan, yang memadai, sampai pada perumusan action
memperinci dengan detail dan memperluas plan tentang program-program kepedulian
suatu gagasan (Munandar, 2009:192). lingkungan (Mustakin, 2011:86). Melalui
Dalam proses pembelajaran diperlukan pembentukan karakter ini diharapkan lahir
cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir generasi yang memiliki kepedulian
kreatif siswa, karena kemampuan berpikir lingkungan.
kreatif tidak dapat dipisahkan dengan IPA. Generasi muda sebagai aset pelaku
Kemampuan berpikir kreatif dapat pembangunan di masa mendatang, perlu
menjadikan siswa tertarik pada hal-hal yang mendapatkan prioritas utama dalam menerima
baru. Sebgaimana yang dinyatakan oleh Pendidikan lingkungan, agar sejak dini
Setyawan & Mustadi. (2015:119), bahwa mereka paham akan pentingnya kelestarian
siswa yang berpikir kreatif dapat melakukan lingkungan. Pendidikan lingkungan akan
sesuatu dengan cara yang bebrbeda, memiliki menjamin terjadinya suasana yang harmonis
ketertarikan pada hal-hal baru, siswa mampu antara manusia dengan alamnya, sehingga di
membuat karya berbeda dengan temannya, alam tidak akan muncul kekhawatiran
dan siswa dapat merancang sesuatu dengan terhadap bencana yang akan melanda.
baik. Sangatlah strategis pembekalan pengetahuan
Kepedulian lingkungan hidup dasar tentang lingkungan hidup dilakukan
merupakan wujud sikap mental individu yang sejak dini secara terprogram dan
direfleksikan dalam perilakunya (Hamzah, berkelanjutan, hingga pada saatnya akan
2013:43). Sikap mental dan perilaku dapat tercipta insan-insan pribadi bangsa yang utuh,
disebut dengan karakter. Sikap peduli yang memiliki kepribadian menghargai dan
lingkungan merupakan sikap saling melestarikan lingkungan.
berinteraksi dalam memahami, merasakan dan Pendidikan lingkungan diharapkan
berperilaku terhadap suatu obyek. Sebagai mampu menjembatani dan mendidik siswa
agar berperilaku bijak. Oleh sebab itu

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 27


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

diperlukan penanaman pengetahuan yang lingkungan. Penanaman sikap peduli terhadap


benar, sehingga akan dapat dijadikan bekal lingkungan dapat dilakukan dengan bergai
pengetahuan, pembentukan perilaku dan sikap kegitan seperti membuang sampah pada
positif yang tertanam dalam diri siswa hingga tempatnya, mengadakan satu hari bersih
kelak mengijak ke masa remaja dan dewasa. sampah, memelihara tanaman di halaman
Sikap peduli lingkungan menurut sekolah, tidak memetik bunga di taman, dan
Keraf. (2010:166) adalah sikap positif dalam kegiatan lain yang dapat mencegah kerusakan
menjaga dan mempertahankan kualitas dan pada lingkungan. Banyak cara yang dapat
kelestarian lingkungan. Adapun Indikator dilakukan untuk memberikan pemahaman
penilaian yang digunakan adalah prinsip- yang baik tentang lingkungan terhadap setiap
prinsip etika lingkungan yaitu: 1) sikap individu, seperti penerangan, penyuluhan,
hormat terhadap lingkungan; 2) prinsip bimbingan, dan pendidikan.
tanggung jawab; 3) prinsip solidaritas; 4) Sikap peduli lingkungan berarti sikap
prinsip kasih sayang; 5) prinsip tidak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
merusak; 6) prinsip hidup sederhana dan untuk melestarikan, memperbaiki, mencegah
selaras dengan alam; 7) prinsip keadilan; 8) kerusakan dan pencemaran lingkungan.
prinsip demokrasi; 9) prinsip integritas moral. Penanaman sikap peduli terhadap lingkungan
Guru harus mampu menyadarkan siswa dapat dilakukan dengan bergai kegitan seperti
supaya tidak lagi melakukan tindakan- membuang sampah pada tempatnya,
tindakan yang menyebabkan menurunnya mengadakan satu hari bersih sampah,
kualitas lingkungan hidup, dengan penuh memelihara tanaman di halaman sekolah,
kesadaran mereka berhenti melakukan tidak memetik bunga di taman, dan kegiatan
perbuatan merusak lingkungan, melakukan lain yang dapat mencegah kerusakan pada
kegiatan-kegiatan yang dapat melestarikan lingkungan.
lingkungan sehingga ekosistem aman dan Adapun indikator peduli terhadap
terjaga kelesatariannya. Asas ini harus mulai lingkungan adalah: (1) membersihkan
ditumbuhkan melalui pendidikan sekolah dan lingkungan sekolah; (2) memperindah kelas
luar sekolah, dari kanak-kanak hingga dan sekolah dengan tanaman; (3) ikut
perguruan tinggi agar lambat laun tumbuh memelihara taman di halaman sekolah; (4)
rasa cinta kasih kepada alam lingkungan, ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan
disertai tanggung jawab sepenuhnya setiap lingkungan. Indikator-indikator tersebut dapat
manusia untuk memelihara kelestarian diimplementasikan dalam proses
lingkungan. pembelajaran.
Sikap peduli lingkungan merupakan
sikap yang diwujudkan dalam kehidupan METODE PENELITIAN
sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, Penelitian ini menggunakan pendekatan
mencegah kerusakan dan pencemaran eksperimen kuasi (Quasi-experimental)

