VEGETASI MANGROVE
....
KA
~
-
....
BU
~
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
Disusun Oleh :
GUNAWAN WIBISONO
NIM.018580874
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2013
ABSTRAK
GUNAWAN WIBISONO
gunawanmmp2012@gmail.com
KA
BU
Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang memiliki fungsi ekologis dan
ekonomis yang sangat penting bagi lingkungan di sekitamya. Kelurahan Samkai yang
R
terletak pada wilayah pesisir Kabupaten Merauke Provinsi Papua merupakan salah satu
TE
kelurahan yang terdapat di wilayah pesisir pantai. Daerah ini memiliki sumber daya alam
berupa mangrove yang masih perlu dijaga kelestariannya. Permasalahan yang ada di
daerah ini diantaranya adalah banyaknya kayu mangrove dijadikan arang/kayu bakar
S
dan untuk tempat tinggal serta keperluan lainnya. Vegetasi mangrove dan tumbuhan lain
TA
yang menyusun ekosistem hutan mangrove yang ditemui di kelurahan Samkai meliputi
berbagai jenis dintaranya adalah Rhizophoraceae, Sonneratiaceae, Avicenniaceae,
SI
di lokasi penelitian menunjukkan bahwa Indeks Nilai Penting Jenis dari seluruh transek
yang tertinggi adalah Avicennia Eucalyptifolia dan untuk rata-rata nilai Indeks
Keanekaragaman nilainya di bawah 1 yang menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman
IV
jenis vegetasi mangrove tergolong rendah tidak berbeda jauh dengan Indeks Kemerataan
N
yang rata-rata memiliki niiai di bawah 10% yang menunjukkan sebaran individu antara
jenis mangrove tergolong rendah.
U
ABSTRACT
GUNAWAN WIBISONO
gunawanmmp2012@gmail.com
KA
BU
Mangrove forest is a forest type that has the function of ecological and economic
importance to the surrounding environment. Samkai urban village located in the coastal
region of Merauke district of Papua province is one of the villages located in the coastal
R
zone that have mangroves natural resources still need to be preserved, the existing
TE
problems associated with them is the amount of utilization of mangrove wood to be used
as charcoal/wood for fuel and shelter and other necessities. Mangrove vegetation and
other plants that make up the mangrove forest ecosystem found in the village include
S
vegetation analysis to study the location of Importance Value Index Type transects the
highest of all the Avicennia Eucalyptifolia and for the average value of diversity index
ER
value is less than 1, which indicates that the level of diversity of mangrove vegetation is
low does not vary much with the evenness index average memiiki evenness index value
IV
ii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PERNYATAAN
KA
TAPM yang berjudul Kajian Struktur Komunitas Dan Komposisi Vegetasi Mangrove
Serta Sistem Pengelolaannya Di Kelurahan Samkai Kabupaten Merauke adalah hasil
BU
karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat),
\ maka saya bersedia menerima sanksi akademik.
R
TE
S
TA
SI
Jakarta, 6 Desember20l3
Yang Menyatakan
ER
!,~~~~
~
TGL. 20
3163FACF244172759
IV
L~~
@....~...~...~
N
018580874
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
PENGESAHAN
NIM 018580874
Program SOOdi Program Magister Ilmu Kelautan
KA
Judul TAPM Kajian Struktur Komunitas Dan Komposisi Vegetasi
BU
Mangrove Serta Sistem Pengelolaannya Di Kelurahan
Samkai Kabupaten Merauke
R
TE
Telah dipertahankan dibadaPan Sidang Komisi Penguji TAPM Program Pascasarjana,
Program Studi Program Magister Ilmu Kelautan, Universitas Terbuka pada:
S
TA
Hariffanggal
Waktu
SI
ER
IV
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Program Magister (TAPM) ini.
Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Magister IImu Kelautan bidang minat Manajemen Perikanan pada Program
Pascasarjana Universitas Terbuka. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
KA
dari berbagai pihak, mulai dari perkuliahan sampai pada penyusunan TAPM ini,
BU
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan TAPM ini.
R
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
TE
setinggi-tingginya kepada :
S
1. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. selaku Rektor Universitas Terbuka.
TA
Jakarta.
ER
4. Dr. Ir. Nurhasanah, M.Si, selaku Ketua Bidang Ilmu Kelautan bidang minat
N
U
5. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu saya selama
Akhir kata, saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga TAPM ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
vi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK .
ABSTRACT.. ii
LEMBAR PERSETUJUAN IV
KA
LEMBAR PENGESAHAN V
KATA PENGANTAR........................................................................................ vi
BU
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
R
DAFTAR TABEL TE x
S
TA
BAB I. PENDAHULUAN
SI
A. Latar Belakang . 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 11
IV
D. Kegunaan Penelitian .. 12
N
U
2. Penyebaran Mangrove 14
7. Kerusakan Mangrove............. 22
vii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
B. Kerangka Pikir................................................................................. 27
C. Definisi Operasional........................................................................ 29
KA
D. Prosedur Pengumpulan Data 32
I. Alat............................................................................................ 34
BU
2. Penentuan Stasiun Pengamatan................ 34
R
3. Prosedur Pengamatan.................................................................
TE 35
TA
Merauke 41
SI
IV
B. Karakteristik Responden 45
C. Deskripsi Variabel.......................................................................... 45
D. Temuan........................................................................................... 46
Satu 48
viii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
satu 52
Nilai Penting lenis untuk tingkat pohon desa lampu satu.... ...... 56
KA
kelurahan samkai untuk tingkat pohon 59
BU
Nilai Penting lenis untuk tingkat semai/anakan desa payum .... 60
R
samkai untuk tingkat semai/anakan
TE 63
TA
SI
ER
IV
l)Suhu...................................................................................... 69
2) Salinitas 69
3) Keasaman (PH) 70
E. Pembahasan 73
B. Saran.................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 94
LAMPIRAN 97
IX
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Luasan Mangrove di setiap kabupaten Papua dan Papua Barat.......... 15
Tabel 2.2 Daftar Penelitian terdahulu yang terkait penelitian hutan mangrove 26
KA
dan Indeks Nilai Penting hutan mangrove di desa lampu satu
kelurahan samkai untuk tingkat semai/anakan 48
BU
Tabel 4.3 Hasil analisis keanekaragaman dan kemerataan jenis mangrove
R
untuk tingkatan semailanakan di desa lampu satu kelurahan samkai..
TE 5 I
TA
SI
ER
untuk tingkatan pohon di desa lampu satu kelurahan samkai.. ...... ...... 60
x
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
xi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
DAFTAR GAMBAR
Halaman
KA
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian di wilayah pesisir pantai Merauke....................... 35
BU
Gambar 3.3 Skema arah pengelolaan ekosistem mangrove di merauke.............. 44
R
Gambar 4.1 Histogram Kerapatan Jenis Mangrove di Desa Lampu satu untuk
TE
Tingkat semai/anakan kelurahan samkai 49
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Relatif Jenis Mangrove di desa lampu satu
TA
Gambar 4.3 Histogram penutupan relative jenis mangrove di desa lampu satu
SI
ER
Gambar 4.4 Histogram Indeks Nilai Penting Mangrove di desa lampu satu
IV
Gambar 4.5 Histogram Kerapatan Jenis Mangrove di Desa Lampu satu untuk
Gambar 4.6 Histogram Frekuensi Relatif Jenis Mangrove di desa lampu satu
Gambar 4.7 Histogram penutupan relative jenis mangrove di desa lampu satu
Gambar 4.8 Histogram Jndeks Nilai Penting Mangrove di desa lampu satu
Gambar 4.9 Histogram Kerapatan Jenis Mangrove di Desa Lampu satu untuk
Gambar 4.10 Histogram Frekuensi Relatif Jenis Mangrove di desa lampu satu
xii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Gambar 4.11 Histogram penutupan relative jenis mangrove di desa lampu satu
Untuk tingkat pohon kelurahan samkai 58
Gambar 4.12 Histogram Indeks Nilai Penting Mangrove di desa lampu satu
Untuk tingkat pohon kelurahan samkai 59
Gambar 4.13 Histogram Kerapatan Jenis Mangrove di Desa payum untuk
Tingkat semai/anakan kelurahan samkai 61
Gambar 4.14 Histogram Frekuensi Relatif Jenis Mangrove di desa payum
Untuk tingkat semai/anakan kelurahan samkai.............................. 62
KA
Gambar 4.15 Histogram penutupan relative jenis mangrove di desa payum
Untuk tingkat semai/anakan kelurahan samkai.............................. 62
BU
Gambar 4.16 Histogram Indeks Nilai Penting Mangrove di desa payum
Untuk tingkat semai/anakan kelurahan samkai.............................. 63
R
TE
Gambar 4.17 Histogram Kerapatan Jenis Mangrove di Desa payum untuk
Tingkat tianglpancang kelurahan samkai 65
S
Di lokasi studi 69
Gambar 4.22 Histogram Salinitas pada masing-masing stasiun pengamatan
Di lokasi studi 70
Gambar 4.23 Histogram keasaman (PH) pada masing-masing stasiun
Pengamatan Di lokasi studi......... 70
Xlll
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Biodata Mahasiswa , 97
Lampiran 5 Posisi Pengambilan Line Transek Stasiun Desa Lampu Satu dan
KA
Desa Payum 109
BU
Lampiran 7 Foto-Foto kegiatan Observasi lapangan di Desa Lampu Satu dan
R
Desa payum, serta gambar beberapa jenis mangrove yang di temu-
TE
Kan dilokasi penelitian .. 112
TA
SI
ER
IV
Penelitian 126
xiv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
mengenai hutan mangrove, yakni suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang
KA
tumbuh di sepanjang garis pantai tropika dan subtropika yang terlindung dan
BU
memiliki semacam bentuk lahan pantai dengan tipe tanah anaerob. Hutan
R
mangrove adalah hutan dengan vegetasi yang hidup di muara sungai, daerah
TE
pasang surut, dan tepi laut (Baehaqi dan Indrawan,1993) dalam Arief (2003).
