B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka permasalahan dari
penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pola asuh permisif orang tua terhadap perilaku
merokok pada remaja laki-laki yang merokok di Desa Trayeman, Kecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka disusun pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh pola asuh permisif orang tua pada remaja laki-laki yang merokok di Desa
Trayeman, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal?
2. Apakah penyebab timbulnya perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Trayeman,
Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pola asuh permisif orang tua terhadap
perilaku merokok pada remaja laki-laki yang merokok di Desa Trayeman, Kecamatan Slawi,
Kabupaten Tegal.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa
Trayeman, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teroritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah
ilmu pengetahuan atau wawasan terutama dalam hal pola asuh yang diterapkan oleh orang tua
terhadap perilaku remaja.
2. Manfaat praktis
a. Bagi orang tua , sebagai informasi dalam membimbing dan mengarahkan anak-anaknya
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Bagi remaja, dapat memberi masukan agar dapat mengembangkan sikap sosial positif dengan
meningkatkan komunikasi dalam keluarga.
E. PENEGASAN ISTILAH
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia
2005:849). Pengaruh di artikan sebagai daya yang ada atau sesuatu yang timbul dari sesuatu
(orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa dan menimbulkan kekuatan (Poerwadarminta
1983).
3. Perilaku Merokok
Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh individu yang satu dengan individu
yang lainnya dan bersifat nyata (Sarwono 2000:16). Merokok adalah menghisap rokok,
sedangkan rokok adalah gulung tembakau yang bersifat nipah atau kertas (Poerwadarminta
1983:830).
F. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pola Asuh Permisif Orangtua
a. Kontrol
b. Hukuman dan Hadiah
c. Dominasi
d. Komunikasi
Empat aspek tersebut terdap dalam semua jenis pola asuh, termasuk dalam pola asuh
permisif hanya saja kadarnya yang berbeda.
Proboningrum (1993:23) bahwa aspek-aspek dari salah satu jenis pola assuh, yaitu pola
asuh permisif orangtua, antara lain :
a. Orang tua bersifat toleren terhadap anak
Orang tua tidak peduli dengan tindakan anak yaitu dengan tidak ada batasan atau peraturan-
peraturan tertentu dalam keluarga.
b. Hukuman atau hadiah tidak pernah diberikan
Tidak ada tindakan dari orang tua terhadap sikap anak baik yang bersifat positif maupun
negative, yang berupa hadiah atau hukuman.
c. Komunikasi hampir tidak ada
Orang tua dan anak jarang sekali terjalin komunikasi yang melibatkan kedua belah pihak
yang aktif.
d. Semua keputusan di serahkan kepada anak
Kebebasan di berikan kepada anak sepenuhnya dalma penagmabilan keputusan tanpa
memperhatikan kebutuhannya.
e. Kontrol terhadap anak longgar
Tindakan orang tua yang tidak peduli dengan semua tindakan anak atau sikap anak.
B. Perilaku Merokok
1. Pengertian Perilaku Merokok
Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh individu yang satu dengan individu
yang lainnya dan bersifat nyata (Sarwono 2000:16).
Secara garis besar perilaku merupakan kesiapan individu untuk bereaksi atau
memberikan tanggapan terhadap stimulus atau rangsang, baik stimulus eksternal maupun
internal, antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, yang dapat diobservasi atau
dapat diamati secara umum atau obyektif.
Merokok adalah menghisap rokok, sedangkan rokok adalah gulungan tembakau yang
bersalut nipah atau kertas (Poerwadarminta 1983:830). Merokok adalah sesuatu yang di
lakukan oleh karena berbagai alassan yang berbeda. Beberapa orang meraasa dengan
merokok dapat membuat mereka lebih baik secara fisik untuk sementara. Beberapa orang
yang lain melakukannya untuk menghilangkan kecemasan dan ketegangan tersebut akan
hilang dalam waktu sementara. Merokok merupakan kebiasaan yang tidak baik karena
merokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang kemungkinan besar dapat
berakibat fatal pada pemakainya.
Perilaku merokok biasanya dimulai pada masa remaja awal. Kebanyakan mualai
merokok karena ingin mencoba, rasa ingin tahu yang besar membuat melakukannya.
Seseorang merokok dengan berbagai alasan, seperti sebagai penghilang kecemasan, untuk
suatu ketenangan atau hanya untuk santai.