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 28


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

karena peneliti menggunakan kelompok yang


telah terbentuk secara alami (Creswell,
2009,:155). Desain penelitian ini yaitu
pretest-posttest Control Group Design. Dalam Gambar 1. Rancangan Penelitian

desain penelitian ini ada dua kelompok yaitu Keterangan:

satu kelompok yang menerima perlakuan G1 : kelompok eksperimen I

eksperimen dan kelompok kedua tidak G2 : kelompok eksperimen II

menerima perlakukan eksperimen (Lehman, G3 : kelompok control

1991:496). Kedua kelompok tersebut dipilih X1 : dengan perlakuan pendekatan SETS

karena karakteristik siswa setara dan X2 : dengan perlakuan pendekatan SETS

mendekati sama, yang membedakan adalah X3 : dengan perlakuan pendekatan ekspositori

kelompok eksperimen diberikan perlakuan O1 : pretes untuk kelompok eksperimen I

tertentu sedangkan kelompok kontrol O2 : posttest untuk kelompok eksperimen I

berlangsung seperti pembelajaran biasanya di O3 : pretes untuk kelompok eksperimen II

terapkan. O4 : posttest untuk kelompok eksperimen II

Waktu Penelitian O5 : pretes untuk kelompok control

Penelitian ini dillaksanakan pada tahun O6 : posttest untuk kelompok kontrol

ajaran 2015/2016. Pelaksanaan tersebut sesuai Teknik Pengumpulan Data

dengan jadwal pelajaran yang ada di kelas IV Teknik pengumpulan data dalam

SD Ngablak dan SD Banyakan. penelitian ini adalah tes dan angket. Tes

Tempat Penelitian digunakan untuk mengkur pemahaman konsep

Penelitian ini dilaksanakan di SD dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Tes

Ngablak dan SD Banyakan, Piyungan. yang digunakan adalah tes tertulis berupa

Populasi dan Sampel Penelitian pilihan ganda dan uraian. Angket adalah

Populasi penelitian ini adalah seluruh sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

kelas IV di SD Ngablak dan SD Banyakan. untuk memperoleh informasi dari responden.

Sedangkan sampel penelitiannya adalah Kelas Angket digunakan untuk mengetahui ranah

IVa sebagai kelompok eksperimen 1, kelas afektif siswa. Dengan menggunakan angket

IVb sebagai kelompok eksperimen 2 di SD peneliti akan lebih memahami bagaimana

Ngablak dan kelas IV di SD Banyakan sikap peduli lingkungan yang ada pada siswa.

sebagai kelompok kontrol, dengan Tes dan angket dilaksanakan dua kali

kesuluruhan 71 siswa. yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah

Prosedur perlakuan (posttest). Ada dua jenis instrumen

Penelitian ini menggunakan pendekat- dalam penelitian ini yaitu berupa tes yaitu tes

an eksperimen kuasi (Quasi-experimental), pemahaman konsep dan tes berpikir kreatif

dengan desain penelitian dapat dilihat pada serta instrumen non tes berupa angket peduli

Gambar 1. lingkungan.

