Anda di halaman 1dari 14

Mini Riset

PENGEMBANGAN MEDIAVIDEO DENGAN PENDEKATAN


METAKOGNITIF BERBASIS MASALAH PADA MATERI GERAK
HARMONIK SEDERHANA

Dosen Pengampu:
YENI MEGALINA, S.Pd, M.Si

Oleh:

Nama : Vera Margaretha Malau


NIM : 4173321058
Hari/Tanggal : 22 Oktober 2019
Program Studi : Pendidikan Fisika

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset
berupa angket mengenai “Pengembangan Mediavideo Dengan Pendekatan
Metakognitif Berbasis Masalah Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana”,
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yeni
Megalina,S.Pd.,M.Pd sebagai dosen pembimbing yang memberikan dukungan
sera kepercayaan kepada penulis. Dimana dengan adanya pemberian tugas ini
penulis semakin dapat memahami materi dan semakin berfikir kristis dalam
penyusunan laporan hasil Mini Riset
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua yang telah
membantu penulis menyelesaikan tugas ini melalui doa dan materi yang penulis
butuhkan. Dan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan
dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak


kekurangan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini. Semoga isi dari hasil laporan Mini Riset ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khasanah
ilmu pendidikan.

Medan, November 2019


Penulis

Vera Margaretha

NIM. 4173321058

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar belakang ............................................................................................... 1


B. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pembelajaran Fisika .....................................................................................3
B. Media Video ...............................................................................................4
C. Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah................................................6

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................7


B. Desain Penelitian .............. .............................................................................7
C. Subjek Penelitian ..........................................................................................8
D. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 8
E. Metode Analisis Data .................................................................................... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil dan Pembahasan.................................................................................10

BAB V
A. Kesimpulan..................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan


menjadi sangat penting baik kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia, membebaskan manusia dari kebodohan, kemiskinan dan
kemelaratan. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat meningkatkan kualitas
dirinya guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Kualitas hidup
suatu bangsa tidak hanya dinilai dari perkembangan fisik saja, tetapi yang lebih
utama adalah kualitas manusia pada intelektual, emosional dan spiritual. Kualitas
hidup seseorang dapat tercermin dari sosok dirinya sebagai pribadi yang
bertanggung jawab baik terhadap dirinya, keluarga maupun terhadap masyarakat.

Oleh karena itu sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan


pembangunan di segala bidang. Pendidikan harus diarahkan pada peningkatan
produktivitas, kualifikasi, mutu, dan efisiensi kerja. Pelaksanaan kurikulum harus
didukung oleh strategi dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai. Setiap
kurikulum memberikan penekanan–penekanan pada proses belajar mengajar agar
siswa memiliki kemampuan yang tinggi terhadap tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien,
maka tenaga pengajar diharapkan selektif dalam mencari, memilih, menggunakan
dan mengembangkan strategi pengajaran sesuai dengan mata pelajaran dan pokok
bahasan yang diajarkan. Penggunaan strategi belajar mengajar yang memadai
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran seoptimal mungkin. Dalam hal
ini siswa diharapkan lebih banyak berperan aktif sehingga ia mampu
mengembangkan kepribadian secara utuh dan menyeluruh.

Namun dalam kenyataannya, cukup banyak masalah yang dihadapi guru


dalam mengajar, khususnya bagaimana memotivasi siswa dalam belajar untuk
memahami pelajaran. Oleh karena itu dilakukan berbagai alternatif upaya
diantaranya memanfaatkan media pendidikan yang memungkinkan siswa dapat
belajar dengan baik seperti penggunaan Media audiovisual berbentuk Video.

1
Penerapan suatu media pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan,
keefisienan, karakteristik materi pelajaran dan keadaan siswa. Video merupakan
jenis media yang menampilkan pesan visual dan audtif yang dapat terwujud
dengan animasi gerak, visual statis, visual dinamis yang dilengkapi dengan audio
tertentu. Melalui Video aktivitas dan kreatifitas siswa dalam belajar mengajar
dapat ditingkatkan, penyampaian materi pelajaran dapat dipermudah.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon


siswa/mahasiswa terhadap video dengan pendekatan metakogniif berbasis
masalah dan untuk mengetahui video yang sudah digunakan sudah layak
digunakan dalam pembelajaran fisika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan


masalah yang akan diteliti adalah
1. Bagaimana respon siswa/mahasiswa terhadap Video yang digunaka?
2. Apakah video yang digunakan saat ini sudah layak digunakan?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Fisika

