Anda di halaman 1dari 4

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SUNARDI

NPM : 1024260126SP

Prodi : S1 Keperawatan

Dengan ini mengajukan judul skripsi sebagai berikut :

1. HUBUNGAN FAKTOR RESIKO DENGAN KEJADIAN TBC DI KABUPATEN KEPAHIANG TAHUN


2012.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PRE-EKLAMSIA PADA IBU
HAMIL DI ZAAL KEBIDANAN RSUD KEPAHIANG
3. FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI
PENYAKIT DALAM RSUD KEPAHIANG TAHUN 2011

Kepahiang, 26 November 2011

SUNARDI

Mengetahui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ns.YUSNIARITA, S.Kep, M.Kes SARIMAN PARDOSI, S.Kep. M.Si


JUDUL : HUBUNGAN FAKTOR RESIKO DENGAN KEJADIAN TBC DI
KABUPATEN KEPAHIANG TAHUN 2012
LATAR BELAKANG : Mycobacterium Tuberculosis telah meng-infeksi sepertiga
penduduk dunia pada tahun 1993, WHO mencanangkan
kedaruratan global penyakit TBC, karena pada sebagian besar
negara di dunia, penyakit TBC tidak terkendali, ini disebabkan
banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama
penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995, diperkirakan
setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC dengan
kematian 3 juta orang (WHO, Treatment of Tuberculosis,
Guidelines of National Programmer, 1997). Di negara – negara
berkembang kematian TBC merupakan 25 % dari seluruh
kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95 %
penderita TBC berada di negara berkembang 75 % penderita TBC
adalah 95 % penderita TBC adalah kelompok umur produktif (15 –
50 tahun). Menurut Profil Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2004
pada pencatatan SP2TP ditemukan penderita penyakit
Tuberkulosis Paru BTA (+) sebanyak 213, penderita TB Paru BTA
(-) sebanyak 54, extra paru 8 dan penderita TB Paru kambuh
sebanyak 8 penderita.

RUMUSAN MASALAH : apakah terdapat hubungan umur produktif dan non produktif
dengan jumlah kasus TB BTA Positif diantara suspek TB yang
diperiksa lab dahaknya yang tercatat berobat di Puskesmas
Embong Ijuk Kepahiang tahun 2011
TUJUAN PENELITIAN : a. Untuk mengetahui hubungan faktor umur produktif
dengan jumlah TB BTA positif diantara suspek TB yang
diperiksa laboratorium dahaknya yang tercatat berobat di
Puskesmas Embong Ijuk Tahun 2011.
b. Untuk mengetahui hubungan faktor umur non produktif
dengan jumlah TB BTA positif diantara suspek TB yang
diperiksa laboratorium dahaknya yang tercatat berobat di
Puskesmas Embong Ijuk Tahun 2011.
c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor umur
produktif dan non produktif dengan jumlah TB BTA positif
diantara suspek TB yang diperiksa laboratorium dahaknya
yang tercatat berobat di Puskesmas Embong Ijuk Tahun 2011
JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA
PRE-EKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI ZAAL KEBIDANAN RSUD
KEPAHIANG
LATAR BELAKANG : Zuspan (1978) dan Arulkumeran (1995) melaporkan angka
kejadian pre-eklamsia di dunia sebesar (0-13 %), di Singapura
(0,13-6,6 %) dan di Indonesia (3,4-8,5 %). Di Propinsi Bengkulu
angka kejadian pre-eklamsia tahun 1998 adalah 7,16% (Dinkes
Bengkulu, 1999) tahun berikutnya meningkat menjadi 7,43%
tahun 2000 angka kejadian preeklamsia menjadi 11.73% (Dinkes
Bengkulu, 2001), ini menunjukkan angka kejadian pre-eklamsia di
Bengkulu meningkat dari tahun ketahun. Berdasarkan hasil
pengumpulan data yang dilakukan peneliti di Rekam Medik RSUD
Kepahiang diketahui bahwa terdapat 12 kasus pre-eklamsia dari
392 persalinan yang terjadi selama periode Januari sampai
Desember tahun 2010.
RUMUSAN MASALAH : Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya pre-
eklamsia pada ibu hamil di zaal kebidanan RSUD Kepahiang
TUJUAN PENELITIAN : 1. Gambaran tentang usia dengan terjadinya pre-
eklamsia pada ibu hamil di zaal kebidanan RSUD Kepahiang
2. Gambaran tentang paritas dengan terjadinya pre-
eklamsia pada ibu hamil di zaal kebidanan RSUD Kepahiang
3. Gambaran tentang berat badan dengan terjadinya
pre-eklamsia pada ibu hamil di zaal kebidanan RSUD Kepahiang.
4. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan
antara usia dengan terjadinya pre-eklamsia pada ibu hamil di
zaal kebidanan RSUD Kepahiang
5. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan
antara paritas dengan terjadinya pre-eklamsia pada ibu hamil di
zaal kebidanan RSUD Kepahiang.
6. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan
antara berat badan dengan terjadinya pre-eklamsia pada ibu
hamil di zaal kebidanan RSUD Kepahiang.
JUDUL : FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD
KEPAHIANG TAHUN 2011
LATAR BELAKANG : Di Indonesia hipertensi merupakan pembunuh nomor tiga setelah
infeksi saluran nafas dan diare. Menurut penelitian tim Monica
Jakarta pada tahun 1988 frekuensinya mencapai 15%. Penderita
hipertensi di Indonesia kira-kira 10-20% dari populasi. Makin ke
pantai makin tinggi, makin ke gunung makin rendah jumlah
penderita hipertensi (Arcole Margatan, 1995). Angka kejadian
hipertensi diperkirakan berkisar antara 15-25 populasi penduduk
dunia (WHO, 1999). Prevalensi hipertensi di beberapa negara maju
yakni : Jepang 15-22%, Cina 5-10%, Australia 19,1%, Jerman
19,3%, Amerika 10-15%, Taipei 6,2% dan di Indonesia 25,8%. Dari
uraian diatas dapat di lihat bahwa prevalensi penyakit hipertensi
di Indonesia masih sangat tinggi dan menduduki peringkat
pertama di enam negara (Boedhi Darmojo, 2001). Angka
prevalensi penyakit hipertensi di Propinsi Bengkulu sebanyak
19,798 jumlah kasus dari 100 ribu penduduk (DinKes Provinsi
Bengkulu, 2005).
RUMUSAN MASALAH : Faktor-faktor resiko apa saja yang berhubungan dengan penyakit
hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Kepahiang Tahun 2011
TUJUAN PENELITIAN : 1. Mengetahui gambaran kebiasaan merokok,obesitas
dan kegiatan olahraga bagi pasien hipertensi di Poli Penyakit
Dalam RSUD Kepahiang Tahun 2011
2. Mengetahui hubungan Kebisaan merokok, obesitas
dan kegiatan olahraga dengan kejadian hipertensi di Poli
Penyakit Dalam RSUD Kepahiang Tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai