PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tubuh sehat secara fisik dapat dinilai dari penampilan luarnya, yang
biasanya dinilai dari postur tubuh dengan membandingkan tinggi badan dan berat
badan seseorang ideal atau tidak. Di dalam era globalisasi yang semakin
dimudahkan segala aktivitas manusia oleh kecanggihan teknologi, menjadikan
seseorang mengalami perubahan gaya hidup dan pola makan. Ketidakseimbangan
antara konsumsi makanan melebihi kebutuhan tubuh menimbulkan penimbunan
lemak berlebih, yang jika berlangsung lama dan terus-menerus akan
meningkatkan berat badan seseorang hingga mengalami obesitas.(Umboh n.d.;
Mph 2010)
Tujuan
Mengetahui kerja ginjal dalam sekresi hormon renin, dan pengaruhnya terhadap
sirkulasi darah.
PEMBAHASAN
Obesitas
BB
IMT --------------------------------
TB2
Standar normal IMT orang dewasa diatas 20tahun adalah 20-25,0, berat
badan kurang(underweight) bila IMT <20,0. Berat badan berlebih(overwight) bila
IMT 25,0-29,9, sedangkan obesitas memiliki IMT >30,0. Obesitas tidak hanya
memengaruhi penamapilan, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan. Kenaikan
berat badan berlebih mempunyai faktor resiko 65-75% untuk terkena hipertensi
primer, yang dipengaruhi oleh kerja ginjal dalam mengontrol tekanan darah,
hingga berakibat terkena penyakit jantung koroner dan kematian.(Mph 2010;
Mawi 2001)
Leptin adalah hormon derivat lemak dengan berat molekul 16 kDa dari gen
obesitas (Ob), yang dihasilkan sel adiposa. Dalam keadaan normal leptin
berfungsi menghambat nafsu makan dan meningkatkan penyerapan energi melalui
aktivitas simpatis, yaitu leptin mengirimkan sinyal ke pusat otak, bahwa terdapat
cukup simpanan energi sehingga akan mengurangi keinginan asupan makanan.
kadar hormon ini menurun saat puasa, dan meningkat setelah beberapa hari
mengkonsumsi makanan berlebihan. Namun pada obesitas, dengan penimbunan
lemak yang tinggi maka produksi leptin tinggi pula, hal ini menimbulkan
terjadinya resistensi leptin.(Bravo et al. 2006; Ghantous et al. 2015)
Individu obesitas memiliki kadar vit D yang rendah. Hal ini di pengaruhi oleh
leptin melalui fibroblast growth factor-23 (FGF-23), yaitu polipeptida di ginjal
yang menekan sintesis vit D bentuk aktifnya 1,25(OH)2.(Noviani et al. 2015)
Pengaruh Renin-Angiotensin System (RAS) terhadap sistem sirkulasi
RAS merupakan regulator utama tekanan darah dan homeostasis cairan tubuh.
Organ target angiotensin diantaranya otak, sumsum tulang, epididimis, badan
karotis, liver, pankreas, dan jaringan lemak. Renin yang dilepaskan sel
juxtaglomerular mempunyai stimulus pelepasan yaitu perubahan tekanan perfusi
renal, pengiriman zat terlarut ke sel makula densa, dan pengaruh aktivitas saraf
simpatis (Renal Sympathetic Nerves Activity/RSNA).(Barnes & McDougal 2014)
Seseorang dikatakan obesitas, bila memiliki rentang Indeks Masa Tubuh (IMT)
>30,0. Penimbunan lemak yang berlangsung lama meningkatkan produksi Leptin,
yang pada akhirnya menimbulkan resistensi leptin itu sendiri. Dalam keadaan
normal leptin menurunkan asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran
energi. Karena Resistensi leptin ini menimbulkan efek yang berlawanan dengan
efek normalnya. Kadar leptin yang tinggi meningkatkan aktivitas RSNA, sehingga
meningkatkan aktivitas RAS ginjal. Kadar vit D yang rendah pada obesitas juga
meningkatkan stimulus RAS. RAS akan di ubah menjadi ANG II melibatkan
ACE, ANG II merupakan vasokonstriktor kuat. Efek ANG II terhadap jaringan
tergantung tipe reseptor yang diterima. Reseptor tipe AT1R menyebabkan
vasokonstriksi, antinatriuresis, proliferasi sel, pelepasan aldosteron dll. Sedangkan
reseptor tipe AT2R menyebabkan efek berlawanan dengan AT1R. Pelepasan
aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium sehingga meningkatkan volume
darah dan tekanan darah. Dengan tekanan darah yang tinggi, maka mekanisme
natriuresis terganggu, yaitu ginjal mensekresikan garam dan air dengan tekanan
yang lebih tinggi dari keadaan normal.
Ucapan Terimakasih
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penugasan referat ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Referat ini dibuat berdasarkan ilmu yang diperoleh dari berbagai sumber ilmu
pengetahuan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis sampaikan
terimakasih kepada:
Yth. Dr. Fajar Alfa Saputra, selaku tutor pembimbing dalam mengarahkan
jalannya penugasan.
Dan Rekan-rekan FK UII 2014, khususnya kelompok tutorial 7 yang telah
membantu dalam berbagai hal.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan referat ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan agar lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, M.J. & McDougal, D.H., 2014. Leptin into the rostral ventral lateral
medulla (RVLM) augments renal sympathetic nerve activity and blood
pressure, Available at:
http://journal.frontiersin.org/article/10.3389/fnins.2014.00232/abstract.
Bravo, P.E. et al., 2006. Leptin and hypertension in obesity. Vascular Health and
Risk Management, 2(2), pp.163–169.
Le, T.H. et al., 2013. The Renin–Angiotensin System. Seldin and Giebisch’s The
Kidney, pp.427–450. Available at:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/B978012381462300015X.
Mawi, M., 2001. Indeks massa tubuh sebagai determinan penyakit jantung
koroner pada orang dewasa berusia di atas 35 tahun. , 23(3), pp.87–92.
Mph, A.A., 2010. Tubuh sehat ideal dari segi kesehatan. Seminar, pp.1–7.
Noviani, E., Prasetyo, D. & Setiabudiawan, B., 2015. +xexqjdq .dgdu 9lwdplq ’
ghqjdq $qdn $wrsl gdq 2ehvlwdv. , 16(5), pp.342–346.
Umboh, A., Hubungan obesitas dengan profil tekanan darah pada anak usia 10-12
tahun di kota manado 1. , pp.147–153.