Anda di halaman 1dari 2

Lembar Pengantar

Kelompok kami memilih puisi yang berjudul “Kita adalah Pemilik Sah Republik ini”
karya Taufiq Ismail. Puisi ini memilki nuansa perjuangan bangsa Indonesia pada masa terdahulu
saat penjajahan dan masa setelah kemerdekaan.

Akankan kita mengabdi pada penjajah yang justru merenggut harkat dan martabat bangsa
ini? Yang seiring waktu mulai hancur dengan pasti. Kalimat “Duli Tuanku” ini memiliki arti
“yes bos”, kata kehormatan yang digunakan untuk berkata kepada raja atau orang yang dijunjung
tinggi. Kalimat tersebut ditujukan kepada penjajah (bangsa Belanda) yang para penguasanya
memiliki gelar bangsawan yang dipanggil dengan sebutan Duli. Di dalam puisi juga dituliskan
lirik “Tidak ada pilihan lain kita harus berjalan terus” lirik ini menggambarkan bahwa semangat
perjuangan harus terus dikobarkan untuk memperjuangkan harga diri dan martabat bangsa ini
daripada menjalin kerja sama untuk menghancurkan negeri sendiri.

Setelah meraih kemerdekaan kondisi bangsa inipun tak membaik, kesengsaraan semakin
menjamur tanpa adanya kepedulian terhadap masyarakt yang digambarkan pada kalimat “Kita
adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan: Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus
yang penuh. Tak hanya krisis ekonomi, moral pun ikut andil dalam daftar kesengsaraan negeri
ini. Wakil rakyat yang digaung-gaungkan sebagai pahlawan rakyat justru memafiakan dirinya,
bagai linta mereka menghisap sumber daya alam dan harta kekayaan negeri ini. Korupsi yang
menjamur, obral janji dari yang katanya pahlawan rakyat sudah menjadi makanan sehari-hari.
Kemerdekaan yang diraih tak lebih hanyalah status sosial, bersusah–susah dahulu senang pun tak
kunjung datang. Kesejahteraan & kemakmuran bangsa ini jauh dari standar yang diharapkan,
pundi-pundi para penguasa semakin berisi, pundi-pundi rakyat pun semakin berisi, dengan
kesengsaraan yang tak berujung.

Diam bukanlah pilihan yang bijak, kita butuh sosok yang dapat memutuskan rantai
kesengsaran di negeri khatulistiwa yang tercinta ini. Andakah orangnya?
Pelajaran yang dapat kami ambil atau kami jadikan sebagai refleksi dari puisi ini yaitu
bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini didapat dengan tidak mudah, para pejuang harus
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan tidak bisa menyerah atau mundur. Pada
saat ini kami sebagai anak bangsa yang bertugas untuk menjaga kemerdekaan itu tetap menjadi
milik Indonesia, kami yang harus berperan untuk meneruskan perjuangan kemerdekaan para
pahlawan terdahulu yang sudah membebaskan Indonesia dari perbudakan para penjajah. Selain
itu kami dapat merefleksikan apakah memang Indonesia sudah merdeka dalam arti yang
sebenarnya, ataukah Indonesia masih berada dibawah “penjajah-penjajah” yang ada pada masa
sekarang ini.

Alasan kami memilih puisi untuk dialihkan ke dalam bentuk musikalisasi yaitu alasan
pertama menurut kami melalui musik penyampaian arti perjuangan yang terkandung di dalam
puisi untuk selalu memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dapat lebih mudah dipahami,
dimengerti dan diingat. Alasan kedua yaitu melalui musik diharapkan penyampaian arti dari
puisi juga dapat diterima oleh berbagai kalangan, karena pada umumnya tidak ada manusia yang
tidak menyukai sebuah alunan musik. Alasan ketiga yaitu kami ingin menunjukkan bahwa puisi
tetap dapat dinikmati dalam bentuk lainnya yang salah satunya adalah musikalisasi puisi.

Hal yang ingin kami sampaikan melalui bentuk teks tampilan dari hasil puisi yang
dialihkan menjadi musikalisasi ini adalah makna sebenarnya dari sebuah puisi karya Taufiq
Ismail yang sangat kuat menampilkan tentang perjuangan tetapi disatu sisi mempertanyakan
apakah kemerdekaan yang kita dapatkan benar-benar sebuah kemerdekaan. Melalui musikalisasi
ini diharapkan pesan dari puisi dapat didengarkan oleh seluruh generasi yang masih berjuang
dalam meneruskan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Link Video Youtube :

https://youtu.be/UsYKGqfymho

Anda mungkin juga menyukai