Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Shalat
a. Pengertian shalat
Pengertian shalat dari bahasa Arab As-sholah, sholat
menurut Bahasa / Etimologi berarti Do‟a dan secara
terminology/istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir
dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam., yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan.
Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa)
kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepadaNya
serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau
mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang
kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau kedua-
duanya.6 Sebagaimana perintah-Nya dalam surah al-Ankabut
ayat 45:

6
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,(Sinar Baru Algensindo), hlm. 53

7
            

           

45. bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu


Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.7
Dari beberapa pengertaian diatas dapat disimpulkan bahwa
shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan
dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara‟.
b. Tujuan shalat
Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang
tidak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan
tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan shalat.
Adapuntujuan didirikan shalat menurut al- Qur‟an dalam
surah al- Ankabut ayat 45

         

Artinya:… dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu


mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. …

7
Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra).

8
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung
unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan
melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar.
Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga
mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka
dirikan , maka mereka tidak akan berbuat jahat.
c. Syarat – syarat rukun wajib syahnya shalat
1. Syarat Wajib Shalat
a). Islam
b). Baligh
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah yang
artinya: “dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw
bersabda, perintahkan anak- anakmu untuk shalat ketika
mencapai usia 7 tahun dan pukullah mereka jika (belum
mengerjakan shalat) ketika usia 10 tahun dan pisahkanlah
tidurnya (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
c). Berakal
Sebagai hadis yang artinya : “ telah diangkat pena itu dari
tiga perkara, yaitu anak-anak sehingga dewasa (baligh), dari orang
tidur sehingga ia bangun dan dari orang gila sehingga ia sehat
kembali”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
d) Suci dari hadats dan najis, baik kecil maupun besar.
2. Syarat Sah Shalat
a). Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar.
b). Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
c). Menutup aurat. Aurat laki-laki antar pusar sampai litut
dan aurat perempuan adalah seluruh badannya kecuali muka dan
telapak tangan

9
d).Telah masuk waktu shalat, artinya tidak sah bila
dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah habis waktunya 8.
Sebagaiman diterangkan dalam surah An- Nisa ayat 103

       

         

    

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),


ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.
e). Menghadap kiblat
3. Rukun Shalat
Rukun shalat bias juga disebut fardhu. Perbedaan antara
syarat dan rukun shalat adalah bahwa syarat merupakan sesuatu
yang harus ada pada suatu pekerjaan amal ibadah itu dikerjakan ,
sedangkan pengertian rukun atau fardu adalah sesuatu yang harus
ada pada suatu pekerjaan/amal ibadah pada waktu pelaksanaan suatu
pekerjaan /amal ibadah tersebut.

8
Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama
2015, hlm.17

10
Rukun Shalat ada 13 yaitu:
a). Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan shalat
karena Allah SWT
b). .Berdiri bagi yang mampu.
c). Takbirotul Ihram.
d). Membaca Surah Al-fatihah.
e). Ruku‟ dan Thuma‟ninah
f). I‟tidal dengan Thum‟ninah.
g). Sujud dua kali dengan thuma‟ninah.
h). Duduk diantara dua sujud dengan thum‟ninah.
i). Duduk yang terakhir.
j). Membaca Tasyahud pada waktu duduk akhir.
k). Membaca Shalawat atas Nabi Muhammad SAW 9
pada tasyahud akhir setelah membaca tasyahud.
l). Mengucapkan Salam.
m). Thuma‟ninah pada setiap gerakan.
n). Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah
shalat harus berurutan dari rukun yang pertama sampai yang
terakhir.
4. hal – hal yang membatalkan shalat
a). Meninggalkan salah satu rukun shalat atau
memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.