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 29


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

Teknik Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Pengujian hipotesis menggunakan
Adapun hasil analisis deskriptif rata-rata
Multivariate Analysis Of Variance
skor pemahaman konsep siswa kelas
(MANOVA). Pengujian hipotesis mengguna-
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
kan MANOVA dilakukan untuk melihat
pada Gambar 2.
pengaruh pendekatan SETS terhadap
100 89,78 88,04
pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan 90 81,8
80
peduli lingkungan. dengan taraf signifikansi α 70 61,74 58,26 62,2
60 Pretest
= 0,05. Pengujian ini dilakukan untuk SKOR 50 Posttest
40
mengetahui pendekatan pembelajaran mana 30
20
yang paling berpengaruh terhadap 10
pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan 0
KE1 KE2 KK
peduli lingkungan. Pengujian hipotesis Gambar 2. Histogram Skor Rata-rata
dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0. for Pemahaman Konsep
Keterangan:
windows.
KE1 : Kelas Eksperimen 1
Data dalam penelitian ini terdiri dari
KE2 : Kelas Eksperimen 2
hasil skor pretest dan posttest kemampuan
KK : Kelas Kontrol
pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa
peduli lingkungan dari kelas eksperimen
peningkatan rata-rata skor pemahaman konsep
(eksperimen 1 dan eksperimen 2) dan kelas
kelas eksperimen 1 sebesar 28.04; kelas
kontrol. Skor pretest digunakan untuk
eksperimen 2 sebesar 29.78; dan kelas kontrol
mengetahui kemampuan awal pemahaman
sebesar 19.2. Hasil penghitungan
konsep, berpikir kreatif, dan peduli
menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata
lingkungan siswa, sedangkan skor posttest
skor pemahaman konsep kelas eksperimen
untuk mengetahui kemampuan akhir
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dapat
pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan
disimpulkan bahwa pendekatan SETS pada
peduli lingkungan.
kelas eksperimen berpengaruh lebih baik
Untuk mendeskripsikan data pretest
terhadap pemahaman konsep siswa.
dan posttest kelas eksperimen dan kelas
Adapun hasil analisis deskriptif rata-
kontrol digunakan teknik statistik yang
rata skor berpikir kreatif siswa kelas
meliputi rata-rata (mean), titik tengah
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
(median), modus, standar deviasi, varians,
pada Gambar 3.
skor minimum, dan skor maximum.

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 30


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

100 87,87 88,09 100


90 78,24 90
80 80 72,22 71,91 70,04
70 61,17 59,7 58,44 64,96 67,96
60 70 62,35
SKOR 50
Pretest 60
SKOR 50 Pretest
40 Posttest

30 40 Posttest
20 30
10
0 20
KE1 KE2 KK 10
0
Gambar 3. Histogram Skor Rata-rata KE1 KE2 KK
Kemampuan Berpikir Kreatif
Gambar 4. Histogram Skor Rata-rata
Keterangan:
Peduli Lingkungan
KE1 : Kelas Eksperimen 1 Keterangan:
KE2 : Kelas Eksperimen 2 KE1 : Kelas Eksperimen 1
KK : Kelas Kontrol KE2 : Kelas Eksperimen 2
Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa KK : Kelas Kontrol
peningkatan rata-rata skor kemampuan Berdasarkan Gambar 4 diketahui bahwa
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 1 peningkatan rata-rata skor peduli lingkungan
sebesar 26.7; kelas eksperimen 2 sebesar kelas eksperimen 1 sebesar 9.87; kelas
28.39; dan kelas kontrol sebesar 19.8. Hasil eksperimen 2 sebesar 6.95; dan kelas kontrol
penghitungan menunjukkan bahwa sebesar 2.08. Hasil penghitungan
peningkatan rata-rata skor kemampuan menunjukkan peningkatan rata-rata skor
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih peduli lingkungan siswa kelas eksperimen
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dengan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Maka
demikian dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa pendekatan SETS
pendekatan SETS pada kelas eksperimen pada kelas eksperimen berpengaruh lebih
berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan baik.
berpikir kreatif siswa. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
Adapun hasil analisis deskriptif rata- uji prasyarat yang harus dipenuhi adalah uji
rata skor kemampuan peduli lingkungan siswa normalitas dan homogenitas. Uji normalitas
kelas eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelas dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov dan
kontrol dapat dilihat pada Gambar 4. uji homogenitas dilakukan secara multivariat
menggunakan uji Box’s M dan Levene’s Test
dengan bantuan software SPSS 17.0 for
windows.
Analisis uji normalitas data pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 1.

