BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang:
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan
medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014) .
Klinik Satelit UI sejak awal 2017, berdasarkan Rapat Pimpinan Terbatas UI, bukan lagi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) namun Kantor yang bertanggung jawab langsung kepada Wakil Rektor I
(Bidang Akademik dan Kemahasiswaan) dengan visi dan misi yang mengacu pada visi dan misi
Universitas Indonesia.
VISI
Menjadi klinik unggulan yang juga merupakan wahana pendidikan dan penelitian kesehatan
komunitas berkelas Dunia pada tahun 2025.
MISI
• Menyediakan pelayanan kesehatan primer yang berbasis kedokteran keluarga dengan
mengutamakan kualitas pelayanan serta keselamatan pasien.
• Menyelenggarakan wahana pendidikan interprofesional di bidang pelayanan kesehatan primer
serta kesehatan komunitas yang komprehensif dan unggul
• Mengembangkan penelitian bidang pelayanan kesehatan primer serta kesehatan komunitas
yang terintegrasi, bermanfaat dan terkini.
• Menyelenggarakan manajemen yang profesional dan akuntabel, serta mampu mencapai
kemandirian finansial.
• Mendukung Academic Health System
B. Tujuan
1. Umum
Tujuan: Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Klinik dalam membangun sistem manajemen
pengelolaan sumber daya Manusia baik untuk penyelenggaraan upaya klinik maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis.
2. Khusus
a. bahwa dalam rangka mencapai kinerja yang optimal harus tersedia sumber daya manusia
yang sesuai standar kompetensi.
C. Manfaat
1. Pengelolaan sumber daya secara umum dalam rangka evaluasi program klinik yang sudah
dilaksanakan juga untuk dasar menyusun perencanaan program/ kegiatan tahun yang akan
datang.
D. Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman pengelolaan sumber daya manusia ini disusun berdasarkan persyaratan
standar akreditasi pukesmas, dan kebutuhan SDM di klnik.
E. Batasan Operasional
Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksud meliputi;
5. Pelaksanaan kredensial
Berdasarkan SK Rektor UI
Seiring dengan kebutuhan pada bulan Mei 2019 struktur organisasi mengalami perubahan dengan
penambahan struktur sebagai berikut:
Kepala Klinik selain membawahi tiga kordinator, audit internal dan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien juga langsung dalam kordinasi Kepala Klinik.
2. Peta Jabatan
Dalam peta jabatan ini memberikan gambaran selain tugas pokok juga ada tugas integrasi
masing-masing karyawan sebagai berikut (terlampir)
7 Kordinator S2 Manajemen
b. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia klinik y dokter dan tenaga medis lainnya berperan utama dalam
pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah ditentukan mengedepankan
kualitas pelayanan.
Dengan demikian strategi yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter yang cukup
dan memadai untuk setiap hari pelayanannya. Setiap hari Klinik melayanai dengan jadwal
08.00-20.00 untuk pelayanan umum dan farmasi. Pelayanan dokter 08.00-16.00 sebanyak
4-5 dokter dan pukul 16.00-20.00 terdapat 3 dokter. Untuk pelayanan pukul 16.00-20.00
kami meminta bantuan tenaga PPDS Okupasi sebagai dokter pelayanan. Setiap pelayanan
kami memakai tenaga medis 4 orang shift 08.00-16.00 dan 12.00-20.00 2 orang.
Pelayanan poli gigi pukul 08.00-16.00 dengan 4 orang dokter gigi dan 3 orang perawat
gigi. Pelayanan konseling dilakukan pukul 08.00-18.00 dengan 4 psikolog seharinya.
A. Denah ruang
Fasilitas dan sarana
Poli Umum
No. Barang Inventaris Jumlah Kondisi Keterangan
Baik Rusak
1 Bed pasien 1 √
2 Tangga bed 1 √
3 Lampu instrumen 1 √
4 Tensimeter 1 √
6 Safety box 1 √
7 Stetoskop 1 √
8 Otoskop 2 √
9 Refleks hammer 1 √
10 Ophtalmoscope 2 √
11 Ultrasonic gel 1 √
12 Lampu rontgen 1 √
13 Box instrumen 1 √
14 Fetal doppler 1 √
15 Torniquete 1 √
16 Rhinoscope 2 √
18 Timbangan digital 1 √
Poli Gigi
1 Agate Spatle 20 √
2 Amalgam Carver 1 √
3 Amalgam Pistol 1 √
4 Amalgam PlugGer 7 √
5 Arteri Klem 3 √
6 Aspiject 2 √
7 Autoklav 1 √
8 Ball Pointed 31 √
9 Bein 30 √
10 Bite Block 2 √
11 Bone File 1 √
12 Bowl 6 √
13 Burniser 11 √
14 Cawan Petri 3 √
15 Cement Spatle 3 √
16 Cement Stopper 1 √
17 Cheek Retractor 3 √
18 Chisel Scaler 1 √
19 Citoject (Sellaco) 2 √
20 Crown Retractor 2 √
21 Cryer 6 √
22 Curet Gracey 1 √
23 Dappen Glass 5 √
24 Dental Unit 3 √
26 Ekskavator 60 √
27 Endo Box 2 √
28 Gagang Scalpel 4 √
29 Gips Spatle 2 √
30 Gunting 4 √
31 Hammer 1 √
34 Kaca Mulut 92 √
35 Knoble Tang 1 √
36 Kuret Besar 2 √
37 Lampu Spirtus 1 √
39 Matrix Band 1 √
40 Mixer GIC 3 √
41 Mixing Slab 1 √
42 Needle Holder 2 √
43 Nierbekken 14 √
44 Periodontal Probe 6 √
45 Pinset 63 √
46 Pinset Anatomis 2 √
47 Pinset Chirurgis 2 √
48 Pinset Jepit 5 √
49 Pisau Lecron 3 √
52 Rasparatorium 3 √
53 Gagang Scalpel 82 √
54 Gips Spatle 35 √
55 Gunting 2 √
56 Hammer 2 √
59 Kaca Mulut 2 √
60 Knoble Tang 1 √
61 Kuret Besar 4 √
62 Tang 3 Jari 4 √
66 Tip Scaler 17 √
67 Ultrasonic Scaler 3 √
68 File Endo 60 √
69 Dental loop 2 √
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Prosedur ini ditetapkan sebagai panduan Proses Penempatan Sumber Daya Manusia (SDM),
sehingga dapat menjamin SDM yang mampu dan profesional dalam menjalankan tugas dan
memberikan pelayanan yang sesuai dengan bidangnya. Prosesnya adalah :
Proses penilaian standar kompetensi dilakukan secara berkala setiap 1 tahun sekali, namun
untuk kedisiplinan dilakukan dengan melihat kehadiran melalui Sistem Informasi Kepegawaian
(SIPEG), kinerja harian tenaga medis dan dokter juga dapat dilihat dari jumlahnya pasien yang
dikerjakan melalui sistem E Health dan direkap tiap bulannya untuk kompensasi atau tunjangan
pegawai. Proses penilaian standar kompetensi dilaksanakan dengan cara:
Pelaksanaan pengembangan dapat dilakukan sebagai evaluasidan tindak lanjut dari hasil SKP.
Bagi pegawai yang memiliki nilai SKP kurang dari 76 akan dilakukan pemanggilan oleh kepala
Klinik untuk mendiskusikan cara perbaiakan diantaranya dengan mengikuti program pengembangan.
Pelaksanaan pengembangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu bisa dengan pelatihan
internal dan pelatihan eksternal. Pelatihan Internal adalah pelatihan yang diselenggarakan oleh
internal klinik sendiri, sedang pelatihan eksternal adalah pelatihan yang dilaksanakan di luar klinik
karena permintaan dinas atau kebutuhan pengembangan SDM klinik.
BAB V
PEMENUHAN SUMBER DAYA
Untuk menunjang terselenggaranya pemenuhan kebutuhan Pengelolaan SDM, melalui
perencanaan yang baik dan usulan pemegang kepegawaian yang sudah berdasarkan hasil
pemetaan masalah. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya sudah dianggarkan
dan dijadwalkan. Pengadaan kebutuhan tenaga dalam pelaksanaan klink sesuai dengan
aturan Universitas Indonesia.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana klinik membuat asuhan
pasien lebih aman. Ketersediaan petugas yang berkompeten adalah tujuan dari pengelolaan
SDM. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja petugas adalah suatu sistem dimana klinik membuat keselamat kerja
petugas agar lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko petugas, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kepala klinik berkewajiban menyediakan sumber daya Manusia yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di klinik. Pengendalian Mutu terhadap SDM Klinik mencakup:
BAB IX.
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan dalam pelaksanaan pedoman pengelolaan Sumber Daya Manusia
dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan Pengelolaan
SDM ini tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kompetensi petugas.