Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

OLEH KELOMPOK 2:
KETUA: SAFIANI (2018 70 002)
ANGGOTA: 1. SAMUEL J. BARENDS (2018 70 016)
2. IDKIA R. LATUKAU (2018 70 008)
3. MANGIRING GULTOM (2018 70 003)
4. ENRIKO KONGLE (2018 70 0)
5. MUJADIN KELSABA (2016 70 )

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SISTEM PERKPALAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan
rahmat dan karunianya, Makalah Konsep Volume Kontrol ini dapat kami buat sebagai tugas
kami. Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami
secara bersama.

Dalam batas-batas tertentu Makalah ini memuat Tentang Makalah Tentang Makalah
Konsep Volume Kontrol. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak kelompok yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian MAKALAH kami Dengan Harapan dapat di terima oleh Ibu dan
dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran pelajaran Mekanika Fluida kami.

Ambon, 15 Oktober 2019

penyusun
Konsep Volume Kontrol

Dalam memecahkan persoalan pergerakan dinamika fluida kita kembali berpegangdengan


tiga hukum dasar yang mengatur gerakan fluida yaitu:
1. Hukumkonservasi (kekekalanmassa)
Hukum Newton II.
Hukum kekekalan massa atau prinsip kekekalan massa menyatakan bahwa untuk
system apapun yang tertutup untuk semua transfer materi dan energi, massa system harus
tetap konstan dari waktu kewaktu, karena massa system tidak dapat berubah, sehingga
kuantitas tidak dapat ditambahkan atau dijadikan. Karenanya, jumlah massa dilestarikan dari
waktu kewaktu.

Undang-undang ini menyiratkan bahwa massa tidak dapat dibuat atau dihancurkan,
meskipun dapat diatur ulang dalam ruang, atau identitas yang terkait dengannya dapat diubah
dalam bentuk. Misalnya, dalam reaksikimia, massa komponen kimia sebelum reaksi sama
dengan massa komponen setelah reaksi. Jadi, selama setiap reaksi kimia dan proses
termodinamika berenergi rendah dalam system terisolasi, massa total reaktan ,atau bahan
awal, harus sama dengan massa produk.
2. Hukum pertama thermodinamika

Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan


jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.

3. Hukum newton II
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.

Ketiga hukum dasar tersebut dinyatakan dalam bentuk suatu sistem, yaitu diartikan
sebagai kumpulan partikel-partikel materi yang tetap. Sebagai contoh diambil suatu aliran
fluida melalui suatu pipa pada saat t dan mengalir ke hilir pada waktu t + Δt perubahan
bentuk sistem dari t ke t + Δt digambarkan gambar dibawah.
Gambar. Perubahan sistem
Dalam beberapa hal fluida melalui sistem dengan batas tak jelas sehingga tidak
mungkin untuk menelusuri partikel-partikel massa fluida secara individu dan dibutuhkan
suatu alternatif pemecahan lain.
Di dalam analisis gerakan fluida dikenal dengan dua pendekatan yaitu:
1. Lagrang (lagrangian approach)
2. Euler (euler approach)

Gambar. Konsep pendekatan Euler dan Lagrangian


Metode Lagrangian adalah pengamatan terhadap perubahan kedudukan partikel
tertentu dalam ruang dari awal sampai akhir atau biasa disebut “pendekatan sistem”.
Pendekatan Lagrang menekankan pada individu partikel yang telah diidentifikasi, sifat-sifat
thermodinamika (misal : 𝜌, 𝜎 dan lain-lain) dan sifat-sifat aliran (R, V, a dan lain-lain) adalah
fungsi waktu hanya pada suatu partikel yang ditinjau, misalnya t = 0, dan diikuti oleh partikel
berikutnya. Sehingga deskripsi gerakan fluida dapat terbentuk dengan lengkap.
Metode Eulerian adalah pengamatan atau pemusatan perhatian pada gerak dan sifat
setiap partikel fluida yang melewati volume tertentu dalam ruang atau biasa disebut
pendekatan volume atur. Pendekatan Euler lebih menekankan pada sifat-sifat fluida yang
berada dalam volume kontrol saat itu. Volume kontrol sendiri adalah batasan volume dari
benda yang sedang kita amati. Oleh sebab itu sifat-sifat thermodinamika dan sifat-sifat aliran
lebih dapat dinyatakan sebagai sifat kumpulan partikel-partikel fluida, sehingga dalam
pendekatan Euler ini sifat-sifat fluida dinyatakan sebagai fungsi dari tempat dan waktu, atau
misalnya :
Kecepatan, V = f(x, y, z, t)
Tekanan, T = f(x, y, z, t)
Peubah-peubah (variabel) x, y, z, t merupakan peubah bebas (independent variables),
sedangkan V, dan T merupakan peubah tetap. Pendekatan Euler mempunyai keuntungan
yaitu fungsi ruang dan waktu tertentu dan jelas sehingga memberikan kerangka kerja yang
rasional untuk melakukan penyelesaian secara analitis misalnya, persamaan diferensial suatu
peubah dapat disusun, kondisi batas dapat ditetapkan sehingga analisis secara sepadan bahkan
dengan menggunakan metoda numerik dapat dilakukan.Analisis aliran dengan pendekatan
Euler ini membutuhkan suatu region tertentu (spesific region) dalam suatu ruang yang
ditinjau dan dinamakan volume kontrol. Dalam konsep volume atur, dikenal adanya peristiwa
Transport Reynolds, yaitu sebuah teorema yang menjelaskan tentang mekanika fluida yang
terjadi secara kontinyu. Besaran volume dalam sebuah sistem tetap konstan, besarnya volume
masuk akan sama dengan besarnya volume keluar.
Dalam termodinamika, volume dari sebuah system termodinamika adalah suatu
parameter ekstensif, untuk menjelaskam keadaan termodinamika. Volume spesifik adalah
volume persatuan massa. Volume merupakan fungsi keadaan dan interpenden dengan
property termodinamika lainnya seperti tekanan dan suhu. Contohnya volume berhubungan
dengan tekanan dan suhu gas ideal melalui hokum gas ideal.

Contoh pengamatan fluida pada pergerakan sebuah mobil

Suatu kontrol volume bisa dicontohkan pada mobil yang sedang bergerak .Seperti yang
tertera pada gambar di atas, terdapat volume udara yang masuk dan keluar pada saat
ditetapkan waktu tertentu. Volume atur seperti peristiwa tersebut merupakan volume atur
yang bergerak. Anggaplah pengamatan dimulai pada waktu t=0, yaitu pada saat mobil belum
bergerak yang berati belum ada pergerakan fluida yang melewati mobil. Pada saat mobil
mulai berjalan, terjadi pertukaran tempat antara fluida yang keluar dan fluida yang masuk ke
dalam kontrol volume. Fluida masuk melalui bagian depan mobil yang berarti berlawanan
dengan arah vektor normal bidang. Sedangkan fluida keluar dari bagian belakang mobil yang
berarti searah dengan arah vektor normal bidang. Itu sebabnya volume udara yang masuk
merupakan penghambat laju mobil karena menyebabkan drag, sehingga mobil balap dibuat
dengan bentuk streamline. Adapun volum yang keluar dapat dimanfaatkan untuk mendorong
mobil agar bisa berjalan lebih kencang dengan bantuan udara seperti yang sedang
dikembangkan dalam dunia balap masa kini, tertuama Formula 1.

Anda mungkin juga menyukai