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 31


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

Tabel 1. Hasil Analisis Uji Normalitas Pretest Uji Homogenitas Data


Nilai Signifikansi
Hasil analisis uji homogenitas data
Data Kelas Kelas
Kelas pretest kemampuan pemahaman konsep,
Eksperimen Eksperimen
Kontrol
1 2
berpikir kreatif, dan peduli lingkungan secara
PK 0,649 0,535 0,487
BK 0,911 0,868 0,483 multivariat disajikan pada tabel 3.
PL 0,645 0,715 0,446 Tabel 3. Hasil Analisis Uji Homogenitas Data
Pretest dan Posttest
Box’s M F df1 df2 Sig
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
pretest 9.160 ,714 12 22091.3 0,739
bahwa data pretest pada kelas eksperimen 1,
posttest 15,894 ,239 12 22091,3 0,249
eksperimen 2 dan kelas kontrol mempunyai
nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
alpha yang ditetapkan yaitu 5% (0,05). Maka
pretest dan posttest kelas eksperimen 1,
dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen 2 dan kelas kontrol memiliki nilai
eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelas kontrol
signifikansi > 0,05. Maka diperoleh
berdistribusi normal. Uji normalitas juga
kesimpulan bahwa pretest dan posttest untuk
dilakukan pada data posttest. Hasil analisis
kelas eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelas
data posttest disajikan pada tabel 2, yaitu:
kontrol homogen. Selain uji homogenitas
multivariat, dianalisis juga homogenitas
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Normalitas Posttest
variansi variabel terikat secara univariat. Uji
Nilai Signifikansi
Kelas Kelas
homogenitas univariat disajikan pada tabel 5,
Data Kelas
Eksperimen Eksperimen yaitu:
Kontrol
1 2
PK 0,566 0,650 0,504 Tabel 4. Hasil Analisis Uji Homogenitas Varians
Pretest dan Posttest
BK 0,870 0,608 0,960 Variabel F df1 df2 Sig
PL 0,652 0,310 0,451 Terikat
Pretest PK 0,481 2 68 0,621
BK 0,142 2 68 0,868
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan PL 1,462 2 68 0,239
Posttest PK 0,810 2 68 0,449
bahwa data posttest pada kelas eksperimen 1, BK 1,443 2 68 0,243
PL 0,841 2 68 0,528
eksperimen 2 dan kelas kontrol mempunyai
nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
alpha yang ditetapkan yaitu 5% (0,05). Maka
bahwa pretest dan posttest pemahaman
dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas
konsep, berpikir kreatif dan peduli lingkungan
eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelas kontrol
kelas eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelas
berdistribusi normal.
kontrol memiliki nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05. Sehingga diperoleh kesimpulan
bahwa pretest dan posttest pemahaman
konsep, berpikir kreatif dan peduli lingkungan

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 32


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

kelas eksperimen 1, eksperimen 2 dan kelas Tabel 6. Hasil Analisis Uji Multivariat Posttest
kontrol adalah homogen. Variabel df F Sig.

Setelah memenuhi kriteria normalitas Pemahaman Konsep 2 7.163 .002

dan homogenitas, pengujian dilanjutkan Berpikir Kreatif 2 15.943 .000

dengan uji multivariat yaitu menggunakan Peduli Lingkungan 2 7.532 .001

manova. dengan rumus T2 Hotteling, yang


dihitung dengan bantuan software SPSS 17.0 Berdasarkan tabel 6, menunjukkan hasil
for windows. Tujuan dari uji ini adalah untuk bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
mengetahui pengaruh pembelajaran dengan dengan menerapakan pendekatan SETS
menerapkan pendekatan SETS terhadap terhadap masing-masing variabel kemampuan
pemahaman konsep, berpikir kreatif dan pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan
peduli lingkungan. peduli lingkungan siswa, dengan taraf
Analisis data yang dilakukan pada signifikansi < α = 0,05.
tahap ini adalah analisis kondisi akhir Penelitian ini menerapkan pendekatan
(posttest). Data hasil penelitian berupa skor pembelajaran SETS pada materi hubungan
kemampuan pemahaman konsep, berpikir makhluk hidup dan lingkungannya di kelas IV
kreatif, dan peduli lingkungan yang diperoleh SD Ngablak. Fokus dalam penelitian ini
setelah perlakuan diberikan, kemudian adalah melihat pengaruh penerapan
dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. pendekatan SETS terhadap kemampuan
Adapun hasil pengujian dengan menggunakan pemahaman konsep, berpikir kreatif, dan
SPSS 17,00 for Windows adalah sebagai peduli lingkungan. Hasil analisis penelitian
berikut. menunjukkan bahwa pembelajaran yang
Tabel 5. Hasil Uji Hotelling’s Trace menerepakan pendekatan SETS berpengaruh
Effect Value F Df Sig
terhadap kemampuan pemahaman konsep,
Hotelling’s 0,623 6,751 6 0,000
Trace berpikir kreatif, dan peduli lingkungan.
Proses pembelajaran yang diterapkan
Tabel 5 menununjukkan hasil bahwa telah sesuai dengan tahapan pendekatan
terdapat pengaruh pembelajaran dengan SETS, yaitu: 1) Tahap invitasi, meliputi
menerapakan pendekatan SETS terhadap pengamatan hal yang menarik dari lingkungan
kemampuan pemahaman konsep, berpikir sekitar yang berkaitan dengan konsep yang
kreatif, dan peduli lingkungan siswa, dengan akan dipelajari kemudian mengajukan
taraf signifikansi 0,000 < α = 0,05. pertanyaan-pertanyaan mengenai hal tersebut;
Selanjutnya uji multivariat posttest masing- 2) Tahap eksplorasi, pada tahap eksplorasi
masing variabel pemahaman konsep, berpikir siswa memberikan sumbang saran alternatif
kreatif dan peduli lingkungan. Teknik yang sesuai tentang informasi yang akan
pengujian ini menggunakan bantuan program dicari, mengobservasi fenomena khusus,
SPSS 17.0. for windows. mengumpulkan data, memecahkan masalah,