9
Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama
2015, hlm.19

11
b). Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat
seperti berhadats, terbuka aurat.
c). Berbicara dengan sengaja.
“ Pernahkami berbicara pada waktu shalat, masing-
masing dari kami berbicara dengan temannya yang ada di
sampingnya, sehingga turun ayat : dan berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu)dengan khusyu‟”. (HR. Jamaah Ahli Hadits
kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).
d). Banyak bergerak dengan sengaja.
e). Makan dan minum.
f). Menambah rukun fi‟li, seperti sujud tiga kali.
g). Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah
membatalkan shalat.
h). Mendahului imam sebanyak 2 kali, khusus bagi
ma‟mum.
d. Cara mengerjakan shalat
1. Menghadap ka‟bah.
2. Berdiri.
3. Kewajiban menghadap sutrah.
4. Niat.
5. Takbiratul Ihram.
6. Mengangkat kedua tangan
7. Bersedekap
8. Memandang tempat sujud
9. Membaca do‟a Iftitah
10. Membaca Ta‟awwudz
11. Membaca al- Fatihah
12. Membaca Amiin

12
13. Bacaan surah setelah al-Fatihah
14. Ruku‟
15. I‟tidal dari Ruku‟
16. Sujud
17. Bangun dari sujud
18. Duduk antara dua sujud
19. Duduk Tasyahud Awal dan Tasyahud Akhir
20. Salam
e. Macam – Macam Shalat Fardhu
1. Shalat Dhuhur
2. Shalat „Ashar
3. Shalat Maghrib
4. Shalat Isya‟
5. Shalat Subuh
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman ( learning is defined as the modification
or strengthening of behavior through experience)10.
Adapun belajar menurut Morgan, (dalam
Agus Suprijono, 2009;3) Adalah perubahan perilaku
yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman.11Sedangkan menurut Ngalim Purwanto

10
Oemar Hamalik, proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm.27
11
Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.3

13
(2011;85) belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah
kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang
lebih buruk.12 Dalam modul PLPG (2010) dijelaskan
bahwa belajar adalah proses bagi peserta didik dalam
membangun gagasan dan pemahaman sendiri.13 Maka
kegiatan pembelajaran seharusnya memberi
kesempatan pada peserta didik untuk melakukan
proses belajarnyasecara mudah, lancer dan
termoyivasi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat
dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.
3. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Shalat
Pembelajan adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari
dua kata belajar dan mengajar. Belajar menurut Fatah Syukur adalah
proses penyampaian pesan dari saluran atau media tertentu ke

12
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2011), HLM.85
13
PSG LPTK, Modus PLPG, (Semarang: IAIN, 2010), hlm. 56

14
penerima pesan atau disebut proses komunikasi.14 Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur
manusiawi, material fasilitas, pelengkap dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Shalat adalah suatu bentuk pengabdian seorang hamba kepada
Allah yaitu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam. Dan shalat ini adalah merupakan kewajiban bagi seorang
muslim. Orang yang selalu mendirikan shalat hatinya bersih (jernih)
jauh dari kotoran – kotoran dosa serta jauh dari perbuaan maksiat serta
segala perilakunya selalu memancarkan cahaya Ilahi. Sebagaimana
dalam al-Qur‟an:

            

           

Artinya: apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al


Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. 15

14
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: IAIN Press,2005),
hlm. 8
15
Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra).

15
Dalam pembelajaran salat fardu mempunyai dimensi kognitif
dan psikomotor yang harus dicapai. Pada bab salat yang dibahas
adalah masalah macam-macam salat fardu, gerakan salat fardu, dan
bacaan salat. Apalagi salat adalah salah satu ibadah mahdoh yang
diwajibkan oleh Allah untuk itu dalam pelaksanaannya seseorang
diharuskan dapat mengerjakan secara praktek dengan baik dan benar.
Untuk itu dalam proses pembelajaran salat fardu metode demonstrasi
menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan
tujuan tersebut.

2. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pelajaran yang relevan dengan
pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan.16
Konsep pendidikan pada dasarnya membuat
siswa memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang
sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan
melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk
mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan
daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita

16
Jamal Makmur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif dan
Inovatif (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hlm. 142.

16
dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang
menitikberatkan pada model belajar konvensional seperti
ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa
untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran
pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara
yang baik dan masyarakat yang cerdas (Djahiri, 1993)

Salah satu alternatif model pembelajaran yang


dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut
adalah model metode pembelajaran demonstrasi. Yang
dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara
mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan
tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh
guru.