Hurlock (1996:185) mengidentifikasikan masa remaja sebagai fase negative yakni
sebagai fase dimana perilaku remaja mendadak sulit di duga dan seringkali agak melawan
norma sosial yang berlaku. Keadaan demikian akan berpengaruh terhadap sikap dan
prilakunya. Secara global masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan
pembagian masa remaja awal antara umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan antara
umur 15-18 tahun, masa remaja akhir antara umur 18-21 tahun.
Perkembangan sosial pada remaja ditandi dengan adanya kecenderungan untuk
memasuki masa kedewasaan, longgarnya ikatan keluarga, karena remaja lebih banyak berada
di luar rumah, dimana hal ini akan mempengaruhi minat dan tingkah laku. Demikian pula bila
temannya mencoba minum alcohol, obat-obatan terlarang, atau rokok, maka remaja
cenderung mengikuti tanpa mempedulikan perasaan sendiri dan akibatnya. Salah satu cirri-
ciri remaja adalah selalu ingin mencoba segala sesuatu yang belum diketahui dan adanya rasa
ingin tahu yang besar.
Adapun teori yang termasuk ke dalam paradigma perilaku sosial (Ritzer 2003:73),
antara lain:
2. Teori Exchange
Homan (Ritzer 2004:75) Teori Exchange secara garis besarnya sebagai berikut:
a. Jika tingkahlaku atau kejadian yang sudah lewat dalam konteks stimulus dan situasi tertenu
memperoleh ganjaran, mak besar kemungkinan tingkahlaku atau kejadian yang mempunyai
hubungan stimulus dan situasi yang sama akan terjadi atau di lakukan.
b. Menyangkut frekuensi ganjaran yang diterima atas tanggapan atau tingkah laku tertentu dan
kemungkinan terjadinya peristiwa yang sama pada waktu sekarang. Makin sering dalam
peristiwa tertentu tingkahlaku seseorang memberikan ganjaran terhadap tingkah laku orang
lain, makin sering pula orang lain itu mengulang tingkah laku itu.
b. Faktor Psikologis
Jika kebutuhan psikologis dan sosiologis seseorang dapat terpenuhi, maka individu
yang bersangkutan dapat merasa gembira, harmonis dan menjadi orang yang produktif.
Namun sebaliknya jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka tidak ada keputusan dalam
hidup seseorang, ia dapat frustasi, mengalami ketegangan.ada beberapa alasan psikologis
yang menyebakan seseorang merokok, yaitu: untuk relaksasi atau ketenangan, mengurangi
kecemasan dan ketegangan.
c. Faktor Biologis
Perilaku merokok dimulai pada masa awal remaja dan percobaan merokok iyu maju
berkembang menjadi pengguna secara tetap dalam kurun waktu beberapa tahun. Meskipun
biasanya orang kurang dapat menikmati rokok pertamanya karena membuat seseorang
merasa mual dan pening. Tubuh perlu melakukan penyesuaian terhadap zat-zat terkandung di
dalam rokok yang tidak biasa diterimanya, namun lama kelamaan tubuh menjadi terbiasa
setelah mengalami beberapa kali percobaan merokok.
Sarafino (1990:220) mengutarakan merokok pada individu dipengaruhi oleh:
a. Salah satu dari kedua orangtua merokok
b. Orangtua mendukung perilaku merokok anak-anaknya
c. Lebih sering bergaul dengan teman yang merokok
d. Pandangan yang positif terhadap rokok
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara dua variabel atau lebih yang akan
memberikan petunjuk cara menguji hipotesis tersebut. Dalam statistic, hipotesis dapat di
artikan sebagai pernyataan statistic tentang parameter populasi. Terdapat dua macam
hipotesis dalam statistic dan penelitian, yaitu hipotesis nol(Ho) dan hipotesis alternative atau
hipotesis kerja (Ha). Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter
dengan statistik, sedangkan hipotesis alternative diartikan dengan adanya perbedaan antara
parameter dengan dua statistik (Sugiyono, 2005:82).
Dengan demikian dalam penelitian ini hipotesis akan berbunyi sebagai berikut:
a. Hipotesis nol (Ho) :”tidak ada pengaruh antara pola asuh permisif orangtua dengan perilaku
merokok pada remaja laki-laki yang merokok”
b. Hipotesis alternative/kerja:”terdapat pengaruh antara pola asuh permisif orangtua dengan
perilaku merokok pada remaja laki-laki yang merokok”