S
zona interidal tropika dan subtropika, berupa rawa atau hamparan lumpur yang
SI
terbasahi oleh pasang surut ( Longman dan Jenik; Monkhuse dan Small, 1978;
ER
Moore, 1977) dalam (Arief, 2003).Hutan mangrove sering disebut juga sebagai
IV
Coastal Woodland atau "tidal surut" atau "hutan bakau" atau "rawa garaman" atau
N
U
tempat yang bergerak akibat adanya pembentukan tanah lumpur dan daratan
secara terus menerus oleh tumbuhan sehingga secara perlahan -lahan berubah
tanah timbul melalui suksesi alami atau buatan dengan terbentuknya vegetasi barn
13
41477.pdf
memiliki formasi khas hutan tropika dan sedikit subtropika, yang memiliki tempat
hidup di pantai rendah dan tenang, berlumpur, sedikit berpasir serta mendapat
pengaruh pasang surut air laut. Mangrove juga merupakan mata rantai penting
2. Penyebaran Mangrove
Luasan hutan mangrove di Indonesia yang diperkirakan sekitar 3,5 juta hektar
KA
merupakan lahan mangrove terluas di dunia (18-23 persen), melebihi brazil (l,3
BU
juta hektar, Nigeria (1,1 hektar), dan Australia (0,97 hektar) (Spalding dkk, 1997
R
dalam SLHE Papua, 2010). Sekitar 38 persen dari luas total hutan Mangrove di
TE
Indonesia berada di Ekoregion Papua. Sementara data dari Statistik Sumberdaya
S
Laut dan Pesisir 2010 (BPS, 2010) menyatakan Ekoregion Papua memiliki
TA
kawasan mangrove yang paling luas pada tahun 2007 yakni 1,049.172, 69 hektar.
SI
ER
Pada periode tahun 1082 - 1987 terjadi penurunan luas mangrove dari 4,5 juta
hektar antara tahun 1982 - 1987, menjadi 3,24 hektar, dan makin menyusut
IV
N
menjadi 2,5 juta hektar pada tahun 1993 (Dahuri, 2001 dalam SLHE Papua 2010).
U
.I
14
41477.pdf
.
Tb121Luasan
a e M an~rove d'I setJap Kb
a upaten P apua d an Papua B ara t
No Kabupaten Luas (ha) Persentase (%)
1 Asmat 48553,73 5
2 Biak numfor 3973,91 0
3 Boven Digul 75,28 0
4 Fak-Fak 5082,21 0
5 Jayapura 158,69 0
6 Kaimana 52914,01 5
7 Kepulauan Yapen 1815,49 0
8 Kota Sorong 1443,56 0
9 Manokwari 2102,1 0
10 Mappi 41288,16 4
11 Merauke 186388,1 18
KA
12 Mimika 211263,7 20
13 Nabire 12329,24 1
BU
14 Raja Ampat 27940,06 3
15 Sarmi 12787,75 1
R
16 Sorong 19404,89 TE 2
17 Sorong selatan 56727,82 5
18 Supiori 3527,12 0
19 Teluk Bintuni 239784 23
S
21 Waropen 105684,6 10
Total 1036425 100
SI
Hutan mangrove pada umumnya dikenal dengan istilah tidal forest, coastal
U
woodland dan hutan payau (bahasa Indonesia). Hal ini berarti hutan mangrove
banyak ditemukan di pantai - pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah
dengan ciri - ciri : (1) umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis
tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir; (2) daerahnya tergenang air laut
secara berkala, baik setiap hari maupun hanya tergenang pada saat pasang
1!1
41477.pdf
mangrove; (3) menenma pasokan air tawar yang cukup dari darat; dan (4)
terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat (Bengen, 200 1).
Pada saat keadaan optimal, hutan mangrove dapat menyerupai hutan hujan.
dan sebagainya.
KA
b. Komposisi mangrove miskin akan jenis, dan jenis - jenis
BU
pohon mangrove tidak pemah terdapat di
R
dalam hutan hujan.
TE
c. Struktur mangrove tidak mengenal adanya lapisan tajuk
AS
Selain itu setiap vegetasi mangrove yang terbentuk sangat berkaitan erat
dengan kondisi tanah, drainase tanah, topogragi, iklim, pasang surut, dan salinitas
IV
N
zonasi yang berbeda - beda pada setiap tingkat komunitas. Chapman (1975)
faktor dasar yaitu (1) suhu udara, (2) arus laut, (3) perlindungan, (4) pantai yang
dangkal, (5) air masin, (6) kisaran pasang surut, dan (7) substrat lumpur.
hutan mangrove harus mampu beradaptasi pada tiga buah kondisi yaitu (1)
kondisi oksigen yang rendah yaitu dengan memiliki bentuk perakaran yang khas
terdiri dari akar papan, akar cakar ayam, akar tongkat penyangga dan akar lutut,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
16
41477.pdf
(2) kadar garam yang tinggi yaitu dengan memiliki sel - sel khusus dalam daun
yang berfungsi untuk menyimpan garam, memiliki daun tebal dan kuat sehingga
serta memiliki daun dengan struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan
dan (3) terhadap tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut yaitu dengan
horizontal yang lebar yang berfungsi untuk memperkokoh pohon dan juga untuk
KA
mengambil unsur hara dan menahan sedimen. Dari uraian diatas maka dapat di
BU
pahami bahwasannya mangrove memiliki jenis dan karakteristik yang khas dan
R
berbeda dari jenis tanaman lain mulai dari habitat tempat hidup, jenisnya, hingga
TE
pada bentuk akar yang khas.
AS
bila dibandingkan dengan wilayah lain (Kusmana dkk, 2008). Hutan mangrove
meliputi pohon - pohonan dan semak yang terdiri atas 12 genera tumbuhan
IV
N
tercatat sebanyak 202 jenis yang terdiri atas 89 spesies pohon, 5 spesies palma, 19
spesies liana, 44 spesies epifit, dan 1 spesies paku. Namun demikian hanya
Dari 202 spesies tersebut, 43 spesies merupakan spesies mangrove sejati (true
17
41477.pdf
merupakan spesies berhabitus pohon atau semak yang besar maupun kecil
KA
antara satu pulau dengan pulau lainnya. Dari 202 jenis mangrove yang telah
BU
diketahui, 166 spesis terdapat di Jawa, 157 spesies di Sumatera, 150 spesies di
R
Kalimantan, 142 spesies di Irian Jaya (Papua), 135 spesies di Sulawesi, 133
TE
spesies di Maluku dan 120 spesies di Kepulauan Nusa. Perbedaan komposisi jenis
S
yang berbeda - beda ini sangat dipengaruhi oleh kondisi habitatnya. Berdasarkan
TA
sangat berkaitan dengan salinitas, jenis tanah, tipe pasang, dan frekuensi
penggenangan.
IV
N
Selain itu, hutan mangrove di Indonesia juga dibagi menjadi beberapa zonasi
U
dimana setiap zonasi memiliki dominansi spesies yang berbeda. Adapun Zonasi
a. Zona yang paling dekat dengan laut yang memiliki substrat agak berpasir dan
didominasi oleh spesies Avicennia spp. Namun pada zona ini Avicennia spp.
juga berasosiasi dengan Sonneratia spp. yang dominan tumbuh pada lumpur
b. Zona yang dekat dengan darat dimana didominasi oleh jenis Rhizophora spp.
18
41477.pdf
Zona yang paling dekat dengan darat dimana zona ini didominasi jenis
Bruguierra spp.
d. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah yang biasa
ditumbuhi oleh Nypa fruticans dan beberapa spesies palem lainnya (Bengen,
2002).
KA
BU
R
TE
S
Dan uraian diatas maka dapat dilihat, bahwa vegetasi mangrove memiliki
zonasi yang berbeda yang tergantung pada faktor-faktor seperti substrat, lama
IV
N
mempunyai manfaat ganda dengan pengaruh yang sangat luas ditinjau dari aspek
sosial, ekonomi, dan ekologi. Besarnya peranan hutan mangrove bagi kehidupan
dapat diketahui dari banyaknya jenis binatang dan tumbuhan serta manusia yang
Indonesia sudah dapat dipandang baik dari segi penggunaan produknya (produk
langsung dan tak langsung) maupun dan ekosistem mangrovenya itu sendiri.
19
41477.pdf
Produk langsung dan tak langsung (misalnya produk dan hasil perikanan) menjadi
dasar bagi kegiatan ekonomi yang bergantung pada hutan mangrove, dan sangat
yang lebih penting, yaitu fungsi ekologis, yang manfaatnya sangat luas terhadap
KA
tinggal bagi beberapa jenis ikan komersil, kerang - kerangan, udang
BU
udangan, moluska (hewan lunak), dan satwa liar lainnya, misalnya burung.
R
b. Sebagai penyangga terhadap ombak dan badai yang kuat.
TE
c. Sebagai pelindung garis pantai, dan pantai berpasir serta mencegah intrusi air
S
laut.
TA
e. Dari uraian ditas jelaslah bahwa hutan mangrove sangatlam memiliki pera..'1an
ER
disekitamya.
berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara dan bertahan pada substrat yang
KA
tegakan mangrove tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
BU
bercabang-cabang kebawah permukaan lumpur dan menggantung bagaikan
R
TE
busur panah. Jenis akar ini ada pada jenis vegetasi Rhizophora sp. (bakau
bakauan).
S
TA
b. Akar pasak atau Tunggak(cakar ayam), yakni akar yang tumbuh terpencar
SI
diberdirikan. Mjenis perakaran ini ditemukan pada vegetasi Avicenia sp. (api
IV
c. Akar lutut, yakni akar yang tumbuh mendatar dan bergelombang, diatas dan
U
dibawah permukaan air. Jenis akar in ditemukan pada vegetasi jenis Bruguiera
sp. Yang disebut juga lindur atau lenggada atau bius atau tancang.
lingkungannya sehingga hubungan antara akar dan udara tetap terlaksana dengan
baik dan fungsi akar sebagai organ pengambil zat-zat makanan dari dalam tanah
tetap berlangsung.
21
41477.pdf
KA
Gambar 2.4 Sistem Perakaran Mangrove (Bengen, 2004)
BU
Dari uraian diatas maka dapat dianalisis bahwasannya tumbuhan mangrove
R
ini memiliki jenis perakaran yang berbeda-beda hal ini dikarenakan setiap jenis
TE
mangrove memiliki daerah tempat hidup/tumbuh yang berbeda-beda pula.namun
S
memiliki tujuan /fungsi yang sarna yakni sebagai alat untuk mengambil zat-zat
TA
7. Kerusakan Mangrove
IV
yang terjadi pada ekosistem pesisir lainnya, dan terjadi disetiap daerah.
U
terdegradasi adalah :
dan jalan ;
22
41477.pdf
KA
Selain masalah diatas sesungguhnya masih ada permasalahan lain yang
BU
tidak kalah penting selain faktor penyebab di alam yakni keterbatasan dari
R
TE
institusi pengelola, kurangnya kemampuan SDM dan kurangnya koordinasi antar
akan berdampak kepada berkurangnya potensi perikanan dan biota pesisir yang
N
sumber daya alam agar diperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan
hutan mangrove harus berdasarkan filosofi konservasi. Hal ini sebagai Iangkah
eadangan yang eukup untuk melindungi keanekaragaman flora dan fauna yang
KA
Dalam konteks pengembangan mangrove, rencana pengelolaan hutan
BU
mangrove dibuat untuk lokasi-Iokasi mangrove yang telah ditetapkan. Reneana
R
TE
pengelolaan ini harus dijadwalkan dan dikoordinasi seeara resmi di dalam rencana
tata ruang daerah tersebut dan merupakan rencana tata ruang kabupaten. Rencana
S
TA
rencana tersebut hams disusun berdasarkan survei yang akurat untuk mengetahui
SI
potensi sumberdaya yang ada dan aspirasi masyarakat perlu dinilai dan didengar
ER
wilayah yang Iebih luas dari ekosistem tersebut, sehingga secara ideal merupakan
alam diprioritaskan kepada daerah dan masyarakat lokal tempat sumberdaya alam
24
41477.pdf
manfaat baik secara Iangsung maupun tidak langsung. Terbukanya akses ini akan
KA
sumberdaya dimanfaatkan untuk kepentingan banyak pihak secara seimbang,
sehingga terhindar dari orientasi tunggal yang sempit dan berjangka pendek.
BU
Pengelolaan multiguna juga akan membawa jangkauan kegiatan yang beragam
R
TE
sehingga membuka pilihan yang Iebih luas bagi masyarakat lokal untuk terlibat
pihak-pihak terkait baik yang berada di sekitar maupun di luar kawasan. Pada
IV
manfaatnya apabila Iebih berpihak pada institusi yang paling rentan terhadap
lebih besar. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah menjadikan masyarakat
25
41477.pdf
Hasil dari beberapa penelitian yang terkait dengan system pengelolaan hutan
KA
2. Sri Susanti Inventarisasi Hutan Mangrove Sebagai Bagian Dari
Ningsih/2008 Upaya Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Deli
BU
Serdang.
R
3. Amran Saru/2007 Kebijakan Pemanfaatan Ekosistem Mangrove Terpadu
TE
Berkelanjutan di Kabupaten Bam Sulawesi Selatan
112
IV
0188
Jika melihat dari beberapa penelitian terdahulu yang terdapat pada Tabel
diatas maka ada persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan saya
lakukan yakni memiliki persamaan pada metode kajian kondisi Fisik vegetasi
Wiener). Dan untuk mengolah dan menganalisis data kuesioner dari hasil
26
41477.pdf
B. Kerangka Pikir
pesisir pantai. Selain memiliki fungsi ekologis yakni sebagai pemasok unsur hara
KA
makanan, sebagai penahan abrasi, serta sebagai penahan bencana alam seperti
BU
angin taufan dan bencana tsunami. Hutan mangrove juga memiliki fungsi
ekonomis yakni batang phonnya sebagai bahan bakarlkayu bakar dan bangunan
R
TE
tempat tinggal, daunnya sebagai bahan obat-obatan, buahnya sebagai bahan
makanan.fungsi hutan mangrove yang lain juga adalah memiliki fungsi social
S
TA
yakni hutan mangrove sebagai lahan interaksi bagi masyarakat yang tinggal
SI
Ancaman terhadap kerusakan hutan mangrove ini berasal dari aspek manusia
IV
yang tidak mengerti tentang arti konservasi terhadap lingkungan hutan mangrove.
N
hal ini adalah hilang/berkurangnya vegetasi hutan mangrove maka secara tidak
KA
hutan mangrove itu sendiri maupun yang ada di luar ekosistem vegetasi hutan
BU
mangrove.
R
Berdasarkan hal tersebut, maka pengelolaan wilayah pesisir tidak hanya
TE
terbatas pada bagaimana melakukan pemulihan hutan mangrovenya. Akan tetapi
S
pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove itu sendiri. Hal ini mutlak
SI
diperlukan karena sampai saat penelitian ini akan dilakukan perusakan terhadap
ER
pengelolaan hutan mangrov~ secara berkelanjutan di Desa Lampu satu dan desa
28
41477.pdf
KERANGKA PIKIR
FAKTOR,PENDORONG,DEGRADASI,MANGROVE.DAN
.DEF.ORESTASI.MANGROVE.DI KABUPATEN.MERAUKE
'0· Konversi Mangrove (tambak, perkebunan, pemukiman,
pl .
...
KA
BU
Gambar 2.5 Kerangka Pikir Penelitian
R
TE
Berdasarkan gambar diatas maka dapat dijelaskan bahwa bagaimana
kondisi fisik hutan mangrove yang ada di kabupaten merauke dalam hal ini
AS
yang ada di desa Lampu Satu dan Desa Payum telah mengalami pengurangan
T
SI
C. Definisi Operasional
29
41477.pdf
1. Mangrove adalah, nama sejenis tanaman perdu yang tumbuh di daerah yang
basah. Seperti ditepi pantai, teluk yang dangkal, esturia, delta dan daerah
KA
rawa-rawa. Mangrove merupakan komunitas vegetasi/tumbuhan pantai
BU
tropis yang mampu menyesuaikan diri dan tumbuhan di daerah berlumpur
R
atau daerah tergenang pasang-surut. Pohon mangrove hidup dalam suatu
TE
komunitas pada suatu kawasan sehingga sering orang menyebut hutan
S
30
41477.pdf
BABIII
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Analisa spasial vegetasi mangrove di wilayah Penelitian Desa Lampu Satu dan
KA
Desa Payum, kelurahan samkai kabupaten meraauke dilakukan untuk
BU
mengetahui kondisi ekosistem saat 1m dan perubahannya dengan
R
menggunakan Kajian Analisis Kondisi Hutan Mangrove dimana Hasil analisis
TE
ini dapat memberikan gambaran kondisi mangrove berupa
S
stasiun pengamatan.
SI
1m
U
~1
41477.pdf
Kelurahan Samkai tepatnya di desa Lampu Satu dan desa Payum, Kegiatan
penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan November 2013.
1. Populasi dalam penelitian ini adalah terbagi atas dua populasi yakni populasi
KA
dari struktur komunitas vegetasi jenis mangrove yang hidup di ekosistem
hutan mangrove pada lokasi penelitian, luasan hutan mangrove yang ada di
BU
lokasi penelitian dan populasi pada responden pakar yang dianggap paham
R
TE
tentang bagaimana kondisi, manfaat hutan mangrove dan bagaimana system
2. Sampel dalam penelitian ini adalah pada jenis mangrove ekonomis penting
SI
yang ada di vegetasi hutan mangrove.dan mangrove ikutan yang ada pada
ER
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi 2 (dua) jenis data yaitu
data primer dan data sekunder. Adapun metode pengumpulan data primer
dimana responden yang dipilih adalah responden yang dianggap oleh peneliti
memiliki pengetahuan dan mengerti tentang fungsi dan system pengelolaan dari
Adapun metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang masih belum
tercatat dalam studi literatur dan juga untuk mendapatkan informasi yang lebih
akurat. Metode wawancara yang akan dilakukan terdiri atas wawancara bebas
KA
kuesioner. Wawancara 1m akan dilakukan terhadap lembaga, aparat
pemerintahan desa, pejabat pemerintah daerah dan instansi terkait, serta para
BU
pakar di bidang hutan mangrove. Metode ini dilakukan guna mengetahui
R
TE
bagaimana hendaknya dengan adanya upaya penyelamatan hutan mangrove dan
Sedangkan data sekunder atau metode studi literatur yang akan diambil
SI
meliputi data fisik wilayah, aspek kebijakan, aspek hukum, dan data pendukung
ER
lainnya dari berbagai sumber dan instansi yang reievan, seperti pemerintahan
IV
daerah kabupaten, kecamatan dan desa pesisir, Dinas-Dinas terkait, Badan Pusat
N
Statistik (BPS), buku-buku referensi yang terkait, materi perkuliahan, dan lain
U
lain.
kondisi fisik dan jumlah luasan hutan mangrove dilokasi penelitian sementara
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui kondisi
d. Pisau untuk pemotong ranting atau cabang mangrove dan memotong contoh
KA
sampel daun
BU
e. Kantong plastik untuk mengumpukan koleksi vegetasi
R
f. Label dan alat tulis TE
g. Termometer untuk mengukur suhu air
S
wi Iayah kajian, dan mengindikasikan atau mewakili setiap zona mangrove yang
Dalam hal ini diambil sisi utara dan sisi selatan dari pesisir pantai kelurahan
mangrove.
KA
BU
R
TE
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian di wilayah pesisir pantai kelurahan samkai
AS
buah Sub Stasiun, yakni 3 buah sub stasiun di Stasiun 1 (Desa Lampu satu) dan 3
IV
3. Prosedur Pengamatan
U
a. Pada setiap stasiun pengamatan, ditetapkan transek-transek garis dari arah laut
ke arah darat (tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan mangrove yang
b. Pada setiap zona hutan mangrove yang berada disepanjang transek gans,
contoh. Plot ukuran 10m x 10m untuk pohon, ukuran Sm x Sm untuk pancang,
c. Pada setiap plot yang telah ditentukan, dilakukan identifikasi setiap jenis
tumbuhan mangrove yang ada, dihitung jumlah individu setiap jenis, dan
semal.
......
KA
C
0
-B
BU
Arab Jalur
~
R
......
:J
TE
B
- 0
S
C
TA
.......
SI
Keterangan :
IV
Data mengenai jenis, jumlah tegakan dan diameter pohon yang telah
1) Kerapatan spesies
area:
spesies i dan A adalah luas total area pengambilan contoh (luas total
KA
petak contohlplot)
BU
2) Kerapatan Relatif spesies
R
Kerapatan Relatif spesies (RD j) adalah perbandingan antara jumlah
TE
tegakan spesies i (ni) dan jumlah total tegakan seluruh spesies (L n):
S
TA
3) Frekuensi spesies
ER
yang diamati.
5) Penutupan Spesies
Penutupan Spesies (CD adalah luas penutupan spesies i dalam suatu unit
area:
KA
dan DBH adalah diameter batang pohon dari spesies i, A adalah luas
BU
area pengambilan eontoh (luas total petak eontoh/ plot). DBH= DBH/ 1t
R
(dalam em), DBH adalah lingkaran pohon setinggi dada.
TE
6) Penutupan Relatif Spesies
S
TA
penutupan jenis i (C j) dan luas total area penutupan untuk seluruh spesies
ER
(IC) :
IV
N
U
Nilai penting jenis (Npi) adalah Jumlah nilai Kerapatan Relatif Jenis (
RDj), Frekuensi Relatif Jenis (RFD, dan Penutupan Relatif Jenis (RCi).
Indeks Nilai Penting suatu jenis (INPD berkisar antara 0 dan 300.
KA
dengan indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener (H') (Odum, 1976)
BU
dengan formula sebegai berikut :
R
TE
S
dimana:
TA
=
IV
rendah
komunitas sedang
tinggi
E = H' IH maks'
KA
H = In S
BU
maks'
R
Dimana; TE
H' = Indeks Keanekaragaman
AS
S = Jumlah Jenis
T
SI
maka sebaran individu antara jenis tidak merata dan apabila nilai E
IV
3) Dominasi
D= L X (Pi)2
Dimana
D = Indeks Dominasi
Af)
41477.pdf
Pi = ni/N
KA
dengan dengan melalui kuesioner yang diperoleh dari 9 orang responden
BU
yang telah di tentukan sebelumnya yang dianggap responden tersebut
R
mengerti akan sistem dan manfaat dari vegetasi hutan mangrove (responden
TE
pakar).
S
a. Penentuan Responden
TA
responden yang dianggap mengerti dan memahami akan fungsi dan manfaat
ER
responden hanya sebanyak 9 orang saja, hal ini dimaksudkfu! agar hasil
terlalu besar.
Ll1
41477.pdf
KA
yang menggambarkan pengaruh relatif atau pengaruh setiap elemen
BU
terhadap masing-masing tujuan yang setingkat di atasnya, perbandingan
R
TE
berdasarkan keputusanlpenetapan dari para responden sebagai pengambil
Saaty (1991).
IV
N
4?
41477.pdf
kerja.
KA
dukung pulau yang berkelanjutan. Pada penelitian ini akan ditanyakan
BU
kepada stakeholders kunci berapa areal mangrove yang akan
R
dimanfaatkan dan berapa yang akan dikonservasi.
TE Perbandingan
Pengelolaan Ekoslstem Mangrove di kelurahan samkai, Desa Payum dan desa Lampu satu
KA
BU
R
TE
Gambar 3.3 Skema arah pengelolaan ekosistem mangrove di kelurahan
samkai, kabupaten Merauke .
T AS
SI
ER
IV
N
U
41477.pdf
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
BABV
A. Simpulan
- struktur vegetasi mangrove yang terdiri dari 16 (enam belas) jenis mangrove
sejati yang terrnasuk dalam 13 (tiga belas) famili, mulai dari tingkat
KA
semai/anakan, tingkat tiang dan tingkat pohon, jenis mangrove sejati yang
BU
ditemukan adalah yakni Rhizophoraceae, Sonneratiaceae, Avicenniaceae,
R
Plumbaginaceae, Rubiaceae,
TE
Meliaceae, Myrtaceae, Arecaceae,
Acanthaceae. dan 3 (tiga) jenis mangrove ikutan yang terdiri dari 3 (tiga)
family Convovulaceae.
stasiun I (satu) desa lampu satu merupakan struktur yang umum dijumpai
U
stasiun 2 (dua) desa Payum merupakan struktur yang umum dijumpai terdiri
- Jenis Mangrove yang paling dominan dijumpai baik di desa lampu satu dan
desa payum adalah jenis Avicennia Eucalyptifolia dan bahkan jenis Avicennia
88
41477.pdf
- Indeks nilai penting desa lampu satu dari tingkat semai tertinggi adalah jenis
Eucalyptifolia yaitu 184,98 kemudian jenis, Soneratia alba 99,18 disusul jenis
Aegialitis annulata 15,84. Untuk tingkat pohon tertinggi adalah jenis Avicennia
KA
- Indeks nilai penting desa payum dari tingkat semai tertinggi adalah jenis
BU
Avicennia Eucalyptifolia yaitu 185,42 kemudian jenis Rhizophora Mucronata
R
114,58. Untuk tingkat tiang/pancang tertinggi adalah jenis Avicennia
TE
Eucalyptifolia yaitu 201,94 kemudian jenis, Rhizophora Mucronata 98,06.
S
- Indeks keanekaragaman jenis (H') mangrove di lokasi studi desa lampu satu
TA
untuk tingkat semai adalah sebesar 0,8 dan indeks kemerataan jenis (E) jenis
SI
mangrove sebesar 0,5, kedua nilai tersebut tergolong rendah. Untuk tingkat
ER
tiang Indeks keanekaragaman jenis (H') mangrove di lokasi studi desa lampu
IV
satu untuk tingkat semai adalah sebesar 0,43 dan indeks kemerataan jenis (E)
N
U
jenis mangrove sebesar 0,39, kedua nilai tersebut tergolong rendah sementara
studi desa lampu satu untuk tingkat semai adalah sebesar 0,26 dan indeks
kemerataan jenis (E) jenis mangrove sebesar 0,15 kedua nilai tersebut
tergolong rendah. Sehingga jika di rerata mulai dari tingkat semai,tiang dan
- Indeks keanekaragaman jenis (H') mangrove di lokasi studi desa Payum untuk
tingkat semai adalah sebesar 0,18 dan indeks kemerataan jenis (E) jenis
89
41477.pdf
mangrove sebesar 0,23, kedua nilai tersebut tergolong rendah. Untuk tingkat
tiang Indeks keanekaragaman jenis (H') mangrove di lokasi studi desa payum
untuk tingkat tiang adalah sebesar 0,2 dan indeks kemerataan jenis (E) jenis
mangrove sebesar 0,29, kedua nilai tersebut tergolong rendah sementara untuk
tingkat pohon Indeks keanekaragaman jenis (H') mangrove di lokasi studi desa
payum tidak ada karena tidak ditemukan jenis tegakan untuk tingkatan pohon.
KA
salinitas 30%, pH 11% dimana hal ini menunjukan bahwa faktor salinitas
BU
memberikan pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan vegetasi hutan
R
mangrove yang ada di lokasi penelitian yakni di desa lampu satu dan desa
TE
payum..
S
stakeholders:
ER
sumberdaya perikanan, yaitu dengan bobot 21.5 persen dengan bukti bahwa
N
U
desa lampusatu dan desa payum juga berpengaruh kepada produksi perikanan
yang dihasilkan meski jumlah armada penangkap ikan semakin tahun semakin
bertambah.
lampu satu dan desa payum adalah diperuntukan sebagai sumber plasma
nutfah (biodeiversity) dengan persentase bobot 18,4% hal ini juga di tunjukan
90
41477.pdf
perlindungan pantai dengan persentase bobot 13.5% hal ini dapat dilihat
bahwa keberadaan pantai di desa lampu satu dan desa payum sangatlah
KA
bergantung pada kondisi fisik hutan mangrove.
BU
Prioritas keempat yakni peran ekosistem mangrove untuk menjaga daya
R
dukung pesisir pantai merauke dengan persentase bobot 12.2% hal ini dapat
TE
dilihat dengan keberadan vegetasi hutan mangrove sangatlah memberikan
S
kontribusi juga terhadap kondisi pesisir pantai desa lampu satu dan desa
TA
payum.
SI
dari hal ini adalah bahwa kondisi fisik hutan mangrove yang ada sangat
N
U
91
41477.pdf
pertambakan juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata alam, sehingga bisa
sebagai tempat wisata tadi maka secara tidak langsung akan memberikan
kontribusi berupa lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir desa lampu satu
KA
dn desa payum. Berdasarkan pilihan repsonden tersebut dapat dilihat bahwa
BU
pemanfaatan hutan mangrove tidak dimanfaatkan secara langsung, namun
R
dimanfaatkan secara tidak langsung melalui fungsinya untuk sumberdaya
TE
perikanan.
S
3. Untuk altematif pola pengelolaan hutan mangrove di desa lampu satu dan desa
TA
B. Saran
Dari hasil analisis spasial vegetasi mangrove dapat diketahui bahwa kondisi
mangrove di lokasi penelitian saat ini, serta kegagalan upaya-upaya pelestarian
yang dilakukan serta acuan pengalaman-pengalaman sukses di luar kabupaten
Merauke, ada beberapa hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilaksanakan kegiatan untuk rehabilitasi wilayah hutan mangrove
secepatnya dengan strategi rehabilitasi awal, melalui kegiatan pengelolaan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
92
41477.pdf
KA
yang terencana secara baik tanpa merusak ekosistem hutan mangrove yang ada.
4. Perlu rehabilitasi hutan mangrove melalui kegiatan penanaman dengan sistem
BU
enrichment planting (perkayaan penanaman), yang dimulai dari arah darat
R
sampai batas pertumbuhan vegetasi yang ada, dengan pemilihan jenis yang
TE
sesuai dengan kondisi tempat tumbuhnya.
S
TA
SI
ER
IV
N
U
93
41477.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Bengen D.G. 2004. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan LaUl
Serta Sistem Pengelolaannya. Pusat kajian sumberdaya pasisir dan
lautan. Institu Pertanian Bogor.
KA
Chapman, V.J. 1975. Mangrove Vegetation. Pergamon Press. New York.
BU
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, dan J.M. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetakan Kedua. PT
R
Pradaya Paramita. Jakarta.TE
Fahmi, A., Winarso, S., Yulianti. (2001). Panduan Pengelolaan Mangrove.Pusat
Pengendalian Dampak Lingkungan. Pekanbaru.
S
TA
Kairo, J. G., Dahdouh-Guebas, F., Bosire, J., Koedam, N. (2001). Restoration and
Management of Mangrove Systems - a Lesson for and From the East
African Region. South African Journal of Botany 2001, 67: 383-389.
SI
ISSN 0254-6299.
ER
Kusmana, C., Istomo, Wibowo, C., Budi, S.W., Siregar, I.Z., Tiryana, T., and
Sukardjo, S. 2008. Manual of Mangrove Silviculture in Indonesia. Ministry
of Forestry -Indonesia and Korea International Cooperation Agency. Jakarta
94
41477.pdf
Melana, D. M., Atchue, J., Yao, C. E., Edwards, R., Melana, E. E., Gonzales, H. I.
(2000). Mangrove Management Handbook. Coastal Resource
Manajement Project of the Departement of Enviroment and Natural
Resources.
Naamin, N., dan A. Hardjamulia. 1991. Potensi Pemanfaatan dan Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Indonesia. Seminar IV Ekosistem Hutan
Mangrove MAB Indonesia LIPI. Bandar Lampung.
Purnomohadi, N., Yunius, R., Triana, A., Uktolseya, H., Kusumasmanto, T.,
Muchsin, I, et. AI. (2001). Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Jalur
Hijau Mangrove. Kementerian Lingkungan Hidup.
Romadhon, A. (2008). Kajian nilai ekologi melalui inventarisasi dan nilai indeks
KA
penting (INP) mangrove terhadap perlindungan lingkungan kepulauan
kangean. Embriyo Vo. 5, No.1, 82-97. ISSN 0216-0188.
BU
Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputuasan. Bagi Para Pemimpin. Proses
Hirarki Analisis untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang
R
Kompleks. Seri Manajemen nomor 132. Diterjemahkan PT. Pustaka
TE
Binaman Pressindo. Cetakan Pertama. PT. Dharma Aksdara Perkasa.
Jakarta.
S
Sofian, A., Harahab, N., Marsoedi. (2012). Kondisi dan manfaat langsung
ekosistem hutan mangrove de&a penunggul kecamatan ngaling
N
Tarigan, M.S., (2008). Sebaran dan luas hutan mangrove di wilayah pesisir teluk
pesing utara pulau kabaena provinsi Sulawesi Tenggara. Makara,
Sains, Vol. 12, No.2, 108-112.
Udayana, D., Boer, C. B., Mursidi, Malik R, Dharmawan, S., Setiadi, A. (1999).
Kondisi Ekosistem Hutan Mangrove Dikawasan Pesisir Teluk
Balikpapan. Laporan Penelitian. Balikpapan.
Yulianto,I., Prasetia, R., Muttaqin, E., Kartawijaya, T., Pardede, ST., Hrdiana,Y.,
et al. (2013). Panduan Teknis Pemantauan Ekosistem Terumbu
Karang, Padang Lamun, dan Mangrove, WCSI and EOS Consultant,
pt.
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
LAMPIRAN
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
BIODATA MAHASISWA
KA
BU
Nama : Gunawan Wibisono
NIM :018580874
R
Tempat dan Tanggal Lahir :Jakarta, 05 Juli 1978
TE
Registrasi Pertama :2012.1
S
Merauke
ER
Telp/HP :0811484678
IV
Email :gunawanmmp2012@gmail.com
N
U
KA
7 Xylocarpus Moluccensis Siri Meliaceae Sejati
BU
8 Osbornia Otodonta Baru-baru Myrtaceae Sejati
9 Nypa Fruticans Nipah Arecaceae Sejati
R
10 Lumnitzera Racemosa TESusup Combretaceae Sejati
II Gynanthera Paludosa - Asclepiadacee Sejati
12 Excoearia Agallocha Butu-butu Euphorbiaceae Sejati
S
DI KABUPATEN MERAUKE
KA
BU
Identitas Responden
R
TE
Nama
S
Pekerjaan / Instansi
TA
Telp/HP
SI
Tanggal Wawancara
ER
Paraf
IV
N
Oleh:
GUNAWAN WIBISONO
018580874
....
....
-
$
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2013
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
PENGANTAR
Kuesioner ini disusun dengan memperhatikan konsep pemanfaatan ruang dalam
penyusunan Strategi kebijakan pengelolaan hutan mangrove di kabupaten
Merauke.
KA
BARIS dengan komponen KOLOM terhadap TOPIK (lihat di judul
BU
tabel). Apabila komponen baris lebih kuat dari komponen kolom maka
ditulis bilangan bulat (misalnya 5). Akan tetapi apabila sebaliknya,
R
komponen kolom lebih kuat dari komponen baris, maka ditulis 1/5.
TE
• Pengisian harus dilakukan secara konsisten. Sebagai contoh, apabila
atribut A lebih baik dari atribut B, dan atribut B lebih baik dari dari atribut
S
TA
Atribut A B C D
A 1 1/7 1/3 1/5
B 3
C 1/3
D 1
KA
atribut yang satu dengan menyebabkan penilaian yang satu
lain kuat lebih dari yang lain, yang satu lebih
disukai dari yang lain.
BU
7 Menunjukkan sifat sangat Aktivitas yang satu sangat disukai
R
penting satu atribut dengan dibandingkan dengan yang lain,
atribut lain dominasinya tampak dalam kenyataan
TE
9 Satu atribut ekstrim Bukti bahwa antara yang satu lebih
S
penilaian
dibandingkan dengan 1
U
mempunyal nilai
kebalikannya
KA
BU
R
TE
S
TA
Fungsi Hulan Konlribusi Perlindungan Meningkalkan Plasma Menjaga Pengembangan Peningkatan Penyerapan
Mangrove lerhadap Panlai Pendapalan Nutfah Daya Wilayah PAD Tenaga
SOl Masyarakat (Biodivessity) Dukung Kerja
Pesisir
Pantai
41477.pdf
KA
BU
R
TE
S
TA
Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Lampu satu dan Desa Payum. dalam
ER
Pola Strategi Pengelolaan Hutan Mangove dalam kaitan dengan kriteria Manfaat
N
Fungsi Hutan Kontribusi Perlindungan Meningkatklln Plasma Menjaga Pengembangan Peningkatan Penyerapan
Mangrove terhadap Pantai Pendapatan Nutfah Daya Wilayah PAD Tenaga
SDI Masyarakat (Biodivessity) Dukung Kerjd
Pesisir
Pantai
41477.pdf
KA
BU
R
TE
S
TA
Fungsi Hutan Kontribusi Perlindungan Meningkatkan Plasma Menjaga Pengembangall Peningkatan Penyerapan
Mangrove terhadap Pantai Pendapatan Nutfah Daya Wilayah PAD Tenaga
SOl Masyarakat (Biodivessity) Dukung Kerja
Pesisir
Pantai
41477.pdf
Fungsi Hutan Kontribusi Perlindungan Meningkatkan Plasma Menjaga Pengembangan Peningkatan Penyerapan
Mangrove terhadap Pantai Pendapatan Nutfah Daya Wilayah PAD Tenaga
SOl Masyarakat (Biodivessity) Dukung Kerja
Pesisir
Pantai
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
Fungsi Hutan Kontribusi Perlindungan Meningkatkan Plasma Menjaga Pengembangan Peningkatan Penyerlpan
Mangrove terhadap Pantal Pendapatan Nutfah Daya Wilayah PAD Tenaga
SDI Masyarakat (Biodivessity) Dukung Kerja
Peslsir
Pantai
41477.pdf
Fungsi Hutan Kontribusi Perlindungan Meningkatkan Plasma Menjaga Pengembangan Peningkatan Penyerapan
Mangrove terhadap Pantai Pendapatan Nutfah Daya Wilayah PAD Tenaga
SDI Masyarakat (Biodivessity) Dukung Kerja
Pesisir
Pantai
1
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
41477.pdf
Propinsi Papua
Kabupaten Merauke
Kecamatan Merauke
Desa/Kelurahan Lampu Satu/Samkai
TanggaljSulanjTahun
Stasiun / Sub Stasiun
Posisi Geografis _ _ _ _ _ _ _ OLS oBT (awal)
_ _ _ _ _ _ oLS °ST (akhir)
KA
No Pohon Pancang/Tiang Semai/Anakan Tipe Dampak
BU
No Transek
Plot SP IND DB SP IND DB SP IND DB Substrat (0 4)
1
R
2
3
TE
4
5
6
S
7
TA
8
9
SI
10
11
ER
12
13
IV
14
15
N
Keterangan :
U
Tabel Indeks Nilai Penting Tingkat Pohon, Anakan, dan Semai di Hutan
Mangrove di lokasi .