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 33


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

dan menganalisis data; 3) Tahap pengajuan prinsip pada hal yang nyata akan memberi
penjelasan dan solusi, meliputi kegiatan makna lebih terhadap pengetahuan tersebut.
menyampaikan gagasan, menyusun model, Guru memperkenalkan isu-isu baru
membuat penjelasan baru, membuat solusi, tentang IPA dan teknologi yang ada disekitar
dan memadukan solusi dengan teori dan siswa yang kemudian dibahas dalam sebuah
pengalaman; 4) Tahap penentuan langkah, diskusi atau dapat dilakukan dengan
tahap dimana siswa membuat keputusan, bereksperimen. Guru menghubungkan proses
menggunakan pengetahuan dan keterampilan, pembelajaran dengan isu-isu tentang IPA dan
berbagi informasi, gagasan, dan mengajukan teknologi, sehingga siswa sadar bahwa isu-isu
pertanyaan lanjutan (Mariana, 2000:40). tersebut ada kaitannya dengan materi yang
Kelas yang menerapkan pendekatan sedang dipelajari. Sebagaimana penjelasan
SETS terlihat lebih antusias dan aktif dalam Mona. (2007:14) bahwa pendekatan SETS
belajar. Guru menghubungkan materi dengan memberi tempat yang dapat memenuhi guru
kehidupan sehari-hari membuat siswa terpacu dan siswa untuk menuangkan kemampuan
untuk mengeluarkan ide atau gagasannya. Hal berkreasi dan berinovasi. Proses Pendekatan
ini sesuai dengan penjelasan Nurcahyani., SETS dilakukan dengan cara guru
Mulyani., & Mahardiani. (2012:20) bahwa memberikan materi pembelajaran dan tidak
pendekatan SETS selalu menghubungkan hanya mengkaji dari sisi ilmu pengetahuan
proses pembelajaran dengan kehidupan saja tetapi juga mengkaji pengaruhnya bagi
sehari-hari (bersifat kontekstual) dan lingkungan, kehidupan sosial, dan
komprehensif (terintegrasi diantara keempat penerapannya dalam bidang teknologi.
komponen SETS dan guru dapat Siswa mendiskusikan ketergantungan
menghubungkan konsep-konsep Ilmu antara makhluk hidup dan lingkungannya,
Pengetahuan Alam) sehingga siswa antusias mengambil keputusan setelah
mengikuti pembelajaran. mempertimbangkan sisi positif dan sisi
Guru juga dapat mengikutsertakan negatif dari setiap alternatif pemecahan
siswa dalam pengembangan sikap, masalah yang telah terpikirkan, menjelaskan
keterampilan dalam pengambilan keputusan aktivitas masyarakat yang saling
dan mendorong mereka untuk ketergantungan dangan masyarakat lainnya,
mempertimbangkan informasi tentang isu-isu mempresentasikan hasil diskusi tentang
IPA, lingkungan, dan teknologi. Isu dan ketergantungan makhluk hidup dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari menjadi lingkungannya dan melakukan tindakan sesuai
titik awal untuk mempelajari dan menerapkan dengan keputusan yang disepakati bersama.
konsep-konsep/prinsip-prinsip, proses IPA Hal tersebut sesuai dengan karakteristik
dan teknologi dengan mempertimbangkan pendekatan SETS yaitu: 1) siswa tetap
perhatian, minat, atau kepentingan siswa. diberikan unsur-unsur pembelajaran IPA. 2)
Proses menerapkan pengetahuan, konsep, dan siswa dibawa ke situasi untuk memanfaatkan