Belajar merupakan proses yang selalu dialami manusia secara sadar maupun
tanpa disadari. Manusia selalu mengalami proses belajar dalam aspek
kehidupannya, baik itu berupa suatu pengetahuan maupun pengalaman. Salah satu
tempat terjadinya proses belajar yaitu di sekolah. Di sekolah terjadi interaksi
antara pendidik dengan peserta didik, maupun antar peserta didik itu sendiri.
Dalam suatu proses pembelajaran berlangsung terdapat interaksi diantara masing-
masing objek. Sekolah merupakan lingkup lingkungan yang erat hubungannya
sebagai tempat mencari ilmu, tempat belajar yang mengedepankan aspek kognitif
berupa ilmu pengetahuan dari mata pelajaran yang diperoleh, aspek sikap yang
diperoleh dari didikan pendidik maupun interaksi dengan teman sebaya, serta
aspek keterampilan yang diperoleh dari pelatihan atau praktikum maupun
kegiatan yang mengedepankan aspek psikomotor guna menambah dan melatih
keterampilan peserta didik.

Fisika merupakan bagian dari sains yang pada hakikatnya adalah kumpulan
pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Fisika sebagai kumpulan
pengetahuan dapat berupa fakta, teori, dan model. Fisika sebagai cara berpikir
merupan aktifitas yang berlangsung di dalam pikiran orang yang berkecimpung di
dalamnya karena adanya rasa ingintahu dan hasrat untuk memahami fenomena
alam (Hikmawati, 2015).

Dalam mempelajari materi fisika peserta didik sejatinya sama dengan


mempelajari fenomena-fenomena alam yang sering terjadi di lingkungan sekitar.
Sebagaimana menurut Koes H (2003:3) bahwa pembelajaran fisika adalah
pembelajaran fisika harus melibatkan peserta didik untuk berinteraksi dengan
objek konkret. Belajar fisika yang baik sejatinya bukan hanya mempelajari
persamaan matematis dan bunyi suatu hukum tertentu, tetapi mempelajari salah
satu fenomena alam yang dijelaskan dengan konsep dasar yang menjadi latar
belakang suatu persamaan matematis.

3
B. Media Video

Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,
berbagai ukuran film, dan lain sebagainya. Hal ini juga dijelaskan oleh Arsyad
(2011:45) yang mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media
yang melibatkan pendengaran dan penglihatan dalam suatu proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Rusman (2013:63) menjelaskan bahwa media audio visual
yaitu media dengan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang
dengar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual


memiliki kemampuan untuk menampilkan atau memproyeksikan visual sekaligus
audio suatu hal atau kegiatan pada waktu yang bersamaan dalam bentuk program
TV, film, video, dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan media
audio visual dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan lebih variatif. Hal
ini memiliki kesamaan dengan pendapat Sanjaya (2009:170-171) yang
menyatakan bahwa media audio visual merupakan salah satu media pembelajaran
yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Eko (2012), media audio-visual (video) memiliki kelebihan dalam


ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kelebihan dalam ranah kognitif antara
lain dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat
dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa. Kelebihan
dalam ranah afektif antara lain dapat menjadi media yang sangat baik dalam
mempengaruhi sikap dan emosi. Kelebihan dalam ranah psikomotor antara lain
dapat memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak, baik dengan
cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.

Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video. Video merupakan
jenis media yang menampilkan pesan visual dan audtif yang dapat terwujud
dengan animasi gerak, visual statis, visual dinamis yang dilengkapi dengan audio
tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sanaky (2013:123) yang menjelaskan
bahwa video merupakan salah satu media audio visual dengan karakteristik

4
gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara, dapat digunakan untuk sekolah
jarak jauh, dan memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau
peristiwa yang berlangsung. Video dapat digunakan sebagai media yang dapat
digunakan peserta didik untuk mempelajari materi. Dari kerucut pengalaman
Edgar Dale dapat diketahui bahwa tingkatan pengalaman dengan menggunakan
media audio visual lebih baik dibandingkan media cetak berupa lambang kata
ataupun lambang visual.

Dengan adanya media video proses belajar dapat dilakukan di mana saja.
Seiring perkembangan zaman, teknologi kian pesat berkembang. Penggunaan
laptop merupakan kebutuhan bagi manusia, tidak lain juga bagi peserta didik.
Pemanfaatan video pembelajaran yang dapat diakses di dalam laptop sangatlah
berguna bagi peserta didik. Dengan adanya video yang menampilkan pesan
pembelajaran secara realistik, peserta didik dapat dengan mudah memahami
materi yang sudah maupun yang belum dipelajari. Rusman (2013:220)
mengungkapkan media audio visual dapat memberikan pesan yang dapat diterima
secara lebih merata oleh peserta didik, sangat bagus untuk menerangkan suatu
proses.

