PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sel merupakan unit dasar kehidupan. ada makhluk hidup yang hanya terdiri
dari sel tunggal seperti bakteri ada juga makhluk hidup lain yang multisel seperti
manusia memiliki 30 triliun sel yang diorganisasikan ke dalam jaringan (Bolsover et
al, 2004). Untuk sel tunggal ada yang hidup secara invidu atau terisolasi ada yang
hidup secara berkoloni Lodish et al, 2013). Sel uniselular atau multiselular memiliki
ciri-ciri makhluk hidup seperti mengalami metabilisme, pertumbuhan, perkembangan
juga berkembangbiak (Böhmer et al, 2010).
Secara umum sel tersusun atas nucleus, sitoplasma dan membrane sitoplasma.
Namun, ada beberapa sel yang memiliki perbedaan dalam hal organela penyusunnya.
Hal ini bergantung pada jenis selnya (Böhmer et al, 2010). Berdasarkan nucleus dan
struktur penyusun lainnya, maka sel dapat dibedakan menjadi 2 yakni sel prokariotik
dan eukariotik. Sel prokariotik memiliki satu DNA sirkular yang tidak dapat
dipisahkan dari sitoplasma dan membrane. Sedangkan sel eukariotik memiliki
nukleus yang dipisahkan dari sitoplasma (Böhmer et al., 2010).
Antara sel eukariotik yang memiliki perbedaan paling terlihat ada apda sel
hewan dan tumbuhan. Sel tumbuhan tersebut tertutup oleh dinding sel sehingga
memberi bentuk pada sel. Sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel
sehingga selnya lebih fleksibel,. Sel tumbuhan sering mengandung lebih dari satu
vakuola yang pada akhirnya menempati 75% dari volume sel (Bolsover et al., 2004).
Sel tersidi atas 90% cairan yang disebut dengan sitoplasma. Sitoplasma
tersebut tersusun atas beberapa elemen dan molekul. Elemen penyunnya terdiri atas
59% hydrogen, 24% oksigen, 11% karbon, 4% nitrogen dan 2% elemen lain seperti
fosfor, sulfur dan lainnya. Sedangkan molekul penyusunnya terdiri atas 50% protein,
15% asam nukleat, 15% karbohidrat, 10% lemak dan 10% yang lain (Bolsover et al,
2004).
Perkembangan ilmu juga mempengaruhi pengetahuan yang saat ini dimiliki.
Salah satunya perkembangan dalam mengamati sel. Kehidupan di dalam sel saat ini
diketahui bahwa dipengaruhi oleh konsep kimia dan fisika. Konsep kimia dan fisika
ini yang harus diketahui seperti apa dan bagimana dapat mempengaruhi sel
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan lata belakang rumusan masalah penulisan makalah ini ialah.
1. Bagaimanakah sel di dalam kehidupan?
2. Bagaimanakah Aktivitas Sel pada proses hidup di dalam sel?
3. Bagaimanakah konsep kimia pada proses hidup di dalam sel?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ialah.
1. Untuk mengetahui sel di dalam kehidupan
2. Untuk mengetahui konsep aktivitas pada proses hidup di dalam sel
3. Untuk mengetahui konsep kimia pada proses hidup di dalam sel
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sel
Sel merupakan unit dasar kehidupan. ada makhluk hidup yang hanya terdiri
dari sel tunggal seperti bakteri ada juga makhluk hidup lain yang multisel seperti
manusia memiliki 30 triliun sel yang diorganisasikan ke dalam jaringan (Bolsover et
al, 2004). Untuk sel tunggal ada yang hidup secara invidu atau terisolasi ada yang
hidup secara berkoloni (Lodish et al, 2013). Sel uniselular atau multiselular memiliki
ciri-ciri makhluk hidup seperti mengalami metabilisme, pertumbuhan, perkembangan
juga berkembangbiak (Böhmer et al, 2010).
2. Molekul Sel
Sebagian besar isi sel adalah molekul sederhana (misalnya gula sederhana,
asam amino, vitamin) dan ion-ion (seperti natrium, klorida, dan ion kalsium). Tempat
dan konsentrasi molekul sederhana dan ion-ion ini dalam sel dikendalikan oleh
banyaknya protein yang dimasukkan ke dalam membrane sel. Membrane sel
membaewa dan menyalurkan molekul dan ion keluar masuk sel dan organelanya.