Setiap orang selalu punya kewajiban untuk


melakukan tugas tertentu seperti halnya seorang guru di
tuntut agar menjalankan kewajiban itu sepenuh tanggung
jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas
harus di laksanakan. Tugas yang di laksanakan akan
dianggap selesai apabila tujuan yang hendak dicapai
sudah terwujud. Seorang guru tersebut harus merasa
yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai
kepada tujuan dapat dilakukan dengan cara atau metode
yang tepat dan cocok untuk diterapkan kepada peserta
didiknya.

17
Adapun cara atau metode yang terbaik untuk
diterapkan itu banyak sekali tergantung pada
karakteristik peserta didik masing-masing, salah satunya
adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi
merupakan metode yang sangat efektif dalam membantu
anak didik untuk menjawab kebutuhan belajarnya
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta dan data yang
jelas dan benar yang diperolehnya dari demonstrasi.
b. Langkah-langkah dalam Penerapan
Metode Demonstrasi dalam
Pembelajaran Salat
Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam
penerapan metode demonstrasi antara lain :
1. Usahakan demonstrasi dapat diikuti dan diamati oleh
seluruh siswa.
2. Tetapkan tujuan demonstrasi sehingga siswa dapat
memahami masalah yang akan didemonstrasikan.
3. Siapkan alat atau media yang akan digunakan dalam
penerapan demonstrasi.
4. Selama demonstrasi berlangsung guru harus mengawasi
pekerjaan siswa. Bila perlu member saran atau pertanyaan
yang menunjang kesempurnaan jalannya demonstrasi.
5. Setelah demonstrasi selesai guru harus mengumpulkan
dan menganalisis hasil temuan atau masalah dari
penerapan metode demonstrasi, mendiskusikannya di
kelas dan mengevaluasi dengan tes dan tanya jawab

18
Agar penyampaian metode demonstrasi dalam pembelajaran
salat fardu dapat mencapai tujuan yang diharapkan guru perlu
memahami hal-hal berikut:
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan belajar itu meliputi rumusan tentang
apa yang akan diajarkan, cara mengajar, dan tingkat
penguasaan siswa terhadap bahan yang diajarkan. Secara
sederhana perencanaan pembelajaran itu memuat materi
yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan evaluasi yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran.17
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah
penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.
Apabila rencana pembelajaran disusun secara baik akan
menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Oleh sebab itu, perencanaan
pembelajaran memiliki beberapa manfaat.
b. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran.
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana
disebutkan di atas dimaksudkan agar dapat dicapai
perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran
ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

17
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm. 2.

19
1. untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali
dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan
dengan adanya desain pembelajaran;
2. untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan
pendekatan sistem;
3. perencanaan desain pembelajaran diacukan pada
bagaimana seseorang belajar;
4. untuk merancang suatu desain pembelajaran diacukan
pada secara perorangan;
5. pembelajaran yang akan dilakukan akan bermuara pada
ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada
tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari
pembelajaran;
6. sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran
adalah mudahnya siswa untuk belajar;
7. perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua
variabel pembelajaran;
8. inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah
penerapan metode pembelajaran yang optimal untuk
mencapai tujuan yang telah diterapkan.18
Adapun pokok keterampilan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran salat fardu antara lain :
1) Siswa dapat memahami dan melaksanakan tata cara salat.
2) Dapat menyebutkan macam-macam salat fardu.

18
Suwardi, Op.Cit., hlm. 29.

20
3) Mampu melafalkan bacaan salat.
4) Mengetahui hal-hal yang membatalkan salat.
5) Mengetahui syarat sah dan rukun salat.
6) Mengetahui ketentuan waktu salat fardu.
1. Manfaat Mempelajari Salat Fardu
Sebagai seorang muslim sejati, bila mendengarkan
panggilan salat (adzan) setiap waktu salat merupakan sesuatu
yang membahagiakan kita. Betapa tidak dengan menunaikan
ibadah salat, amat banyak yang kita peroleh, dalam kehidupan
di dunia maupun di akhirat kelak. Disinilah letak pentingnya
bagi kita untuk membuka takbir rahasia salat sebagai salah
satu bagian terpenting dari ibadah sehari-hari yang merupakan
kewajiban bagi kita.
1) Menguatkan Jiwa
Dalam hidup ini tak sedikit kita dapati manusia
yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu
mengikuti apapun yang menjadi keinginannyaa meskipun
keinginannya itu merupakan suatu yang mungkar dan
mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di
dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu
dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikan, bukan
membunuh manusia yang membuat kita tidak mempunyai
keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.
Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami
kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia

21
yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan
mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt. Sebagai
Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung
mengarahkan manusia pada kesesatan.
Allah memerintahkan kita memperhatikan
masalah ini dalam firman-Nya yang artinya :
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al-
Kitab (Al- Qur’an) dan didirikannya salat, sesungguhnya
salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat)
adalah lebih besar (keutamaan dari ibadah-ibadah yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
(QS. Al-Ankabut : 45).19

Dengan ibadah salat, maka manusia akan berhasil


mengendalikan hawa nafsunya membuat jiwanya menjadi
kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan
memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat
yang suci dan ini akan membuatnya mengetuk dan
membuka pintu-pintu langit sehingga dikabulkan oleh
Allah SWT.
2) Mendidik Kemauan
Salat mendidik seseorang untuk memiliki
kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan,
meskipun untuk melaksanakannya terhalang berbagai
kendala. Salat yang baik akan membuat seseorang terus

19
Al Qur’an dan Terjemah (PT. Karya Toha Putra) hlm. 635

22
mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun
peluang untuk menyimpangnya begitu besar. Karena itu,
Rasulullah SAW menyatakan: Salat itu tiang agama.
Dalam kaitan ini, maka salat akan membuat
kekuatan rohani seorang muslim semakin prima.
Kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang
tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai
keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar,
dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim
tidak akan berputus asa meskipun penderita yang dialami
sangat sulit.
3) Menyehatkan Badan
Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, salat
yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh
positif berupa kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya
dinyatakan oleh Rasulullah SAW tetapi juga dibuktikan
pada dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang tidak
pernah meragukannya lagi. Mereka berkesempatan bahwa
pada gerakan salat mengandung unsure senam jasmani,
sehingga dapat menyehatkan tubuh, mencegah otot dan
pada bangun pagi atau waktu melaksanakan salat subuh
udara masih sejuk dan segar sehingga badan kita merasa
ada yang fresh di dalam tubuh kita. Dan apabila kita
melaksanakan salat secara berjamaah dapat kita rasakan

23
terjalinnya persaudaraan antara kaum muslim dengan
muslimin yang lainnya.
B. Kajian Pustaka
Penelitian – peelitian sebelumnya yang menjadi
rujukan, antara lain:
1. Zairuddin, Penerapan metode demonstrasi
dalam pembelajaran sholat fardhu dalam
upaya meningkatkan ketrampilan ibadah
siswa pada kelas I MI Al- Watoniyyah 01
Pedurungan Semarang.20
2. Ana Rubaiah, Peningkatan hasil belajar Fiqh
materi sholat Fardhu menggunakan metode
demontrasi di kelas 2 MI Sultan Fatah
Bintoro Demak 2013.21

A. Hipotesa Tindakan

20
Zainuddin, Penerapan
metode demonstrasi dalam pembelajaran
sholat fardhu dalam upaya meningkatkan ketrampilan ibadah
siswa pada kelas I MI Al- Watoniyyah 01 Pedurungan
Semarang2010. Salatiga: STAIN Salatiga,2010, hlm.79
21
Ana Rubaiah, Peningkatan hasil belajar Fiqh materi sholat Fardhu
menggunakan metode demontrasi di kelas 2 MI Sultan Fatah Bintoro Demak
2013. IAIN Walisongo, 2010, hlm 55

24
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan ibadah salat
fardu pada siswa kelas 2 SD Islam Sultan Agung 4 Semarang
Tahun pelajaran 2015/2016.
Dengan metode demontrasi peserta didik terlibat dalam
proses pembelajaran secara langsung, karena itu akan tercipta
pembelajaran yang kondusif serta dapat memudahkan peserta
didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik
terhadap pelajaran maka hasil belajarpeserta didik dapat
meningkat.

25

Anda mungkin juga menyukai