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 34


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

konsep IPA ke bentuk teknologi untuk sikap peduli lingkungan mengalami


kepentingan masyarakat. 3) siswa diminta penurunan, adanya pengkondisian lingkungan
untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan kelas, tersedianya alat kebersihan dan
akibat yang terjadi dalam proses pentransferan tersedianya poster yang mendukung peduli
IPA tersebut ke bentuk teknologi. 4) siswa lingkungan. Siswa memiliki kesempatan
diminta untuk menjelaskan keterhubungan untuk mengangkat permasalahan yang
antara unsur IPA yang dibincangkan dengan diinginkan seperti masalah banjir atau
unsur-unsur lain dalam SETS yang kebakaran hutan. Siswa juga aktif dengan
mempengaruhi berbagai keterkaitan antara mempresentasikan hasil diskusinya di depan
unsur tersebut. 5) siswa dibawa untuk kelas.
mempertimbangkan manfaat atau kerugian Meskipun pada awalnya mereka masih
menggunakan konsep IPA tersebut bila malu-malu, namun dengan arahan guru, siswa
diubah ke dalam bentuk teknologi, dalam menjadi lebih percaya diri untuk
konteks konstruktivisme. 6) siswa dapat menyampaikan gagasan dan ide masing-
diajak berbincang tentang SETS dari berbagai masing di depan kelas. Kaufman, Plucker, &
arah dan dari berbagai macam titik awal Baer (2008:17) menjelaskan bahwa siswa
tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki yang dapat dikatakan kreatif adalah siswa
oleh siswa (Sutarno & Nano, 2008:29). yang fluency, originality, flexibelity, and
Guru tidak hanya mentransfer ilmu elaboration.
kepada siswa melainkan siswa menggunakan Guru memberikan contoh bagaimana
dan memanfaatkan kemampuan awalnya cara membersihkan kelas yang benar,
untuk dapat menemukan konsep baru melalui membuang sampah organik dan nonorganik
diskusi kelompok untuk memecahkan sesuai dengan tempatnya, memotivasi siswa
masalah. Peran guru adalah sebagai fasilitator yang kurang antusias saat memisahkan
untuk membimbing jalannya diskusi sampah organik dan nonorganik dan
kelompok. Lassig. (2012, p.8) menjelaskan mempelajari kerugian dan manfaat teknologi
bahwa cara yang dapat dilakukan untuk terhadap lingkungan. Proses pembelajaran
meningkatkan pemahaman siswa adalah tersebut sesuai dengan pendekatan SETS yang
dengan memunculkan berbagai masalah, mengaitkan antara IPA, lingkungan,
menyelesaikannya dengan berbagai gagasan teknologi, dan masyarakat (Steele, 2013:18).
yang berbeda, mengembangkan gagasan dan Penggunaan lembar kerja siswa
mencari solusi yang tepat dalam penyelesaian diberikan pada setiap kelompok juga turut
masalah yang ada. mempengaruhi jalannya proses pembelajaran.
Kelas yang menerapkan pendekatan Setiap kelompok bertanggung jawab
SETS, terlihat bahwa guru menanamkan sikap menyelesaikan soal yang ada pada lembar
peduli lingkungan selama pembelajaran kerja siswa. Siswa mempresentasikan hasil
sehingga aktivitas yang menyimpang dari diskusi kelompok bertujuan dapat

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 35


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

mengembangkan kemampuan pemahaman masyarakat, siswa tidak hanya menghafalkan


konsep melalui komunikasi secara lisan. materi pelajaran yang terasa asing melainkan
Selain itu, kemampuan pemahaman konsep memahami konsep IPA, aplikasinya dalam
juga dikembangkan dalam bentuk pertanyaan- teknologi dan hubungannya dengan
pertanyaan pada awal pembelajaran. Siswa masyarakat. Setelah proses pembelajaran
diminta menyebutkan dan menuliskan dengan menerapkan pendekatan SETS, siswa
hubungan makhluk hidup dan lingkungannya terlihat dapat menghubungkan yang dipelajari
melalui permasalahan autentik yang dengan yang mereka temukan atau hadapi
diberikan. Melalui penerapan pendekatan dalam kehidupan sehari-hari, dapat
SETS dalam proses pembelajaran inilah yang memperhatikan perkembangan IPA dan
membuat kemampuan pemahaman konsep teknologi berdasarkan fakta-fakta yang
siswa dapat terbentuk. ditemukan dan terus-menerus memiliki ide
Pendekatan SETS menyediakan atau gagasan baru.
kesempatan yang seluas-luasnya agar aktivitas Hal berbeda terjadi pada pendekatan
dan pemikiran siswa dapat berkembang. ekspositori yang diterapkan di kelas kontrol,
Siswa juga dapat memiliki kebebasan individu materi hanya disampaikan secara verbal,
untuk mengembangkan kemampuannya. Hal artinya bertutur secara lisan merupakan alat
tersebut sesuai dengan penjelasan Yaseen & utama dalam menerapkan pendekatan
Subahan. (2012:47) bahwa pendekatan SETS ekspositori (Sanjaya, 2006:177). Materi
dapat membantu siswa mengetahui IPA, pelajaran yang disampaikan adalah materi
perkembangan teknologi yang dapat pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau
mempengaruhi lingkungan, dan masalah- fakta, konsep-konsep tertentu yang harus
masalah yang timbul akibat berkembangnya dihafal sehingga tidak menjadikan siswa
masalah yang berkaitan dengan masyarakat. untuk berpikir ulang. Setelah proses
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Yager pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
(2009:20) bahwa pendekatan SETS dapat memahaminya dengan benar dengan cara
membantu siswa mengembangkan dapat mengungkapkan kembali materi yang
keterampilan intelektualnya dalam berpikir telah diuraikan dan proses pembelajaran
kreatif, memecahkan masalah dalam hanya berpusat pada guru.
kehidupan sehari-hari, memahami IPA dan Melalui pendekatan ekspositori, siswa
memahami dampak teknologi yang akan kurang aktif dalam pembelajaran, aktivitas
dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari. siswa lebih banyak mendengarkan sajian guru
Melalui pendekatan SETS siswa merasa dan kurang mendapat peran untuk mencari
dilibatkan dalam pembelajaran karena siswa dan menemukan sendiri pemahaman,
langsung melakukan eksperimen untuk pengetahuan atau sikap yang mereka
mengatasi permasalahan, bahan pelajaran butuhkan. Hal ini bertentangan dengan
berkaitan dengan kehidupan siswa di komponen hakikat IPA. Kecendrungan guru

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 36


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

mengunakan pendekatan pembelajaran yang dalam situasi lain, dan dapat menyelesaikan
kurang tepat saat mengajar menjadikan siswa soal (Lale, 2012:5).
hanya sekedar menghafal materi sehingga Pendekatan ekspositori tidak dapat
kurangnya kesempatan siswa untuk memaknai melayani perbedaan setiap siswa baik
materi yang dipelajari. perbedaan kemampuan, perbedaan
Guru kurang memperhatikan pengetahuan, dan perbedaan gaya belajar,
keterlibatan siswa dalam memecahkan karena pendekatan ekspositori lebih banyak
masalah dan siswa kurang diberi kesempatan diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
untuk berlatih menemukan suatu pengetahuan. mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
Materi yang dijelaskan tidak di kaitkan dalam kemampuan sosialisasi terhadap sesama
kehidupan sehari-sehari siswa, sehingga siswa. Pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran kurang menggali pengalaman pendekatan ekspositori lebih banyak terjadi
siswa secara langsung. Kurangnya kegiatan satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol
yang mendorong siswa berpikir kreatif dan pemahaman siswa sangat terbatas.
mengembangkan kreativitas siswa, sehingga
berdampak pada rendahnya pemahaman siswa SIMPULAN
terhadap konsep-konsep IPA Berdasarkan hasil penelitian dan
Pada pendekatan ekspositori siswa pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
selalu difasilitasi dan diarahkan. Guru berikut:
menyajikan konsep-konsep sebelum 1. Pendekatan SETS berpengaruh terhadap
penyelidikan, sehingga penyelidikan yang kemampuan pemahaman konsep siswa
dilakukan siswa hanya merupakan kegiatan kelas IV di SD Ngablak.
yang telah dibahas sebelumnya. Dengan kata 2. Pendekatan SETS berpengaruh terhadap
lain, komunikasi lebih banyak terjadi dari kemampuan berpikir kreatif siswa kelas
guru ke siswa, bukan dari sesama siswa, IV di SD Ngablak.
sehingga kesempatan siswa untuk terlibat 3. Pendekatan SETS berpengaruh terhadap
dalam pemecahan masalah sangat sedikit dan kemampuan peduli lingkungan siswa
membuat siswa kurang antusias kelas IV di SD Ngablak.
menyampaikan ide atau gagasannya. Soal Saran yang dapat disampaikan
yang diberikan merupakan hasil dari contoh- khususnya pada materi hubungan makhluk
contoh soal yang dijelaskan sebelumnya, hidup dan lingkungannya dengan menerapkan
sehingga siswa tidak dapat menemukan pendekatan SETS, antara lain:
konsep IPA dengan sendirinya. Siswa yang a. Pendekatan SETS sebagai salah satu
dikatakan telah memahami konsep apabila alternatif pendekatan pembelajaran yang
siswa mampu menunjukkan sikap, ciri-ciri, dapat diterapkan oleh guru untuk
dapat menerangkan, dapat menggunakan meningkatkan kemampuan pemahaman