Salah satu molekul yang terkenal adalah adenosine tripospat (ATP), yang
menyimpan energy kimia dalam dua ikatan. Sel memecah molekul makanan untuk
diubah menjadi energy dan ATP. Sebagai tambahan, tumbuhan dan beberapa
organisme mampu membuat energy dari sinar matahari untuk membuat ATP yang
disebut fotosintesis.
Sel menghasilkan tiga polimer besar yang biasa disebut makromolekul.
Makromolekul tersebut antara lain polisakarida, protein dan asam nukleat. Sebagai
contoh, gula adalah monomer yang digunakan untuk membentuk polisakarida.
Makromolekul tersebut merupakan komponen penting untuk dinding sel tumbuhan
dan kerangka serangga.
Struktur protein yang beragam memungkinkan untuk memiliki beberapa
fungsi. Protein dapat berfungsi sebagai struktur komponen sel. Ada 20 jenis asam
amino pembentuk protein. Bebrapa protein membawa materi genetic yang disebut
deoksiribonuklueat (DNA). Ada 4 jenis nukleotida yang jika bersama-sama akan
membentuk untaian DNA. Sel menggunakan dua proses ntuk mengubah ikode
informasi DNA menjadi protein yakni prose transkripsi dan proses translasi.
Kesalahan sesekali terjadi secara spontan selama replikasi DNA, menyebabkan
perubahan dalam urutan nukleotida. Perubahan, atau mutasi tersebut, juga dapat
timbul dari radiasi yang menyebabkan kerusakan pada rantai nukleotida atau dari
racun kimia seperti mutasi.
3. Tugas Sel
Sebagian besar sifat struktural dan fungsional sel tergantung pada protein. Jadi
supaya sel bekerja dengan baik, banyak protein yang menyusun berbagai bagian
harus dibawa dari tempat protein dibuat ke tempat yang tepat. Beberapa protein
dibuat di ribosom. Protein dikeluarkan dari sel dan sebagian besar dikeluarkan dari
protein membrane. Hal ini membuat ribosom berkerjasama sengan reticulum
endoplasma. Rantai protein dibuat di reticulum endoplasma kemudian dipindah ke
apparatus golgi. Kemudian dimodifikasi sebelum ke tujuan terakhir.
Sel berkomunikasi dengan mengirimkan sinyal yang bisa diterima dan
diterjemahkan oleh sel yang lain. Kemudian sel dengan memiliki protein reseptor
mampu mendeteksi sinyal untuk mentrasnmisikannya ke dalam sel untuk
memberikan respon. Respon paling cepat terhadap sinyal biasanya melibatkan
perubahan tempat atau aktifitas protein sebelumnya. Kemampuan sel untuk
mengirim dan merespon sinyal sangat dibutuhkan untuk perkembangan.
B. Aktivitas Sel
Pada dasarnya, setiap sel hanyalah kompartemen yang di dalamnya bersifat
cair, dan dibatasi dari lingkungan luar oleh membran sel (membran plasma).
Membran plasma berfungsi untuk mencegah keluar masuknya molekul secara bebas.
Membran plasma dan membran seluler lain tersusun oleh dua lapisan molekul
fosfolipid. Molekul bipartite yang memiliki ujung hidrofilik dan ujung hidrofobik.
Ujung hidrofilik mengarah keluar dan ujung hidrofobik mengarah ke bagian dalam
sel.
Beberapa lipid lain seperti kolesterol, dan beberapa jenis protein termasuk
komponen kerangka fosfolipid. Molekul lipid dan beberapa protein dapat
mengambang di bidang membran, memberikan karakter pada cairan membran.
Fluiditas ini memungkinkan sel untuk berubah bentuk dan bahkan bergerak. Namun,
perlekatan beberapa protein membran ke molekul lain di dalam atau di luar sel
membatasi gerakan sel. Seluruh kompartemen sel sebagai pabrik yang didedikasikan
untuk mempertahankan kesejahteraan sel. Banyak aktivitas seluler dilakukan secara
molekuler, beberapa ditempatkan di sitosol dan beberapa di organel sel.