Keunggulan lain media video yaitu dapat menampilkan hal yang baru dan
menarik bagi peserta didik seperti adanya animasi fisika, video fenemona fisika,
maupun video demonstrasi fisika sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam
belajar konvensional dengan buku cetak. Media pembelajaran menggunakan
video ini sangat baik untuk meningkatkan minat peserta didik dengan
memperlihatkan suatu hal yang menarik dan dapat menambah daya ingat peserta
didik pada materi pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanaky
(2013:124) bahwa dengan penggunaan media audio visual berbasis video ini juga
mampu menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang objek belajar yang
dipelajari pembelajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media audio visual


dapat memberikan banyak manfaat dan keunggulan yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Media audio visual yang dikembangkan dalam penelitian ini
yaitu berupa video pembelajaran fisika. Video pembelajaran fisika yang

5
dikembangkan berisi visual statis disertai dubbing, animasi fisika, visual dinamis
berupa demonstrasi tentang materi fluida dinamis yang berdurasi kurang lebih 40
menit.

C. Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah

Menurut Dewi et al (2016), model pembelajaran berbasis masalah


merupakan model pembelajaran yang diawali dengan suatu permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari dan akan dicari pemecahan masalahnya melalui
suatu kegiatan penyelidikan serta dilakukan proses mengevaluasi penyelidikan.

Nindiasari et al (2014) menjelaskan pada pendekatan metakognitif, siswa


disadarkan untuk mengontrol dan memantau proses berpikirnya melalui:
pengajuan pertanyaan tentang pemahaman masalah; membangun koneksi antara
pengetahuan baru dan pengetahuan sebelumnya; menggunakan strategi
penyelesaian masalah; mengevaluasi proses dan solusi berpikirnya.

Model pembelajaran metakognitif berbasis masalah maksudnya proses


pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan proses refleksi, kontrol,
dan regulasi diri terhadap semua aktivitas kognitif yang digunakan untuk
mencapai tujuan, dengan berlandaskan masalah (Listiani et al, 2014) Jadi
pemebelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif berbasis masalah
adalah model pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan dengan pendekatan
metakognitif, agar siswa mampu lebih menekankan pada kemampuan proses
refleksi, kontrol, dan regulasi diri terhadap semua aktivitas kognitif yang
digunakan untuk mencapai tujuan dengan berlandaskan suatu masalah.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Medan dan dilaksanakan pada


tanggal 18 November 2019.

B. Desain Penelitian

Desain pengembangan yang digunakan adalah model 4 D (Define, Design,


Develop, Desiminate), yang mencakup fase – fase sebagai berikut :

1. Define yang merupakan fase penetapan dan pendefinisian syarat – syarat


pembelajaran. Fase ini mencakup lima langkah pokok, yakni : a) analisis ujung
depan (front – end analysis) untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar
yang dihadapi dalam pembelajaran, b) analisis karakteristik peserta didik, c)
analisis tugas (task analysis) untuk mengidentifikasi keterampilan – keterampilan
utama, d) analisis konsep untuk mengidentifikasi konsep – konsep yang akan
diajarkan, dan e) perumusan tujuan pembelajaran.
2. Design yang merupakan fase perancangan perangkat pembelajaran.Fase
ini mencakup empat langkah, yakni : a) penyusunan tes standar, b) pemilihan
media yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, c)
pemilihan format bahan ajar yang akan dikembangkan, dan d) membuat
rancangan awal sesuai format yang dipilih.
3. Develop yang merupakan fase untuk menghasilkan produk pengembangan.
Fase ini mencakup dua langkah utama, yakni : a) validasi ahli atau pakar yang
dilanjutkan dengan revisi produk agar lebih berkualitas, dan b) uji coba produk
yang dilakukan untuk memperoleh masukan. Uji coba dilakukan secara berulang
(siklus) dan setiap siklus mencakup upaya revisi produk untuk memperoleh
produk yang efektif dan memenuhi standar yang di tetapkan.
4. Dessiminate yang merupakan fase untuk mempromosikan produk agar
dapat diterima oleh pengguna. Diseminasi dapat dilakukan di kelas lain untuk
mengetahui efektivias penggunaan perangkat pembelajaran atau pada forum
tertentu untuk mendapatkan masukan guna penyempurnaan produl. Beberapa hal