I KeIompok/Jenis
~~
. I -. RDi!
I
Fi
r-
Rfi
Kepadat:an I 01 (ni/In) I p/Ip (Fi/IF)*l00: BA/A
II
i Ci
. il-~-lll
RCi: INP
I
I
I
I Jenis
fPOhon : --r----1
I _LJ
KA
I 1
rIo Anakan I, I
t-l--+----+---·i- - j
1
BU
bx. Semai .·1-
R
I TE i- -
I
I
Keterangan : RDI =Kerapatan Relatif, R =Frekuensl, RH =Frekuensl Relatif, G =DomlnanSI, RG =
Dominansi Relatif, INP = Indeks Nilai Penting Sumber: Pengolahan Data Primer
S
TA
SI
ER
IV
N
U
Lampiran 5. Posisi Pengambilan Line transek Stasiun Desa Lampu Satu dan Desa Payum
KA
10 m
LSP15 S8 29.869 E140 22.041 9/13/2013 9:54:23 PM
9m
BU
LSP7 S8 29.888 E140 22.066 9/13/2013 9:02:30 PM
9m
R
LSP8 S8 29.885 E140 22.072
TE 9/13/2013 9:10:24 PM
9m
LSP9 S8 29.876 E140 22.070 9/13/2013 9:29:03 PM
9m
S
Om
SLP2 S8 29.910 E140 22.085 9/13/2013 8:21:51 PM
SI
5m
SLP3 S8 29.912 E140 22.093 9/13/2013 8:31 :42 PM
ER
Sm
SLP4 S8 29.903 E140 22.093 9/13/2013 8:34:42 PM
IV
5m
SLP5 S8 29.901 E140 22.099 9/13/2013 8:47:03 PM
N
8m
U
KA
PYM3 S8 32.503 E140 24.730
5m
PYM3PL1 S8 32.501 E140 24.734 9/20/2013 10:48:37 PM
BU
3m
PYM3PL3 S8 32.494 E140 24.738 9/20/2013 10:49:45 PM
R
Om TE
PYM3PL4 S8 32.488 E140 24.739 9/20/2013 10:50:39 PM
Om
PYM3PL5 S8 32.487 E140 24.744 9/20/2013 10:51:33 PM
AS
1m
T
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
41477.pdf
Lampiran 7. Foto-foto kegiatan observasi lapangan di desa lampu satu dan desa paywn
serta gambar beberapa jenis mangrove yang ditemukan dilokasi penel itian
KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
Lampiran 7. Lanjutan .....
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
41477.pdf
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
41477.pdf
Lampiran 8. Hasil analisis perhitungan Struktur Komunitas Vegetasi Mangrove di desa Lampu Satu
KA
2 Sonneratia alba 10,61 29,27 21,06 60,95 0,106126915 -2,24 -0,24
3 Aegialitis Annulata 15,97 2,44 5,33 23,74 0,159737418 -1,83 -0,29
BU
4 Rhizophora mucronata 0,11 24,39 41,49 65,99 0,001094092 -6,82 -0,01
5 Acanthus Ebracteatus 0,55 7,32 26,97 34,83 0,00547046 -5,21 -0,03
Total 100 100 100 300 1 -0,08
R
Indeks Keanekaragaman (H') 0,8
TE
LnS 1,61
Indeks Kemerataan (E) 0,5
S
TA
• Tingkat Tiang/Pancang
115
• Tingkat Pohon
KA
2 Soneratia Alba 7,14 14,29 70,25 91,68 0,07 -2,64 -0,19
Total 100 100 100 300 1 -0,26
Indeks Keanekaragaman (H') 0,26
BU
LnS 0,69
Indeks Kemerataan (E) 0,15
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
116
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Lampiran 9. Hasil analisis perhitungan Struktur Komunitas Vegetasi Mangrove di desa Payum
• Tingkat Semai/Ar.akan
KA
2 Rhizophora mucronata 4,60 14,29 95,69263183 114,58 0,045977 -3,08 -0,14
Total 100 100 100 300 1 -0,18
BU
Indeks Keanekaragaman (H') 0,18
LnS 0,69
Indeks Kemerataan (E) 0,23
R
TE
• Tingkat tiang/Pancang
S
RDi RFi RCi
No Jenis Mangrove INP Pi Ln Pi -l:Pi In Pi
TA
(%) (%) (%)
1 Avicennia Eucaliptifolia 95,18 80 26,76 201,94 0,951807 -0,04939276 -0,05
2
Total
Rhizophora Mucronata 4,82
100
20
100
SI 73,24
100
98,06
300
0,048193
1
-3,03254625 -0,15
-0,20
ER
Indeks Keanekaragaman (H') 0,20
LnS 0,69
IV
117
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Lampiran 10. Hasil Analisis Sistem Pengelolaan Mangrove berdasarkan fungsi dan peruntukannya.
KA
K3 0,114094 11% P5 Sumber Peningkatan Pendaoatan Masvarakat
K7 0,093275 9% P6 Sumber Peningkatan Pendaoatan Daerah
K6 0,06048 6% P7 Sebagai Area Pengembangan Wilavah
BU
K8 0,055921 6% P8 Meningkatkan Penyerapan TenaCla Keria
R
Catatan: Proses ini hanya berjalan sekali sedemikian tanpa ada revisi matrik perbandingan
TE
karena nilai CR prioritas pada setiap matrik selalu kurang dari 10%. (0,1)
S
TA
SI
ER
IV
N
U
118
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Lampiran 11. Hasil Analisis Alternatif Pola Pengelolaan Mangrove antara Upaya Konservasi dan Pemanfaatan.
KA
Catatan:
BU
Proses ini hanya berjalan sekali sedemikian tanpa ada revisi matrik perbandingan
karena nilai CR prioritas pada setiap matrik selalu kurang dari 10%.
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
119
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Lampiran 12. Hasil Analisis Pengaruh parameter Kimia/lingkungan terhadap pertumbuhan vegetasi mangrove
KA
salinitas 0,311073 atau 31% P2
BU
pH 0,106534 11% P3
R
TE
Proses ini hanya berjalan sekali sedemikian tanpa ada revisi matrik
Catatan: perbandingan
S
karena nilai CR prioritas pada setiap matrik selalu kurang dari 10%.
TA
SI
ER
IV
N
U
120
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Lampiran 13. Hasil pengambiln sampelline transek dan pengolahan datanya desa lampu satu
Tanggal :14/9/2013
KA
No. Plot Ukuran Plot TIngkat Vegetasi No. Jenis JumJah Keliling Diameter LBDS(BA) Ket.
BU
I 2 sonneratia Alba 3 5 1,592357 1,99044586
R
2 sonneratia Alba 2 2 0,636943 0,318471338
3 Aegalitis Annulata 1 2 0,636943 0,318471338
TE
" 5x5 Tiang/Pancang 1 Avicennia Eucaliptofolia 4 28 8,917 62,420
S
semai/anakan
2 Aegalltis Annulata 1 3 0,955 0,717
TA
III
5x5 Tiang/Pancang 1 Avicennia Eucaliptofolia 4 24 7,643 45,860
IV
2x2 semai/anakan 1
2
Avicennia Eucaliptofolia
sonneratia Alba
SI 4
1
5
6
1,592
1,911
1,990
2,866
ER
2x2 semai/anakan 1 Avicennia Eucaliptofalia 24 7 2,229 3,901
2 sonneratia Alba 28 6 1,911 2,866
3 Aegalit:s Annulata 6 4 1,274 1,274
IV
V
5x5 Tiang/pancang 1 Avicennia Eucaliptifolia 4 26 8,280 53,822
2 sonneratia Alba 1 21 6,688 35,111
U
121
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Tanggal :14/9/2013
Koordinat awal I Akhir : S. E.
Arah lalur : Tegak lurus garisPantai
No. Stasiun I line transek : 1/2
TypeHutan : mangrove
Lokasi DesaIKelurahan : Lampu Satul Sarnkai
Ukuran
No. Plot Tingkat Vegctasi No. Jeois Jumllih Keliling Diameter LBDS Kct.