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 37


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

konsep, berpikir kreatif, dan peduli Keraf, S. (2010). Etika Lingkungan, Jakarta:
lingkungan siswa kelas IV SD. Buku Kompas.
b. Pada saat menerapkan pendekatan SETS Lale, C.O. (2012). The Effects Of Swedish
dalam proses pembelajaran, sebaiknya Knife Model on Students’
guru perlu memahami setiap tahapan Understanding of The Digestive
yang ada pada pendekatan SETS, System. Asia Pacific Forum on
sehingga guru dapat memberikan Science Learning and Teaching, 13.
instruksi yang jelas kepada siswa untuk 1-21.
mengikuti tahapan pendekatan SETS. Lassig, C.J. (2012). Creating Creative
c. Saat menerapkan suatu pendekatan Classrooms. The Australian
pembelajaran perlu adanya inovasi yang Educational Leader, 34, 8-13.
baru untuk menghindari kejenuhan siswa. Lehman, R.S. (1991). Statistics And Research
Dalam menerapkan suatu pendekatan Design In The Behavioral Sciences.
pembelajaran, guru perlu memperhatikan Monterey: Cole Publishing Company.
kondisi siswa, materi pembelajaran, dan Mariana & Alit, M. (2000). Suatu Tujuan
alokasi waktu. Tentang Hakikat Pendekatan Science,
Technology, and Society dalam
DAFTAR RUJUKAN Pembelajaran Sains. Pelangi
Creswell, J.W. (2009). Research Design: Pendidikan, 2, 40- 41.
Qualitative, Quantitative, And Mixed Mona, Y. (2007). Revitalizing Science
Methods Approaches. (3rd ed.). Curriculum an STS Approach. New
California: SAGE Publications. Delhi: Ashok Kumar Miital.
Hamzah & Syukri. (2013). Pendidikan Munandar. (2009). Pengembangan
Lingkungan: Sekelumit Wawasan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Pengantar. Bandung: Refika PT. Rineka Cipta.
Aditama. Mustakin, B. (2011). Pendidikan Karakter
Handika, I., & Wangid, M.N. (2013). Membangun Delapan Karakter Emas
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Menuju Indonesia Bermartabat.
Masalah Terhadap Penguasaan Yogyakarta: Samudra Biru.
Konsep Dan Keterampilan Proses Nurcahyani, N., Mulyani, B., & Mahardiani,
Sains Siswa Kelas V. Jurnal Prima L,. (2012). Efektivitas Metode
Edukasia, 1(1), 85-93. Pembelajaran STAD Berbasis SETS
Kaufman, J.C., Plucker, J.A., & Baer, J. Berbantuan Macromedia Flash
(2008). Essentials Of Creativity Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Assesment. Hoboken: Jhon Willey & Materi Pokok Perubahan Fisika Dan
Sons. Kimia Kelas VII Semester Genap
SMP Negeri 14 Surakarta Tahun

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 38


Bina Gogik, Volume 4 No. 1, Maret 2017 ISSN: 2355-3774

Ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Concepts Before Biochemistry


Kimia, 1, 19-25. Coursework. Biochemistry and
Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi Molecular Biology Education, 39,
Masyarakat Model Pembelajaran 102-109.
Kontekstual Bermuatan Nilai. Widyastuti, N., & Pujiastuti, P. (2014).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pengaruh Pendidikan Matematika
Salimin, S. (2011). Membentuk Karakter Yang Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap
Cerdas. Tulung Agung: Cahaya Pemahaman Konsep Dan Berpikir
Abadi. Logis Siswa. Jurnal Prima Edukasia,
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran 2(2), 183-193.
Berorientasi Standar Proses Yager, R.E. (2009). Comparing Science
Pendidikan. Jakarta : Kencana. Learning Among 4th-, 5th-, and 6th-
Setyawan, W., & Mustadi, A. (2015). Grade Students: STS Versus
Pengembangan SSP Tematik Textbook-Based Instruction. Journal
Integratif Untuk Membangun of Elementary Science Education, 21,
Karakter Disiplin Dan Kreatif Siswa 15-24.
Kelas I SD. Jurnal Prima Edukasia, Yaseen, M.Y., & Subahan, T.M. (2012). The
3(1), 108-119. Ranking of Science, Technology and
Steele, A. (2013). Shifting Currents: Science Society (STS) Issues by Students and
Technology Society and Environment Physics Teachers in Secondary
in Northern Ontario Schools. Brock School. Journal Yemen University
Education, 23, 18-42. Kebangsaan Malaysia, 2, 46-62.
Suastra, I.W. (2009). Pembelajaran Sains
Terkini: Mendekatkan Siswa dengan
Lingkungan Alamiah dan Sosial
Budayanya. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sutarno & Nono. (2008). Materi dan
Pembelajaran IPA SD. Jakarta: UT.
Sulistyowati. (2012). Implementasi Kurikulum
Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
Citra Aji Parama.
Villafane, S.M., Cheryl, P.B., Jennifer
Loertscher., et.al. (2011).
Development and Analysis of an
Instrument to Assess Student
Understanding of Foundational

Pengaruh Pendekatan Sains, Environment, Technology 39

Anda mungkin juga menyukai