7
yang perlu diperhatikan dalam melakukan fase ini adalah : analisis pengguna,
menentukan strategi dan tema, pemilihan waktu, dan pemilihan media untuk
diseminasi.
C. Subjek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari kelas fisika dik d 2019 yang
berjumlah 10 siswa.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini berupa lembar validasi dari ahli materi, ahli media,
dan lembar observasi. Lembar validasi ahli materi digunakan untuk mengetahui
kelayakan dan kedalaman materi yang disampaikan serta relevansinya terhadap
kompetensi yang diharapkan. Lembar validasi ahli media digunakan untuk
mengetahui kelayakan media tersebut untuk digunakan dalam pembelajaran.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kelayakan penggunaan media
dalam pembelajaran pada materi Gerak Harmonik Sederhana
E. Metode Analisis Data
Berdasarkan penelitian pengembangan ini, jenis data yang dikembangkan
adalah data deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif. Menurut Agung (2010), “Analisis deskriptif
kualitatif adalah suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun
secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai
suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh
kesimpulan umum”.
Data yang diperoleh adalah data tentang kevalidan dan kemenarikan
multimedia pembelajaran interaktif pada mata materi Gerak Harmonik Sederhana.
Data ini dikumpulkan melalui validasi ahli materi, ahli media pembelajaran, dan
angket yang disebar kepada siswa. Instrumen penelitian diberikan kepada ahli
materi, ahli media pembelajaran, dan siswa yang keseluruhan dibuat dalam skala
Likert yang telah diberikan skor seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5. Kriteria jawaban instrumen validasi pada skala Likert.
No Jawaban Skor
1. Sangat baik 4
2. Baik 3

8
3. Tidak baik 2
4. Sangat tidak baik 1

(Sudijono, 2016).
Kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu menghitung
persentase pada indikator-indikator setiap komponen pada masing-masing
instrumen validasi multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan.
Interpretasi skor dihitung berdasarkan skor perolehan tiap aspek, yaitu:
jumlah indikator per kategori
% skor = x 100%
jumlah indikator total kategori
(Adisendjaja, 2008)
Hasil akhir penilaiaian akan diperoleh dalam bentuk persentase. Kemudian
persentase tersebut ditafsirkan dalam kalimat yang bersifat kualitatif yang
tercantum pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Kriteria Persentase Jawaban Instrumen Validasi oleh Validator
pada media mobile learning berbasis Android yang dikembangkan.

Skor Kriteria
81% - 100% Sangat Baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Sedang
21% - 40% Kurang Baik

(Sugiyono, 2010)

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan uji coba sebanyak 10 orang mahasiswa. Siswa diberi arahan


tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan sebelum menggunakan media video.
Mahasiswa diarahkan untuk mengisi angket respon siswa terhadap media telah
disediakan. Selama kegiatan uji coba tidak dijumpai hambatan yang karena
Mahasiswa telah mempelajari materi tersebut
1) Analisis data
Data hasil uji coba kelompok kecil kelas Fisika Dik d 2019, respon
mahasiswa sangat setuju terhadap media video tersebut. Dengan adanya video
pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi yang dijelaskan dan
membuat siswa lebih efektif serta semangat dalam pembelajaran fisika.
Terdapat beberapa indikator aspek media dalam angket respon siswa
terhadap media video. Ketujuh indikator tersebut di antaranya kemenarikan warna
dalam media, kemenarikan gambar dalam, kemenarikan tulisan dalam media,
media komik dapat memotivasi siswa, kemudahan memahami kalimat dalam,
kemenarikan animasi dalam video, dan penggunaan musik dalam video media.
indikator termasuk dalam kategori setuju Sedangkan indikator lainnya
mendapatkan kategori sangat setuju di antaranya indikator kemenarikan warna
dalam media, kemenarikan gambar dalam video, Kemenarikan tulisan dalam
video,

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian adalah dalam


memilih suatu media harus memperhatikan beberapa aspek yaitu yang berkaitan
dengan relevansi pengadaan media, kelayakan pengadaan media, dan
kemudahan pengadaan media pembelajaran. Dari hasil uji coba buku komik
terhadap Mahasiswa Fisika Dik D 2019 di Universitas Negeri Medan, respon
siswa sangat baik terhadap video pembelajaran fisika. Video tersebut dapat
mempermudah siswa dalam pembelajaran fisika.

B. Saran
Media video pembelajaran fisika ini dapat digunakan sebagai bantuan dalam
proses pembelajaran siswa, karena media video dapat meningkatkan minat belajar
siswa dan penalaran siswa. Saran saya bagi guru dan calon guru dapat
menggunakan media dalam pembelajaran fisika dan dapat mengembangkan media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika

11

Anda mungkin juga menyukai