KA
Plot
BU
I 2 Sonneratia Alba 12 3 0,955414013 071656051
3 AeJ/;alitis Annulata I 2 0636942675 0,318471338
2x2 Semai/anakan I Avicennia Eucaliptofolia 4 3 0955414013 071656051
II
2 Sonneratia Alba I 4 1.27388535 I 27388535
R
2x2 Semai/anakan I Avicennia Eucaliptofolia 320 2 0,637 0,318
2 Sonneratia Alba I 2 0,637 0,318
TE
III
5x5 Tiang/Pancang I Avicennia Eucaliptofolia 8 22 7,006 38,535
10xi0 Pohon 1 Avicennia Eucaliptifolia 4 34 10828 92,038
2x2 Semai/anakan I Avicennia Eucaliptofolia 34 2 0637 0318
2 Sonneratia Alba 7 3 0955 0717
S
3 Aegalitis Annulata 21 2 0,637 0,318
TA
IV 5x5 TiangfPancang I Aviccnnia Eucaliptifolia 18 4 1274 1,274
2 Sonneratia Alba I 6 1,911 2,866
3 AeJ/;alitis Annulata 3 5 1592 1990
10xi0
2x2
Pohon
Semai/anakan
I
I
2
Avicennia Eucaliptifolia
A"icennia Eucaliptofolia
Sonneratia Alba
2
104
16
SI 33
3
6
10510
0955
1911
86704
0717
2,866
ER
3 Aegalitis Annulata 40 4 1,274 1,274
y
IV
122
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Tanggal :14/912013
Koordinat awal I Akhir : S. E.
Arah Jalur : Tegak lurus garis Pantai
No. Stasiun I Iinetransek : 1/3
Type Hutan : mangrove
Lokasi DesaIKelurahan : Lampu Satu/ Samkai
Ukuran
No. Plot Tingkat Vegetasi No. Jenis Jumlab Keliling. Diameter LBDS Ket
KA
Plot
Avicennia
2x2 Semai/anakan I Eucaliptofolia 7 2 0636942675 0,318471338
BU
I
Avicennia
R
2x2 Semai/anakan I Eucaliptofolia 37 4 1,27388535 1,27388535
2 Sonneratia Alba 22 3 0,955414013 0,71656051
TE
3 Achanthus Ebracteatus 4 3 0955414013 0,71656051
II
Avicennia
5x5 Tiang/Pancane: I Eucaliplofolia 12 20 6369 31,847
S
2 Sonneratia Alba 3 16 5,096 20382
Avicennia
TA
2x2 Semai/anakan I Eucaliptofolia 17 8 2,548 5,096
11l 2 Aegalitis Annulata 36 3 0,955 0,717
3 Sonneratia Alba I 2 0637 0,318
4 Rhizophora Mucronata
Avicennia
SI
I 2 0,637 0,318
ER
2x2 Semai/anakan 1 Eucaliptofolia 34 4 1.274 1274
IV 2 Aegalitis Annulata 19 3 0,955 0,717
5x5 Tiang/Pancang I Avicennia Eucaliptifolia 4 12 3,822 11,465
10xi0 Pohon I Avicennia Eucaliptifolia 2 36 II 465 103 185
IV
Avicennia
2x2 Semai/anakan I Eucaliptofolia 52 5 1,592 1,990
N
123
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Lampiran 14. Hasil pengambiln sam pel line transek dan pengolahan datanya desa Payum
Tanggal
Koordinat awal / Akhir : S. E.
Arah Jalur : Tegak lurus garis Panlai
No. Slasiun / line transek :2/1
KA
Type Hulan : mangrove
Lokasi DesaIKelurahan : Payum/ Samkai
BU
No. Plot Ukuran Plot Tingkat Vegetasi No. Jenis Jumlab Keliling Diameter LBDS (BA) Ket.
Avicennia
R
5X5 Tiang/Pancang I Eucaliotofolia 1 4 1,27388535 1,27388535
1
TE
Avicennia
II
2x2 Semai/anakan I Eucaliotofolia 7 2 0636942675 0318471338
S
Avicennia
III
2x2 Semai/anakan I Eucaliotofolia 22 2 0,637 0,318
TA
Avicennia
5x5 Tiang/Pancang I Eucaliptofolia 20 5 1,592 1990
2
SIAvicennia
Eucaliotofolia
Avicennia
5 8 2548 5096
ER
IV
2x2 Semai/anakan 1 Eucaliptofolia 22 3 0,955 0,717
Avicennia
IV
V
2x2 SemaiJanakan 1 Eucaliptofolia 6 4 1274 1274
Rhizophora
N
Avicennia
5x5 Tiang/pancang I Eucaliptifolia 4 6 1,911 2,866
124
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Tanggal
Koordinat awal / Akhir .S E
Arah Jalur : Tegak lurus garis Pantai
No. Stasiun / line
transek : 2/2
Type Hutan : mangrove
KA
Lokasi DesaIKelurahan : Payum/ Samkai
Ukuran
No. Plot Tingkllt Vegetllsi No. Jenis Jumlah Keliling Diameter LBDS(BA) Ket.
Plol
BU
5x5 Tian~ancanl( 1 A~icennia Eucaliptofolia 3 5 1,592356688 1,99044586
I
R
2x2 Semai/anakan I Avicennia Eucaliptofolia 3 2 0636942675 0318471338
TE
II
5x5 Tiang/l'ancanl( 1 Avicennia EucaJiptofolia 2 4 1,274 1,274
S
5x5 Tianli/Pancang 1 Avicennia Eucaliptofolia 7 45 1,433 1,612
TA
III
IV
2x2
5x5
Semai/anakan
Tiang/l'ancanl(
1
2
SI
Avicennia Euealiptofolia
Avicennia Euealiptifolia
5
6
4
10
1,274
3,185
1,274
7,962
ER
2x2 Semai/anakan 1 Avieennia EucaliDtofolia 7 6 1.911 2866
IV
N
V
5x5 Tiang/paneang I Avieennia Eucaliptifolia 13 6 1,911 2,866
U
125
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
Tanggal
Koordinat awall Akhir S. E
Arah Jalur : Tegak lurus garis Pantai
No. Stasiun II ine transek : 2/3
KA
Type Hutan : mangrove
Lokasi DesaIKelurahan : Payum! Samkai
Ukuran LBDS
BU
No. Plot Tingkllt Vegetasi No. Jenis Jumlah Keliling Diameter Ket.
Plot (BA)
Avicennia
R
2x2 Semailanakan I Eucaliotofolia 2 3 0955414013 0,71656051
I
TE
Avicennia
2x2 Semai/anakan 1 Eucaliotofol ia 3 4 1,27388535 1,27388535
S
II
TA
Avicennia
5x5 Tiang/Pancang 1 Eucaliotofolia 2 6 1911 2866
2x2 Semailanakan !
Avicennia SI
EucaliDtofolia 2 6 1 911 2,866
ER
III
Avicennia
5x5 Tiang/Pancang 1 EucaliDtofolia 9 4 1274 1274
IV
Avicennia
N
126
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
KA
Surut) Surut) Surut) Surut) Surut) Surut)
26,00 26,00 26,00 26,80 27,30 27,00
1 Suhu °c 26,00 26,00 26,00 26,60 27,00 26,00
BU
35,00 35,50 34,00 35,00 34,00 35,00
2 Salinitas 0/00
30,00 31,00 32,00 32,00 30,00 31,00
R
3 pH 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
127
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41477.pdf
LEVEL 1
Pengelolaan Ekosistem Mangrove di
GOAL/FOKUS
KA
BU
J ~J_. J
R
,_ ,J_""""
Kontrlbusl C--:-'I~'i
II MimJaga ," Pengem
r
III ,."P ....
TE
Penlnskatan , Peninskatan Penyerapan
LEVEL 2
'Plasma Nutfah!
terhadap
Sumber
IPerlindungan Pendapatan,
(BiodiversitY,j Daya bansan'
Witayah
Pendapatan
Pantai Masyarak~ Dukung Daerah
KRITERIA
Daya
I 18,4%
I
j I peslslr 5,6%
Perlkanan
'
I
l: 6%
S
11,4% 'pantai
13,5%
j
TA
23,6%
j '12,2%
I "';' I !
SI
ER
IV
LEVEL 3
KEBIJAKAN
70% :30 'I' 50%: SO'I'
1_ , .
• ,1 ... r. b . " .... I
128
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka